Anda di halaman 1dari 10

RESUME RPS MINGGU KE-7

KONSUMSI MASYARAKAT INDONESIA


Dosen Pembimbing: Dra. Hj.Sri Hartini, M.M.

Disusun Oleh:
1. Tasya Nur Haliza_022120007
2. Putri Komariah_022120008
3. Elsya Pricilla_022120009

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
A. Pengertian Konsumsi

Konsumsi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menghabiskan
nilai guna. Di samping itu tindakan ini juga untuk memenuhi kebutuhan baik individu
atau  bersamaan. Orang yang melakukan kegiatan konsumsi dapat disebut sebagai
seorang konsumen.

Konsumsi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia dengan menggunakan
serta mengurangi daya guna dari suatu barang maupun jasa yang memiliki tujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup serta kepunahan manusia baik secara perlahan atau
sekaligus. 

B. Tujuan Konsumsi

Tujuan konsumsi yang paling utama adalah memenuhi kebutuhan manusia. Tujuan
konsumsi dalam teori ekonomi konvensional adalah mencari kepuasan (utility) tertinggi.
Konsumen adalah salah satu unit pengambil keputusan dalam ekonomi yang bertujuan
untuk memaksimumkan keputusan dari berbagai barang atau jasa yang dikonsumsi.

Konsumsi adalah awal dari semua aktivitas ekonomi manusia. Jika seseorang
menginginkan sesuatu, ia akan melakukan tindakan untuk memuaskan keinginan
tersebut. Hasil dari upaya tersebut adalah konsumsi, yang juga berarti terpenuhinya
keinginan manusia.

C. Contoh kegiatan Konsumsi dalam sehari-hari

kegiatan konsumsi dapat dilakukan oleh siapa saja, tanpa terbatas gender, usia, maupun
status sosial dan jumlah kekayaan. Berikut adalah beberapa contoh aktivitas konsumsi
atau pemanfaatan barang dan jasa yang sering dilakukan oleh banyak orang.
 Seseorang yang membeli daging ayam untuk digunakan sebagai bahan sup atau
kari.
 Seorang ibu yang membelikan baju lebaran untuk keluarganya menjelang hari
raya.
 Seorang siswa yang membeli sepatu untuk digunakan saat sekolah.
 Seorang pria yang datang ke tukang cukur rambut ketika rambutnya dirasa telah
gondrong.
 Seorang karyawan yang memesan layanan transportasi online untuk berangkat
bekerja.

