Anda di halaman 1dari 26

Teori Konsumsi

Faktor-Faktor utama yang memengaruhi tingat konsumsi adalah Pendapatan, dimana korelasi
keduanya bersifat positif, yaitu semakin tinggi tingkat pendapatan (Y) maka konsumsinya (C)
juga makin tinggi : C = f(Y).

Teori Konsumsi Keynes


Menurut John Maynard Keynes, jumlah konsumsi saat ini (current disposable income)
berhubungan langsung dengan pendapatannya. Hubungan antara kedua variabel tersebut
dapat dijelaskan melalui fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi menggambarkan tingkat konsumsi
pada berbagai tingkat pendapatan.

C = a +bY => FUNGSI KONSUMSI

Keterangan : C = konsumsi seluruh rumah tangga (agregat)


a = konsumsi otonom, yaitu besarnya konsumsi ketika pendapatan nol (merupakan konstanta)
b = marginal propensity to consume (MPC)
Y = pendapatan disposable
Dalam hal ini, pendapatan (Y) yang dimaksud oleh Keynes adalah :
1. Pendapatan riil/nyata (yang menggunakan tingkat harga konstan), bukan pendapatan
nominal
2. Pendapatan yang terjadi (current income), bukan pendapatan yang diperoleh sebelumnya,
dan bukan pula pendapatan yang diperkirakan terjadi di masa datang (yang diharapkan)
3. Pendapatan absolut, bukan pendapatan relatif atau pendapatan permanen.

b adalah marginal propensity to consume (MPC) atau kecenderungan mengonsumsi marginal,


yaitu berapa konsumsi bertambah bila pendapatan bertambah. Dan secara matematis dapat
dirumus :
MPC = perubahan C dibagi dengan perubahan Y atau MPC = C/Y

Dalam kurva konsumsi, MPC menunjukkan kemiringan/kecondongan (slope) kurva konsumsi.


Marginal propensity to save (MPS) adalah berapa tabungan bertambah karena bertambahnya
pendapatan.
MPC = perubahan S dibagi dengan perubahan Y atau MPC = S/Y
Dimana : S = tabungan dan Y = pendapatan.

Dalam kurva tabungan, MPS menunjukkan kemiringan/kecondongan (slope) kurva tabungan.


MPC + MPS = 1. berarti MPS = 1 - MPC

Tidak semua pendapatan digunakan untuk konsumsi, melainkan sebagian ditabung (S).
Y=C+S
C = a + bY
Y = a + bY + S
S = -a + Y - bY
S = -a + (1-b)Y
Karena : 1-b = MPS, maka
S = -a + MPS(Y) atau
S = -a +sY => FUNGSI TABUNGAN
dimana : s = MPS = 1-MPC = 1-b

Faktor - Faktor Penentu Tingkat Konsumsi


1. Pendapatan rumah tangga (Household income), semakin besar pendapatan, semakin
besar pula pengeluaran untuk konsumsi.
2. Kekayaan rumah tangga (Household wealth), semakin besar kekayaan, tingkat konsumsi
juga akan menjadi semakin tinggi. Kekayaan misalnya berupa saham, deposito
berjangka, dan kendaraan bermotor.
3. Prakiran masa depan (Household expectations), bila masyarakat memperkirakan harga
barang-barang akan mengalami kenaikan, maka mereka akan lebih banyak
membeli/belanja barang-barang.
4. Tingkat bunga (Interest rate), bila tingkat bunga tabungan tinggi/naik, maka masyarakat
merasa lebih untung jika uangnya ditabung daripada dibelanjakan. berarti antara
tingkat bunga dengan tingkat konsumsi memepunyai korelasi negatif.
5. Pajak (Taxation), pengenaan pajak akan menurunkan pendapatan disposable yang
diterima masyarakat, akibatnya akan menurunkan konsumsinya.
6. Jumlah dan Konsunsi penduduk, jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar
pengeluaran konsumsi. Sedangkan komposisi penduduk yang didominasi penduduk usia
produktif/usia kerja (15-64 tahun) akan memperbesar tingkat konsumsi.
7. Faktor sosial budaya, misalnya, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan
tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih modern.
Contohnya adalah berubahnya kebiasaan oranng Indonesia berbelanja dari pasar
tradisional ke pasar swalayan (super market).

Konsumsi adalah/ Konsumsi yaitu/ Konsumsi merupakan/ yang dimaksud Konsumsi/ Arti
Konsumsi/ Definisi Konsumsi.
Konsumsi adalah suatu kegiatan manusia mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan, baik secara berangsur-angsur maupun sekaligus.
Pihak yang melakukan konsumsi disebut konsumen. Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan setinggi-
tingginya, sehingga tercapai tingkat kemakmuran .Dalam pengertian ekonomi, konsumsi
diartikan sebagai kebutuhan, baik secara berangsur-angsur maupun sekaligus. Pihak yang
melakukan konsumsi disebut konsumen.

Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau
untuk memperoleh kepuasan setinggi-tingginya sehingga tercapai tingkat kemakmuran. Denan
adanya lapisan masyarakat yang berbeda-beda, tujuan konsumsi juga berbeda. Pada
masyarakat tradisional yang ditandai dengan peradapban yang belum maju dan kebutuhan
masih sederhana, kegiatan konsumsi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna
mepertahankan kelangsungan hidup. Sedangkan pada masyarakat modern, tujuan konsumsi
sudah berubah bahkan hanya sekedar mempertahankan hidup, tetapi lebih banyak diarahakan
untuk kepentingan kesenangan dan prestise (harga diri).Faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumsi.
Besar kecilnya konsumsi yang dilakukan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut:
1. Pendapatan.
2. Perkiraan harga di masa mendatang.
3. Harga barang yang bersangkutan.
4. Barang substitusi dan Komplementer.
5. Iklan.
6. Ketersediaan Barang dan Jasa.
7. Selera.
8. Mode.
9. Jumlah keluaraga.
10. Lingkungan Sosial Budaya
KONSUMSI
Konsumsi adalah segala tindakan yang tujuannya menghabiskan atau mengurangi nilai guna
suatu barang. Kegiatan konsumsi dipengaruhi oleh 2 faktor :1.
1. Faktor Internal, seperti : pendapatan, selera karakter, kepribadian, motivasi.2
2. Faktor Eksternal, seperti : kebudayaan, peradaban, lingkungan, status sosial, kebijakan
pemerintah, dll.

Menurut Paul A Samuelson, seorang pakar ekonomi, membedakan masalah pokok yang
dihadapi oleh perekonomian, yaitu :1.
1. Apa yang akan diproduksi (What) Karena keterbatasan sumber daya faktor produksi, maka
harus hal yang tidak mungkin akan memproduksi sebanyak-banyaknya, maka harus
dilakukan pemilihan barfang apa yang harus diproduksi serta berapa jumlahnya.
2. Bagaimana proses produksinya (How) Hal ini sangat tergantung dari ketersediaan sumber
daya faktor produksi dari setiap wilayah/negara. Bagi negara maju akan menggunakan
faktor produksi padat modal dengan teknologi majunya, sementara bagi negara yang
berkembang akan menerapkan teknologi menengah tanpa mengesampingkan
pendayagunaan sumber daya manusia yang ada sehingga tidak terjadi pengangguran yang
tinggi.
3. Untuk siapa hasil produksi ditujukan (for Whom) Untuk masalah yang satu ini,
pertimbangan ditujukan bagaimana caranya agar hasil produksi dapat memenuhi
kebutuhan utama masyarakat serta dengan tingkat harga yang terjangkau oleh masyarakat
yang menjadi pangsa pasarnya.

