Anda di halaman 1dari 25

lOMoARcPSD|25567933

Makalah Konsumsi Dan Investasi

Di Susun Oleh
1.
2.
3.

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

BAB 1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengeluaran konsumsi masyarakat adalah salah satu variabel makro
ekonomi yang dilambangkan “C”. Konsep konsumsi yang merupakan konsep
yang di Indonesiakan dalam bahasa Inggris “Consumption”, merupakan
pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga ke atas barang-barang akhir
dan jasa-jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang yang
melakukan pembelanjaan tersebut aau juga pendapatan yang dibelanjakan.
Bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut tabungan, dilambangkan
dengan huruf “S” inisial dari kata saving. Apabila pengeluaran-pengeluaran
konsumsi semua orang dalam suatu negara dijumlahkan, maka hasilnya adalah
pengeluaran konsumsi masyarakat negara yang bersangkutan. (Dumairy,
1996: 114).
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang
kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi.
Barang-barang yang di produksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi. Kegiatan produksi ada
karena ada yang mengkonsumsi, kegiatan konsumsi ada karena ada yang
memproduksi, dan kegiatan produksi muncul karena ada gap atau jarak antara
konsumsi dan produksi. Prinsip dasar konsumsi adalah “saya akan
mengkonsumsi apa saja dan jumlah beberapapun sepanjang: anggaran saya
memadai dan saya memperoleh kepuasan maksimum“.
Berdasarkan Teori Ekonomi, Investasi disebut juga pembelian (atau
produksi) dari kapital atau modal barang-barang yang tidak
dikonsumsi tetapi di gunakan untuk produksi yang akan datang
(barang produksi). Contoh : Membuka usaha, Dagang, Membangun jalan
tol, jalur kereta api, Pabrik, Sekolah, Kuliah.
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan


dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Saat ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan
untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini
dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula
kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output
yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa.

Rumusan Masalah

1. Apa konsumsi dan fungsi konsumsi itu?


2. Apa saja pendekatan teori konsumsi?
3. Apa saja Variabel Yang Mempengaruhi Konsumsi ?
4. Apa pengertian investasi ?
5. Apa saja fungsi penting kegiatan investasi dalam perekonomian ?

Tujuan Pembahasan

a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan teori konsumsi.


b. Mengetahui apa saja yang menjadi teori konsumsi.
c. Mengetahui apa yang mempengaruhi konsumsi tersebut.
d. Diajukan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar Ilmu
Ekonomi Makro.
e. Mengetahui pentingnya peran Investasi dalam Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Konsumsi
Konsep konsumsi, yang merupakan konsep yang di Indonesiakan dari
bahasa inggris ”Consumtion”. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang
dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Teori Konsumsi
adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia / konsumen itu memuaskan
kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang dan jasa. Sedangkan pelaku
konsumen adalah bagaimana ia memutuskan berapa jumlah barang dan jasa yang
akan dibeli dalam berbagai situasi.
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan
mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang
di produksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya
dinamakan barang konsumsi.
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan
di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan
nasional (pendapatan disposebel) perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat
dinyatakan dalam persamaan : i. Fungsi konsumsi ialah : C = a + By. Dimana a
adalah konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0, b adalah
kecondongan konsumsi marginal, C adalah tingkat konsumsi dan Y adalah tingkat
pendapatan nasional.
Ada dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara pendapatan
disposable dengan konsumsi dan pendapatan diposebel dengan tabungan yaitu
kosep kecondongan mengkonsumsi dan kecondongan menabung. Kecondongan
mengkonsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu kecondongan mengkonsumsi
marginal dan kecondongan mengkonsumsi ratarata. Kencondongan
mengkonsumsi marginal dapat dinyatakan sebagai MPC (berasal dari istilah
inggrisnya Marginal Propensity to Consume), dapat didefinisikan sebagai
perbandingan di antara pertambahan konsumsi (ΔC) yang dilakukan dengan

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

pertambahan pendapatan disposebel (ΔYd) yang diperoleh. Nilai MPC dapat


dihitung dengan menggunakan formula : MPC = CΔ / Yd
Kencondongan mengkonsumsi rata-rata dinyatakan dengan APC (Average
Propensity to Consume), dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara
tingkat pengeluaran konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan disposebel pada
ketika konsumen tersebut dilakukan (Yd). Nilai APC dapat dihitung dengan
menggunakan formula : APC = Yd.C
Kecondongan menabung dapat dibedakan menjadi dua yaitu kencondongan
menabung marginal dan kecondongan menabung rata-rata. Kecondongan
menabung marginal dinyatakan dengan MPS (Marginal Propensity to Save)
adalah perbandingan di antara pertambahan tabungan (ΔS) dengan pertambahan
pendapatan disposebel (ΔYd). Nilai MPS dapat dihitung dengan menggunakan
formula : MPS = Yd.SΔ.
Kecondongan menabung rata-rata dinyatakan dengan APS (Average Propensity
to Save), menunjukan perbandingan di antara tabungan (S) dengan pendapatan
disposebel (Yd). Nilai APS dapat dihitung dengan menggunakan formula : APS =
Yd. S.