D. Fungsi Konsumsi

1. Menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang sekaligus


Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan
jasa secara sekaligus adalah barang-barang yang habis pakai atau tidak barang-barang
yang tidak dapat bertahan lama. Yaitu seperti makanan dan minuman. Karena jika
tidak dihabiskan dalam waktu sekaligus, maka bahan-bahan tersebut akan rusak, basi,
dan kadaluarsa sehingga tidak memiliki nilai guna lagi.
2. Mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara bertahap
Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan
jasa secara bertahap adalah misalnya penggunaan barang yang tidak habis dalam
jangka waktu singkat. Yaitu seperti mobil, motor, pakaian, furniture rumah tangga
seperti meja, kursi, lemari, dan sebagainya. Untuk mengurangi nilai guna barang-
barang tersebut memerlukan waktu yang cukup lama dan bertahap.
3. Pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani
Adanya tujuan utama dalam sebuah kegiatan pada konsumsi manusia adalah untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan mental mereka. Kebutuhan fisik seperti minum atau
makan, olahraga dan lainnya. Sambil melakukan kebutuhan spiritual seperti hiburan,
membaca, ibadah, buku dan lain sebagainya.
Hal ini dikarenakan dengan memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani kita, beban
yang ada di tubuh serta pikiran kita akan lebih diringankan. Dalam buku Apotek
Rabbani: Kiat Sehat Jasmani & Rohani ini akan dijelaskan mengenai kiat-kiat dari
Al-Qur’an dalam mengobati hati dan jasmani.
4. Memuaskan kebutuhan secara fisik
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik, seperti seseorang yang membeli
produk pelangsing agar tubuh tetap langsing dan ideal, atau mengonsumsi obat-
obatan sebagai dalam sebuah kecantikan, dan dapat membeli pakaian bagus untuk
terlihat cantik dan elegan hingga untuk memenuhi kebutuhan fisik dengan cara
langsung.
5. Mendukung aktivitas produksi
Keinginan manusia untuk mengkonsumsi produk barang dan jasa tertentu dapat
mendorong terjadinya aktivitas produksi. Kedua aktivitas ini akan saling
menguntungkan seluruh pihak yang terlibat, yakni pihak yang memproduksi dan
menginginkan keuntungan serta pihak yang mengkonsumsi dan menginginkan
kepuasan.
6. Membantu menyesuaikan rumusan tariff upah minimum untuk pekerja
Aktivitas konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat digunakan pemerintah sebagai
tolok ukur untuk menyesuaikan rumusan tarif upah minimum. Selain itu, aktivitas ini
juga bisa dijadikan acuan penentuan tarif pajak serta rasio anggaran belanja negara.
7. Sebagai titik awal dan akhir kegiatan ekonomi
Perilaku konsumsi masyarakat juga menempati posisi penting dalam kegiatan
ekonomi karena berperan sebagai titik awal sekaligus titik akhir kegiatan tersebut.
Seseorang yang menginginkan ponsel baru, misalnya, akan membeli ponsel tersebut
dan memulai suatu transaksi dalam kegiatan ekonomi. Setelah ponsel dimiliki dan
keinginannya terpenuhi, kegiatan ekonomi pun otomatis berakhir pada titik itu.

E. Dampak Positif dari perilaku konsumsi

Ada tiga aspek positif dari perilaku konsumsi, berikut ketiga aspeknya.
 Dapat menjaga keberlangsungan siklus ekonomi bagi konsumen serta produsen.
 Perilaku konsumsi dapat menyebabkan kegiatan ekonomi atau perekonomian
menjadi lebih maju.
 Perilaku konsumsi membuat arus perputaran barang serta jasa menjadi lebih cepat
sebagai konsekuensi atas tindakan dari konsumsi yang berkelanjutan.

F. Dampak negative dari perilaku konsumsi

Seperti yang Anda ketahui, perilaku konsumsi juga memiliki aspek negatif, berikut tiga
aspek negatif dari perilaku konsumsi yang telah penulis rangkum.
 Sikap konsumtif maupun perilaku konsumsi dapat menyebabkan seorang individu
menjadi tidak hemat atau boros.
 Sifat tidak hemat atau boros tersebut menyebabkan seorang individu dapat
terjebak hutang piutang.
 Perilaku konsumsi dapat menurunkan minat atau motivasi seseorang untuk
menabung, sehingga mengakibatkan sumber dana investasi pada bank menurun.

G. Faktor Penentu Tingkat Konsumi Nasional

1. Faktor Demografi
 Jumlah Penduduk
Faktor demografi pertama yang menentukan tingkat konsumsi nasional adalah
jumlah penduduk. Semakin banyak penduduk suatu negara, maka akan
semakin tinggi tingkat konsumsinya. Hal tersebut dikarenakan semakin
banyak orang yag harus dipenuhi kebutuhannya.
 Komposisi Penduduk
Semakin banyak penduduk dalam usia produktif, maka akan semakin tinggi
tingkat konsumsi nasional. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan
semakin tinggi tingkat konsumsinya. Dan semakin banyak penduduk yang
tinggal dikota daripada di desa, maka akan semakin tinggi juga tingkat
konsumsinya.