Manusia memiliki kebutuhan yang beraneka ragam .manusia menginginkan agar semua
kebutuhannya dapat terpenuhi.alat pemuas kebutuhan manusia yang terdiri dari barang dan
jasa sangat terbatas jumlahnya. konsumsi adalah setiap kegiatan memakai, menggunakan,
atau menikmati barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan. Adapun pengertian konsumsi
dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu konsumsi langsung dan konsumsi tak
langsung.Konsumsi langsung merupakan pengkonsumsian barang yang langsung dilakukan oleh
penggguna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya, makanan, minuman,
dan pakaian yang langsung dipakaioleh pengguna sementara itu, konsumsi tak langsung
merupakan pemakaina benda konsumsi berupa barang dan jasa yang tidak secara langsung
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna barang contohnya, pembelian bahan baku
pabrik yang akan diproses lebih lanjut untuk keperluan penciptaan barang. Pembelian bahan
baku dapat dikategorikan sebagai tindakan konsumsi, tetapi bukan merupakan konsumsi
langsung.

KONSEP DASAR TEORI EKONOMI


Ilmu Ekonomi dibagi dalam 3 kelompok Dasar.Yaitu :
1. Ekonomi deskriptif : Mengumpulkan keterangan-keterangan factual yang relevan
mengenai suatu masalah ekonomi.
2. Teori Ekonomi : Bisa disebut economi theory atau economic principal, yang terbagi lagi
atas 2 kelompok besar yaitu teory ekonomi mikro dan teory ekonomi makro yang
tugasnya menerangkan secara umum perilaku system perekonomian . Bila materi
pembahasannya tentang pelaku-pelaku ekonomi yang berada dalam system
perekonomian, maka masuk kategory teori ekonomi Mikro, sedangkan bila pembahasan
tentang mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan maka akan masuk
pada kategori ekonomi Makro.
3. Ekonomi Terapan : Menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam teori
ekonomi untuk menerangkan keterangan keterangan yang dikumpulka oleh ekonomi
deskriptif. Dengan menggunakan kerangka penggolongan ilmu ekonomi tersebut,
dapatlah dikatakan bahwa materi yang disajikan dalam bahasan ini kalau dilihat isinya
dapat dimasukkan ke dalam kelompok teori ekonomi mikro, yang lazim disebut teori
harga atau price teori atau ekonomi mikro atau micro economic.

Ruang lingkup teori ekonomi mikro


Ilmu ekonomi mikro adalah suatu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari kegiatan-kegiatan
ekonomi secara individual (unit-unit) atau bagian-bagian kecil dari masalah-masalah ekonomi
atau secara disagregat.Seperti misalnya kehidupan/kegiatan suatu perusahaan, tingkat harga
dan upah, alokasi factor-faktor produksi, dan sebagainya. Jadi ilmu ekonomi mikro lebih
mempelajari secara spesifik terhadap unit-unit dalam kegiatan ekonomi dan apa yang terjadi
pada kehidupan ekonomi yang berlangsung. Pendekatan teori ekonomi mikro menggunakan
model-model abstrak di dalam melihat bagaimana terbentuknya harga dari suatu benda dan
bagaimana sumber daya yang tersedia dialokasikan kepada berbagai macam penggunaan
produksi untuk masyarakat.
Fungsi teori ekonomi mikro adalah hanya bersifat menerangkan dan dapat digunakan sebagai
dasar untuk peramalan, dimana kita dimungkinkan untuk membut suatu peramalan yang
bersifat kondisional atau ramalan yang besyarat, dimana syaratnya adalah adanya suatu
ASUMSI.
MASALAH EKONOMI
Kelangkaan (SCARCITY)
Sumber daya yang tersedia bersifat terbatas dan langka. Jadi, kebutuhan manusia yang
tidak terbatas dihadapkan dengan sumber-sumber yang bersifat terbatas akan
menimbulkan kelangkaasn sumber daya tersebut.
Contoh kelangkaan ekonomi:
1. Kelangkaan sumber makanan pokok masyarakat seperti padi, gandum, dan sumber
makanan pokok lainnya.
2). Kelangkaan BBM (bahan bakar minyak) seperti bensin, solar, dan lain-lain.
Kelangkaan sumber ekonomi manusia dibagi menjadi 3 (tiga):
1). Kebutuhan manusia yang tidak terbatas

Contoh kebutuhan manusia yang tidak terbatas: . sesorang ingin memiliki sepeda untuk
mendukung ia melakukan aktifitasnya sehari-hari namun sesudah memiliki sepeda Ia akan
menginginkan sepeda motor untuk mendukung aktifitasnya sehari-hari. Dan kemudian setelah
memiliki sepeda motor Ia akan menginginkan yang lebih seperti motor yang lebih bagus
ataupun Mobil.

3 masalah pokok ekonomi


Masalah pokok ekonomi dapat ditinjau dari 2 sudut pandang: , Menurut Teori Klasik, yang
dipelopori oleh Adam Smith terdiri dari :1.
1. PRODUKSI
Produksi adalah segala tindakan yang ditujukan untuk meningkatkan nilai guna / manfaat
dari suatu barang. Karena sifat manusia yang tidak pernah mengalami tingkat kepuasan
yang hakiki, maka berapapun yang diproduksi selalu tidak pernah mencukupi kebutuhan
manusia; sehingga selama itu pula produksi menjadi masalah pokok ekonomi.

2. DISTRIBUSI
Distribusi adalah segala kegiatan yang ditujukan untuk menyampaikan atau menyalurkan
barang hasil produksi dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen akhir/pemakai.
Yang termasuk kegiatan distribusi diantaranya : Pengemasan, pensortiran/pemilahan,
pengepakan, penyimpanan/pergudangan, pengangkutan, dll Distribusi dapat dibedakan
menjadi 2 cara :
1. istribusi langsung, dimana barang hasil produksi langsung disalurkan ke konsumen
akhir/pemakai.
2. Distribusi tidak langsung, dimana dalam penyalurannya melalui beberapa perantara,
seperti : agen, grosir, eksportir, importir, komisioner, makelar, pedagang eceran, dll.
Semakin panjang mata rantai penyaluran sangat dimungkinkan harga yang ditanggung
konsumen akhir lebih mahal.
Produksi
PENGERTIAN PRODUKSI
1. Pengertian produksi dalam Arti sehari-hari Setiap hari manusia selalu menggunakan barang
untuk memenuhi kebutuhanya. Barang-barang tersebut tidak akan tersedia apabila tidak
ada yang menghasilkanya. Contoh: Di daerah pedesaan para petani mengolah sawah atau
ladangnya untuk menghasilkan barang-barang hasil pertanian seperti padi, jagung, keledai,
tebu, dll.Contoh kegiatan diatas disebut Produksi.Jadi, produksi adalah kegiatan
menghasilkan barang atau jasa.
2. Pengertian produksi menurut ilmu ekonomiMenurut ilmu ekonomi, produksi tidak terbatas
pada kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga kegiatan yang sifatnya
menambah nilai atau kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya.
Perhatikan contoh berikut.
a. Tukang kayu yang mengecat kursi hasil buatanya.
b. Pedagang yang membeli sepeda bekas lalu ia bersihkan, perbaiki, dan dicat kembali lalu
dijual Berdasarkan uraian di atas, produksi menurut ilmu ekonomi adalah setiap
kegiatan yang dilakukan manusia untuk menghasilkan/menaikan nilai kegunaan
barang/jasa.

