Anda di halaman 1dari 11

Konsumsi Sebagai Kegiatan Ekonomi: Pengertian, Tujuan dan Faktornya

Salah satu faktor dalam kegiatan ekonomi adalah konsumsi. Kegiatan ekonomi
merupakan segala aktivitas (usaha) yang dilakukan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya untuk mencapai kemakmuran.
Konsumsi merupakan salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan konsumen dalam
kegiatan ekonomi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsumsi
adalah pemakaian barang hasil produksi (bahan pakaian, makanan, dan
sebagainya). Selain itu, konsumsi juga dapat diartikan sebagai barang-barang yang
langsung memenuhi keperluan kita (konsumen).

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konsumsi


Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kegiatan ekonomi
konsumsi. Faktor-faktor tersebut, dapat muncul dari lingkup internal dan eksternal
perilaku konsumsi.
1. Faktor Internal,
Faktor internal adalah berbagai keadaan yang berasal dari dalam kegiatan
konsumsi dan memiliki potensi untuk meningkatkan atau mengurangi kegiatan
ekonomi tersebut. Beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku
konsumsi dalam kegiatan ekonomi sebagai berikut:
1. Pendapatan Pendapatan merupakan penghasilan yang dimiliki oleh konsumen
setelah melakukan aktivitas entitas normal. Pendapatan setiap orang beragam
bergantung kepada pekerjaan atau usaha yang dilakukan. Semakin besar
pendapatan seseorang, maka jumlah kebutuhan (konsumsi) yang dilakukan
cenderung lebih banyak. Sebaliknya, orang-orang yang mempunyai pendapat
lebih kecil akan melakukan kegiatan konsumsi lebih minim dan cenderung
lebih mengutamakan kebutuhan pokok.
2. Kebiasaan Konsumen Konsumen yang memiliki kecenderungan membeli
barang yang tidak dibutuhkan, maka akan meningkatkan perilaku konsumtif
di pasar.
3. Selera Selera dalam memenuhi kebutuhan pada setiap konsumen berbeda-
beda. Sehingga, akan mempengaruhi tingkat konsumsi setiap individu.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dapat dipahami dengan segala kondisi yang berasal dari luar
kegiatan konsumsi dan mempunyai imbas sebagai pendorong ataupun
pengganggu proses kegiatan ekonomi terkait. Beberapa faktor eksternal yang
dapat mempengaruhi perilaku konsumsi dalam kegiatan ekonomi sebagai berikut:
1. Adat Istiadat, Acara adat pada setiap daerah akan membutuhkan barang-
barang tertentu, sehingga meningkatkan perilaku konsumsi yang beragama.
2. Harga Barang dan Jasa Apabila harga dan jasa meningkat, maka konsumen
yang melakukan perilaku konsumsi akan lebih rendah. Namun, jika harga
barang mengalami penurunan, maka permintaan akan barang menjadi naik.
Hal tersebut tidak berlaku pada kebutuhan pokok. Dalam harga yang naik
maupun turun, perilaku konsumsi akan tetap dilakukan pada barang yang
bersifat kebutuhan pokok.
3. Barang Subsitusi Pada keadaan suatu harga barang yang melambung tinggi,
maka konsumen akan cenderung menggunakan barang-barang subsitusi
(pengganti) yang lebih terjangkau (murah).
4. Keadaan Alam Keadaan suatu lingkungan mempengaruhi kebutuhan akan
benda konsumsi yang berbeda-beda. Sehingga mempengaruhi jenis barang
dan jasa yang dibutuhkan konsumen.

Pengertian Konsumsi Menurut Para Ahli


Agar lebih memahami apa arti konsumsi, berikut ini pengertian konsumsi menurut
pendapat para ahli:
Menurut T. Gilarso (2003)
Pengertian Konsumsi adalah titik pangkal dan tujuan akhir dari seluruh kegiatan
ekonomi masyarakat.