2. Faktor Ekonomi
 Pendapatan
kekayaan rumah tangga adalah kekayaan riil seperti rumah, tanah, dan mobil,
juga kekayaan finansial seperti deposito dan saham. Kekayaan tersebut dapat
menambah pendapatan dan secara otomatis juga meningkatkan konsumsi
pemiliknya.
 Jumlah barang tahan lama dimasyarakat
Jumlah barang tahan lama (durable goods) dalam masyarakat juga menjadi
faktor penentu tingkat konsumsi nasional. Contoh barang tahan lama adalah
kendaraan bermotor. Semakin banyak penduduk menggunakan kendaraan
bermotor, maka akan semakin besar konsumsi bahan bakar, suku cadang, dan
perawatan kendaraan yang dikeluarkan.
 Bijakan moneter
kebijakan moneter (tingkat suku bunga, inflasi, kredit, dan sebagainya)
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan ekonomi.
Misalnya, suku bunga yang tinggi dan inflasi akibat kebijakan moneter akan
menurunkan tingkat konsumsi nasional.
 Prakiraan tentang masa depan
Semakin baik prakiraan masa depan seseorang, maka akan semakin besar
konsumsi yang dikeluarkannya. Misalnya, seseorang memutuskan untuk
melakukan cicilan rumah karena memperkirakan akan tetap bekerja selama
sepuluh tahun ke depan. Atau seseorang yang berhemat (mengurangi
konsumsi) karena kontrak kerjanya dengan perusahaan akan habis dan belum
mendapatkan pekerjaancadangan.

3. Faktor Non-Ekonomi
 Faktor non ekonomi yang menentukan tingkat konsumsi nasional adalah
sosial dan budaya masyarakat. Kebiasaan berbelanja, budaya dalam
masyarakat, hingga pergaulan sosial menentukan seberapa besar tingkat
konsumsi seseorang.

H. Rata-rata Pengeluaran konsumsi Bulanan Masyarakat Indonesia (2017-2021)


Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2021 penduduk Indonesia rata-rata
menghabiskan Rp1,26 juta per bulan untuk konsumsi.

Nilai itu bertambah sekitar Rp38.905 atau naik 3,17% dari tahun 2020, yang rata-ratanya
Rp1,22 juta per bulan.

Pengeluaran konsumsi bulanan pada 2021 bahkan meningkat 22% jika dibanding tahun
2017, yang rata-ratanya masih Rp1,03 juta per bulan.

Menurut BPS, hal ini mengindikasikan adanya peningkatan biaya kebutuhan hidup
masyarakat selama masa pandemi Covid-19.

Jika dirinci berdasarkan pos pengeluarannya, pada 2021 rata-rata penduduk Indonesia
menghabiskan Rp622,8 ribu per bulan untuk konsumsi makanan, kemudian Rp641,7 ribu
untuk konsumsi non-makanan.

Berdasarkan wilayah tempat tinggal, rata-rata pengeluaran konsumsi penduduk di


perkotaan sebesar Rp1,48 juta per bulan. Lebih besar daripada penduduk di perdesaan
yang rata-rata konsumsinya Rp971,4 ribu per bulan.
BPS juga mencatat pengeluaran konsumsi rumah tangga memberi kontribusi signifikan
bagi perekonomian nasional, yakni sebesar 54,42% pada 2021.

I. Marginal Propensity to Consume (MPC)

Konsumsi dipengaruhi utamanya oleh besarnya pendapatan. Hubungan pendapatan dan


konsumsi dijelaskan dalam konsep marginal propensity to consume (MPC) dan average
propensity to consume (APC).

