Anda di halaman 1dari 8

MediaTrend 12 (1) 2017 p.

90-97

Media Trnd
Berkala Kajian Ekonomi dan Studi Pembangunan
http://journal.trunojoyo.ac.id/mediatrend

Perilaku Konsumsi Rumah Tangga Dan Pengaruhnya Terhadap Kebijakan


Makro Ekonomi Kabupaten Bangkalan

Henny Oktavianti1,*, Zakik2

1,2
Program Studi Ekonomi Pembangunan, Universitas Trunojoyo Madura

Informasi Artikel ABSTR ACT


Sejarah artikel: The aims of this paper to formulate a model of moslem household consump-
Diterima Maret 2017
Disetujui Maret 2017 tion. By focusing on moslem household is considered important because the
Dipublikasikan Maret majority of Indonesia’s population is Muslim. To support the researchers
2017 took the study site on the Madura, because this region reflects the domestic
Keywords: life of moslem, where the life is very religious. Consumption modelling
Consumption, is considered important because the trend of people / households in the
Household,
Macro Economics,
decision to consume will affect great on the economy. Factors outside the
economy, such as lifestyle and environment often influence the decision
of the public to consume. therefore this research is needed to find the right
policy face a society that such behavior. Output this study is a model of
household consumption and macro-economic policy areas. Therefore, the
methodology used is quantitative with the use of regression as a statistical
tool and using explanatory techniques (explanatory research).

© 2017 MediaTrend
Penulis korespondensi:
E-mail: henny_sp@yahoo.co.id

DOI: http://dx.doi.org/10.21107/mediatrend.v12i1.2541
2460-7649 © 2016 MediaTrend. All rights reserved.
Perilaku Konsumsi Rumah Tangga....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.90-97

Pendahuluan dapat tercipta. Adapun tujuan khusus


Konsumsi rumah tangga meru- dalam penelitian ini, dapat dijabarkan ke
pakan salah satu kegiatan ekonomi rumah dalam point-point di bawah ini: (a) Peru-
tangga untuk memenuhi berbagai kebutu- musan model pola konsumsi; (b) Analisis
han barang dan jasa. Dari komoditi yang faktor pendorong konsumsi rumah tangga;
dikonsumsi itulah keluarga akan mempu- (c) Kesesuaian/penyimpangan dengan
nyai kepuasan tersendiri. Oleh karena itu, teori ekonomi yang ada; (d) Demilihan ke-
konsumsi seringkali dijadikan salah satu bijakan makro ekonomi daerah yang ada.
indikator kesejahteraan keluarga. Makin
besar pengeluaran untuk konsumsi ba- Pengertian konsumsi
rang dan jasa, maka makin tinggi tahap Dalam kehidupan sehari-hari kon-
kesejahteraan keluarga tersebut (Akmal, sumsi hanya dimaksudkan sebagai hal
2003). yang berkaitan dengan makanan dan
Mengingat konsumsi memiliki per- minuman. Sehingga semua barang dan
anan sentral, mengetahui perilaku konsum- jasa yang dimanfaatkan oleh konsumen
si, merupakan kebutuhan yang mendesak untuk memenuhi kebutuhannya disebut
untuk bisa memahami jalannya perekono- pengeluaran konsumsi. Menurut Bannoch
mian dari waktu ke waktu. Lebih dari itu dalam bukunya “economics” menjelaskan
rumusan kebijakan ekonomi makro harus bahwa konsumsi merupakan pengelu-
selalu didasarkan pada pemahaman yang aran total untuk memperoleh barang dan
benar mengenai perilaku konsumsi, kare- jasa dalam suatu kegiatan perekonomian
na salah satu dampak akhir dari sebuah dalam jangka waktu tertentu (dalam satu
kebijakan makro ekonomi sangat ditentu- tahun) pengeluaran. Pengeluaran kon-
kan oleh besarnya angka pengganda, dan sumsi rumah tangga tidak terbatas hanya
besarnya angka tersebut sangat tergan- pengeluaran untuk barang-barang yang
tung dari perilaku konsumsi yang tercermin tidak tahan lama, tetapi dapat diketahui
pada besarnya hasrat konsumsi marjinal. meliputi pengeluaran untuk barang-barang
Namun sayangnya, studi mengenai­kon- tahan lama (Waluyo, 2007).
sumsi masih sangat terbatas untuk kasus
Indonesia. Padahal teori dan hasil-hasil Teori Konsumsi Ernst Engel
penelitian di negara lain telah mengalami­ Teori konsumsi menurut Engel
perkembangan yang sangat cepat. menyatakan bahwa saat pendapatan
Banyaknya penelitian yang nenun- meningkat­ , proporsi pendapatan yang
jukkan tentang rendahnya nilai rasionalitas dihabiskan untuk membeli makanan
dalam berkonsumsi, mendorong peneliti­ berkurang, bahkan jika pengeluaran ak-
untuk lebih banyak mengetahui faktor- tual untuk makanan­meningkat. Hal ini
faktor yang sangat berpengaruh terhadap berarti hukum Engel menyatakan bahwa
pola konsumsi pada masyarakat Kabu- tingkat kesejahteraan dikatakan membaik
paten Bangkalan Madura. Yang selanjut- bila perbandingan pengeluaran untuk kon-
nya diharapkan akan dapat menghasilkan sumsi makanan cenderung sedikit dan se-
model pola konsumsi serta perumusan ke- baliknya pengeluaran untuk non-makanan
bijakan stabilitator perekonomian. cenderung­tinggi. Adanya pergeseran
Penelitian ini mempunyai tujuan permintaan konsumsi tersebut dikarena-
khusus untuk merumuskan model kon- kan beberapa faktor seperti, (a) tingkat
sumsi rumah tangga. Pemodelan dibuat pendapatan per kapita (per capita income)
untuk membantu pemilihan dan atau pem- masyarakat; (b) cita rasa atau selera (taste)
buatan kebijakan makro ekonomi daerah konsumen terhadap barang itu; (c) harga
yang tepat. Sehingga stabilisasi ekonomi barang lain (prices of related goods), teru-

