Anda di halaman 1dari 13

ORGANISASI HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DUNIA (WIPO)

DOSEN : Zoraya Alfathin Rangkuti, S. Sos, MPA

OLEH KELOMPOK 3 :

1. Desi Elvrida Br. Manihuruk 200903145


2. Maria Pratiwi Manurung 200903141
3. Hilton Arjuna Sihombing 200903151
4. Wan Steven Reizky 200903147
5. Monalisa Andriani Nababan 200903143

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

T/A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat
pada waktunya yang berjudul “ORGANISASI HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
DUNIA (WIPO)”

Makalah ini berisikan tentang organisasi hak kekayaan intelektual dunia yang dimana
meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menambah keuntungan maksimum dari suatu-ide
yang baru dan inovatif serta kemampuan dalam penguasaan teknologi. Pelaksanaan sistem Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) di Indonesia dapat dikatakan masih kurang berjalan sebagaimana
mestinya. Hal tersebut dapat terjadi karena masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang
sistem HKI yang memang masih relatif baru berkembang di Indonesia. Oleh karenanya,
sosialisasi HKI harus terus dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap
manfaat sistem HKI dan memberikan informasi perkembangan sistem HKI baik di Indonesia
maupun di dunia.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Sistem
Politik dan Sistem Pemerintahan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak khususnya ibu dosen yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak dan kepada ibu dosen.
Semoga makalah kami ini dapat membangun dan menambah wawasan bagi kita semua dan
semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Organisasi Hak atas Kekayaan Intelektual Dunia atau disebut juga World Intellectual
Property Organization adalah salah satu badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa. WIPO
dibentuk pada tahun 1967 dengan tujuan "untuk mendorong kreativitas dan memperkenalkan
perlindungan kekayaan intelektual ke seluruh dunia."World Intellectual Property Organization
(WIPO) merupakan organisasi dibawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang khusus
menangani bidang hak kekayaan intelektual (HAKI). Sampai sekarang organisasi ini
beranggotakan 184 negara yang berpartisipasi dalam WIPO untuk menegosiasikan perjanjian-
perjanjian internasional serta aturan dan kebijakan yang berkaitan dengan HAKI seperti patent,
copyrights dan trademarks.
Pada tahun 2000 negara-negara anggota WIPO (World Intellectual Property
Organization) membentuk Intergovernmental Committee on Intellectual Property and
Genetic Resources, Traditional Knowledge and Folklore (IGC), dan pada 2009
mereka sepakat untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang dapat
memberikan perlindungan efektif bagi Traditional Knowledge, Genetic Resources
and Traditional Cultural Expressions (Folklore). Sebuah instrumen yang bisa
direkomendasikan kepada anggota-anggota WIPO sebagai sebuah perjanjian formal
yang akan mengikat negara-negara yang melakukan ratifikasi
Pembentukan WIPO didasarkan atas Convention Establishing the World Intellectual
Property Organization. Adapun tugas-tugas WIPO dalam bidang HaKI, antara lain seperti
yang tercantum dalam pasal 4 akta Konstitutif: Mengurus kerja sama administrasi
pembentukan perjanjian atau traktat internasional dalam rangka perlindungan hak
kekayaan intelektual; Mengembangkan dan melindungi hak kekayaan intelektual di
seluruh dunia; Mengadakan kerja sama dengan organisasi internasional lainnya, mendorong
dibentuknya perjanjian atau traktat internasional yang baru dan memodernisasi legislasi nasional,
memberikan bantuan teknik kepada negara-negara berkembang, mengumpulkan dan
menyebarluaskan informasi, serta mengembangkan kerja sama administratif di antara
negara-negara anggota.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi penjelasan mengenai Organisasi Hak atas Kekayaan Intelektual
Dunia?
2. Apa yang menjadi struktur, tugas pokok dan fungsi WIPO?
3. Apa saja program - program WIPO di pemerintahan?
4. Bagaimana analisis administratifnya pada program seperti kebijakan, personalia
dan Anggaran?

