Anda di halaman 1dari 2

PERBEDAAN HUKUM PERDATA DENGAN HUKUM PIDANA

Sebelum kita ketahui tentang perbedaan dari Hukum Pidana dengan Hukum Perdata. Bahwa
perlu adanya pengertian terlebih dahulu dari masing masing hukum tersebut. Hukum pidana
berbeda dengan hukum perdata dalam beberapa hal diantaranya terlihat dari perbedaan
pengertian, isi, pelaksanaannya sampai dengan perbedaan menafsirkannya. Perbedaan hukum
pidana dan hukum perdata dapat diuraikan secara ringkas seperti tercantum dibawah ini :

1. Perbedaan Pengertiaan.

Hukum perdata adalah sekumpulan aturan hukum yang mengatur hubungan antara
individu dengan individu, fokus dari hukum perdata adalah kepentingan personal atau
kepentingan individu.

Hukum pidana adalah serangkaian kaidah hukum tertulis yang mengatur tentang
perbuatan-perbuatan yang dilarang atau tidak boleh dilakukan, dengan adanya ancaman
sanksi tertentu.

2. Perbedaan isinya
a. Hukum Perdata mengatur hubungan-hukum antara orang yang satu dengan orang yang
lain dengan menitik beratkan kepada kepentingan perseorangan.

b. Hukum Pidana mengatur hubungan-hukum antara seorang anggota masyarakat


(warganegara) dengan negara yang menguasai tata tertib masyarakat itu.

3. Perbedaan Pelaksanaanya
a. Pelanggaran terhadap norma-hukum perdata baru diambil tindakan oleh pengadilan
setelah ada pengaduan oleh pihak berkepentingan yang merasa dirugikan. Pihak yang
mengadu, menjadi penggugat dalam perkara itu.

Pelanggaran terhadap norma hukum pidana, pada umumnya segera diambil tindakan oleh
pengadilan tanpa ada pengaduan dari pihak yang dirugikan. Setelah terjadi pelanggaran
terhadap norma-hukum pidana (delik = tindak pidana), maka alat-alat perlengkapan
Negara seperti Polisi, Jaksa dan Hakim segera bertindak. Pihak yang menjadi korban
cukuplah melaporkan kepada yang berwajib (Polisi) tentang tindak-pidana yang terjadi.
Pihak yang melaporkan (yang dirugikan) menjadi saksi dalam perkara itu, sedang yang
menjadi penggugat adalah Penuntut Umum itu (Jaksa).

Terhadap beberapa tindak pidana tertentu, tidak diambil tindakan oleh pihak yang berwajib, jika
tidak diajukan pengaduan oleh pihak yang dirugikan, misalnya : perzinahan, perkosaan,
pencurian antara keluarga.
4. Perbedaan Menafsirkan
a. Hukum Perdata memperbolehkan untuk mengadakan macam-macam interprestasi
terhadap Undang-Undang Hukum Perdata.

b. Hukum Pidana hanya boleh ditafsirkan menurut arti kata dalam Undang-Undang
Pidana itu sendiri. Hukum Pidana hanya mengenal penafsiran authentik, yaitu penafsiran
yang tercantum Undang-Undang Hukum Pidana itu sendiri (Titel IX dari buku ke I Kitab
Undang-undang Hukum Pidana).

Kesimpulan :

Pengertian Hukum Perdata, berdasarkan pendapat para ahli, secara sederhana adalah rangkaian
peraturan-peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dengan
orang yang lain, atau antara subyek hukum yang satu dengan subyek hukum yang lain, dengan
menitik beratkan pada kepentingan perseorangan, dimana ketentuan dan peraturan dimaksud
dalam kepentingan untuk mengatur dan membatasi kehidupan manusia atau seseorang dalam
usaha untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan hidupnya. Dalam praktek, hubungan antara
subyek hukum yang satu dengan yang lainnya ini, dilaksanakan dan tunduk karena atau pada
suatu kesepakatan atau perjanjian yang disepakati oleh para subyek hukum dimaksud.

Pengertian Hukum Pidana secara umum adalah keseluruhan aturan hukum yang memuat
peraturan peraturan yang mengandung keharusan, yang tidak boleh dilakukan dan/atau
larangan-larangan dengan disertai ancaman atau sanksi berupa penjatuhan pidana bagi barang
siapa yang melanggar atau melaksanakan larangan atau ketentuan hukum dimaksud. Sedangkan
sanksi yang akan diterima bagi yang melanggarnya sudah ditentukan oleh peraturan perundang-
undangan dimaksud. Bersumber dari KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) maka sanksi
pidana pada pokoknya terdiri atas pidana mati, pidana penjara, pidana kurungan dan pidana
denda.

Anda mungkin juga menyukai