91
Henny Oktavianti, dkk. MediaTrend 12 (1) 2017 p.90-97

tama barang pelengkap (complementary Gambar 1 menunjukkan kurva engel yang


goods) dan barang pengganti (substitution menggambarkan dua bentuk kurva engel.
goods); (d) harapan atau perkiraan kon- Dalam gambar 1.a menunjukkan kurva
sumen (consumer expectation) terhadap engel­mempunyai kemiringan dari bawah
harga barang yang bersangkutan. ke atas sedikit datar. Artinya bahwa peruba-
Klasifikasi untuk permintaan barang han pendapatan tidak mengakibatkan pe-
konsumsi terdiri dari Superior good (barang rubahan yang berarti terhadap perubahan­
mewah), Inferior good (barang bermutu konsumsi. Kurva engel yang menunjuk-
rendah) dan Normal good (barang normal). kan bahwa barang tetap dibeli meskipun
Superior good adalah barang yang peruba- pendapatan konsumsi rendah, tetapi jum-
han jumlah barang yang diminta lebih be- lah tersebut tidak akan bertambah secara
sar dari pada perubahan pendapatan kon- cepat dengan adanya kenaikan pendapa-
sumen. Inferior good adalah barang yang tan. Gambar 1.b menunjukkan bentuk ke-
apabila pendapatan konsumen bertambah­ miringan dari kiri bawah ke kanan atas tapi
maka jumlah barang yang diminta­justru relatif lebih tegak. Kurva ini mengandung
semakin berkurang atau barang yang su- arti bahwa adanya perubahan pendapatan
dah tidak menjadi mode lagi di kalangan konsumen akan diikuti dengan perubahan
anggota masyarakat seperti jenis makanan jumlah barang dibeli.
tradisional semacam jagung bakar, gethuk
bahkan bukan hanya makanan saja juga Teori Konsumsi dengan Hipotesis
seperti alat transportasi misalnya sepeda. Pendapatan Relatif (Relative Income
Menurut Nicholson (1997) menjelas- Hypotesis)
kan bahwa kurva engel merupakan suatu Menurut Duesenberry dalam teori
fungsi dimana untuk menghubungkan­ hipotesis pendapatan relatifnya (relative
keseimbangan jumlah komoditi­yang di- income hypotesis) menyatakan bahwa
beli konsumen pada berbagai­tingkat selalu ada kecenderungan setiap ang-
pendapatan. Kurva engel juga menjadi gota masyarakat untuk meningkatkan
salah satu konsep yang sangat­penting konsumsi mereka begitu terjadi pening-
dalam membahas kesejahteraan ekonomi katan pendapatannya. Fluktuasi tingkat
(economic walfare) dengan menganalisis pendapatan menyebabkan perilaku kon-
pola pengeluaran rumah tangga. Besar ke- sumen (rumah tangga) akan berbeda
cilnya suatu pendapatan dan pengaruhnya dalam jangka pendek dan panjang.
terhadap barang dan jasa yang dikeluar-
ga dinyatakan­dalan kurva engel sebagai
berikut :

92
Perilaku Konsumsi Rumah Tangga....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.90-97

Teori Konsumsi dengan Hipotesis butuhan manusia yang merupakan penge-


Pendapatan Permanen (Permanent In- luaran untuk konsumsi dan alat untuk
come Hypotesis) memenuhi kebutuhan yang merupakan
Dalam buku yang diterbitkan pada penghasilan. Seseorang disebut kon-
tahun 1957, Milton Friedman menawarkan sumen karena ia menggunakan barang.
hipotesis pendapatan-permanen (perma- Filsafat dasar manusia mengkonsumsi
nent income hypotesis) untuk menjelaskan (menggunakan) barang-barang kebutu-
perilaku konsumen. Hipotesis pendapa- han nya tadi disebut Pola Konsumsi. Oleh
tan-permanen Friedman melengkapi hi- karena manusia dalam hidup bermasyara-
potesis daur hidup Modigliani: keduanya kat berhimpun dalam keluarga maka pola
menggunakan teori konsumsi Irving Fisher konsumsi ini merupakan pola konsumsi
untuk menyatakan bahwa konsumsi se- keluarga. Ini berarti setiap keluarga bah-
harusnya tidak hanya bergantung pada kan setiap negara dapat menentukan pola
pendapatan sekarang. Pada hipotesis konsumsinya sendiri berdasar pandangan
pendapatan-permanen menekankan bah- dan falsafah hidupnya.
wa manusia mengalami perubahan acak Penentuan pola konsumsi ini meru-
dan temporer dalam pendapatan mereka pakan keputusan yang dapat diambil dari
dari tahun ke tahun (Mankiw, 2003). Jika seseorang atau sekelompok orang sesuai
hipotesis pendapatan permanen benar dengan pandangan hidupnya. Pengam-
dan konsumen memiliki ekspektasi ra- bilan keputusan ini mendaratkan banyak
sional maka perubahan konsumsi mung- pengaruh. Pengaruh ini dapat berupa faktor
kin akan tak terduga dan perubahan ini intern (perilaku, sikap hidup, motivasi), dan
dikenal sebagai random walk. Alasan yang faktor-faktor exstern (budaya, lingkungan­,
diberikan sebagai­berikut: jika hipotesa ini iklan, peraturan). Manusia mempunyai
benar maka fluktuasi pendapatan akan kebutuhan tersebut (penghasilan) terba-
diikuti oleh konsumen dengan mencoba tas. Disini seseorang dihadapkan pada
untuk mengurangi fluktuasi konsumsinya. perbuatan memilih. Untuk melaksanakan
Tetapi dengan adanya ekspektasi terha- perbuatan memilih ini seseorang dipenga-
dap tingkat pendapatan akan mengubah ruhi oleh pribadi dan lingkungan hidupnya
tingkat konsumsi. (Prasetyo, 2003).
Pada hakekatnya seseorang
Hipotesis Robert Hall dan Random Walk mengkonsumi barang karena kebutuhan
Hipotesis pendapatan–permanen untuk hidup. Oleh karena keputusan ma-
didasarkan pada model pilihan antarwak- nusia yang tidak terbatas tadi maka ling-
tu Fisher (Fisher’s model of intertemporal kungan hidupnya sangat mudah menjadi
choice). Hipotesis itu membangun gaga- faktor yang mempengaruhi keputusan
san bahwa konsumen yang berpandangan memilihnya­. Barang bagi seseorang bukan
ke depan mendasarkan keputusan kon- lagi sekedar untuk memenuhi kebutuhan
sumsinya tidak hanya pada pendapatan untuk hidup tetapi juga untuk kenikmatan
sekarang, tetapi juga pada pendapatan dan gengsi. Kenikmatan dan gengsi adalah
yang mereka harapkan di masa depan. emosi yang mendorong seseorang untuk
Jadi, hipotesis pendapatan-permanen me- terus berusaha memenuhi kebutuhannya.
nyatakan bahwa konsumsi bergantung Walaupun sudah terpenuhi kebutuhan po-
pada ekspektasi seseorang. koknya. Situasi semacam ini “memupuk”
manusia menjadi serakah.
Pola Konsumsi Rumah Tangga Dengan kemajuan dalam tingkat
Pola konsumsi seseorang atau penghasilan, pola konsumsi juga berubah.
suatu keluarga ditentukan oleh faktor ke- Hal ini dapat dilihat dengan jelas, apa-

93
Henny Oktavianti, dkk. MediaTrend 12 (1) 2017 p.90-97

bila pengeluaran-pengeluaran sejumlah Metodologi penelitian


keluarga kita golong-golongkan menjadi Metode Analisa
beberapa­kelompok, kemudian kita per- Penelitian ini merupakan kombina-
bandingkan pengeluaran keluarga yang si dari penelitian kuantitatif dan penelitian
tergolong cukup kaya. ekplanatori (explanatory research). Peneli-
Maka terlihat bahwa terjadi suatu tian yang bersifat kuantitatif adalah peneli-
pergeseran dalam pengeluaran untuk kon- tian yang menyangkut pengujian hipotesis
sumsi. Dalam keluarga yang miskin, ham- atau hubungan antar variabel penelitian
pir seluruh penghasilan akan habis untuk yang telah melalui proses pengolahan
kebutuhan primer, makan dan minum. Jika data-data kuantitatif. Penelitian ekspla-
tingkat penghasilan suatu keluarga naik natori penelitian yang bersifat menerang-
(orang menjadi lebih kaya), maka jumlah kan adalah penelitian yang menyangkut
pengeluaran uang untuk kebutuhan primer pengujian hipotesis. Penelitian semacam
(khususnya makanan) juga akan bertam- ini, dalam deskripsinya juga mengandung­
bah banyak. Tetapi jika diperhatikan berapa uraian-uraian, tetapi fokusnya terletak
persentase dari penghasilan dikeluarkan pada analisis hubungan antara variabel
untuk berbagai kebutuhan, ternyata bahwa (Hadari,1998).
persentase penghasilan yang dibelanjakan
untuk makanan akan berkurang, dari 80% Teknik Pengumpulan Data
menjadi 70%, 60 atau 50%. Sebaliknya Data utama yang digunakan adalah
persentase atau bagian penghasilan yang data primer. Adapun penggunaan data
dibelanjakan untuk kebutuhan-kebutuhan skunder adalah sebagai pendukung. Data
lain (perumahan, pendidikan, kesehatan, primer dikumpulkan melalui metode perse-
rekreasi, dll) itu bertambah besar, dari baran kuesioner kepada responden terpilih
20% menjadi 30% sampai 40%. Gejala ini di keempat kabupaten di Pulau Madura.
dalam ilmu ekonomi dikenal dengan nama
Hukum Engel (Gilarso, 1986).
Kerangka Fikir

94
Perilaku Konsumsi Rumah Tangga....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.90-97

Pengambilan sample minimal menggunak- Faktor Lingkungan


an rumus sebagai berikut: Berdasarkan uji regresi, observasi
lapang dan identifikasi serta hasil analisis
kuesioner maka faktor pendorong kon-
dimana: n= jumlah sample minimum; p= sumsi rumah tangga di Bangkalan yang
proporsi populasi kelompok pertama; q= paling besar adalah faktor lingkungan. Se-
proporsi sisa di dalam populasi; z1/2= dera- cara matematis, setiap perubahan varia-
jat koefisien 95%; b= prosentase perkiraan bel lingkungan sebesar 1 satuan akan
kemungkinan membuat kekeliruan dalam berpengaruh­terhadap konsumsi rumah
penentuan ukuran sample. tangga sebesar 0,138 satuan. Berdasar-
Setelah penentuan jumlah sam- kan identifikasi lapang, pola konsumsi ra-
pel minimum, langkah selanjutnya adalah ta-rata keluarga di Kabupaten Bangkalan
pengambilan sample melalui teknik purpo- akan mengikuti apa yang sedang banyak
sive sampling. dilakukan oleh orang lain. Baik itu diling-
kungan tempat mereka bekerja maupun di
Hasil dan Pembahasan lingkungan rumah tempat mereka tinggal.
Hasil pengolahan data menun- Pengaruh tersebut ditunjukkan dengan
jukkan bahwa variabel lingkungan, pen- adanya­kecenderungan pembelian barang
didikan, pendapatan dan gaya hidup dan jasa oleh masing-masing rumah tang-
berpengaruh­ signifikan terhadap tingkat ga. Hal ini terjadi karena informasi banyak
konsumsi pada taraf kesalahan sebesar mereka dapatkan pada lingkungan tempat
10%. Sedangkan variabel usia tidak ber- bekerja dan lingkungan di sekitar rumah
pengaruh signifikan terhadap tingkat kon- tempat tinggal.
sumsi. Berdasarkan hasil wawancara, se-
Sehingga model tingkat konsumsi dikitnya pusat-pusat perbelanjaan men-
di Kabupaten Bangkalan dipengaruhi oleh jadi salah satu penyebab mengapa pola
lingkungan, pendidikan, pendapatan dan konsumsi rumah tangga cenderung untuk
gaya hidup. mengikuti lingkungan dari pada selera
pribadi.
Tk = -3.903193 + 0.138lingk + 0.111pndd
+ 0.729pndtn - 0.363lifestyle + µ
Tabel 1
Hasil Pengolahan Data

95
Henny Oktavianti, dkk. MediaTrend 12 (1) 2017 p.90-97

Faktor Pendidikan simpulkan bahwa masyarakat Kabupaten


Faktor pendidikan juga berpenga- Bangkalan akan menambah konsumsinya
ruh signifikan terhadap konsumsi rumah ketika pendapatan mereka mengalami
tangga. Setiap peningkatan taraf pendidi- peningkatan.
kan sebasar 1 tingkat akan berpengaruh Akan tetapi, harapan untuk menam-
terhadap pola konsumsi rumah tangga bah setiap unit konsumsi tersebut harus­
sebesar 0,110 satuan. Berdasarkan hasil dihadapkan dengan jumlah tanggungan
observasi lapang, pola konsumsi rumah dalam keluarga. Jika semakin banyak jum-
tangga dengan pendidikan terakhir lebih lah tanggungan dan semakin banyak jum-
tinggi akan menyebabkan adanya per- lah keluarga maka kebuptusan untuk me-
bedaan pola konsumsi. Rata-rata rumah nambah konsumsi berbasis keinginan atau
tangga dengan pendidikan tinggi di dalam selera akan dikesampingkan dan beralih
lingkungan keluarganya akan mempunyai pada pemenuhan kebutuhan utama. Hal
pertimbangan yang lebih matang dalam ini menginsikan tetap akadanya peningka-
memutuskan untuk berkonsumsi. Sedang- tan jumlah konsumsi dalam rumah tangga
kan masyarakat dengan pendidikan yang tersebut hanya saja yang berbeda adalah
lebih rendah akan lebih mudah dan lebih peruntukannya.
cepat dalam memutuska untuk berkon- Hasil survey kepada 91 responden
sumsi. Banyak sedikitnya pertimbangan di Kabupaten Bangkalan sebagian besar
dalam menentukan untuk berkonsumsi 54,95% rumah tangga sudah mempunyai­
dikarenakan adanya ditidaksamaan infor- postur pengeluaran yang bagus yakni
masi antara masyarakat yang berpendidi- pengeluaran untuk makanan utama (ke-
kan tinggi dengan masyarakat yang ber- butuhan pokok) lebih sedikit dibandingkan
pendidikan lebih rendah. Oleh karena itu dengan kebutuhan non makanan. Hal ini
tingkat pendidikan akan mempengaruhi terkait dengan penjelasan dalam variabel
pola konsumsi dari sudut pandang cara lifesyle dalam point berikut.
menilai pantas atau tidak seseorang untuk
memutuskan berkonsumsi. Faktor Lifestyle
Lifestyle berpengaruh signifikan
Faktor Pendapatan terhadap konsumsi rumah tangga sebe-
Faktor pendapatan berpenga- sar 0,36. Stiap perubahan gaya hidup
ruh signifikan terhadap konsumsi rumah masyarakat akan berpegaruh terhadap
tangga sebesar 0,729. Setiap adanya konsumsi sebesar 0,36 satuan. Seperti
perubahan pendapatan rumah tangga dijelaskan pada point sebelumnya, life-
sebesar 1 satuan akan merubah konsum- style dicerminkan oleh pola pengeluaran
si rumah tangga sebesar 0,729 satuan. dalam rumah tangga. Profil pengeluaran
Pendapatan responden dalam penelitian kebutuhan makanan yang lebih besar
ini rata-rata ada dalam kisaran antara 2 mengindikasikan bahwa dalam rumah
juta hingga 6 juta rupiah. Hasil wawan- tangga tersebut masih fikus pada kebutu-
cara kepada responden­tentang apakah han pokok yang artinya kesejahteraannya
akan ada kenaikan konsumsi setiap kali lebih rendah dibandingkan dengan rumah
mereka mendapatan tambahan pendapa- tangga yang memiliki pola pengeluaran
tan. Jawaban­masyarakat yang berhasil non makanan lebih besar.
dihimpun adalah bahwa masyarakat akan
memutuskan untuk menambah jenis ba- Penutup
rang dan jasa yang akan dikonsumsi atau Kesimpulan yang bisa diper-
akan menambah kuantitas barang dan oleh dari hasil kajian penetilian ini antara
jasa yang akan dibeli. Sehingga dapat di- lain: (a) Rumah tangga di Kabupaten