1.3 Tujuan Penulis

a. Mengetahui apa tujuan dan fungsi dibuatnya program WIPO.


b. Mengetahui program-program apa saja yang berkaitan dengan program WIPO .
c. Mengetahui bagaimana kebijakan , personalia serta anggaran program - program yang
dibuat dalam bentuk analisis administratif.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur organsisasi, tugas pokok & fungsi badan organisasi

A. Struktur Organisasi

WIPO menyambut masuknya organisasi pemangku kepentingan dan kelompok kepentingan


sebagai pengamat pada pertemuan formal negara anggota. WIPO juga berusaha untuk
melibatkan LSM, IGO, kelompok industri dan semua pemangku kepentingan lainnya seluas
mungkin dalam proses konsultasi dan perdebatan tentang isu-isu saat ini. WIPO memiliki
struktur organisasi:

B. Tugas Pokok Dalam WIPO

Adapun tugas-tugas WIPO dalam bidang HKI, antara lain adalah mengurus kerja
sama administrasi pembentukan perjanjian atau traktat internasional dalam rangka
perlindungan hak kekayaan intelektual, mengembangkan dan melindungi HKI di seluruh
dunia, mengadakan kerja sama dengan organisasi internasional lainnya, mendorong
dibentuknya perjanjian atau traktat internasional yang baru dan memodernisasi legislasi
nasional, memberikan bantuan teknik kepada negara-negara berkembang, mengumpulkan
dan menyebarluaskan informasi, serta mengembangkan kerja sama administratif di antara
negara-negara anggota. Dan dalam Mengurus kerjasama administrasi pembentukan
perjanjian atau traktat internasional dalam rangka perlindungan hak kekayaan intelektual
serta mengembangkan dan melindungi hak kekayaan intelektual di seluruh dunia dengan
mengadakan kerjasama dengan organisasi internasional , di mana tugas dari organisasi ini
juga untuk menentukan standar serta aturan internasional dalam intellectual property .

C. Fungsi dalam organisasi WIPO

Untuk membangun sistem internasional dalam intelektual property. World


intellectual property organization Merupakan organisasi di bawah perserikatan bangsa -
bangsa yang menangani di bidang hak kekayaan intelektual. Organisasi ini
beranggotakan 184 negara yang ikut berpartisipasi untuk menegosiasikan perjanjian-
perjanjian internasional serta aturan dan kebijakan yang berkaitan dengan hak kekayaan
intelektual. Hak Kekayaan Industri yakni Merek berfungsi merangsang pertumbuhan
industri dan perdagangan yang sehat dan menguntungkan semua pihak. Diakui oleh
Commercial Advisory Foundation in Indonesia (CAFI) bahwa masalah paten dan
trademark di Indonesia memegang peranan yang penting di dalam ekonomi Indonesia,
terutama berkenaan dengan berkembangnya usaha-usaha industri dalam rangka
penanaman modal. Hak atas merek suatu produk akan menjadi sangat penting yaitu dari
segi perlindungan hukum, karenanya untuk mendirikan dan mengembangkan merek
produk barang atau jasa dilakukan dengan susah payah, mengingat dibutuhkannya juga
waktu yang lama dan biaya yang mahal untuk mempromosikan merek agar dikenal dan
memperoleh tempat di pasaran.

WIPO didirikan untuk melindungi hak cipta dan kebudayaan yang dimiliki oleh
negara-negara anggota PBB. Hal ini sangat penting, terutama jika ada kasus di mana
sebuah negara mengklaim memiliki alat musik tertentu misalnya, tapi ada negara lain
yang mengklaim sebagai kebudayaan aslinya. Mengadakan kerja sama dengan organisasi
internasional lainnya, mendorong dibentuknya perjanjian atau traktat internasional yang
baru dan memodernisasi legislasi nasional, memberikan bantuan teknik kepada negara-
negara berkembang, mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi, serta
mengembangkan kerja sama administratif di antara negara-negara anggota.

2.2 Mengetahui program-program apa saja yang berkaitan dengan program WIPO

Indonesia menekankan pentingnya kelanjutan upaya Organisasi KekayaaN Intelektual


Dunia atau World Intellectual Property Organization (WIPO) dengan mengutamakan isu
pembangunan dalam program kerjanya untuk pemulihan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya
yang terdampak akibat pandemi Covid-19. Direktur Paten, DTLST dan Rahasia Dagang
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kemenkumham saat menyampaikan pandangan
umum Pemerintah Indonesia pada Sidang Umum WIPO ke-62 yang berlangsung di Jenewa,
Swiss tanggal 4 hingga 8 Oktober 2021. menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk terus
meningkatkan kerja sama Indonesia dengan WIPO dan negara anggota WIPO. “Khususnya
berbagai proyek yang memiliki dampak nyata di lapangan, seperti kerja sama teknis di bidang
ekonomi kreatif, merek dan desain serta UKM dan Start-up, Pada kesempatan yang sama,
Indonesia berharap kepada negara-negara anggota WIPO untuk dapat segera menyepakati
Traktat Hukum Desain (Design Law Treaty).

Dirjen Kekayaan Intelektual Freddy Harris mengusulkan beberapa hal akan dukungan
WIPO untuk Indonesia yang berkaitan dengan program tersebut :

 Adanya dukungan program untuk Lembaga Manajemen Kolektif Nasional


(LMKN) terkait Penarikan dan pendistribusian Royalti.
 Adanya dukungan program untuk pengembangan sumber daya manusia
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) khususnya bagi pemeriksa
paten, merek, dan desain industri.
 Dukungan PROGRAM untuk pembangunan Akademi Kekayaan Intelektual di
Indonesia.
 Melanjutkan program yang sudah berjalan mengenai Strategi Nasional Kekayaan
Intelektual.
 Membantu program percepatan dalam mengimplementasikan permohonan desain
industri Internasional di Indonesia melalui Hague Agreement.
 Membantu program percepatan dalam mengimpletasikan Marakesh Treaty yang
melindungi penyandang disabilitas dalam pemenuhan hak-hak untuk memperoleh
akses atas berbagai karya tulis cetak
 Membantu program percepatan dalam mengimpletasikan Beijing Treaty dalam
melindungi pelaku seni pertunjukan yang menampilkan audio-visual di Indonesia.

WIPO melaksanakan program kerja untuk harmonisasi system penegakan hokum hak
kekayaan intelektual untuk seluruh Negara anggota secara bertahap serta asistensi lainnya yang
diperlukan Negara berkembang. Beberapa program kerja WIPO berupa:

 Mengharmonisasikan prosedur dan legislasi hokum nasional di bidang IPR


 Menyediakan pelayanan bagi aplikasi internasional untuk hak hak industrial
 Pertukaran informasi di bidang IPR
 Menyediakan bantuan hokum dan teknis bagi Negara berkembang dan Negara
lainnya
 Memfasilitasi suatu resolusi dalam sengketa IPR di bidang hokum privat

Kiprah WIPO dalam kaitannya untuk merespons masyarakat digital juga, memiliki beberapa
program seperti:

 Mengintegrasikan Negara berkembang ke dalam atmosfer digital.


 Memfokuskan perhatian kepada penyesuaian aplikasi kekayaan intelektual dalam
transaksi internet termasuk penyiapan norma hukumnya.
 Melayani penyelesaian sengketa melalui fasilitas digital seefektif mungkin dan aksesibel
dari manapun dan kapan pun.
 Dalam bidang pembangunan secara akademis secara internasional, WIPO
menyelenggarakan pelatihan dan pengajaran, distance learning centre using internet
facilities.
 Menyediakan materi dan modul untuk clien secara spesifik dan menggunakan akses
public secara modern untuk diseminasi pengetahuan di bidang kekayaan intelektual.

Kegiatan program WIPO di Indonesia


a) Administratif
 perpanjangan perlindungan merek secara online.
 pencatatan hak cipta secara online.
 penggunaan industrial property automations system (IPAS) untuk administrasi merk
desain industri.
b) Kegiatan wipo di Indonesia
 Adanya rencana kerjasama
Merupakan program Lippo yang menyediakan akses terhadap informasi dan
layanan berbasis teknologi yang berkualitas tinggi sehingga para inovator dapat
mengeksploitasi potensi inovatif dan menciptakan serta melindungi dan mengelola
hasil kerja Indonesia.
 Adanya pengembangan sumber daya manusia
Indonesia menjadi benefit maupun host dari beberapa kegiatan workshop, seminar
, training , konsultatif meeting yang diselenggarakan oleh program wipo .

Program WIPO juga memiliki strate gi nasional pada kekayaan intelektual


Strateginya ialah :
 Strategi nasional kekayaan intelektual dapat memperkuat kemampuan suatu negara
dalam menghasilkan aset kekayaan intelektual yang bernilai ekonomi.
 Strategi nasional kekayaan intelektual mendukung negara yang mengeksplorasi aset-
aset secara terencana , efisien dan berkelanjutan.
2.3 Analisis administratifnya program-program tersebut (Kebijakan, Personalia &
Anggaran)

1. Analisis Administratif Kebijakan

Laporan keuangan pemerintah harus menyediakan informasi yang dapat dipakai oleh
pengguna laporan keuangan untuk menilai akuntabilitas pemerintahan dalam membuat
keputusan ekonomi, sosial dan politik. Akuntabilitas diartikan sebagai hubungan antara pihak
yang memegang kendali dan mengatur entitas dengan pihak yang memiliki kekuatan formal
atas pihak pengendali tersebut. Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan, akuntabilitas
pemerintah tidak dapat diketahui tanpa pemerintah memberitahukan kepada rakyat tentang
informasi sehubungan dengan pengumpulan sumber daya dan sumber dana masyarakat
beserta penggunaannya.

Sedangkan dari perspektif fungsional, akuntabilitas dilihat sebagai suatu tingkatan


dengan lima tahap yang berbeda yang diawali dari tahap yang lebih banyak membutuhkan
ukuran-ukuran obyektif (legal compliance) ke tahap yang membutuhkan lebih banyak
ukuran-ukuran subyektif . Tahap-tahap tersebut adalah:

1. Probity and legality accountability Hal ini menyangkut pertanggungjawaban


penggunaan dana sesuai dengan anggaran yang telah disetujui dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (compliance).
2. Process accountability Dalam hal ini digunakan proses, prosedur, atau ukuran-
ukuran dalam melaksanakan kegiatan yang ditentukan (planning, allocating and
managing).
3. Performance accountability Pada lev el ini dilihat apakah kegiatan yang dilakukan
sudah efisien (efficient and economy).
4. Program accountability Di sini akan disoroti penetapan dan pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan tersebut (outcomes and effectiveness).
5. Policy accountability Dalam tahap ini dilakukan pemilihan berbagai kebijakan
yang akan diterapkan atau tidak (value).
6. Dari perspektif sistem akuntabilitas, terdapat beberapa karakteristik pokok sistem
akuntabilitas ini yaitu :
7. Berfokus pada hasil (outcomes)
8. Menggunakan beberapa indikator yang telah dipilih untuk mengukur kinerja
9. Menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan atas suatu
program atau kebijakan.
10. Menghasilkan data secara konsisten dari waktu ke waktu
11. Melaporkan hasil (outcomes) dan mempublikasikannya secara teratur (Sadjiarto,
2000)
Belanja daerah dibagi menurut fungsi, urusan pemerintahan, organisasi, program,
kegiatan, kelompok, jenis, objek, dan perincian objek belanja. Akuntansi belanja pada satuan
kerja meliputi akuntansi belanja UP (uang persediaan), GU (ganti uang), dan akuntansi
belanja LS (langsung). Bukti transaksi yang digunakan dalam pelaksanaan prosedur
akuntansi pengeluaran kas mencakup Surat Perintah Penyediaan Dana (SP2D), Nota debet
Bank, dan Bukti Transaksi Kas lainnya yang dalam penyajiannya harus dilengkapi dengan
SPM/SPD/Kuitansi pembayaran dan/atau bukti tanda terima barang/jasa. Belanja daerah
digunakan dalam menandai pelaksanaan urusan penerimaan yang terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan.

Belanja daerah dipergunakan dalam rangka menandai pelaksanaan urusan pemerintah


yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan
pilihan dan urusan penanganannya dalam bagian atau bidangyang dapat dilaksanakan
bersama antara pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan
(Pangkey dan Pinatik, 2015).

2. Analisis Administratif Anggaran

Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan
secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang,
tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang. Secara garis besar anggaran merupakan
alat manajemen untuk mencapai tujuan. Sehingga dalam proses penyusunan dibutuhkan data
dan informasi, baik yang bersifat terkendali maupun yang bersifat tak terkendali untuk
dijadikan bahan taksiran. Hal ini disebabkan karena data dan informasi tersebut akan
berpengaruh terhadap keakuratan taksiran dalam proses perencanaan anggaran.

Dalam suatu organisasi, anggaran memegang peran penting dimana anggaran merupakan
suatu rencana keuangan yang disusun secara sistematis dalam menunjang terlaksananya
program kegiatan suatu organisasi. Seiring dengan adanya tuntutan masyarakat untuk
dilakukannya transparansi dan akuntabilitas publik, menuntut setiap organisasi pemerintah
untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya agar lebih berorientasi pada terciptanya
good public dan good governance. Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang
direpresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan
moneter. Dalam bentuk yang paling sederhana, anggaran publik merupakan suatu dokumen
yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi
mengenai pendapatan, belanja, dan aktifitas. Penganggaran sektor publik terkait dengan
proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktifitas dalam satuan
moneter. Sumarsono (2009:57) penganggaran merupakan suatu proses atau metode untuk
mempersiapkan suatu anggaran dengan tahap yang sangat rumit dan mengandung nuansa
politik yang kental karena memerlukan pembahasan dan pengesahan dari wakil rakyat di
parlemen yang terdiri dari berbagai utusan partai politik. Pada sektor publik, anggaran harus
diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan. Anggaran
sektor publik merupakan instrument akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan
pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik (Pangkey dan Pinatik,
2015).

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Organisasi Hak atas Kekayaan Intelektual Dunia atau disebut juga World Intellectual Property
Organization adalah salah satu badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa. WIPO dibentuk pada
tahun 1967 dengan tujuan "untuk mendorong kreativitas dan memperkenalkan perlindungan
kekayaan intelektual ke seluruh dunia."World Intellectual Property Organization (WIPO)
merupakan organisasi dibawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang khusus menangani
bidang hak kekayaan intelektual (HAKI).

Adapun tujuan dan fungsi WIPO yaitu Untuk membangun sistem internasional dalam intelektual
property. World intellectual property organization Merupakan organisasi di bawah perserikatan
bangsa - bangsa yang menangani di bidang hak kekayaan intelektual. Wipo melaksanakan
program kerja untuk harmonisasi system penegakan hukum hak kekayaan intelektual untuk
seluruh Negara anggota secara bertahap serta asistensi lainnya yang diperlukan Negara
berkembang.

Dilihat dari Analisis Administratif Kebijakan Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan,


akuntabilitas pemerintah tidak dapat diketahui tanpa pemerintah memberitahukan kepada rakyat
tentang informasi sehubungan dengan pengumpulan sumber daya dan sumber dana masyarakat
beserta penggunaannya. Sedangkan Analisis Administratif Anggaran, Dalam suatu organisasi,
anggaran memegang peran penting dimana anggaran merupakan suatu rencana keuangan yang
disusun secara sistematis dalam menunjang terlaksananya program kegiatan suatu organisasi.

3.2 SARAN

Dalam sistem Haki diperlukan bentuk penghargaan atas hasil karya yang berguna bagi
manusia yang perlu diakui dan dilindungi. Pelaksanaan sistem Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
di Indonesia dapat dikatakan masih kurang berjalan sebagaimana mestinya. Hal tersebut dapat
terjadi karena masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang sistem HKI yang memang
masih relatif baru berkembang di Indonesia. Oleh karenanya, sosialisasi HKI harus terus
dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap manfaat sistem HKI dan
memberikan informasi perkembangan sistem HKI baik di Indonesia maupun di dunia.
DAFTAR PUSTAKA

http://ijil.ui.ac.id/index.php/home/article/download/486/pdf_369

Kansil, N, SH, 1994, Pengantar Umum Mengenai Hak Cipta, Paten, dan Merek, Penerbit Yan
apul &Founers
WIPO. Intellectual Property Needs and Expectations of Traditional Knowledge Holders-WIPO
Report on Fact-finding Missions on Intellectual Property and Traditional Knowledge
(1998-1999). Page 25, 211-212.
Adimihardja, K. Atas Kepemilikan Intelektual – Melindungi Hak Komunal Adat dan Lokal.
Pikiran Rakyat on line. www.pikiran-rakyat.com 27 Agustus 2001.
Heroepoetri, A., Aspek Hukum Kekayaan Intelektual dan Masyarakat Adat: Prospek, Peluang
dan Tantangan. http://members.fortunecity.com/lingkungan/artikel/aspek.htm 19
September 2001
Pangkey,I dan S.Pinatik. 2015. Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Anggaran Belanja Pada Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal EMBA. Vol 3 (4).
Sadjiarto.A. 2000. Akuntabilitas Dan Pengukuran Kinerja Pemerintahan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol 2(2).

Anda mungkin juga menyukai