PERTEMUAN KULIAH KE 8
MATERI : PENANGANAN KORBAN, PELAKU DAN BARANG BUKTI.
1. Memenfaatkan bantuan teknis dokter yang didatangkan dengan menanyakan hal hal :
1) Jangka waktu / tenggang waktu telah berapa lama kematian berdasarkan tanda tanda
pengamanatan tanda tanda kematian antara lain ; kaku mayat, lebam mayat, dan tanda
tanda tanda pembusukan.
2) Cara kematian ( mode or manner of death )
3) Sebab sebab kematian korba ( couse of death )
4) Kemungkinan adanya perubahan posisi mayat pada waktu diperiksa,
5) Dibandingkan dengan posisi semula pada saat terjadinya kematian.
6) Memberitan tanda garispada letak dan posisi mayat sebelum dikirim ke Rumah sakit.
7) Setelah diambil sidik jarinya segera dikirim ke Rumah sakit untuk dimintakan Visem et
repertum dengan terlebih dahulu diberi label pada ibu jari kakinya atau pada bagian
tubuh lainnya . pengambilan sidik jari berikut identitasnya bila diketahui, dapat dilakukan
di tkp atau dirumah sakit.
2. Penanganan korban yang masih hidup.
Terhadap korban yang masih hidup upaya yang segera perlu dilakukan adalah guna
penyelamatan dan pertolongan korban dengan melakukan segera berikan pertongan PPPK,
a. Bawa ke Rumah sakit atau puskesman terdekat, Beritahukan keluarganya bilamana
identitas diketahui atau korban dapat ditanya.
b. Berikan pengamanan dan perlindungan,
c. Dengan memperhatikan kondisi korban upayakan dapat di mintai keterangan di tanya
tentang apa yang terjadi sebelumnya dan siapa yang melakukannya.
3. Penanganan Saksi,
Mengumpulkan keterangan dari para saksi:
a. Melakukan interview atau wawancara dengan mengajukan kepada orang orang atau
pihak pihak yang diperkirakan / didga mengetahui,melihat, mendengar sehubungan
dengan kejadian tersebut.
b. Berdasarkan keterangan keterangan yang didapat dari asil interview yang dilakukan
dapat diperoleh beberapa saksi yang dapat digolongankan mana saksi yang diduga
keras terlibat, dan mana mana yang tidak terlibat.
c. Melakukan pemeriksaan singkat terhadap golongan saksi yang diduga keras dalam
tindak pidana yang terjadi guna mendapatkan keterangan dan petunjuk lebih lanjut.
d. Melakukan peperiksaan terhadap korban, keadaan korban, penampilan korban, sikap
korban, atau dibawa ke Rumah sakit / puskesmas untuk dimintakan Visem et repertum.
4. Penanganan Pelaku.
a. Tindakan yang perlu dilakukan terhadap Pelaku.
b. Pemeriksaan dan penggeledahan badan pelaku guna meneliti ada tidak benda benda
yang ada pada korban terkait barang bukti.
c. Memeriksa identitas atau tanda pemgenal pelakumenyita benda atau barang barang
yang ada pada pelaku.
d. Memilah milah barang atau benda yang ada pada pelaku termasuk barang milik pelaku
atau ada hubungan dengan kejadian.Melakukan pemeriksaan singkat, untuk
memperoleh keterangan sementara mengenal hal – hal yang dilakukan sendiri maupun
keterlibatan orang lain terkait dengan kejadian.
e. Di amankan dengan di borgol bilamana dinyakini akan melarikan diri atau
membahayakan.Segera dibawa ke tempat yang aman atau dibawah ke Kantor Polisi
terdekat guna pemeriksaan lebih lanjut.
5. Penanganan Barang Bukti.
a. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penganan barang bukti,:
1) Setiap terjadi kontak phisik anatara dua objek akan selalu terjadi perpindahan material
dari masing masin objek, waaupun besar jumlahnya mungkin sangat kecil atau sedikit
sekali karenanya pelaku akan meninggalkan jejak atau bekas di tkp. Dan pada tubuh
korban.