FAKTOR PRODUKSI
Paktor Produksi adalah Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat
digunakan dalam proses produksi . Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses
produksi terdiri atas sumberdaya alam, tenaga kerja mansuia, modal dan kewirausahaan.
1. Alam Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat
dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi
segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti: Tanah, tumbuhan, hewan. Udara, sinar
matahari, hujan. Bahan tambang, dan lain sebagainya. Faktor produksi sumberdaya alam
merupakan faktor produksi asli karena telah tersedia di alam langsung.
2. Tenaga kerja Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun
rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
maupun faedah suatu barang. Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut
tingkatannya (kualitasnya) yang terbagi atas:a).
a. Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh pendidikan
baik formal maupun non formal. Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi,
peneliti.
b. Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh keahlian
berdasarkan latihan dan pengalaman . Contoh: montir, tukang kayu, tukang u kir, sopir,
teknisi.
c. Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained labour), adalah
tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani.Contoh: tenaga kuli
pikul, tukang sapu, pemulung, buruh tani
Distribusi
Secara garis be sar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga,
tempat, dan saat dibutuhkan).
Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:
1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat
merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan.
2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non-fisik.
Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi di antara
lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran. Arus pemasaran
tersebut meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus
negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus
pemesanan.

Distribusi Yaitu kegiatan menyalurkan atau menjual barangb sampai ke tangan konsumen
Macam-macam Distribusi :
1. Distribusi pendek/ distribusi langsung (produsen-konsumen)
2. Distribusi semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari produsen ke
konsumen melalui badan perantara (toko) milik produsen itu sendiri.
3. Distribusi panjang/ distribusi tidak langsung (produsen-distribusi-konsumen) Lembaga
distribusi Adalah orang / badan usaha yang menjadi perantara antara produsen dan
konsumen.

Lembaga distribusi dapat digolongkan menjadi :


1. Pedagang, adalah lembaga distribusi yang melakukan pekerjaan membeli hasil produksi
untuk dijual kembali atas tanggung jawab sendiri. Pedagang dapat dibedakan menjadi :
a. Pedagang besar atau grosir (whoseller) yaitu pedagang yang membeli barang dalam
jumlah besar dan menjualnya kembali ke para pengecer
b. Pedagang kecil / eceran (retailer)
2. Perantara khusus, adalah lembaga yang menyalurkan barang dari produsen ke konsumen
namun tidak bertanggung jawab apabila barang yang disalurkan tersebut tidak laku.
Perantara khusu terbagi dari :(a)
a. Agen,
b. Lembaga
c. Komisioner
d. Importir
e. Eksportird.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi :


a. Tingkat pendapatan masyarakat
b. Selera konsumen
c. Harga barang, baik harga barang itu sendiri, barang substitusi maupun barang
komplemeter
d. Tingkat pendidikan masyarakat
e. Jumlah keluarga
f. Lingkungan alam

PERMINTAAN DAN PENAWARAN


Pengertian permintaan dan penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu
tertentu. Sedangkan Penawaran adalah jumlah keseluruhan barang atau jasa yang dijual atau
jasa yang akan dijual atau ditawarkan oleh produsen pada berbagai macam tingkat harga.

Hukum Permintaan dan Penawaran


a. Hukum permintaan berbunyi, Jumlah barang yang diminta akan selalu berbanding terbalik
dengan harganya, artinya jika harga barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan
berkurang, dan jika harga barang turun, maka jumlah barang yang diminta akan
bertambah.~
b. Hukum penawaran mengatakan bahwa jumlah barang yang ditawarkan akan selalu
terbanding lurus dengan harganya / artinya jika harga barang naik, maka jumlah barang
yang ditawarkan bertambah, sebaliknya jika harga turun, maka jumlah barang yang
ditawarkan berkurang.

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan 1.


1. Perilaku konsumen / selera konsumen Saat ini handphone blackberry sedang trend dan
banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap
kuno.
2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap Jika roti tawar tidak ada
atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
3. Pendapatan / penghasilan konsumen Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat
membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka
seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
4. Perkiraan harga dimasa depan Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang
akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen, Ketika flu burung dan flu babi sedang
menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan)
permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan
sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran 1.


1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk
sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang
mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku
terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi
sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan perusahaan Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya
(profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga
harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka
perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah
sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan
menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti / pelengkapJika ada produk pesaing sejenis di
pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang
lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga dimasa depan Ketika harga jual akan naik di masa mendatang
perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan
harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.

Fungsi Permintaan dan Penawaran


A. Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu
barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Fungsi permintaan
mengikuti hukum permintaan yaitu apabila harga suatu barang naik maka permintaan akan
barang tersebut juga menurun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka permintaan
akan barang tersebut meningkat. jadi hubungan antara harga dan jumlah barang yang
diminta memiliki hubungan yang terbalik, sehingga gradien dari fungsi permintaan (b) akan
selalu negatif. Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai beriut :

Qd = a bPd atau Pd = -1/b ( -a + Qd)


dimana : a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai negatif
fb = Qd / Pd Pd = adalah harga barang per unit yang diminta
Qd = adalah banyaknya unit barang yang diminta
Syarat, P 0, Q 0, serta dPd / dQ < 0

Contoh :
Pada saat harga Jeruk Rp. 5.000 per Kg permintaan akan jeruk tersebut sebanyak
1000 Kg, tetapi pada saat harga jeruk meningkat menjadi Rp. 7.000 Per Kg permintaan
akan jeruk menurun menjadi 600 Kg, buatlah fungsi permntaannya ?
Pembahasan :
Dari soal diatas diperoleh data :
P1 = Rp. 5.000
Q1 = 1000 Kg ,
P2 = Rp. 7.000
Q2 = 600 Kg
untuk menentukan fungsi permintaannya maka digunakan rumus persamaan garis melalui
dua titik, yakni :
y y1 x x1
=
y2 y1 x2 x1
dengan mengganti x = Q dan y = P maka didapat,
P P1 Q Q1
- =
P2 P1 Q2 Q1

mari kita masukan data diatas kedalam rumus :


P 5.000 Q 1000
= -
7.000 5.000 600 1000

P 5.000 Q 1000
= -
2.000 -400

P 5.000 (-400) = 2.000 (Q 1000)


-400P + 2.000.000 = 2000Q 2.000.000
2000Q = 2000.000 + 2.000.000 400P
Q = 1/2000 (4.000.000 400P)
Q = 2000 0,2P
============
Jadi Dari kasus diatas diperoleh fungsi permintan Qd = 2000 0,2

B. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar
dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh
produsen untuk menganalisa kemungkinan2 banyak barang yang akan diproduksi.
Menurut hukum penawaran bila harga barang naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-
faktor lain dianggap tetap), maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan sebaliknya
apabila harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan juga menurun.Jadi dalam
fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah barang yang ditawarkan memiliki
hubungan posifit, karenanya gradien (b) dari fungsi penawaran selalu positif.
Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:
Qs = a + bPs
dimana : a dan b = adalah konstanta dimana b harus bernilai positif
b = Qs/ Ps
Ps= adalah harga barang per unit yang ditawarkan
Qs= adalah banyaknya unit barang yang ditawarkan
Ps 0, Qs 0, serta dPs/ dQs > 0
Contoh :
Pada saat harga durian Rp. 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian sebanyak
100 buah, dan pada saat harga durian Rp. 4.000 perbuah toko A mampu menjual Durian
lebih banyak menjadi 200 buah. dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?