B. Pendekatan Teori Konsumsi


The absolute income hypotesis (James Tobin)

Fungsi konsumsi dengan hypothesis pendapatan absolute

Menurut Absolute Income Hypothesis yang dikemukakan oleh James


Tobin, konsumsi ditentukan oleh tingkat pendapatan absolut sehingga hubungan
antara pendapatan dan konsumsi merupakan fungsi konsumsi jangka pendek.
Berdasarkan penelitian para ahli sebelumnya seperti Simon Kuznet (1946), fungsi
konsumsi jangka pendek dapat berubah sepanjang waktu sehingga menghasilkan
fungsi jangka panjang. Ada beberapa hal yang menyebabkan fungsi konsumsi
jangka pendek berubah yaitu; adanya migrasi penduduk dari desa ke kota, adanya
barang-barang produksi baru dalam perekonomian, dan adanya peningkatan dalam
kesejahteraan suatu bangsa. (Suparmoko, 1998: 58).
Simon Kuznets seorang ahli ekonomi Amerika Serikat pada tahun 1946
mencoba menerangkan hubungan antara pengeluaran konsumsi masyarakat

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

dengan tingkat pendapatan nasional. Kesimpulan hasil studi empirisnya yaitu


membedakan antara fungsi konsumsi jangka pendek dengan fungsi konsumsi
jangka panjang.
a) Adanya migrasi atau urbanisasi penduduk dari desa ke kota, dan kita mengetahui
bahwa penduduk kota konsumsinya lebih tinggi dari pada konsumsi penduduk
desa. Dengan kata lain bagian pendapatan yang di konsumsikan oleh penduduk
kota proporsinya lebih tinggi daripada yang di belanjakan penduduk desa. Jadi
jelas migrasi/urbanisasi cenderung untuk meningkatkan konsumsi walaupun tidak
ada peningkatan pendapatan
b) Adanya barang-barang produksi baru dalam perekonomian. Walaupun
pendapatan konsumen tetap, namun bila ada barang-barang baru maka konsumen
akan terangsang untuk meningkatkan konsumsinya. Misalnya ada sabun cuci
baru, maka dapat diharapkan orang membeli produk baru lebih banyak daripada
sebelumnya. Demikian pula kaset/TV baru diharapkan bisa memberikan
kehidupan yang lebih baik sehingga masyarakat mau mengkonsumsi lebih
banyak.
c) Karena adanya peningkatan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Kesejahteraan ini
dapat dilihat dari tersedianya aktiva lancar terutama dalam bentuk uang tunai,
deposito di Bank, serta tabungan. Dengan meningkatnya kekayaan yang dikuasai
atau dimiliki masyarkat diharapkan konsumsi juga meningkat. Jadi kalau orang
merasa kaya biasanya konsumsinya menjadi bertambah tinggi.
The relative income hypothesis (James Duessenberry)

Fungsi konsumsi dengan hyptesis pendapatan relatif

James Duessenberry dalam bukunya income,and the theory of consumer


behavior7 mengemukakan pendapatnya bahwa pengeluaran konsumsi suatu
masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendaatan tertinggi yang pernah
dicapainya. Ia berpendapat bahwa apabila pendapatan berkurang, konsumen tidak
akan banyak mengurangi pengeluarannya untuk terpaksa mengurangi besarnya
saving. Kalau pendapatan bertambah lagi, konsumsi mereka juga akan bertambah.
Akan tetai bertambahnya tidak begitu besar. Sedangkan mengenai saving akan
bertambah dengan pesatnya. Kenyataan ini akan terus kita jumpai sampai tingkat

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

pendapatan tertinggi yang telah pernah tercapai dicapainya lagi. Sesudah puncak
dari pendapatan sebelumnya telah dilalui, maka tambah pendapatan akan banyak
menyebabkan bertambahnya pengeluaran untuk konsumsi, sedangkan di pihak
lain, bertambanya saving tidak begitu cepat.