2) Angkin jarang atau tidak wajar, suatu barang ditempat kejadian mangkin tinggi
nilainnya sebagai barang bukti,
3) Barang barang yang umum terdapat ditkp akan mempunyai nilai inggi sebagai barang
bukti bila terdapat karakteristik yang tidak umum dari barang tersebut,
4) Harus selalu beranggapan bahwa barang yang tidak bearti bagi kita, mungkin sangat
berharga sebagai barang bukti bagi ahli.
5) Barang barang yang dikumpulkan, apabila diperoleh secara bersama sama dan
sebanyak mungkin macamnya serta dhubungkan satu sama lain dapat menghasilkan
bukti yang berharga,
6) Setelaj bukti itu dicatat harus dikumpulkan dibungkusdan disimpan untuk
pemeriksaan labotorium kriminal yang ada di Puslabfor dan penyajian di pengadilan
oleh Jaksa pada tahap penuntutan.
7) Pencarian barang bukti.
Pencarian barang bukti diawali di temapt kejadian erkara ( TKP ) dan sekitarnya.
Secara keseluruhan apabila perlu,dengan disertai penggeledahanbadan, dilksanakan
secara teliti cermat dan tekun. Hal yang perlu dijaga adalahpencari hanya mencari
dan mencatat lokasi barang bukti tanpan menyentuhnya, diikuti ada petugas utama
dengan pembantunya mengumpulkan dan membungkus suatu bukti.
b. Metode pencarian barang bukti.
Pencarian barang bukti harus dilakukan secara efisien dan siistematis yang meliputi
seluruh tempat tanpa menggandakan uhasa metode pencarian barang bukti tergantung
kepada posisi dan sifat tempat kejadian perkara ( TKP )serta jumlah penyidik yang ikut
serta.
Pencarian barang bukti dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut ( yang aplikasi
dilapangan disesuaikan dengan sifat dan kondisi tkp ) .
Metode spiral ( Spiral Methode )
Pencarian barang bukti di tkp dilakukan oleh tiga orang atau lebih menjelajahi tempat
kejadian dengan cara masing masing berderet berjajar urut urut kebelakang ( satu
didepan yang lain dibelakang ) dengan jarak tertentu disesuaikan dengan kondisi tkp
kemudian dari suatu ttik bergerak membentuk spiral berputar dari arah luar ke arah
dalam . metode cocok diterapkan untuk lokasi pencaraian yang lapang bersemak atau
berhutan
b. Metode zone.
Aplikasi dilapangan enggunakan metode zone ini dengan cara lokasi dibagi 4 bagian dan
setiap bagian dibagi 4 lagi sehingga tergambar setiap kotak 1/16 bagian setiap kotak
ditunjuk 2 sampai dengan 4 orang petugas masing masing berdampangan satu dengan
yang lain menjelajah atau menggeledahnya. Metode ini baik untuk tempat tertutup /
rumah.
c. Metode Strip dan metode strip ganda ( strip Methode and double strip methode.
Aplikasi dlapangan beberapa orang petugas masing masing berdampngan satu dengan
lain dalam jarak yang sama dan tertentu (sejajar ) kemudian bergerak serentak dari sisi
lebar yang satu ke sisi yang lain ditempat kejadian perkara pabila dalam gerakan
tersebut sampai diujung sisi lebar yang lain maka masing masing berputar kearah
semula.metode ini cocok untuk medan lereng / bukit.
Aplikasi dilapangan metode ini dilakukan dengan cara eberapa orang petugas bergerak
bersama sama ke arah dimulai dari titik tengah temapat kejadian, dimana masing
masing petugas menujunarah sasarannya sendiri sendiri sehingga merupakan arah
delapan penjuru angan .
c. Tindak pidana nakotika. /obat bius. Dan atau obat obat berbahaya.
1) pada korban :
a) bahan / obat obatan yang diduga narkotika, baik jenis maupun wujudnya.
b) obat obat yang diduga berbahaya ( Psikotropika / obat tergolong
daftar G.
c) alat instrument yang diduga digunakan untk mengunakan narkotika (
jarum suntik, eleminium foil, Bonk dll.
d) Bekas bekas suntikan.