Jawab :
dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut :
P1 = 3.000 Q1 = 100 buah
P2 = 4.000 Q2 = 200 buah
Langkah selanjutnya, kita memasukan data-data diatas kedalam rumus persamaan
linear a:
P P1 Q Q1
=
P2 P1 Q2 Q1

P 3.000 Q 100
= -
4.000 3.000 200 100

P 3.000 Q 100
= -
1.000 100

(P 3.000)(100) = (Q 100) (1.000)


100P 300.000 = 1.000Q 100.000
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 + 100P
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
Q = -200 + 0.1P
Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd

C. Keseimbangan Harga
Keseimbangan harga di pasar tercapai apabila Qd = Qs atau Pd = Ps, Jadi keseimbangan
harga merupakan kesepakatan-kesepakatan antara produsen dan konsumen dipasar. untuk
lebih jelasnya perhatikan contoh soal dibawah ini :
Tentukan jumlah barang dan harga pada keseimbangan pasar untuk fungsi permintaan
Qd = 10 0,6Pd dan fungsi penawaran Qs = -20 + 0,4Ps.
Jawab:
Keseimbangan terjadi apabila Qd = Qs, Jadi
10 0,6Pd = -20 + 0,4Ps
0,4P + 0,6P = 10 + 20
P = 30
Setelah diketahui nilai P, kita masukan nilai tersebut kedalam salah satu fungsi tersebut:
Q = 10 0,2(30)
Q = 10 6
Q = 4,
Jadi keseimbangan pasar terjadi pada saat harga (P)=30 dan jumlah barang (Q) = 4.

HARGA PASAR
A. PENGERTIAN HARGA PASAR
1. Harga pasar atau Harga keseimbangan adalah Harga yang disepakati oleh pihak penjual
dan pihak pembeli pada tingkatan harga tertentu.
2. Pada tingkatan harga tertentu, jumlah barang dan jasa yang diminta sama dengan
jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
3. Terbentuknya harga ditentukan berdasarkan hukum ekonomi ( hukum permintaan dan
hukum penawaran ) yaitu Harga akan tetap jika permintaan seimbang. Dan Permintaan
makin bertambah, jika harga turun, penawaran akan berkurang jika harga makin turun..
Makin banyak permintaan, harga makin tinggi, makin banyak penawaran, harga makin
rendah.

B. PROSES TERBENTUKNYA HARGA PASAR


Harga pasar akan tercapai setelah melalui serangkaian proses : tawar menawar antara
penjual dan pembeli. Apabila harga barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual dirasa
terlalu tinggi oleh pembeli maka barang dan jasa tersebut tidak dapat terjual..
- Istilah Surplus dikenal dengan pengertian suatu keadaaan dimana terjadi kelebihan
penawaran.
- Istilah Shortage dikenal dengan pengertian suatu keadaan dimana terjadi kelebihan
permintaan
- Prinsip Ceteris Paribus berlaku dalam hal ini, yaitu Harga merupakan satu satunya
faktor yang menentukan permintaan dari pembeli dan penawaran dari penjual.

Faktor Faktor yang mempengaruhi harga pasar :


1. Permintaan terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan jumlah barang ataujasa
terbatas.
2. Tinggi rendahnya biaya produksi.
3. Pandangan masa depan dari produsen atau konsumen.
4. Produsen mengetahui selera konsumen. 5. Penawaran terhadap barang atau jasa
bertambah, sedangkan daya beli konsumen Tetap atau berkurang

Peranan Harga pasar dalam perekonomian :


1. Menunjukan perubahan kebutuhan masyarakat.
2. Membantu menentukan penawaran.
3. Menggerakkan pengusaha untuk berkreasi terhadap perubahan permintaan
Fungsi harga pasar adalah sebagai berikut :1.
1. Menentukan jenis barang yang akan diproduksi.
2. Menentukan pembagian hasil produksi diantara para konsumen.
3. Menentukan teknologi yang akan digunakan dalam proses produksi. Kurva
Keseimbangan penawaran dan permintaan :

Harga ( P ) Permintaan Penawaran


Rp 2500 5 20
Rp 2000 10 15
Rp 1500 12 12
Rp 1000 15 10
Rp 500 20 5

ELASTISITAS
Elastisitas Permintaan
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas permintaan atau price elasticity of demand (PED) adalah
ukuran kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga.
Elastisitas permintaan mengukur seberapa besar kepekaan perubahan jumlah permintaan
barang terhadap perubahan harga. Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan
terhadap barang tersebut biasanya naik semakin rendah harganya, semakin banyak benda
itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah
permintaan dan persen perubahan harga. Ketika elastisitas permintaan suatu barang
menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis
di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga.
Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang
berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar.
Sebagai contoh, jika harga sepeda motor turun 10% dan jumlah permintaan atas sepeda motor
itu naik 20%, maka nilai elastisitas permintaannya adalah 2; dan barang tersebut
dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai elastisitasnya lebih dari 1. Perhatikan bahwa
penurunan harga sebesar 1% menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar 2%,
dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor sangat
dipengaruhi oleh besarnya harga yang ditawarkan.

koefisien Elastisitas
n=0 Inelastis sempurna

0<n<1 Inelastis
n=1 Elastis uniter
1<n< Elastis
n= Elastis sempurna
Untuk barang-barang normal, penurunan harga akan berakibat pada peningkatan jumlah
permintaan. Permintaan terhadap sebuah barang dapat dikatakan inelastis bila jumlah barang
yang diminta tidak dipengaruhi oleh perubahan harga.Barang dan jasa yang tidak memiliki
substitusi biasanya tergolong inelastis. Permintaan terhadap antibiotik, misalnya, dikatakan
sebagai permintaan inelastis karena tidak ada barang lain yang dapat menggantikannya.
Daripada mati terinfeksi bakteri, pasien biasanya lebih memilih untuk membeli obat ini
berapapun biayanya.Sementara itu, semakin banyak sebuah barang memiliki barang substitusi,
semakin elastis barang tersebut.
meskipunpermintaan inelastis sering diasosiasikan dengan barang kebutuhan, banyak juga
barang yang bersifat inelastis meskipun konsumen mungkin tidak membutuhkannya.
Permintaan terhadap garam, misalnya, menjadi permintaan inelastis bukan karena konsumen
sangat membutuhkannya, melainkan karena harganya yang sangat murah.
Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien elastisitas permintaan adalah
atau menggunakan kalkulus differensial:

atau bisa juga:

dimana:
= harga
= jumlah
= jumlah permintaan
= harga permintaan
=
=

Elastisitas penawaran
Elastisitas penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika
harganya berubah.Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas
kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.