Pada gambar 12,7 , garis LC merupakan fungsi konsumsi jangka


panjang, sedangkan garis-garis SC merupakan fungsi konsumsi jangka pendek.
Setiap puncak pendapatan yang dicapai memiliki fungsi konsumsi jangka
pendeknya sendiri-sendiri. Ketika pendapatan mencapai puncaknya pada tingkat
pendapatan nasional sebesar Y1, besarnya pengeluaran masyarakat untuk
konsumsi adalah sebesar Y1 P1. Kalau kemudian pendapatan menurun menjadi
Y0 konsumsi akan berkurang. Akan tetapi berkurangnya tidak menjadi Y0 P0
akan tetapi menjadi Y0 K1. Untuk dapat tercapainya tingkat konsumsi setinggi
ini, besar saving terpaksa sangat diperkecil; yaitu semula P1 S1, sekarang menjadi
K1 S0. Kalau pada periode berikutnya pendapatan kembali lagi meningkat,
konsumsi pun akan kembali bertambah besar pula. Akan tetapi bertambahnya
konsumsi ini tidak begitu cepat. Sebab bertambahnya konsumsi ini melalui garis
SC1, yaitu dari K1 menuju ke P1. Kalau pendapatan sudah mencapai puncak
pendapatan yang telah pernah dicapainya (yaitu Y1) dengan konsumsinya sebesar
Y1 P1, pengeluaran konsumsi akan bertambah dengan cepat, yaitu melalui garis
LC. Hal ini berarti bahwa bertambahnya pendapatan tidak banyak menambah
saving. Kalau bertambahnya pendapatan terhenti pada Y2 dan kemudian

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

Menurun, maka menurunnya pengeluaran untuk konsumsi tidak


mengikuti jejak yang dilalui semula; yaitu dalam arti tidak melalui garis LC, akan
tetapi melalui garis SC2. Kalau pendapatan menurun hingga Y1, besar konsumsi
sekarang tidak lagi sebesar Y1 P1, melainkan sebesar Y1 K2. Bahkan kalau
pendapatan menurun lebih lanjut sehingga garis Y=Y terlampaui, maka
masyarakat akan melakukan dissaving, oleh karena pengeluaran konsumsinya
kemudian lebih besar daripada pendapatan yang mereka terima. Kalau misalnya
pendapatan menurun menjadi sebesar Y0, maka pengeluaran untuk konsumsinya
akan sebesar Y0 S0. Dengan pendapatan tinggi Y0 S0, besar saving adalah
sebesar 0. Kalau kembali pendapatan nasional naik lagi, jumlah pengeluaran
konsumsi akan bertambah melalui garis SC2. Kalau pendapatan bertambah
mencapai puncak pendapatan yang telah dicapainya, yaitu Y2,maka berubahnya
jumlah pengeluaran untuk konsumsi akan melalui garis LC, dimulai dari titik P2.
Demikian seterusnya.

The permanent hypothesis (Milton Friedman)

Fungsi konsumsi dengan hyptesis pendapatan permanen

Dalam buku yang diterbitkan pada tahun 1957, Milton Friedman


menawarkan hipotesis pendapatan-permanen (permanent-income) untuk
menjelaskan perilaku konsumsi. Hipotesis pendapatan permanen Friedman
melengkapi hipotesis daur-hidup Modigliani, keduanya menggunakan teori
Konsumen Irving Fisher untuk menyatakan bahwa konsumsi seharusnya
tidak hanya bergantung pada pendapatan sekarang. Tapi tidak seperti
hipotesis daur-hidup, yang menekankan bahwa pendapatan mengikuti
pola reguler selama masa hidup seseorang, hipotesis pendapatan
permanen menekankan bahwa manusia mengalami perubahan acak dan
temporer dalam pendapatan mereka dari tahun ke tahun.

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

Hipotesis

Friedman menyatakan bahwa kita memandang pendapatan Y sebagai


jumlah dari dua unsur, pendapatan permanen Y P dan pendapatan transitoris
YT yaitu

Y = YP + YT

Pendapatan permanen adalah bagian pendapatan yang diharapkan orang


untuk terus bertahan di masa depan. Pendapatan transitoris adalah bagian
pendapatan yang tidak diharapkan untuk terus bertahan.Bedanya,
pendapatan permanen adalah pendapatan rata-rata, sedangkan pendapatan
transitoris adalah deviasi acak dari rata-rata.

