FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TRANSAKSI
ELEKTRONIK DAN HUKUM PERIKATAN SERTA TANDA TANGAN
ELEKTRONIK”.
Penulis menyampaikan rasa terimakasih sebanyak-banyaknya kepada Bapak
Almaududi, S.H., M.H., selaku dosen mata kuliah Hukum Transaksi Elektronik yang
telah menyerahkan kepercayaan kepada penulis guna menyelesaikan tugas ini. Makalah
ini dibuat dalam rangka penuntasan tugas mata kuliah Hukum Transaksi Elektronik yang
bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap penulis dan juga pembaca.
Penulis sadar bahwa pada makalah ini masih memiliki banyak kekurangan serta
jauh dari kesempurnaan. Dengan demikian, penulis menanti adanya kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Hukum Transaksi Elektronik dan juga
untuk memberikan pengetahuan terhadap pembaca mengenai transaksi elektronik dan
hukum perikatan serta tanda tangan elektronik.
BAB II
PEMBAHASAN
Tanda tangan elektronik biasa merupakan tanda tangan yang menggunakan media
elektronik tetapi tidak terdaftar pada lembaga sertifikasi elektronik. Hal ini biasanya
dilakukan dengan cara tanda tangan si Penanda Tangan dituliskan secara
konvensional pada secarik kertas kemudian dipindai menggunakan mesin pemindai,
lalu hasilnya akan menjadi sebuah informasi elektronik sehingga nanti dapat di-input
pada dokumen elektronik yang memerlukan tanda tangan elektronik tersebut,
contohnya seperti yang telah disebutkan di atas yaitu pada perjanjian elektronik. Pada
tanda tangan elektronik biasa ini, manakala terjadi suatu permasalahan hukum yang
menimbulkan sengketa maka akan susah nantinya dijadikan sebagai alat bukti, karena
tidak adanya suatu pihak yang dapat menjamin bahwa tanda tangan tersebut memang
benar dilakukan oleh si Penanda Tangan.
Tanda tangan elektronik Aman merupakan tanda tangan elektronik yang sudah
memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana yang sudah diatur dalam Pasal 11 UU
ITE, sehingga memiliki konteks serta dapat dipersamakan dengan tanda tangan basah
atau konvensional. Untuk mendapatkan tanda tangan elektronik aman ini, maka harus
didaftarkan terlebih dahulu pada lembaga sertifikasi elektronik terjamin. Dengan
demikian, manakala terjadi suatu permasalahan hukum maka tanda tangan elektronik
aman ini dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah pada tahap pembuktian.
D. Keabsahan Tanda Tangan Elektronik
Mengenai keabsahan tanda tangan elektronik, pemerintah telah mengeluarkan
beberapa peraturan resmi yang berpedoman pada aturan tersebut, digital signature ini
mempunyai kekuatan hukum. Jadi apabila terjadi penipuan atau kasus perselisihan ,
maka masyarakat dapat menindaklanjuti ke jalur hukum .
Transaksi daring di seluruh Indonesia, diatur dalam UU NO 82 Tahun 2012 , yang
menjelaskan semua aktivitas yang berkaitan dengan internet atau elektronik wajib
mengacu pada aturan tersebut. Salah satunya mengenai penggunaan alat bukti
elektronik dalam perjanjian .
Keabsahan tanda tangan elektronik, memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum
yang sah selama memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Data pembuatan tanda tangan elektronik terkait hanya kepada penanda tangan;
2. Data pembuatan tanda tangan elektronik pada saat proses penandatanganan
elektronik hanya berada dalam kuasa penanda tangan;
3. Segala perubahan terhadap tanda tangan elektronik yang terjadi setelah waktu
penandatanganan dapat diketahui;
4. Segala perubahan terhadap informasi elektronik yang terkait dengan tanda tangan
elektronik tersebut setelah waktu penandatanganan dapat diketahui;
5. Terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidentifikasi siapa penanda
tangannya; dan
6. Terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa penanda tangan telah
memberikan persetujuan terhadap informasi elektronik yang terkait.
Tanda tangan elektronik sebenarnya memiliki dua kunci, yaitu privat dan public.
Melalui kunci public, penyangkalan atas tanda tangan bisa diminimalkan. Apalagi
dengan dukungan PrivyID. PrivyID tersebut sebagai alat verifikasi tambahan ,
jika terdapat perubahan dokumen, PrivyID bisa melacak secara cepat. Teknologi
ini pun bisa melindungi data dan serangan hacker serta mencari keberadaan laptop
yang hilang .