Koefisien Elastisitas Penawaran


Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah
sebagai berikut :
Es = % perubahan kuantitas penawaran / % perubahan harga,
atau
Keterangan :
ES = Elastisitas penawaran
Q2 = Kuantitas penawaran setelah perubahan
Q1 = Kuantitas penawaran awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Jenis-jenis Elastisitas Penawara :
1. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah
pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
2. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan
harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap
penawaran.
3. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan
harga.
4. Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan
harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relative besar t erhadap
penawaran.5.
5. Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Perusahaan dapat menyuplai
berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai
pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.

Elastisitas Permintaan silang


Elastisitas permintaan silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta atas
sebuah produk mempengaruhi harga produk lainnya. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Keterangan :
EA,B = elastisitas silang antara produk A dan B
P1B = harga awal produk B
P2B = harga produk B setelah perubahan
QA = kenaikan permintaan produk A
Q1A = kuantitas permintaan awal produk A
Q2A = kuantitas permintaan produk A setelah harga produk B berubah
PB = kenaikan harga produk B

Elastisitas silang berhubungan dengan karakteristik kedua produk, yaitu :1.


1. Produk substitusi. Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga
produk A akan menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak
tanah dan kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras
berkualitas sama mereak A dan B, dan lain sebagainya.
2. Produk komplementer.Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga
produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk
komplementer misalnya bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika
harga bensin naik, permintaan akan mobil akan cenderung turun.

Elastisitas pendapatan
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas pendapatan adalah perubahan dalam permintaan sebagai
akibat dari perubahan dalam pendapatan. Misalnya, apabila karena pendapatan meningkat
10%, permintaan suatu barang meningkat 20%, maka elastisitas pendapatannya adalah
20%/10% = 2.
RUMUS

Elastisitas pendapatan ditentukan oleh jenis produk, yaitu :


1. Produk normal.Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk
normal akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras,
dapat digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.
2. Produk inferior.Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk
inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.

KEBIJAKSANAAN PENETAPAN HARGA OLEH PEMERINTAH


Kebijakan penetapan harga eceran terendah (floor price)
PENGERTIAN FLOOR PRICE
- Harga dasar : merupakan tingkat harga minimum yang diberlakukan pemerintah.
- Penetapan harga dasar ini bertujuan untuk melindungi produsen, karena dirasakan harga
pasar produk yang dihasilkan dianggap terlalu rendah sehingga pendapatan para produsen
terancam.
- Untuk melindungi para produsen maka pemerintah dapat campur tangan dengan
menetapkan harga minimum atau Harga Eceran Terendah.
- Harga minimum ini lebih tinggi daripada harga keseimbangan yang berlaku di pasar dan
disebut Harga Dasar(Floor Price ).

PENGARUH FLOOR PRICE TERHADAP PASAR


Sebuah harga dasar ditetapkan di atas harga keseimbangan pasar memiliki beberapa efek
samping :
a. Konsumen mendapatkan keadaan mereka sekarang harus membayar harga yang lebih
tinggi untuk produk yang sama. Sebagai hasilnya, mereka mengurangi pembelian mereka
pada produk tersebut atau keluar dari pasar secara total.
b. Di lain pihak, pemasok menemukan harga yang terjamin, harga baru lebih tinggi daripada
yang mereka pakai sebelumnya. Sebagai hasilnya, mereka meningkatkan produksi. Secara
keseluruhan,
c. Berarti efek sekarang adalah adanya kelebihan pasokan (dikenal sebagai surplus) dari
produk di pasar. Untuk menjaga harga dasar dalam jangka panjang. Harga keseimbangan
ditentukan ketika kuantitas yang diminta sama dengan kuantitas yang
ditawarkan.
JENIS-JENIS FLOOR PRICE
1. INELASTIS : Jika kedua daerah arsiran tersebut dipisahkan maka tampak sebagai berikut:
- Arsiran I : pembelian kelebihan oleh pemerintah untuk ditimbun:biaya yang dibutuhkan
pemerintah untuk membeli kelebihan penawaran adalah sebesar S SFE
- Arsiran II:Pemberian subsidi kepada petani ;biaya yang dibutuhkan pemerintah untuk
pemberian subsidi adalah sebesar AEFB Sehingga,AEFB>SSFE Jadi,subsidi lebih mahal
daripada pembelian kelebihan.
2. ELASTIS jika kedua daerah arsian tersebut dipisahkan maka tampak sebagai berikut :
- Arsiran 1 : pembelian kelebihan oleh pemerintah untuk ditimbun : biaya yang
dibutuhkan pemerintah untuk membeli kelebihan penawaran adalah sebesar SSFE
- Arsiran 2 : pemberian subsidi kepada petani : biaya yang dibutuhkan pemerintah untuk
pemberian subsidi adalah sebesar AEFB Sehingga AEFB < SSFE jadi pembelian
pemerintah lebih mahal daripada subsidi kepada petani

Kebijaksanaan penetapan harga eceran tertinggi (celling price)


PENGERTIAN CELLING PRICE
Price Ceiling atau harga tertinggi adalah harga maksimum yang ditetapkan berkenaan dengan
menurunnya penawaran barang di pasar.Price Ceiling efektif dalam melindungi konsumen dari
gejolak harga yang tak terhingga.Pada price ceiling, harga maksimum terdapat di bawah harga
keseimbangan. Dengan menurunnya harga jual, maka permintaan akan meningkat (hukum
permintaan). Kondisi ini mendorong permintaan terus bertambah, sehingga jumlah barang
yang diminta lebih tinggi dari barang yang ditawarkan (shortage).

Cara mengatasi shortage :


1. Penjatahan dengan sistem kupon Kebijakan ini menunjukan bahwa bukan hanya kekuatan
uang yang mampu menggerakan mekanisme pasar, tetapi uang dan kupon, sehingga
permintaan akan berkurang.
2. Pengeluaran stock persediaan beras . Persediaan yang diperoleh dari hasil pembelian pada
waktu panen dapat dikeluarkan pada saat seperti ini. Pemerintah dapat menjual persediaan
beras sehingga kekurangan permintaan dapat dipenuhi.
3. Impor Untuk mengatasi kekurangan terhadap jumlah barang yang diminta pemerintah
dapat melakukan impor barang dari luar negeri, kebijakan ini dapat dilakukan apabila
kebijakan pemerintah dalam pembelian hasil yang disimpan dalam bentuk stock tidak
mencukupi.

Kombinasi kebijakan floor price dan celling price


Pada dasarnya, floor price dan ceiling price tidak dapat terjadi pada lokasi dan waktu yang
bersamaan.Dua kebijakan tersebut terjadi secara bertahap. Dimana pemerintah akan
mengeluarkan kebijakan floor price untuk melindungi produsen saat terjadi kemerosotan harga
yang dikarenakan kelebihan jumlah hasil produksi. Lalu saat jumlah hasil produksi menurun,
pemerintah menetapkan kebijakan ceiling price.
Dengan adanya kombinasi kebijakan floor price dan ceilling price yang dilakukan oleh
pemerintah, maka dapat menstabilkan perekonomian, selain itu antara produsen dan
konsumen tidak merasa dirugikan karena masing-masing mendapat harga yang sesuai.