Friedman menyimpulkan bahwa kita seharusnya memandang


fungsi konsumsi sebagai mendekati C = αYP
Di mana α adalah konstanta yang mengukur bagian dari pendapatan
permanen yang dikonsumsikan. Hipotesis pendapatan-permanen,
sebagaimana ditunjukkan oleh persamaan ini, menyatakan bahwa
konsumsi adalah proporsional terhadap pendapatan permanen
Hipotesis pendapatan-permanen memecahkan teka-teki
konsumsi yang menyatakan bahwa fungsi konsumsi Keynesian standar
menggunakan variabel yang salah. Menurut hupotesis pendapatan-
permanen, konsumsi bergantung pada pendapatan permanen tetapi
banyak studi tentang fungsi konsumsi berusaha menghubungkan
konsumsi dengan pendapatan sekarang.
APC = C/Y = αYP/Y
Menurut hipotesis pendapatan permanen, kecenderungan
mengkonsumsi rata-rata tergantung pada rasio pendapatan permanen
terhadap pendapatan sekarang.18
Bila pendapatan sekarang secara temporer naik di atas pendapatan
permanen, kecenderungan mengkonsumsi rata-rata

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

secara temporer turun, bila pendapatan sekarang turun di bawah


pendapatan permanen, kecenderungan mengkonsumsi rata-rata secara
temporer naik.
Hipotesis pendapatan-permanen ditemukan pada model pilihan
abtar-waktu Fisher (Fisher’s model intertemoporal choice). Hipotesis ini
membangun gagasan bahwa konsumen yang berpandangan ke deapan
mendasarkan keputusan konsumsi mereka tidak hanya pada pendapatan
sekarangnya, tetapi juga pendapatan yang mereka harapkan di masa
depan. Jadi, hipotesis pendapatan-permanen menyatakan bahwa konsumsi
bergantung pada ekspektasi seseorang.
Robert Hall adalah ekonom pertama yang menderivasikan implikasi
dari ekspektasi rasional terhadap konsumsi.Ia menunjukkan bahwa jika
hipotesis pendapatan-permanen benar, dan jika konsumen mempunyai
ekspektasi rasional, maka perubahan-perubahan dalam konsumsi
sepanjang waktu seharusnya tidak dapat diprediksi. Bila perubahan-
perubahan dalam variabel tidak dapat diprediksi, variabel tersebut
dikatakan mengikuti jalan acak (random walk).Menurut Hall, kombinasi
hipotesis pendapatan-permanen dan ekspektasi rasional menunjukkan
bahwa konsumsi mengikuti jalan acak.

The Life Cycle Hypotesis (Albert Ando dan Richad Brumberg


and Fraco modigliani)

Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup

Dalam seri kertas kerja yang ditulis pada tahun 1950-an, Franco
Modigliani dan kolaboratornya Albert Ando dan Richad Brumberg
menggunakan model perilaku konsumen untuk mempelajari fungsi
konsumsi. Satu tujuan mereka adalah memecahkan teka- teki konsumsi
yaitu, menjelaskan adanya bukti yang saling bertentangan ketika fungsi
konsumsi Keynes dimasukkan ke

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

dalam data. Menurut model Fisher, konsumsi bergantung pada pendapatan


kehidupan seseorang. Modigliani menekankan bahwa pendapatan
bervariasi secara sistematis selama kehidupan seseorang dan tabungan
membuat konsumen dapat menggerakkan pendapatan dari masa
hidupnya ketika pendapatan tinggi ke masa hidup ketika pendapatan
rendah. Interprestasi perilaku konsumsi ini mendasari hipotesis daur-
hidup (life-cycle hypothesis)-nya.1

Hipotesis

Satu alasan penting bahwa pendapatan bervariasi selama


kehidupan sesorang adalah masa pensiun. Kebanyakan orang
merencanakan akan berhenti bekerja pada usia kira-kira 65 tahum, dan
mereka berharap akan menerima penghasilan ketika pensiun. Tetapi
mereka tidak ingin standar kehidupan mereka mengalami perubahan
besar, sebagaimana diukur dengan konsumsi mereka.Untuk
mempertahankan konsumsi setelah berhenti bekerja, orang-orang harus
menabung selama masa- masa kerja mereka. Mari kita lihat apakah
motif untuk menabung ini berpengaruh pada fungsi konsumsi.