Dengan adanya internet, tanda tangan elektronik dapat dilakukan dimana saja ,
yang penting lokasi harus terhubung dengan internet . Hanya dalam hitungan
menit, dokumen berisi digital signature diterima oleh perusahaan atau orang yang
dituju.
Kelemahan
Perkembangan zaman yang terjadi secara masif, khususnya pada bidang teknologi
digital, mengakibatkan bermunculannya inovasi-inovasi baru. Hal ini sudah pasti
bertujuan untuk memudahkan segala aspek dari kehidupan manusia. Salah satu inovasi
itu adalah tanda tangan elektronik. Dengan adanya tanda tangan elektronik, maka akan
lebih memudahkan para pihak yang notabenenya merupakan subjek hukum, untuk
melakukan suatu perbuatan hukum yang ingin mereka lakukan tanpa harus
memikirkan jarak dan waktu.
Tanda tangan elektronik mulai berlaku di Indonesia sejak tahun 2016 seiring
dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(UU ITE) serta diikuti oleh Peraturan Pemerintah pelaksana undang-undang a quo
yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Sistem Elektronik.
Pengertian dari tanda tangan elektronik diatur dalam Pasal 1 Angka 12 UU ITE, yang
dapat disimpulkan bahwa tanda tangan elektronik merupakan suatu alat yang
digunakan untuk melakukan verifikasi berupa tanda tangan yang berisi serta
dilekatkan Informasi Elektronik di dalamnya. Subjek hukum pada tanda tangan
elektronik adalah Penanda Tangan.
Tanda tangan elektronik merupakan alat bukti yang sah serta memiliki kedudukan
hukum selama dalam proses pembuatannya memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan undang-undang. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembuatan tanda
tangan elektronik diatur dalam Pasal 11 UU ITE yaitu sebagai berikut:
a. data pada pembuatan suatu tanda tangan elektronik hanya terkait dengan Penanda
Tangan
b. ketika proses penandatanganan elektronik, data pada pembuatannya hanya boleh
berada pada kuasa si Penanda Tangan
c. setiap perubahan yang terjadi setelah waktu penandatanganan dapat diketahui
d. setiap perubahan yang terjadi setelah waktu penandatanganan terkait dengan
informasi elektronik dapat diketahui
e. memiliki cara tertentu untuk mengidentifikasi pemilik tanda tangan
f. memiliki cara tertentu untuk menunjukkan bahwa Penanda Tangan telah
memberikan persetujuan terhadap Informasi Elektronik yang terkait.
Salah satu contoh penggunaan tanda tangan elektronik yang marak dilakukan
adalah pada perjanjian elektronik atau disebut juga electronic contract (e-contract).
Maka dari itu keabsahan dari tanda tangan elektronik juga bergantung pada sahnya
suatu perjanjian yang mana syarat sah itu pada umumnya diatur dalam Pasal 1320
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yaitu sebagai berikut:
1. kedua belah pihak sepakat mengikatkan dirinya
2. kecakapan untuk membuat perikatan
3. adanya suatu hal tertentu
4. adanya Suatu sebab yang halal
a. Data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait hanya kepada Penanda Tangan
b. Data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat proses penandatanganan
elektronik hanya berada dalam kuasa Penanda Tangan.
c. Segala perubahan terhadap Tanda Tangan Elektronik yang terjadi setelah waktu
penandatanganan dapat diketahui.
d. Segala perubahan terhadap Informasi Elektronik yang terkait dengan Tanda
Tangan Elektronik tersebut setelah waktu penandatanganan dapat diketahui.
e. Terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidenti-fikasi siapa
penandatangannya.
f. Terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa Penanda Tangan telah
memberikan persetujuan terhadap Informasi Elektronik yang terkait. Apabila
dalam pembuatan tanda tangan elektronik sudah sesuai dengan persayaratan dan
prosedur yang disebutkan dalam Pasal 11 UU ITE maka tanda tangan tersebut
sudah memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah.
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Kedudukan mengenai tanda tangan elektronik sudah diatur secara jelas dalam
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,
dan juga dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Sistem dan Transaksi Elektronik. Kekuatan hukum dari tanda tangan elektronik
sebagai alat bukti adalah berlandaskan kepada Pasal 11 Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. UndangUndang ini
memberikan pengakuan secara tegas bahwa tandatangan elektronik memiliki kekuatan
hukum dan akibat hukum selama tanda tangan elektronik mengikuti persyaratan yang
disebutkan dalam Pasal 11 UU ITE yang merupakan persyaratan minimum dan harus
dipenuhi dalam setiap pembuatan tanda tangan elektronik.
DAFTAR PUSTAKA