96
Perilaku Konsumsi Rumah Tangga....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.90-97

Bangkalan­menentukan konsumsi mer- Political Economy, 89(51). University


eka berdasarka 4 (empat) faktor yaitu: of Chicago.
pengaruh­lingkungan­ , pengaruh pendi-
Hall, Robert. E dan Frederic S Mishkin.
dikan, pendapatan, serta pengaruh gaya
1982. “The Sensitivity of Consumpton
hidup; (b) Usia tidak berpengaruh pada
to Transitory Income: Estimates From
keputusan untuk berkonsumsi dikarena-
Panel Data on Households”. Journal
kan pada tingkat usia yang dianalisis dite-
Econometrica, 50(2).
mukan kesamaan kecenderungan untuk
menentukan pilihan konsumsi; (c) Ditinjau Jaeger, Albert. 1992. “Does Consumption
dari sudut pandang kesejahteraan, hasil Take a Random Walk? Some Evidence
analisis pola konsumsi rumah tangga di from Macroeconomic Forecasting
Kabupaten Bangkalan menunjukkan bah- Data”, The Review of Economics and
wa rumah tangga di Kabupaten Bangkalan Statistics, 74(4). Published by The MIT
termasuk pada kriteria sejahtera dengan Press.
mengacu pada peruntukan pengeluaran. Konya, Istvan dan Ohashi Hiroshi. 2005.
Peruntukan pengeluaran menunjukkan International Consumption Patterns
bahwa rata-rata rumah tangga di Kabupat- Among High-Income Countries:
en Bangkalan pengeluaran non makanan Evidence From OECD Data. CIRJE
lebih besar dari pengeluaran makanan. Discussion Papers, March. University
of Tokyo, Japan.
Daftar Pustaka
Mannan, M A, 1997. Teori dan Praktek Eko-
___________. 1985. “Excess Sensitivity nomi Islam, Edisi Terjemahan. Dana
of Consumption to Current Income: Bhakti Wakaf, Seri Ekonomi Islam No.
Liquidity Constraints or Myopia?”, The 02. Edisi Lisensi, Yogyakarta.
Canadian Journal of Economics, 18(1). Mankiw, Gregory N. 1997. Makroeconomics
__________________, 2003. Makroeco- 4th Edition. New York and Basingstoke
nomics 5th Edition. New York and by Worth Publishers.
Basingstoke by Worth Publishers. Nicholson, walter. 1997. Intermediet Micro
Browning, Martin dan Thomas F Crossley. economics and its aplication 7th Edi-
2001. “The Life-Cycle Model of Con- tion. The dryden press.
sumption and Saving”. The Journal Ratnawati, Nirdukita dan Rizki, Rulli. 2004.
of Economic Perspectives, 15(3). “Analisis Pengaruh Variabel Indikator
Published by American Economic As- Makro Ekonomi Terhadap Ekonomi
sociation. Makro Indonesia, Pendekatan Pasar
Dornbusch, Rudiger dan Stanley Fisher. Barang dan Pasar Uang, Periode
1987. Macroeconomics. Sixth edition.m 1990.1 – 2003.4. Jurnal Media Eko-
McGraw – Hill, Inc, New York. nomi, 10(3). LPFE, Universitas Trisakti
Jakarta.
Eilenstine, Donald dan James P Cunning-
ham. 1972. Projected Consumption
Patterns for a Stationary Population.
JSTOR, Population Studies, 26(2).
Flavin, Marjorie. 1981. “The Adjustment of
Consumption to Changing Expecta-
tions about Future Income”. Journal of

97

Anda mungkin juga menyukai