Seorang konsumen yang mengharapkan hidup selama T tahun,


memiliki kekayaan W, dan mengharapkan mengahsilkan pendapatan Y
sampai ia pension selama R tahun dari sekarang.14

Sumber daya kehidupan konsumen terdiri dari kekayaan awal W


dan penghasilan kehidupan R x Y. (Untuk mempermudah, kita
mengasumsikan tingkat bunga sebesar nol: jika tingkat bunga lebih
besar dari nol, kita perlu memperhitungkan bunga tabungan).
Konsumsi bisa membagi sumber daya seumur hidupnya diantara
tahun-tahun sisa hidupnya. Kita asumsikan

114..N. Gregory Mankiw, Makro Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 2000)hal


413

10

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

bahwa ia ingin mencapai jalur konsumsi yang paling halus selama


hidupnya.

Karena itu, ia membagi total W + RY ini secara sama di


antara T tahun dan setiap tahun mengkonsumsi.

C = (W + RY)/T.

Kita bisa menulis fungsi konsumsi seseorang sebagai

C = (1/T)W + (R/T)Y.

Persamaan ini menyatakan bahwa konsumsi bergantung pada


pendapatandan kekayaan. Pendapatan ekstra sebesar $1 per tahun
meningkatkan konsumsi sebesar $0,60 per tahun,dan kekayaan ekstra
senilai $1 meningkatkan konsumsi sebesar
$0,02 per tahun.

Jika setiap orang dalam perekonomian merencanakan konsumsi seperti


ini, maka konsumsii agregat serupa dengan fungsi konsumsi
individual.Biasanya, konsumsi agregat bergantung pada kekayaan dan
pendapatan. Oleh karena itu, perekonomian adalah

C=

Di mana parameter adalah kecenderungan mengkonsumsi marjinal dari


kekayaan dan parameter adalah kecenderungan mengkonsumsi
marjinal dari pendapatan.

Implikasi

Gambar 16-11 menunjukkan hubungan antara konsumsi dan


pendapatan yang diprediksi oleh model daur-hidup.Untuk tingkat
kekayaan W tertentu, model tersebut menghasilkan fungsi konsumsi
konvensional yang serupa dengan fungsi konsumsi yang ditunjukkan
dalam gambar 16-11. Namun demikian,

11

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

ingatlah bahwa perpotongan (intercept) fungsi konsumsi, yang


menunjukkan apa yang akan terjadi dengan konsumsi jika pendapatan
terus menurun ke tingkat nol, bukanlah nilai tetap

seperti dalam gambar 16-11. Perpotongan disini adalah W dan, dengan


demikian beergantung pada tingkat kekayaan.

Model daur-hidup dari perilaku konsumen ini dapat memcahkan teka-


teki konsumsi. Menurut fungsi konsumsi daur-hidup., kecenderungan
mengkonsumsi marjinal adalah

C/Y=

Karena kekayaan tidak variasi secara proporsional dengan pendapatan


dari orang ke orang atau dari tahun ke tahun, kita seharusnya
menemukan bahwa tingginya pendapatan terkait dengan
kecenderungan mengkonsumsi rata-rata yang rendah. Ketika meneliti
data antar individu atau selama periode waktu yang singkat.
C

β
1

αv

Gambar 16-11

Selama periode waktu tersebut, kekayaan dan pendapatan tumbuh


sekaligus, yang menghasilkan rasio W/Y konstan dan kecenderungan
mengkonsumsi rata-rata konstan.

Agar titik yang sama kelihatan berbeda, perhatikanlah bagaimana


fungsi konsumsi berubah sepanjang waktu. Sebagaimana ditunjukkan
oleh Gambar 16-11, untuk setiap

12

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

tingkat kekayaan tertentu, fungsi konsumsi daur-hidup tampaknya


seperti disarankan Keynes.

Tapi fungsi ini hanya berlaku dalam jangka pendek ketika kekayaan
konstan. Dalam jangka panjang, ketika kekayan naik, fungsi konsumsi
bergeser ke atas, sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 16-12.

Gambar 16-12 α
α

Pergeseran ke atas ini mencegah turunnya kecenderungan


mengkonsumsi marginal ketika pendapatan naik.Dengan
Y

demikian, Modigliani menjawab teka-teki konsumsi yang diberikan oleh


data Simon Kuznets.

Model daur-hidup membuat banyak prediksi lain pula. Yang


paling penting, model itu memprediksi tabungan yang bervariasi
selama kehidupan seseorang. Jika seseorang memilai masa dewasanya
tanpa kekayaan, ia akan mengakumulasi kekayaan selama masa-masa
kerjanya dan mengkonsumsi kekayaannya selama masa-masa pensiun.

13

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

$
Gambar 16-13

Pendapat
Konsu
Awal

Kekaya
Tabung
Dissavi
Akhir

Gambar 16-13 menggambarkan pendapatan, konsumsi, dan kekayaan


konsumen selama masa dewasanya. Menurut hipotesis daur hidup,
karena orang-orang ingin memperlancar konsumsi selama hidupnya,
kaum muda yang sedangbekerja menabung, sedangkan kaum tua yang
pensiun menghabiskan tabungan (dissaving).