2) Ditempat kejadian perkara ( TKP )
a) bahan / obat obatan yang diduga narkotika, baik jenis maupun wujudnya,
b) obat obat yang diduga berbahaya ( Psikotropika / obat tergolong daftar G.
c) alat instrument yang diduga digunakan untk mengunakan narkotika ( jarum
suntik, eleminium foil, Bonk dll.
d) Bekas bekas bungkus / sampul obat.
d. Kasus yang berhubungan dengan racun :
1) Pada Korban :
a) Muntahan,
b) data kesehatan ( Medical history ) yang dari dokter / Rumah Sakit.
c) obat obat /racun (yang terdapat pada badan atau pakaian )
2) Di Tempat kejadian perkara.
a) obat obatan berbahaya ( daftar G)
b) sisa makanan atau minuman
c) sisa racun ( racun tikus atau racun serangga)
d) desinfektan ( karbol /lisoy.
3) Pada Tersangka obat obat berbahaya dan sisa racun )
e. Kejahatan Susila.
1) Pada korban :
a) Noda darah, sperma.
b) Rambut,serat pakaian,
c) Pakaian termsasuk pakaian dalam,
d) Bekas bekas perlawanan seperti benda benda yang melekat dikuku
korban /tangan
2) Ditempat kejadian perkara.
a) Noda darah, sperma.
b) Sidik jari, bekas kaki,
c) Rambut serat pakaian,
d) Rumput, tanah yang tercecer,
e) Barang barang yang tertinggal dari pelaku seperti sapu tangan, kertas
kertas puntung rokok atau benda benda lainnya.
f) Bekas bekas perlawanan.
3) Pada tersangka:
a) Noda darah, sperma, rambut,
b) Pakaian yang dicurigai,
c) Rokok/ korek apai atau benda lain yang ada pada tersangka,bekas bekas
perlawanan korban.
d) Rumput / tanah atau bekas yang melakat pada sepatu atau sandal.
e) Sidik jari atau jejak cetakan kaki / sepatu /sandal.
j. Pengakhiran TKP.
a. Pengolahaan tkp dianggap cukup.
Dapat diakhiri jika penyidik sudah dapat menjawab `` ya``atas pertanyaan pertanyaan
sebagai berikut :
1) Apakah semua barang bukti yang ditemukan telah dapat dikumpulkan dalam
jumlah yang maksimal.
2) Apakah pembunkusan barang bukti telah sesuai dengan petunjuk yang ada.
3) Apakah dalam tindakan tindakan yang dilakukan cukup ke hati hatian, dan cermat,
4) Apakah pemotretan pemotreatan dan skema yang dibuat telaj cukup untuk
menggambarkan keadaan yang sebenarnnya ( rekontruksi)
5) Apakah keterangan keterangan saksi dan tersangka jawaban atas pertanyaan
sudah memperatikan jawaban atas pertanyaan 7 kah.
k. Pembukaan / pembebasan TKP
a. Pembukaan oleh Ka team Penanganan TKP KSPKT, setelah mendapat pemberitahuan
dari unit olah tkp bahwa pengolaan telah selesai.
b. Pembukaan oleh Reskrim dalam hal reskrim masih memerlukan waktu pengolahan
pembukaan atau pembebasan tkp oleh reskrim.
l. Pembuatan berita acara pemeriksaan ditempat kejadian perkara, Berita acara
pemeriksaan ditempat kejadian perkara adalah merupakan :
a. Hasil tindakan pertama di tkp ,
b. Pertanggungan jawab atas pelaksanaan tgasoleh Ka SPKT
c. Bahan dan petunjuk bagi penyidik selanjutnya.
d. Bahan evaluasi bagi atasan
Berita acara ditempat kejadian perkara ,dibuat Ka SPKT atau Ka tim penanganan
tkp yang ditunjuk memuat segala sesuatu serta langkah langkah yang telah dilakukan
pada tidakan pertama di TKP, catatan penyidik atau penyidik pembantu mengawali
untuk menuju laoran tertulis akhir, digunakan untuk menghubungkan secara kronologs
tindakan penyidk di TKP, memberikan keterangan verbal, dari pengamatan dan
pemeriksaan barang bukti petugas serta memperlihatkan foto dan sketsa.