Menurut Gregory Mankiw (2007)


Pengertian konsumsi adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga.
Yang dimaksud dengan barang adalah barang rumah tangga yang sifatnya tahan
lama meliputi, perlengkapan, kendaraan, dan barang yang tidak tahan lama,
contohnya makanan dan pakaian. Pembelanjaan jasa yang dimaksud adalah
barang yang tidak berwujud konkret, contohnya pendidikan.

Kamus Besar Ekonomi (KBBI)


Menurut Kamus Besar Ekonomi (KBBI), arti kata konsumsi adalah tindakan
manusia untuk menghabiskan atau mengurangi kegunaan (utility) suatu benda
baik secara langsung atau tidak langsung – pada pemuasan terakhir dari
kebutuhannya.

Samuelson dan Nordhaus (2001)


Konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan guna memenuhi pembelian barang
dan jasa untuk mendapatkan kepuasan maupun untuk memenuhi kebutuhannya.
Konsumsi digolongkan menjadi dua yakni konsumsi rutin dan konsumsi yang
sifatnya sementara. Konsumsi yang sifatnya rutin memiliki arti sebagai
pengeluaran yang dilakukan untuk pembelian barang maupun jasa secara berulang
ulang selama bertahun – tahun. Sedangkan arti konsumsi sifatnya sementara
adalah setiap tambahan yang sifatnya tidak terduga dalam konsumsi rutin.
Menurut Muhamad Abdul Halim
Konsumsi adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup pengeluaran
yang dilakukan oleh rumah tangga untuk mendapatkan barang dan jasa sebagai
kebutuhan hidup sehari-hari dalam suatu periode tertentu.

Sementara itu, pengertian konsumsi dalam ilmu ekonomi merupakan penggunaan


barang dan jasa oleh rumah tangga. Studi tentang perilaku konsumsi memainkan
peran sentral dalam ekonomi makro dan ekonomi mikro. Konsumsi adalah satu-
satunya tujuan dari semua produksi. Ini membuat tujuan konsumsi sangat
memengaruhi seluruh kegiatan ekonomi.

Tujuan konsumsi lainnya diantaranya:


1. Menghabiskan atau Mengurangi nilai Guna Suatu Barang Sekaligus
Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang
dan jasa secara sekaligus adalah barang-barang yang habis pakai atau tidak
barang-barang yang tidak dapat bertahan lama. Yaitu seperti makanan dan
minuman. Karena jika tidak dihabiskan dalam waktu sekaligus, maka bahan-
bahan tersebut akan rusak, basi, dan kadaluarsa sehingga tidak memiliki nilai guna
lagi.
2. Mengurangi Nilai Guna Suatu Barang dan Jasa Secara Bertahap
Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang
dan jasa secara bertahap adalah misalnya penggunaan barang yang tidak habis
dalam jangka waktu singkat. Yaitu seperti mobil, motor, pakaian, furniture rumah
tangga seperti meja, kursi, lemari, dan sebagainya. Untuk mengurangi nilai guna
barang-barang tersebut memerlukan waktu yang cukup lama dan bertahap.
3. Pemenuhan Kebutuhan Jasmani dan Rohani
Adanya tujuan utama dalam sebuah kegiatan pada konsumsi manusia adalah
untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental mereka. Kebutuhan fisik seperti
minum atau makan, olahraga dan lainnya. Sambil melakukan kebutuhan spiritual
seperti hiburan, membaca, ibadah, buku dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan
dengan memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani kita, beban yang ada di tubuh
serta pikiran kita akan lebih diringankan. Dalam buku Apotek Rabbani: Kiat Sehat
Jasmani & Rohani ini akan dijelaskan mengenai kiat-kiat dari Al-Qur’an dalam
mengobati hati dan jasmani.
4. Memuaskan Kebutuhan Secara Fisik
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik, seperti seseorang yang
membeli produk pelangsing agar tubuh tetap langsing dan ideal, atau
mengonsumsi obat-obatan sebagai dalam sebuah kecantikan, dan dapat membeli
pakaian bagus untuk terlihat cantik dan elegan hingga untuk memenuhi kebutuhan
fisik dengan cara langsung. Oleh sebab itu, kebutuhan fisik merupakan suatu hal
yang penting bagi manusia.
5. Mendukung Aktivitas Produksi
Keinginan manusia untuk mengkonsumsi produk barang dan jasa tertentu dapat
mendorong terjadinya aktivitas produksi. Kedua aktivitas ini akan saling
menguntungkan seluruh pihak yang terlibat, yakni pihak yang memproduksi dan
menginginkan keuntungan serta pihak yang mengkonsumsi dan menginginkan
kepuasan.
6. Membantu Menyesuaikan Rumusan Tarif Upah Minimum untuk Pekerja
Aktivitas konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat digunakan pemerintah
sebagai tolok ukur untuk menyesuaikan rumusan tarif upah minimum. Selain itu,
aktivitas ini juga bisa dijadikan acuan penentuan tarif pajak serta rasio anggaran
belanja negara.
7. Sebagai Titik Awal dan Akhir Kegiatan Ekonomi
Perilaku konsumsi masyarakat juga menempati posisi penting dalam kegiatan
ekonomi karena berperan sebagai titik awal sekaligus titik akhir kegiatan tersebut.
Seseorang yang menginginkan ponsel baru, misalnya, akan membeli ponsel
tersebut dan memulai suatu transaksi dalam kegiatan ekonomi. Setelah ponsel
dimiliki dan keinginannya terpenuhi, kegiatan ekonomi pun otomatis berakhir
pada titik itu.