C. Variabel yang mempengaruhi konsumsi

Faktor-faktor yang cukup besar peranannya dalam menentukan besar


kecilnya pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ialah:

a. Distribusi pendapatan nasional


b. Benyaknya kekayaan masyarakat
c. Banyaknya barang-barang konsumsi tahan lama dalam masyarakat
d. Kebijaksanaan financial perusahaan-perusahaan
e. Kebijaksanaan perusahaan-perusahaan dalam pemasaran
f. Ramalan daripada masyarakat akan adanya perubahan tingkat harga

14

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

Dalam hubungannya dengan fungsi konsumsi yang kita nyatakan dalam


bentuk persamaan C = Cₒ + cY atau C = Cₒ + cY D, dapat kita
katakana bekerjanya factor-faktor seperti kita sebutkan diatas akan
terlihat dalam bentuk berubahnya atau bergesernya fungsi konsumsi
tersebut.

Dengan kata lain nilai daripada intercept atau angka konstan Cₒ dan atau
tingginya angka marginal propensity to consume c akan mengalami perubahan
sebagai akibat daripada bekerjanya salah satu, beberapa atau keseluruhan
daripada factor-faktor(16) diatas.

D. Definisi Dan Arti Investasi


Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau
pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat
pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai
pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanaman modal atau perusahaan untuk
membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan
perekonomian tersebut menghasikan lebih banyak barang dan jasa di masa yang
akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan
barangbarang modal yang lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan.

Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang
dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (atau
pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran/perbelanjaan
yang berikut:

1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan


produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.

2. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor,


bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.

15

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan
barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan
pendapatan nasional.

Jumlah dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan


investasi bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan
memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang sudah
didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai apresiasi maka akan
didapat investasi neto.

E. Fungsi Investasi

Kurva yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat


pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu (i) ia sejajar dengan sumbu datar, atau (ii)
bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan
nasional, makin tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan
sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin
tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh.
Dalam analisis makroekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan
bersifat investasi otonomi.

Menurut Joseph Allois Schumpeter investasi otonom (autonomous investment,)


dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam jangka
panjang seperti :

➢ Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.


➢ Tingkat bunga.
➢ Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
➢ Kemajuan teknologi.
➢ Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
➢ Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.

F. Nilai waktu dari uang


1. Nilai sekarang

16

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

Nilai nominal dari sejumlah mata uang belum tentu akan lebih berharga dimasa
datang. Hal ini sangat tergantung dari tingkat pengembalian investasi yang
diinginkan.
V = X (1+r)
Ket : V = Nilai yang akan
datang X = Nilai sekarang
t = Waktu
r = Faktor diskonto

2. Nilai Masa Mendatang ( Future Value )


Menghintung nilai masa mendatang adalah kebalikan dari menghitung nilai
sekarang dari output investasi yang direncanakan. Sekalipun melihat dari sudut
pandang yang bertolak belakang, keputusan yang dihasilkan tetap sama.
F = A (1+r)
Ket : F = Nilai masa mendatang yang diharapkan
A = Investasi awal
t = Waktu

G. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Investasi


1. Tingkat Pengembalian yang Diharapkan (Expected Rate of Return)
a) Kondisi Internal Perusahaan. Kondisi internal adalah faktor-faktor yang
berada di bawah kontrol Perusahaan, seperti tingkat efisiensi, kualitas
SDM dan teknologi. Sedangka faktor non-teknis, seperti kepemilikkan hak
dan atau kekuatan monopoli, kedekatan denga pusat kekuasaan, dan
penguasaan jalur informasi.
b) Kondisi Eksternal Perusahaan. Kondisi eksternal yang perlu
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi utama
adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi
domestic maupun internasional.
2. Biaya Investasi
Hal yang paling menentukan adalah tingkat bunga pinjaman. Makin tinggi
tingkat bunganya maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat akan
investasi makin menurun. Namun tidak jarang, walaupun tingkat bunga

17

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

pinjaman rendah, minat akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya
total investasi masih tinggi dan faktor yang mempengaruhi adalah masalah
kelembagaan.
3. Marginal Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga, dan Marginal
Efficiency of Investement (MEI)
a) Marginal Efficiency of Capital (MEC), Investasi, dan Tingkat Bunga MEC
adalah tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap tambahan barang
modal.
b) Marginal Effeciency of Capital (MEC) dan Marginal Efficiency of
Investment (MEI).

