Anda di halaman 1dari 3

Judul Buku : PANITERA PENGADILAN TUGAS, FUNGSI

1
& TANGGUNGJAWAB
2 Pengarang : Drs. Wildan Suyuthi Mustofa, SH., MH
Impersium : PT. TATANUSA, Jakarta – Indonesia, Cetakan
3
DESKRIPSI Pertama, Juni 2002.
BIBIOGRAFI Kolasi : Sampul buku berbahan softcover; Daftar pustaka
terdiri dari 17 Buku, 2 Makalah dan 10 Peraturan perundang-
4 undangan; Ukuran buku (pxl) 21 cm x 15,5 cm; Jumlah halaman
xii + 538 hlm; Lampiran PERMA, SK MA & SEMA; ISBN 979-
8409-47-7.
Isi Resume :
Buku ini terdiri 7 BAB dan lampiran-lampiran seperti Surat
Edaran Mahkamah Agung yang membahas terkait
penyelenggaraan administrasi teknis pengadilan. Pembahasannya
masih menggunakan beberapa aturan yang lama, namun
pembahasan buku ini masih bermanfaat untuk menambah
pengetahuan mengenai pelaksanaan kegiatan bidang kepaniteraan
pada pengadilan yang telah disusun oleh Mahkamah Agung
secara seragam bagi badan peradilan dibawahnya. Pendahuluan
pembahasan singkat dengan merujuk pada pelaksanaan kekuasaan
RESUME 5 kehakiman yang dilakukan oleh Mahkamah Agung. Bahwa
Mahkamah Agung sebagai pengawas tertnggi terhadap
penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan peradilan hal
tersebut diatur dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 14 Tahun
19701. Dikatakan bahwa fungsi pengawasan harus mampu
menciptakan situasi kondusif terhadap penegakkan disiplin serta
peningkatan produktifitas dan etos kerja, maka Mahkamah Agung
berpandangan sangat penting untuk menyusun pola administrasi
yustisil yang seragam dan berlaku dalam semua lingkungan
peradilan, sebagaimana tertuang dalam keputusan Ketua
Mahkamah Agung RI KMA/001/SK/I/1991 tentang Pola

1
Saat ini Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 sudah tidak berlaku dan diganti dengan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman, pengaturan mengenai pengawasan tertinggi oleh Mahkamah Agung diatur idalam Pasal 39 ayat (1) menyatakan
bahwa “Pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan pada semua badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah
Agung dalam menyelenggarakan kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung”.

1
Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan
Pengadilan Agama dan KMA/012/SK/III/1998 jo
KM/019/SK/VIII/1991 tentang Pola-pola Pembinaan dan
Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Umum.
Sebagai pelaksanan kekuasaan kehakiman tentunya ada aparat
pendukung kekuasaan kehakiman terdiri dari hakim, panitera,
panitera pengganti dan jurusita. Panitera berkedudukan sebagai
unsur pembantu pimpinan dalam sebuah Pengadilan yang segala
aktivitasnya bertanggungjawab langsung kepada Pengadilan. Ada
3 tugas pokok dari Panitera: Tugas bidang administrasi; Tugas
panitera dibidang persidangan; dan Tugas panitera bidang
pelaksanaan eksekusi. Surat keputsan Ketua Mahkamah Agung
Nomor KMA/012/SK/III/1998 jo KM/019/SK/VIII/1991 tentang
Pola-pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi
Kepaniteraan Pengadilan Umum yang memuat 5 hal pokok yakni
(1) Pola Prosedur Penyelenggaraan Administrasi Perkara. Dalam
rangka melaksanakan tugas pokok pengadilan panitera menerima
perkara yang diajukan kepada Pengadilan untuk diproses lebih
lanjut. Prosedur penerimaan perkara di Pengadilan Tingkat
pertama melalui meja I, II, dan meja III. Pengertian meja yakni
kelompok pelaksana teknis yang harus dilalui oleh suatu perkara
di Pengadilan mulai dari penerimaan sampai perkara diselesaikan;
(2) Pola Register Perkara. Pendaftaran perkara dalam buku
register dilakukan dengan tertib. Register memuat keadaan
perkara dari perkara tersebut masuk hingga selesai; (3) Pola
Keuangan Perkara. Pengelolaan keuangan perkara menjadi
tanggungjawab Panitera kepada pihak ketiga yang membayar
panjar perkara, dengan prinsip bahwa tidak ada biaya tidak ada
perkara. Pencatatan keuangan perkara dengan menggunakan buku
jurnal perkara sebagai rekening koran bagi pembayara panjar
perkara dan selanjutnya rincian secara rutin baik penerimaan dan
pengeluaran setiap hari dicatatan dalam buku induk keuangan
perkara; (4) Pola Laporan Perkara. Ada berbagai macam laporan.

2
Pola laporan yang ditetapkan di Peradilan Umum dan Peradilan
Agama tidak sama, di lingkungan Peradilan Umum maupun
Tinggi meliputi 2 hal yaitu perkara perdata dan pidana sedangkan
Peradilan Agama tidak ada perkara pidana;dan (5) Pola Kearsipan
Perkara. Arsip diartikan sebagai warkat yang dalam kegiatan
penertiban kearsipan ada petunjuk pembenahan dan penataan
berkas dengan 3 tahap (pemilahan, penyempurnaan, pemisahan
arsip).
6 Nama Pembuat Resume : Hanifa Feri Kurnia
Kata Kunci : Perkara, Kepaniteraan, Panitera,
7
Pola, Administrasi, Pengadilan

--00--

Anda mungkin juga menyukai