TEORI KONSUMEN
Teori konsumen dengan pendekatan guna kardinal
Konsumen adalah pengguna barang atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri dan atau
kepentingan orang lain. Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, :
a. Pendapatan
b. Selera konsumen
c. Harga barang

Ciri-ciri pendekatan cardinal :


a. Dikatakan dalam pendekatan kardinal, kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan
kepuasan. Misalnya: uang.
b. Makin banyak yang dikonsumsi, makin besar kepuasan konsumen tersebut.
c. Terjadi hukum The Law of Deminishing Marginal Utility.
d. Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 barang bisa dihargai dengan uang.

Setiap penambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang
diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat
dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya .Pendekatan guna kardinal memiliki
kelemahan berupa asumsi kepuasan seseorang itu tidak realis. Karena kepuasan masing
masing orang pada dasarnya adalah hal yang bersifat relatif.Namun kelebihannya yang
menonjol adalah mudahnya isi konsepsi pendekatan kardinal untuk lebih dipahami: bahwa
pendekatan kardinal mendahului uraian mengenai teori konsumen yang menggunakan
pendekatan ordinal.

KESEIMBANGAN KONSUMEN
Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat
pendaptan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu
(konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai
kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan
yang sama pada berbagai barang. Para ahli ekonom mempercayai bahwa pendekatan kardinal
utility merupakan ukuran kebahagiaan seseorang. Besar kecilnya utility yang dicapai konsumen
tergantung dari jenis barang atau jasa dan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi
Sehingga dapat ditunjukkan oleh fungsi sebagai berikut :

U = f ( X1, X2, X3, Xn)


U = utility atau besar kecilnya kepuasan,
X = jenis & jumlah barang yang dikonsumsi.

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERDIRI DARI DUA KONSEP YAITU:


1. Total utility (kepuasan total) Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima
oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa
2. Marginal utility (kepuasan tambahan) Kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit
dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.

PENDEKATAN KARDINAL MEMPUNYAI 5 ASUMSI, YAITU :


1. Konsumsi rasional.Artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan
batasan pendapatannya.
2. Berlaku hukum Diminishing Marginal Utility yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu
menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
3. Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan
konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang teteap supaya pendapatan mereka
tetap jika salah satu barang didalam pendekatan kardinal harganya melonjak
4. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari
tingkat kepuasan didalam pendekatan kardinal, semakin banyak konsumen mempunyai
uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka.
5. Total utility adalah additive dan independen. Additive artinya daya guna dari sekumpulan
barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan
independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi tindakan mengonsumsi barang
X2,X3,X4,Xn dan sebaliknya.

TEORI KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL


Karakteristik kurva indefferen :
1. Berlereng/ slope negatif.
2. Cembung ke arah titik pusat.
3. Tidak saling berpotongan.
4. Semakin ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi.

SIFATSIFAT KURVA INDIFERENS :


1. Kurva Indiferens merupakan fungsi kontinyu, bukan kumpulan titik titik diskrit, dan selalu
melewati titik-titik kombinasi produk.
2. Bentuk kurva Indiferens memiliki slope negatif (menurun ke kanan) dan cembung kearah
titik pusat sumbu.
3. Kurva Indiferens yang terletak lebih jauh dari titik pusat menunjukkan tingkat kepuasan
total yang lebih tinggi, sehingga dua atau lebih kurva indiferens tidak akan berpotongan.
Kombinasi seorang konsumen dalam mengkonsumsi 2 macam produk berbentuk cembung
ke arah titik pusat sumbu dan menurun ke kanan.
EFEK PENDAPATAN DAN EFEK SUBSTITUSI
Harga suatu produk menimbulkan dua macam efek yaitu :
a. Efek Pendapatan yaitu Kenaikan atau penurunan harga yang menyebabkan naik atau
turunnya pendapatan riil.
b. Efek Substitusi yaitu Penggantian pilihan terhadap barang lain akibat dari penurunan atau
kenaikan harga barang.

TEORI PRODUKSI
Teori produksi dengan satu input yang bersifat variable
A. Fungsi Produksi
- Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut
fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan
hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan
jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik
harga faktor-faktor produksi maupun harga produk.
- Produksi : Suatu kegiatan memproses input (faktor produksi) menjadi suatu output.
- Produsen dalam melakukan kegiatan produksi, mempunyai landasan teknis, yang didalam
teori ekonomi disebut fungsi produksi
- Fungsi Produksi : suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan
(fungsional) antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat
output yang dihasilkan.
- Fungsi produksi secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

Q = f (K, L, R, T)
Ket : Q = jumlah output (hasil produksi)
K = modal (kapital)
L = tenaga kerja (labor)
R = kekayaan akan (raw material)
T = teknologi

B. Produksi Dengan Satu Input Variabel


Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat output yang
dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja (labor) yang digunakan untuk menghasilkan output
tersebut. Dalam analisis produksi dengan satu input variabel diasumsikan bahwa semua
faktor produksi selain tenaga kerja (L) dianggap tetap. Sehingga fungsi produksi dengan
satu input variabel : Q = f (L).
Fungsi Produksi dengan Satu Input Variabel Tunduk pada Law of Diminishing Return.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang (the law of diminishing return) menyatakan :
bila satu macam input (labor) penggunaannya terus ditambah sebanyak satu unit,
sedangkan input-input yang lain konstan, pada mulanya produksi total akan semakin
banyak pertambahannya. Tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi
tambahan tersebut semakin menurun dan akhirnya mencapai nilai negatif. Keadaan ini
akan menyebabkan produksi total semakin lambat pertambahannya, akhirnya ia mencapai
tingkat maksimum dan kemudian menurun.

- PRODUKSI MARGINAL
Tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan.
Rumus : MP = TP/L

- PRODUKSI RATA-RATA
Produksi yang secara rata dihasilkan oleh setiap pekerja
Rumus : AP =TP/L

Fungsi produksi dengna satu input variabel (misal : tenaga kerja) tunduk pada hukum the law
of deminishing return yang menyatakan : Bila suatu macam input penggunaannya terus
ditambah sebanyak 1 unit, sedangkan input yang lain konstan, pada mulanya Total Product
akan semakin besar pertambahannya. Tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu
produksi tambahan semakin menurun hingga mencapai nol, dan ini menyebabkn total
product semakin lambat pertambahannya dan akhirnya ia (TP) mencapai tingkat maksimum.
Bila penambahan input terus dilanjutkan, maka MP-nya akan menjadi negatif dan TP-nya.

TAHAP- TAHAP PRODUKSI


Pada hakekatnya the law of dimishing return menyatakan bahwa hubungan antara tingkat
produksi dan jumlah input tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan menjadi 3 tahap :
- Tahap Pertama : Produksi Total (Total Product) mengalami pertambahan yang semakin
cepat. Tahap ini dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurva total product
dimana AP (produksi rata-rata) maksimum, dan pada titik ini AP=MP (marginal product).
- Tahap Kedua : Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin lama semakin
kecil. Tahap II ini dimulai dari titik AP maksimum sampai titik dimana MP=0, atau TP
maksimum.
- Tahap Ketiga : Produksi total (total product) semakin lama semakin menurun. Tahap III ini
meliputi daerah dimana MP negatif.

INFLECTION POINT (titik belok) : yaitu titik dimana slope (lereng kurva total product (TP) mulai
berubahan.
Faktor produksi tetap (fixed input) : yaitu input faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat
dirubah dengan segera mengikuti perubahan output. Contoh : Gedung, mesin, managerial, dll.
Faktor produksi variabel (variabel input) : yaitu input yang dapat mengikuti perubahan jumlah
output yang dihasilkan.

TAHAP PRODUKSI PALING EFISIEN


1. Tahap I menunjukan bahwa pada saat penggunaan input tenaga kerja (labor, L) masih
sedikit, bila dinaikan penggunaannya, maka produksi rata-rata (average product, AP) naik
dengan ditambahkannya input variabel. Dengan asumsi harga input tenaga kerja (L) tetap,
maka dengan naiknya produksi rata-rata (cost of production per-unit) akan menurun dengan
ditingkatkannya produksi (output). Dalam pasar persaingan sempurna (perfect
competition), produsen tidak akan pernah beroperasi (berhenti berproduksi) pada tahap I
ini, karena dengan memperbesar volume produksi, biaya produksinya perunit akan
menurun, hal ini berarti akan memperbesar keuntungan yang ia terima. Jadi pasa tahap I ini
efisiensi produksi belum maksimal.
2. Tahap III meliputi daerah dimana produksi marginal (marginal product, MP) negatif. Pada
tahap III ini penggunaan input tenaga kerja (L) sudah terlalu banyak, sehingga produksi
total (total product, TP) justru akan menurun, jika penggunaan input tenaga kerja (L)
tersebut diperbesar, karena MP negatif (efisiensi produksi telah melampaui kondisi
maksimal).
3. Diantara tahap I dan tahap III terdapat tahap II. Maka berdasarkan pada keadaan tahap I
dan tahap III dapat disimpulkan bahwa efisiensi produksi maksimal terjadi pada tahap II.

TEORI PRODUKSI DENGAN DUA INPUT VARIABLE


Pengertian Teori Produksi dengan Dua Input Variabel
Teori produksi dengan dua input variabel, misalnya tenaga kerja (L) dan modal (K). Digunakan
dalam jangka pendek, dengan asumsi bahwa input K merupakan input tetap, sehingga jumlah
output yang dihasilkan hanya tergantung dari jumlah tenaga kerja (L) yang digunakan. Teori
produksi dua input variabel hanya memperhitungkan dua macam input, dimana kerdua macam
input ini saling dapat menggantikan kedudukan penggunaannya dalam produksi. Artinya jika
input yang satu dikurangi atau ditambahkan maka akan dapat digantikan perannya dengan
ditambahkan atau dikurangi input yang lain.
Misalnya kita dapat mencontohkan antara input tenaga kerja dan mesin. Antara tenaga kerja
dan mesin disini dapat saling mengganti peran dalam melaksanakan fungsi produksi. Kalau
tenaga kerja ingin ditambah maka konsekwensinya porsi mesin dapat dikurangi.sebaiknya jika
tenaga kerja yang ingin dikurangi maka konsekwensinya harus menambah mesin sebagai
penggantinya untuk mencapai target produksi tertentu.
PENGERTIAN ISOQUANT
Kurva isoquant adalah suatu kurva (garis) yang menghubungkan titik-titik kombinasi input
untuk menghasilkan tingkat output yang sama jumlahnya. Kurva isoquant menunjukkan suatu
tingkat output tertentu makin tinggi kurva isoquant menunjukkan tingkat output yang makin
besar pula. Sedangkan berbagai kumpulan (himpunan) kurva isoquant yang mungkin dapat
dicapai oleh produsen disebut petakurva isoquant (isoquant curve map). Karakteristiknya
antara lain:
1. Memiliki slope negative
2. Cembung ke arah titik pusat sumbu
3. Dua atau lebih kurva isoquant tidak akansaling berpotongan
4. Semakin tinggi menjauhi titik 0 menunjukan total produksi semakin tinggipula.

PENGERTIAN ISOCOST
Kurva isocost adalah suatu garis yang menjelaskan gabungan penggunaan input dengan
sejumlah biaya tertentu. Sebagaimana diketahui bahwa isoquant merupakan berbagai
alternatif penggunaan input untuk manghasilkan output yang sama jumlahnya. Namun sampai
di situ masalah pemilihan berapa komposisi jumlah input yang akan ditentukan belum bisa
dipastikan. Sebab isoquanthanya membahas berbagai alternatif dan kondisi objektif dari sifat
kemampuan alamiah dari dua input yang dipergunakan menghasilkan output. Karena pada
alternatif mana saja sepanjang isoquant hasilnya sama, yaitu jumlah output yang dihasilkan
sama. Pendekatan ini dikenal dengan istilah Isocost, yang diartikan sebagai komposisi input
atau kombinasi dua macam input yang akan dipergunakan untuk menghasilkan output yang
mampu dibiayai oleh perusahaan.

KESEIMBANGAN PRODUSEN
Seorang produsen berada dalam kondisi keseimbangan, apabila dengan sejumlah
pengeluaran (biaya) tertentu dapat menghasilkan output yang maksimal, atau dengan kata lain
untuk menghasilkan sejumlah output tertentu diperlukan biaya minimal. Dengan
menggabungkan kurva isoquant dengan isocost dapat dia nalisa keseimbangan produsen.
Keseimbangan produsen ini terkait dengan penggunaan input optimal. Penggunaan input
optimal dapat dibedakan analisanya berupa maksimasi output dan minimasi biaya.
Keseimbangan produsen dicapai ketika kurva isocost bersinggungan dengan isoquant.

TEORI PRODUKSI COBB-DOUGLAS


Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Fungsi ini sering disebut fungsi produksi eksponensial.
Bentuk umumnya juga sama, yakni : Y = f (Xi)
atau dapat ditulis dalam bentuk spesifik Y = aXb,
dimana Y adalah variabel yang dijelaskan, X adalah variabel yang menjelaskan, dan a dan b
adalah parameter yang diduga.
Kelebihan Cobb- Douglas ini adalah pada pangkat menunjukan pangkat elastisitas produksi.
Sedangkan kelemahannya adalah dalam interpretasi perlu dilinierkan dengan proses logaritma
atau sering disebut dengan double log; log Y = log a + b log X.

Dari empat bentuk fungsi produksi ini masih banyak bentuk fungsi lainnya seperti fungsi
produksi berikut ini :
1. Constant Elasticity of Substitutions (CES) ; Y =
[ K-p + ( 1 ) L-p]-1/p
2. Transendental; Y AK1b1 ec1x1 x2b2 ec2x2 + u
3. Translog; log Y = log b0 + b1 logX1 + b2 logX2 + b3 (logX1 logX2) + u
4. Semi log; Y = b0 + b1 + b2 logX2
5. Log Invers atau log linier; log Y = b0 + b1 X1 + b2 X2

Teori dasar pendekatan Cobb Douglas


Beberapa fungsi produktivitas dalam suatu perusahaan sangatlah berperan penting dalam
pengembangan produktivitas. Terutama untuk menunjang proses produksi sehingga dapat
memberikan beberapa peluang yang diharapkan. Dalam dunia ekonomi, pendekatan Cobb-
Douglas merupakan bentuk fungsional dari fungsi produksi secara luas digunakan untuk
mewakili hubungan output untuk input. Hal ini diusulkan oleh Knut Wicksell (1851-1926), dan
diuji terhadap bukti statistik oleh Charles Cobbdan Paul Douglas di 1900-1928.
Untuk produksi, fungsi dapat digunakan rumus :

Y = AL K , Y = K AL,
Dimana:
Y = total produksi (nilai moneter semua barang yang diproduksi dalam setahun)
L = tenaga kerja input
K = modal input
A = produktivitas faktor total
dan adalah elastisitas output dari tenaga kerja dan modal, masing-masing.

Nilai-nilai konstan ditentukan oleh teknologi yang tersedia. Output elastisitas mengukur
respons output oleh perubahan tingkat baik tenaga kerja atau modal yang digunakan dalam
produksi, ceteris paribus. Sebagai contoh jika = 0,15, peningkatan 1% tenaga kerja akan
mengakibatkan kenaikan sekitar 0,15% pada output.
Selanjutnya, jika:
+ = 1, + = 1,
Fungsi produksi memiliki skala hasil konstan .Artinya, jika L dan K masing-masing meningkat
sebesar 20%, kenaikan Y sebesar 20%. Jika :
+ < 1, + <1,
Kembali ke skala yang menurun, dan jika :
+ > 1 + > 1
kembali ke skala yang meningkat. Dengan asumsi persaingan sempurna dan + = 1, dan
dapat ditunjukkan untuk menjadi tenaga kerja dan modal pangsa output.

Pengukuran Produktivitas dengan Pendekatan Cobb-Douglas


Sebelum melakukan pengukuran produktivitas pada semua sistem, terlebih dahulu harus
dirumuskan secara jelas output apa saja yang diharapkan dari sistem itu dan sumber
daya (input) apa saja yang akan digunakan dalam proses sistem tersebut untuk
menghasilkan output. Salah satu model pengukuran produktivitas yang sering digunakan
adalah pengukuran berdasarkan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglas, yaitu suatu fungsi
atau persamaan yang melibatkan dua variabel atau lebih, variabel yang satu disebut
variabel independent (Y) dan yang lain disebut variabel dependent (X).

Kelebihan dari fungsi produksi Cobb-Douglas:


1. Bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas bersifat sederhana dan mudah penerapannya.
2. Fungsi produksi Cobb-Douglas mampu menggambarkan keadaan skala hasil (return to
scale), apakah sedang meningkat, tetap atau menurun.
3. Koefisien-koefisien fungsi produksi Cobb-Douglas secara langsung menggambarkan
elastisitas produksi dari setiap input yang digunakan dan dipertimbangkan untuk dikaji
dalam fungsi produksi Cobb-Douglas itu.
4. Koefisien intersep dari fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan indeks efisiensi produksi
yang secara langsung menggambarkan efisiensi penggunaan input dalam
menghasilkan output dari sistem produksi yang dikaji Kekurangan dari fungsi produksi
Cobb-Douglas:-
- Spesifikasi variabel yang keliru akan menghasilkan elastisitas produksi yang negatif atau
nilainya terlalu besar atau terlalu kecil.
- Kesalahan pengukuran variabel ini terletak pada validitas data, apakah data yang
dipakai sudah benar, terlalu ekstrim ke atas atau sebaliknya. Kesalahan pengukuran ini
akan menyebabkan besaran elastisitas menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.
- Dalam praktek, faktor manajemen merupakan faktor yang juga penting untuk
meningkatkan produksi, tetapi variabel ini kadang-kadang terlalu sulit diukur dan
dipakai dalam variabel independentdalam pendugaan fungsi produksi Cobb-Douglas.

Bentuk umum fungsi produksi Cobb-Douglas adalah: Q = .I


Keterangan :
Q = Output
I = Jenis input yang digunakan dalam proses produksi dan dipertimbangkan untuk dikaji
= indeks efisiensi penggunaan input dalam menghasilkanoutput
= elastisitas produksi dari input yang digunakan
Berikut beberapa analisa mengenai pendekatan cobb douglas :
1. Mentransformasi Persamaan Regresi LinierSebelum data dapat diolah dan dianalisis lebih
lanjut, data-data yang diperoleh harus terlebih dulu ditransformasikan ke dalam bentuk
Logaritma Natural (Ln). Kemudian data-data dalam bentuk Logaritma Natural tersebut
diolah kembali untuk mendapatkan persamaan regresi Y = a + bX, atau dikembalikan
pada variabel aslinya dengan Y = Ln Q dan X = Ln I. Maka persamaan regresi menjadi
Ln Q = a + b(Ln I). Selanjutnya regresi linier tersebut ditransformasikan ke dalam fungsi
produksi Cobb-Douglas, dengan langkah:
Ln Q = a + b(Ln I)
Ln Q = a + Ln Ib
Ln Q Ln Ib = a
Q = eaIb
Dengan demikian persamaan Cobb-Douglas telah didapat dengan eamerupakan indeks
efisiensi dari proses transformasi, serta a dan b merupakan elastisitas produksi
dari input yang digunakan

2. Analisa Efisiensi Proses Produksi Efisiensi merupakan penggunaan input yang sekecil-
kecilnya untuk mendapatkan jumlah produksi sebesar-besarnya tanpa melupakan kualitas
dari produk yang dihasilkan. Efisiensi proses produksi dapat dilihat dari koefisien intersep
fungsi produksi Cobb-Douglas, yaitu: Indeks efisiensi = ea
Keterangan: e = 2,71828
a = koefisien intersep persamaan regresi

In deks efisiensi akan didapat dari perhitungan, dengan semakin tinggi indeks efisiensi
produksi berarti proses transformasi input menjadi outputmenjadi semakin efisien. Selain
indeks efisiensi, rasio efisiensi juga akan didapat dari perhitungan. Rasio efisiensi
menunjukkan perbandingan kemampuan menghasilkan output dengan memakai input yang
tersedia.

3. Return to Scale
Berdasarkan persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas, terdapat tiga situasi yang mungkin
dalam tingkat pengembalian terhadap skala (Browning dan Browning, 1989)..
a. Jika kenaikan yang proporsional dalam semua input sama dengan kenaikan yang
proporsional dalam output (p = 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala konstan
(constant returns to scale).
b. Jika kenaikan yang proporsional dalam output kemungkinan lebih besar daripada
kenaikan dalam input (p > 1), maka tingkat pengembalian terhadap skala meningkat
(increasing returns to scale).
c. Jika kenaikan output lebih kecil dari proporsi kenaikan input (p < 1), maka tingkat
pengembalian terhadap skala menurun (decreasing returns to scale).
d. Elastisitas Produksi ParsialElastisitas produksi parsial berkenaan dengan input tertentu
merupakan ukuran perubahan proporsional pada input-nya ketika inputlainnya konstan.

Anda mungkin juga menyukai