H. Pentingnya Peran Investasi dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Pertumbuhan ekonomi biasanya selalu dikaitkan dengan iklim bisnis
yang subur. Namun nyatanya, hal ini juga tidak luput dari peran investasi
dalam pemulihan ekonomi di Indonesia. Bila dilihat lebih dalam lagi,
sebenarnya investasi sendiri merupakan akar dari segala upaya demi
memulihkan dan menumbuhkan perekonomian di Indonesia, apalagi di
tangah pandemi.
Apabila ingin memprediksi atau menganalisis kondisi ekonomi
Indonesia, baik di tahun 2020 maupun di tahun 2021, maka hal yang perlu
diketahui adalah angka pertumbuhan ekonomi terkini, peran investasi,
serta upaya yang sudah dilakukan pemerintah. Berikut ulasan lengkapnya.
Bank Dunia yang baru saja merilis prediksi pertumbuhan ekonomi
di tahun 2020, yakni minus 2% - minus 1,6% year on year, pun juga
menjadi bukti bahwa keterpurukan ekonomi Indonesia mencapai titik
terendah selama dua dekade terakhir. Jika melihat dari realisasi
pertumbuhan ekonomi di kuartal I dan kuartal II, bisa dilihat bahwa
angka pertumbuhannya masih berada dalam level minus. Realisasi
pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri mencapai minus 5,32% di
kuartal II dan diperkirakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa
pertumbuhan ekonomi akan naik mencapai minus 2,9% - minus

18

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

1%. Data ini menandakan Indonesia sudah dipastikan akan masuk ke


jurang resesi. Meski begitu, pemerintah Indonesia masih optimis,
melihat dari data-data yang sudah didapat di kuartal I dan II, bahwa
akan ada pertumbuhan ekonomi yang positif menjelang Oktober sampai
akhir tahun. Upaya menghitung kondisi ekonomi Indonesia ini tidak luput
dari tiga komponen penting, yakni konsumsi rumah tangga, sektor bisnis
untuk investasi, serta sektor luar negeri untuk ekspor-impor.
Dari tiga komponen yang disebutkan sebelumnya, bisa ditarik
kesimpulan bahwa ketiganya saling berhubungan. Apabila ada penurunan
dari salah satu komponen, maka akan langsung berimbas kepada dua
komponen lainnya. Inilah yang membuktikan peran investasi dalam
pemulihan ekonomi Indonesia, terutama di tengah pandemi sekarang ini.
Pendapatan nasional atau PDB sangat erat kaitannya dengan investasi.
Investasi berupa penanaman modal yang meningkat akan berdampak
positif pada proses produksi dalam bisnis yang semakin giat, kemudian
juga akan berimbas pada meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Sepanjang semester I tahun 2020, BKPM mencatat bahwa sudah ada
realisasi investasi sebesar Rp402,6 triliun yang mencakup 49,3% dari
target realisasi di tahun 2020. Ini merupakan kabar baik, mengingat
kondisi yang kurang kondusif akibat pandemi. Melihat angka ini, BKPM
pun optimis bahwa Indonesia mampu memenuhi target realisasi investasi
2020. Lantas, bagaimana peran investasi dalam pemulihan ekonomi
secara mendetail? Pertama, investasi ini memiliki korelasi positif terhadap
pembangunan infrastruktur negara. PDB yang naik akan mendukung
upaya pembangunan dari pemerintah, sementara pemerintah pun akan
lebih giat membangun infrastruktur guna menyokong dan menarik
investor. Kedua, investasi ini juga akan menumbuhkan iklim bisnis.
Semakin banyak investasi atau penanaman modal yang

19

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

dilakukan, maka akan semakin banyak pula bisnis-bisnis baru yang


bermunculan. Seperti UMKM, alat kesehatan, dan perumahan yang
menjadi beberapa sektor bisnis yang tumbuh di masa pandemi ini. Ketiga,
banyaknya bisnis yang bermunculan akan membuka lebih banyak
lapangan pekerjaan, yang mana secara jelas akan mendukung
pertumbuhan daya beli konsumen serta konsumsi rumah tangga.