Pengertian MPC adalah perbandingan pertambahan konsumsi terhadap pertambahan


pendapatan disposabel. Marginal propensity to consume (MPC) menggambarkan
seberapa besar kecondongan perubahan konsumsi akibat dari adanya perubahan
pendapatan. Sederhananya, MPC merupakan kecondongan marginal dalam konsumsi.
Dari pemahaman ini, MPC dapat dirumuskan sebagai berikut:

MPC = ΔC / ΔYd

Dimana:

MPC      : Marginal propensity to consume

ΔC           : perubahan konsumsi

Untuk dapat memahami konsep marginal propensity to consume (MPC) lebih mendalam,
perhatikanlah contoh ilustrasi perhitungan MPC dalam tabel berikut:

No Yd C S MPC APC MPS APS


1 0 600,000 -600,000
2 500,000 900,000 -400,000 0.60 1.80 0.40 -0.80
3 1,000,000 1,200,000 -200,000 0.60 1.20 0.40 -0.20
4 1,500,000 1,500,000 0 0.60 1.00 0.40 0.00
5 2,000,000 1,800,000 200,000 0.60 0.90 0.40 0.10
6 2,500,000 2,100,000 400,000 0.60 0.84 0.40 0.16
7 3,000,000 2,350,000 650,000 0.50 0.78 0.50 0.22
8 3,500,000 2,550,000 950,000 0.40 0.73 0.60 0.27
9 4,000,000 2,700,000 1,300,000 0.30 0.68 0.70 0.33
10 4,500,000 2,800,000 1,700,000 0.20 0.62 0.80 0.38
Pada tabel diatas telah ada nilai MPC yang ditampilkan dalam tabel. Bagaimana angka
tersebut bisa didapatkan? Untuk contoh, kita akan mulai dengan mencoba menghitungnya
secara manual. Kita ambil contoh menghitung nilai MPC yang tertera pada baris no 4:

 Menghitung nilai ΔC

ΔC =  C4– C3

ΔC =  1.500.000 – 1.200.000 = 300.000

(angka 4 sebagai tanda no baris ke 4, sedangkan 3 tanda baris ke 3)

 Menghitung nilai ΔYd

ΔYd = Yd4 – Yd3

ΔYd = 1.500.000 – 1.000.000 = 500.000

 Menghitung nilai MPC

MPC = ΔC / ΔYd

MPC = 300.000 / 500.000

MPC = 0,6

Nilai marginal propensity to consume (MPC) yaitu berkisar antara 0 dan 1. Ketika MPC
bernilai 0 berarti tidak ada perubahan konsumsi meskipun pendapatan berubah.
Sebaliknya apabila MPC bernilai 1 berarti seluruh kenaikan pendapatan yang diterima
digunakan untuk menaikkan konsumsi sebesar perubahan pendapatan tersebut. Pada
contoh perhitungan diatas, diperoleh nilai MPC yaitu sebesar 0,6. Hal tersebut berarti
bahwa pada kenaikan pendapatan sebesar 500.000, maka sebanyak 300.000 digunakan
sebagai tambahan konsumsi.

J. Average Propensity to Consume (APC)

Average Propensity to Consume (APC) menggambarkan tingkat konsumsi rata-rata.


Dimana tingkat konsumsi dibandingkan terhadap tingkat pendapatan disposabel.
Sehingga Average Propensity to Consume (APC) dapat dirumuskan dengan:

APC = C / Yd
Dengan menggunakan rumus tersebut, hasil perhitungan nilai APC Nampak seperti hasil
pada tabel diatas. Misalkan seperti pada baris keempat bahwa konsumsinya sebesar
1.500.000, dan pendapatan disposabel yang diperoleh juga sebesar 1.500.000 sehingga
nilai APC nya yaitu sebesar 1.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-konsumsi/
https://hot.liputan6.com/read/4656592/tujuan-konsumsi-dalam-ekonomi-ketahui-fungsi-dan-
faktor-yang-memengaruhinya
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/21/berapa-rata-rata-pengeluaran-konsumsi-
masyarakat-tiap-bulan#:~:text=Menurut%20data%20Badan%20Pusat
%20Statistik,Rp1%2C22%20juta%20per%20bulan.
https://studiekonomi.com/ekonomi/makro/mpc-mps-apc-aps/

Anda mungkin juga menyukai