Tujuan konsumsi yang paling utama tentunya adalah untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Tujuan konsumsi dalam teori ekonomi konvensional adalah mencari
kepuasan (utility) tertinggi. Konsumen adalah salah satu unit pengambil
keputusan dalam ekonomi yang bertujuan untuk memaksimumkan keputusan dari
berbagai barang atau jasa yang dikonsumsi.
Pengertian konsumsi adalah awal dari semua aktivitas ekonomi manusia. Jika
seseorang menginginkan sesuatu, ia akan melakukan tindakan untuk memuaskan
keinginan tersebut. Hasil dari upaya tersebut adalah konsumsi, yang juga berarti
terpenuhinya keinginan manusia.
Menurut Tim Jackson, ada beberapa fungsi konsumsi, di antaranya adalah:
1. Pemenuhan kebutuhan dasar, Konsumsi berfungsi untuk memenuhi
serangkaian kebutuhan bahan dasar yang terbatas. Ini terutama mencakup
kebutuhan akan makanan dan tempat tinggal yang memadai.
2. Kesejahteraan/kebahagiaan, Konsumsi seharusnya menghasilkan peningkatan
kesejahteraan dengan membuat segalanya lebih mudah dan lebih nyaman.
Misalnya, mobil memberi manusia mobilitas yang lebih besar. Selanjutnya
manusia akan mengonsumsi barang atau jasa tertentu untuk kesenangan.
3. Daya tarik/afeksi, Orang merasa perlu untuk diidamkan. Ini adalah masalah
persaingan sosial dan seksual, perhatian dan kasih sayang. Dalam masyarakat
konsumen, kebutuhan ini dipenuhi dengan mengonsumsi barang-barang
tertentu. Misalnya, mobil mewah dan mahal membuat pemiliknya menarik,
atau parfum atau sabun mandi tertentu membuat orang lebih menarik.
4. Identitas, Perilaku manusia sebagai konsumen terkait erat dengan identitas
pribadi dan kolektif. Manusia adalah apa yang ia miliki. Barang konsumsi
tertentu memainkan peran utama dalam proses pembentukan identitas seperti
pakaian, musik atau makanan. Orang-orang memakai mode terbaru untuk
mengidentifikasi dengan kelompok sosial tertentu, untuk memposisikan diri
di dalamnya, untuk membedakan diri dari kelompok lain dan untuk
menunjukkan cita-cita yang mereka pegang. Manusia juga mengonsumsi
untuk berkomunikasi. Produk yang dikonsumsi seringkali memiliki arti
simbolis bagi penggunanya. Misalnya membeli produk organik
melambangkan pencarian untuk dunia yang lebih baik.
5. Kepentingan sosial, Tujuan konsumsi dapat berfungsi untuk membatasi posisi
manusia dalam masyarakat, memberi tingkat kepentingan sosial tertentu.
Jenis konsumsi ini berfungsi untuk memposisikan konsumen dalam
hubungannya dengan orang lain, mendapatkan status tertentu dalam
masyarakat.
6. Kebiasaan, Manusia mengonsumsi hal-hal tertentu tanpa disadari, karena
kebiasaan. Manusia tidak mempertanyakan pembelian tertentu karena itu
adalah kebiasaan seumur hidup, yang mencerminkan kebiasaan orang tua atau
masyarakat pada umumnya. Ini dikenal sebagai efek penguncian: masyarakat
membuat diri mereka bergantung secara sosial dan material pada barang-
barang konsumsi tertentu.

Teori Konsumsi
Mengenali teori juga penting dipahami selain memahami pengertian konsumsi.
Berikut ini adalah beberapa teori konsumsi yang sering digunakan, yaitu:
Teori Konsumsi Siklus Hidup
Teori konsumsi siklus hidup merupakan teori konsumsi yang dikembangkan oleh
Franco Madigliani, Albert Ando, dan Richard Blumberg yang dikemukakan pada
tahun 1950. Teori ini berpendapat bahwa kegiatan ekonomi adalah kegiatan
seumur hidup. Menurut teori siklus hidup, faktor sosial ekonomi seseorang atau
rumah tangga sangat mempengaruhi pola konsumsi orangatau rumah tangga
tersebut.

Teori Pendapatan Permanen


Teori pendapatan permanen meyakini bahwa pendapatan yang mempengaruhi
tingkat konsumsi. Perbedaannya terletak pada pernyataan yang menyatakan
bahwa tingkat konsumsi mempunyai hubungan proporsional dengan pendapatan
permanen. Pendapatan permanen ini adalah tingkat pendapatan rata-rata yang
diekspektasi/diharapkan dalam jangka panjang.

Teori Pendapatan Relatif


Teori pendapatan relatif merupakan teori yang dikembangkan oleh James
Duessenberry pada tahun 1949. Teori ini lebih memperhatikan aspek psikologis
rumah tangga dalam menghadapi perubahan pendapatan. Inti dari teori konsumsi
pendapatan relatif adalah tingkat konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan disposabel di masa yang lalu, terutama tingkat pendapatan tertinggi
yang pernah dicapai, karena pola konsumsi saat ini masih dipengaruhi pola
konsumsi yang lalu.

Teori Konsumsi Keynes


John Maynard Keynes lewat bukunya berjudul The General Theory of
Employment, Interest, and Money mengemukakan suatu teori konsumsi yang
disebut teori pendapatan absolut tentang konsumsi atau lebih dikenal dengan
hipotesis pendapatan absolut.
Teori konsumsi dari Keynes tersebut didasarkan atas dasar hukum psikologis yang
mendasar tentang konsumsi, yang mengatakan apabila pendapatan mengalami
kenaikan, maka konsumsi juga akan mengalami kenaikan, tetapi dengan jumlah
yang lebih kecil. Kecenderungan mengkonsumsi rata-rata akan semakin kecil
apabila tingkat pendapatan naik.Kecenderungan menabung rata-rata akan semakin
besar apabila pendapatan naik.

Faktor yang Memengaruhi Tingkat Konsumsi


Menurut Suparmoko dalam Pengantar Ekonomi Makro, ada sejumlah faktor tang
memengaruhi konsumsi selain pendapatan. Ini meliputi:
Selera. Konsumsi masing-masing individu berbeda meskipun individu tersebut
mempunyai umur dan pendapatan yang sama, hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan selera pada tiap individu.
Faktor sosial ekonomi. Faktor sosial ekonomi seperti umur, pendidikan, dan
keadaan keluarga juga mempunyai pengaruh terhadap pengaluaran konsumsi.
Pendapatan akan tinggi pada kelompok umur muda dan mencapai puncaknya pada
umur pertengahan dan akhirnya turun pada umur tua.
Kekayaan. Kekayaan secara eksplisit maupun implisit sering dimasukan dalam
fungsi agregat sebagai faktor yang menentukan tujuan konsumsi. Menurut
Friedman, Albert Ando dan Franco Modigliani menyatakan bahwa hasil bersih
dari suatu kekayaan merupakan faktor penting dalam menetukan konsumsi.
Keuntungan kapital. Keuntungan kapital adalah yaitu dengan naiknya hasil
bersih dari kapital akan nmendorong tambahnya konsumsi, selebihnya dengan
adanya kerugian kapital akan mengurangi tujuan konsumsi.

Tingkat bunga. Ahli-ahli ekonomi klasik menganggap bahwa konsumsi


merupakan fungsi dari tingkat bunga. Khususnya mereka percaya bahwa tingkat
bunga mendorong tabungan dan mengurangi konsumsi.
Tingkat harga. Sejauh ini dianggap konsumsi riil merupakan fungsi dari
pendapatan riil. Oleh karena itu naiknya pendapatan nominal yang disertai dengan
naiknya tingkat harga dengan proposi yang sama tidak akan merubah konsumsi
riil.

Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di
antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan
nasional. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
Fungsi konsumsi ialah : C = C + cY................(i)
Di mana C adalah konstanta atau konsumsi rumah tangga ketika pendapatan
adalah 0, c adalah kecenderungan mengkonsumsi marginal di mana 0 1, di mana
C adalah konsumsi dan Y adalah tingkat pendapatan.

Hubungan Antara Konsumsi dan Pendapatan


Keynes menekankan bahwa bagi suatu perekonomian tingkat pengeluaran
konsumsi oleh rumah tangga bervariasi secara langsung dengan tingkat
pendapatan disposable dari rumah tangga tersebut. Hubungan antara konsumsi
dan pendapatan ini dikenal dengan fungsi konsumsi dan secara umum ditulis
dengan persamaan sebagai berikut:
Y = a + b Yd (a > 0, 0
C dan Yd merupakan pengubah yang masing-masing menunjukkan konsumsi dan
pendapatan riil. Parameter a menunjukkan besarnya pengeluaran konsumsi
otonom yaitu pengeluaran yang bergantung pada tingkat pendapatan, tetapi di
pengaruhi oleh faktor-faktor di luar pendapatan, seperti ekspektasi ekonomi dari
konsumen, ketersediaan dan syarat-syarat kredit dan standar hidup yang
diharapkan.
C dan Yd merupakan pengubah yang masing-masing menunjukkan konsumsi dan
pendapatan riil. Parameter a menunjukkan besarnya pengeluaran konsumsi
otonom yaitu pengeluaran yang bergantung pada tingkat pendapatan, tetapi di
pengaruhi oleh faktor-faktor di luar pendapatan, seperti ekspektasi ekonomi dari
konsumen, ketersediaan dan syarat-syarat kredit dan standar hidup yang
diharapkan.

Ciri-ciri Barang Konsumsi


Barang-barang konsumsi adalah barang-barang yang diperlukan untuk pemenuhan
kehidupan agar konsumen mencapai tingkat kepuasan yang diinginkan. Barang-
barang kebutuhan yang termasuk ke dalam barang-barang konsumsi, memiliki
ciri-cirinya.:
1. Barang konsumsi memiliki manfaat, nilai dan volume yang jika digunakan
akan habis sekaligus atau habisnya secara berangsur-angsur. Habis atau
tidaknya suatu barang saat dikonsumsi dapat dibedakan menjadi barang
yang dapat habis dalam sekali pemakaian, misalnya seperti: minuman dan
makanan. Lalu barang yang dipakai berulang-ulang dan semakin lama
semakin habis atau akan rusak. Misalnya seperti celana, baju, sepatu, ember,
tv dan lain-lain.
2. Barang konsumsi digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jika
penggunaan traktor, cangkol, palu dan sebagainya. Tidak termasuk kedalam
kegiatan konsumsi, karena barang atau benda tersebut termasuk kedalam
produksi.
3. Barang konsumsi dapat memenuhi kebutuhan hidup. Contoh, moda
transportasi seperti motor yang digunakan untuk bepergian dari rumah ke
tempat kerja termasuk ke dalam barang konsumsi.
4. Barang konsumsi harus merupakan barang ekonomi yang diperoleh dengan
pengorbanan. Sebagai contoh, makanan, minuman, dan pakaian diperoleh
dengan melakukan transaksi ekonomi di pasar. Oksigen atau sinar matahari
yang manfaatnya dirasakan setiap hari tentu saja bukan barang konsumsi
karena keduanya bukan merupakan barang ekonomi.

Ciri-Ciri Kegiatan Konsumsi


Tidak semua orang bisa mengenali jenis kegiatan konsumtif yang dilakukan tanpa
mengetahui ciri-ciri dari kegiatan tersebut. Salah satunya adalah saat melakukan
kegiatan ekonomi ini, banyak orang tidak menyadarinya. Berikut ini merupakan
ulasan mengenai ciri-ciri dari kegiatan konsumtif.
1. Dilakukan Secara Langsung
Ciri-ciri kegiatan konsumsi yang pertama adalah kegiatan tersebut dapat
dilakukan dengan secara langsung. Dengan tujuan agar bisa memenuhi semua
kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Selain kebutuhan, kegiatan
konsumtif juga dilakukan untuk memenuhi kepuasan masyarakat. Akan tetapi
pada dasarnya manusia tidak akan pernah merasa yang namanya sebuah kepuasan.
Di mana kepuasan ini tidak memiliki batas sesuai yang diharapkan. Karena
manusia atau masyarakat selalu ingin mencoba hal yang baru. Contoh kecil dari
hal tersebut misalnya jika masyarakat tersebut sudah memiliki sebuah motor
namun ingin juga memiliki sebuah mobil. Sehingga pada saat memiliki mobil
sudah tidak menggunakan motor lagi.

2. Barang Kegiatan Konsumsi


Didapat Dari Pembelian atau Pengorbanan Untuk memakai barang konsumsi
terlebih dahulu harus melakukan sebuah pengorbanan seperti pembelian barang
tersebut di toko. Seperti untuk mendapatkan tas, baju, celana, maupun hal lainnya
bisa di dapatkan dalam sebuah toko yang ada di sekitar kita. Selain di toko, barang
konsumsi ini bisa didapat dari warung-warung sekitar. Untuk barang konsumsi
yang bisa didapatkan di warung-warung sekitar seperti makanan atau minuman
jadi. Seperti bakso, teh, mie ayam, nasi kuning, jus, dan lain sebagainya. Di
samping membeli barang tersebut tentu harus menyiapkan biaya transaksi . Biaya
transaksi ini akan dijadikan sebagai nilai tukar menukar.
3. Barang dan Jasa yang Digunakan Selalu Berkurang
Selanjutnya adalah barang dan jasa dari kegiatan konsumsi ini jika digunakan nilai
yang dimiliki akan selalu berkurang atau habis. Di mana barang tersebut seperti
contoh yang telah disebutkan sebelumnya yakni buku maupun pakaian. Karena
buku tersebut selalu digunakan untuk menulis seperti menulis tugas sekolah.
Selain itu, pakaian juga memiliki nilai yang berkurang jika digunakan. Karena
memang pakaian ini tidak selamanya bertahan lama akibat benang yang secara
perlahan akan rapuh. Hal tersebut diakibatkan karena sering dicuci dan terkena
sinar matahari secara langsung. Oleh karena itu, pakaian ini termasuk barang yang
nilai nya akan berkurang secara perlahan.
4. Memiliki Nilai yang Bermanfaat
Masalah barang atau produk dari kegiatan konsumsi ini memiliki nilai yang
sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Tujuan dari
penggunaan barang atau produk ini bisa menyebabkan nilai barang tersebut
berkurang karena sering dimanfaatkan. Namun barang dari kegiatan konsumsi ini
dapat dibagi menjadi dua jenis. Di mana jenis barang yang pertama adalah barang
yang nilainya akan habis untuk satu kali pemakaian saja. Adapun contoh dari jenis
barang ini seperti makanan dan minuman. Untuk jenis yang kedua adalah jenis
barang yang nilainya habis secara perlahan. Dengan kata lain bahwa penggunaan
dari barang ini digunakan secara berulang seperti pakaian dan buku.
Dampak Positif dan Negatif Perilaku Konsumsi
Perilaku konsumsi atau kegiatan konsumsi memiliki faktor-faktor yang dapat
memengaruhi perbedaan atau tinggi rendahnya tingkat konsumsi seseorang.
Selain itu kegiatan konsumsi atau perilaku konsumsi memiliki aspek positif serta
negatif jika dilihat melalui bagaimana individu atau rumah tangga mengkonsumsi
suatu barang dengan berpegangan pada pedoman motif ekonomi serta prinsip
ekonomi. Berikut penulis rangkum, mengenai aspek positif serta negatif dari
perilaku konsumsi.

1. Dampak Positif dari Perilaku Konsumsi


Ada tiga aspek positif dari perilaku konsumsi, berikut ketiga aspeknya.
a. Dapat menjaga keberlangsungan siklus ekonomi bagi konsumen serta
produsen.
b. Perilaku konsumsi dapat menyebabkan kegiatan ekonomi atau
perekonomian menjadi lebih maju.
c. Perilaku konsumsi membuat arus perputaran barang serta jasa menjadi
lebih cepat sebagai konsekuensi atas tindakan dari konsumsi yang
berkelanjutan.
Sedangkan, aspek positif dari perilaku konsumsi bagi produsen yaitu dapat
meningkatkan produksi barang atau jasa yang dijual, sedangkan aspek positif
perilaku konsumsi bagi konsumen merupakan pemenuhan kebutuhan hidup.
Selain itu, sikap konsumtif dari konsumen dapat mendatangkan permintaan
yang kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.

2. Dampak negatif dari perilaku konsumsi


Seperti yang kita ketahui, perilaku konsumsi juga memiliki aspek negatif,
berikut tiga aspek negatif dari perilaku konsumsi yang telah penulis rangkum.
a. Sikap konsumtif maupun perilaku konsumsi dapat menyebabkan seorang
individu menjadi tidak hemat atau boros.
b. Sifat tidak hemat atau boros tersebut menyebabkan seorang individu dapat
terjebak hutang piutang.
c. Perilaku konsumsi dapat menurunkan minat atau motivasi seseorang untuk
menabung, sehingga mengakibatkan sumber dana investasi pada bank
menurun.

Itulah ketiga aspek positif serta negatif dari perilaku konsumsi atau kegiatan
konsumsi, bijaklah ketika Anda melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari maupun memenuhi kebutuhan kita.
Konsumsi serta kegiatan konsumsi merupakan hal berbeda namun masih
berkaitan. Konsumsi merupakan tindak yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan seorang individu maupun kelompok, sedangkan kegiatan konsumsi
merupakan bagian dari pendapatan rumah tangga yang digunakan oleh seseorang
untuk membiayai pembelian berbagai macam barang maupun jasa serta kebutuhan
lain.
Konsumsi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh manusia. Keduanya memiliki keterkaitan dan dipengaruhi oleh
faktor yang sama, yaitu sosial, besarnya pendapatan atau penghasilan, selera atau
gaya, adat istiadat, harga barang serta jasa yang akan dibeli, jumlah anggota
keluarga dan pendidikan.

Kegiatan konsumsi diliputi oleh empat teori yaitu teori konsumsi siklus hidup,
teori pendapatan permanen, teori pendapatan relatif, teori konsumsi Keynes. Pada
dasarnya, keempat teori konsumsi tersebut membahas mengenai bagaimana
kegiatan konsumsi terjadi pada suatu rumah tangga atau individu yang
dipengaruhi oleh berbagai macam hal sesuai dengan teori konsumsi.

Anda mungkin juga menyukai