I. Upaya yang sudah dilakukan pemerintah


Sebenarnya ada begitu banyak upaya yang sudah dilakukan oleh
pemerintah Indonesia guna mendorong pertumbuhan ekonomi, terlebih
mendorong peran investasi dalam pemulihan ekonomi Indonesia. Salah
satunya yang paling santer adalah peresmian tol Manado - Bitung yang
akan semakin menyuburkan prospek investasi serta pariwisata di wilayah
Sulawesi Utara. Kemudian, pemerintah juga telah memberikan berbagai
kebijakan yang semakin memudahkan jalannya investasi di Indonesia,
seperti pemberian insentif pajak, bantuan perihal kredit dan penjaminan,
pengesahan UU Cipta Kerja (Omnibus Law), pembentukan satgas khusus
investasi luar negeri, serta kemudahan proses pengajuan izin usaha dan
investasi oleh BKPM. Harapannya adalah Indonesia mampu
mengoptimalkan peran investasi dalam pemulihan ekonomi dengan
rekonstruksi investasi padat karya serta bermitra dengan para pelaku
bisnis, termasuk UMKM. Bisa dikatakan, fokus pemerintah Indonesia
sendiri bukan hanya memulihkan ekonomi Indonesia, namun juga
memastikan ekonomi Indonesia tetap maju di tahun-tahun mendatang
melalui kuatnya pondasi investasi.

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

BAB 3

PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
Dalam hasil karya Keynes, fisher, modiglani, dan friedman, kita
melihat kemajuan pandangan tentang perilaku konsumen. Keynes
menyatakan bahwa konsumsi sangat bergantung pada pendapatan
sekarang.Karena itu, para ekonom menyatakan bahwa konsumen
memahami kalau mereka menghadapi keputusan antar-waktu.
Konsumen menatap sumber daya dan kebutuuhan masa depan mereka,
yang mennjukkan fungsi konsumsi yang lebih kompleks disbanding
fungsi konsumsi yang Keynes berikan. Keynes menyarankan bentuk
fungsi konsumi
Konsumsi = f (Pendapatan Sekarang, Kekayaan, Pendapatan Masa
Depan yang Diharapkan, Tingkat Bunga).

Dengan kata lain, pendapatan sekarang hanya merupakan satu


determinan dari konsumsi agregat.

Para ekonom terus memperdebatkan kepentingan relative dari


determinan konsumsi ini.Para ekonom kadang-kadang tidak sepakat
tentang kebijakan ekonomi karena meraka mengasumsikan fungsi
konsumsi yang berbeda.

Produk marjinal modal menetukan harga sewa riil modal. Tingkat bunga riil,
tingkat penyusutan, dan harga relatif barang-barang modal menentukan biaya
modal. Menurut model neoklasik, perusahaan-perusahaan berinvestasi jika harga
sewa lebih besar dari biaya modal, dan mereka melakukan disinvestasi juka harga
kurang dari biaya modal.

Model neoklasik menyatakan bahwa investasi bergantung ada q Tobin,


rasio dari nilai pasar modal terpasang terhadap biaya penggantinya. Rasio ini
mencerminkan kemampuan sekarang dan masa depaan dari modal. Semakin
tinggi q, semakin besar nilai pasar modal terpasang relatif terhaadap biaya
penggantinya, dan semaakin besar intensif untuk investasi.

Berlawanan dengan asumsi model neoklasik, perusahaan tidaak dapat


selalu memperoleh dana untuk mendanai investasi. Batasan pendanaan membuat
Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)
lOMoARcPSD|25567933

investasi sensitif terhadap arus kas sekarang perusahaan.

Investasi residensial bergantung pada harga relatif rumah. Harga rumah sebaliknya
bergantung pada permintaan rumah dan penaawaaran rumah saaat ini. Kenaikan
dalam permintaan rumah, misalnya karena turunnya tingkat bunga, meningkatkan
harga rumah dan investasi residensial

Perusahaan mempunyai berbagai motif untuk menyimpan persediaan:


memperlancar produksi, menggunakannya sebagaai faktor produksi, menghindari
kehabisan barang, dan menyimpan barang setengah jadi. Salah satu model
investasi pesediaan yang bekerja dengaan baik tanpa menerima motif tertentu
adalah model percepataan. Menurut moodel ini, persediaan bergantung pada
tingkat GDP, dan investasi persediaan bergantung pada perusahaan dalam GDP.

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

DAFTAR PUSTAKA
Goyena, R. (2019). Konsumsi dan pendapatan. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Tiara Dewi, Muhammad Amir Masruhim, R. S. (2016). 済無 No Title No Title


No Title. Laboratorium Penelitian Dan Pengembangan FARMAKA TROPIS
Fakultas Farmasi Universitas Mualawarman, Samarinda, Kalimantan
Timur, (April), 5–24.

23

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)


lOMoARcPSD|25567933

24

Downloaded by terong terusu (terongterusu@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai