Anda di halaman 1dari 12

RESUME

BUKU

MAGANG III PPC


ANGKATAN 3

HANIFA FERI KURNIA (MENTEE PN


CILACAP)
SENIN, 25 NOVEMBER 2019
Buku :
BUKTI ELEKTRONIK
DALAM SISTEM
PEMBUKTIAN PERDATA

Prof. Dr. EFA LAELA FAKHRIAH, S.H., M.H


BUKU :
Cetakan Kesatu, April 2017

PT Refika Aditama

11 BAB & 176 Halaman

Buku : Bukti Elektronik Dalam Sistem


Pembuktiaan Perdata

Prof. Dr. Efa Laela Fakhriah, S.H., M.H


PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBANGUNAN DIBIDANG HUKUM

PENDAHULUAN HUKUM TIDAK BOLEH KETINGGALAN

PERKEMBANGAN MASYARAKAT HUKUM SARANA MENGATUR GUNA


TERTIB, LANCAR DAN MENCAPAI
KEADILAN
Munculnya fenomena baru yang merupakan
implikasi kemajuan teknologi dan infromasi
yang sangat mempengaruhi perkembangan Derasnya penggunaan teknologi informasi
masyarakat global saat ini, yakni era dalam kegiatan yang berbasis transaksi
teknologi informatika, dunia maya dengan elektronik, e – commerce dll, namun belum
hadirnya internet (interconnected network) diikuti dengan perkembangan hukum yang
yang menggunakan komunikasi tanpa kertas dapat mengikuti percepatan kemajuan
(paperless document). teknologi, komunikasi dan informasi. Sehingga
perlu kehadiran hukum yang dapat
menyelesaikan permsalahan / sengketa yang
terjadi di dunia maya, karena hukum positif
yang ada belum cukup dapat menjangkaunya
PEMBUKTIAAN – ALAT
BUKTI:
– Hukum Acara Perdata Indonesia – Mencapai kebenaran formal 
dengan sistem PEMBUKTIAAN kebenaran yang didasarkan pada apa
TERTUTUP  disebutkan secara yang dikemukan atau didalilkan oleh
limitatif dalam Pasal 164 HIR/284 para pihak di persidangan;
RBG/1866 BW, ditambah 153 – Proses Pembuktiaan merupakan
HIR/273 RBG & 154 HIR/274 RBG. susunan kesatuan kegiatan untuk
– TERTUTUP  bahwa hakim hanya mencapai suatu tujuan yakni
boleh mengambil atau menjatuhkan membuktikan kebenaran dalil2 yang
putusan berdasarkan alat2 bukti dikemukakan oleh para pihak baik
yang ditentukan oleh uu saja. peristiwa, kejadian maupun hak.
PERKEMBANGAN ALAT
BUKTI DALAM PERDATA:
– Bagaimana ada alat bukti – Titik awal pengakuan dan
elektronik yang diajukan oleh para pengaturan terhadap dokumen
pihak dalam sengketa perdata? elektronik/ bukti elektronik di
– Disebutkan dalam UU ITE  Indonesia melalui UU 8 / 1997
informasi atau dokumen elektronik Dokumen Perusahaan.
hingga hasil cetakan dokumen atau – Pengaturan yang ada saat ini
informasi elektronik dapat parsial dan merupakan UU Materil
dijadikan alat bukti sah secara belum mencakup atau menjangkau
hukum baik sebagai perluasan alat keseluruhuan untuk formal /
bukti yang sah. hukum acara perdata
PERKEMBANGAN ALAT
BUKTI DALAM PERDATA:
– Hukum acara perdata yang berlaku di – Hakim wajib menggali, mengikuti
Indonesia saat ini adalah hukum dari dan memahami nilai hukum dan rasa
kolonial yang dibentuk pada masa keadilan yang hidup dlm masyarakat;
pemerintahan Hindia Belanda – Hakim melakukan penemuan hukum
(HIR/RBG); (tindakannya : Mengkonstatir,
– Bagaimana hakim memeriksa jika mengkualifikasi peristiwa dan
ada pengajuan alat bukti elektronik mengkonstitusikan atau menetapkan
(mis. Email, telecofrance, sms, cctv hukum pada persitiwa tersebut),
dsb); (metode penafsiran dan konstruksi
– Hakim tidak boleh menolak perkara hukum);
(UU Kekuasan Kehakiman);
PERKEMBANGAN ALAT
BUKTI DALAM PERDATA:
– Dari HIR/RBG hakim dapat – Atau dokumen elektronik dapat
memeriksa/menggunakan dokumen diletakan sejajar dengan dokumen
elektronik sbg alat bukti yakni tertulis dan mempunyai kekuatan
dengan bantuan KETERANGAN mengikat jk: Dokumen itu dpt dibaca
SEORANG AHLI yang mengetahui dan / dimengerti para pihak, kebenaran
mengerti ttg dokumen elektronik,. isinya dpt terjamin, waktu atau saat
Kekuatan pembuktiaan bebas terjadinya perjanjian dpt ditentukan
(diberikan kepada hakim), selain itu dg psti, identitas pr pihak dpt
juga dapat menggunakan alat bukti ditentukan dg pasti;
persangkaan-persangkaan yang
ditarik hakim dari persidangan;
PERKEMBANGAN ALAT
BUKTI DALAM PERDATA:
– Pemeriksaan saksi atau ahli dengan – LIHAT PERBANDINGAN DG BELANDA
teleconference pada hakikatnya DAN SINGAPURA
sama saja bahwa saksi tsb
memberikan keterangan scr lisan dan
pribadi, hanya saja perbedaannya
terletak pada kehadiran saksi atau
ahli di persidangan secara nyata dan
virtual (maya). Kekuatan
pembuktiaan bebas, diserahkan
kepada hakim untuk memberikan
penilaian pembuktiannya / hakim tdk
harus terikat;
KESIMPULAN – PENUTUP
PENULIS :
– Pengaturan thdp alat bukti yg semula
– Perlu pengesahan RUU Hukum Acara diatur secara limitatif dan berurutan
Perdata segera dilakukan sbg upaya dlm satu pasal, mnjd diatur scr
pembaruan hkm acr pdt nasional terbuka dan terpisah dalam
indonesia; beberapa psl tersendiri yang hanya
memberikan batasan dan
– RUU Hukum Acara Perdata antra lain persyaratan ttg alat bukti tersebut.
menyangkut mengenai pembuktiaan
mula tertutup menjadi terbuka (Psl – Dg dicantumkan sc tegas
83 RUU  pembuktiaan dapat pengaturannya thdp alat bukti
dilakukan dg semua alat bukti kecl elektronik dalam hkm acr perdata
UU menentukan lain; yang baru, diharapkan hakim dpt
memeriksa perkara sampai tuntas
dan kemudian menjatuhkan putusan
shingg mndptkan kepastian hukum
melalui putusan hakim guna
memberikan keadilan bg masyarkat;
TERIMA KASIH
Maaf atas segala kekurangan, kesalahan dan kekhilafan

Anda mungkin juga menyukai