Anda di halaman 1dari 3

Nama

NIM
Prodi

: Gadis Novianti S. S.
: 14050404031
: S1 Pend. Tata Busana 2014 (B)

KONSUMSI
Pengertian
Konsumsi dapat diartikan sebagai bagian pendapatan rumah tangga yang digunakan
untuk membiayai pembelian aneka jasa dan kebutuhan lain. Besarnya konsumsi selalu
berubah-ubah sesuai dengan naik turunnya pendapatan, apabila pendapatan meningkat maka
konsumsi akan meningkat. Sebaliknya, apabila pendapatan turun maka konsumsi akan turun
(Partadireja, 1990).
Konsumsi merupakan pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu
perekonomian dalam jangka waktu tertentu. Khusus untuk pengeluaran konsumsi rumah
tangga, ada faktor yang paling penting menentukan diantaranya tingkat pendapatan rumah
tangga (Sayuti,1989).
Perilaku masyarakat membelanjakan sebagian dari pendapatan untuk membeli sesuatu
disebut pengeluaran konsumsi. Konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan siap pakai
(disposable income). Dengan kata lain, fungsi konsumsi menunjukkan hubungan antara
tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan yang siap dibelanjakan (Prasetyo,
2011).
Tujuan Konsumsi
Tujuan utama orang melakukan kegiatan konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup
secara langsung. Kadang kala orang mengonsumsi barang atau jasa bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhan hidup, tapi juga ingin mendapat penghargaan/pujian dari orang lain.
Ciri-ciri Konsumsi
1. Benda-benda yang dikonsumsi adalah benda ekonomi, sehingga kegiatan menghirup
udara, berjemur pada sinar matahari bukan merupakan kegiatan konsumsi.
2. Benda yang dikonsumsi ditujukan langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Penggunaan gergaji, cangkul, mesin-mesin dan barnag modal lainnya yang bertujuan
menambah manfaat barang tidak dikategorikan sebagai kegiatan konsumsi. Kegiatan
tersebut merupakan kegiatan produksi.
3. Manfaat, nilai, atau volume benda-benda yang digunakan tersebut akan habis
sekaligus ataupun berangsurangsur habis.

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Melakukan


Konsumsi Barang/Jasa

Pendapatan
Semakin besar pendapatan yang diterima oleh seseorang, semakin besar pula daya
belinya. Akan tetapi sebaliknya jika pendapatan seseorang semakin kecil, maka kemampuan
membeli akan barang dan jasa jugasemakin kecil, semakin sedikit barang atau jasa yang
dapat dibeli/dimiliki.
Selera Konsumen
Di antara orang-orang yang usianya sama, namun pengeluaran konsumsinya tidak sama,
karena perbedaan sikap menghemat atau attitude toward thrift dan selera masyarakat dalam
berkonsumsi.
Bila masyarakat memiliki selera yang menurun dalam konsumsi, maka tingkat konsumsi
juga akan turun. Sebaliknya jika selera konsumsi masyarakat meningkat,hal ini akan
meningkatkan konsumsi pula.
Harga Barang dan jasa
Harga barang sangat menentukan terhadap besar atau kecilnya konsumsi seseorang. Jika
harga barang naik, maka seseorang akan memperkecil konsumsinya, sebaliknya jika harga
barang turun, seseorang akan memperbesar konsumsinya.
Akan tetapi perubahan harga barang ini tidak berlaku untuk barang kebutuhan pokok
pada umumnya yang selalu akan dibeli dalam jumlah yang relatif tetap, kendati harga
mengalami perubahan.
Adat Istiadat dan Kebiasaan Konsumen
Adat istiadat dan kebiasaan cukup berpengaruh pada konsumsi seseorang atau
masyarakat. Adat istiadat dan kebiasaan dapat menyebabkan seseorang berperilaku
konsumtif.
Kebiasaan masyarakat yang sering dan senang melakukan pesta dan hidup berhura-hura,
maka akan akan memperbesar konsumsinya. Akan tetapi masyarakat yang mempunyai adat
istiadat dan kebiasaan bersikap terhadap kehematan (attitude toward thrift), maka
konsumsimasyarakat tersebut akan semakin kecil.
Adanya Barang Subtitusi
Barang subtitusi/pengganti dapat mempengaruhi tingkat konsumsiseseorang/masyarakat.
Jika terdapat barang yang dapat menggantikan fungsi suatu barang yang dibutuhkan
seseorang dengan harga yang jauh lebih murah, maka barang tersebut dapat mempengaruhi
konsumsiseseorang/masyarakat tersebut.
Contoh: Ember plastik dengan merek tertentu mahal harganya, sementaraada ember
plastik merek lain atau ember seng yang harganya lebih murah,maka seseorang akan membeli
ember merek lain atau ember seng yanglebih murah tersebut.

Status Sosial
Posisi seseorang di masyarakat akan membentuk pola konsumsi orang tersebut. oleh
karena itu, status sosial berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi.
Lingkungan Tempat Tinggal
Manusia tidak hidup sendirian dan selalu beradaptasi dengan lingkungan sekitar tempat
tinggalnya sehingga pola konsumsinya juga dipengaruhi oleh lingkungannya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi
1. Tingkat pendapatan masyarakat yaitu tingkat pendapatan (income=I) dapat digunakan
untuk dua tujuan: konsumsi (consuption=C) dan tabungan (saving=S), dan hubungan
ketiganya dapat terbentuk dalam persamaan I=C+S, adalah merupakan besar kecilnya
pendapatan yang diterima seseorang akan mempengaruhi pola konsumsi.
Semakin besar tingkat pendapatan seseorang, biasanya akan diikuti dengan tingkat
konsumsi yang tinggi, sebaliknya tingkat pendapatan yang rendah akan diikuti dengan
tingkat konsumsi yang rendah pula.
2. Selera konsumen, setiap orang memiliki keinginan yang berbeda dan ini akan
mempengaruhi pola konsumsi. Konsumen akan memilih satu jenis barang untuk
dikonsumsi dibandingkan jenis barang lainnya.
3. Harga barang, jika harga suatu barang mengalami kenaikan, maka konsumsi barang
tersebut akan mengalami penurunan. Sebaliknya jika harga suatu barang mengalami
penurunan, maka konsumsi barang tersebut akan mengalami kenaikan. Kaitan konsumsi
dengan harga barang dapat dibedakan apakah barang tersebut bersifat substitusi (barang
substitusi adalah barang yang dapat menggantikan fungsi barang lainnya)
atau komplementer (barang komplementer adalah barang yang melengkapi fungsi
barang lainnya).
4. Tingkat pendidikan masyarakat, tinggi rendahnya pendidikan masyarakat akan
mempengaruhi terhadap perilaku, sikap dan kebutuhan konsumsinya.
5. Jumlah keluarga, besar kecilnya jumlah keluarga akan mempengaruhi pola
konsumsinya.
6. Lingkungan, keadaan sekeliling dan kebiasaan lingkungan sangat berpengaruh pada
prilaku konsumsi masyarakat. Contohnya, Indonesia yang memiliki daerah tropis tidak
begitu membutuhkan baju hangat dibandingkan dengan daerah di kutub utara dan kutub
selatan.

Anda mungkin juga menyukai