Anda di halaman 1dari 18

MODUL

PENGANTAR ILMU EKONOMI

Disusun Oleh :
Muzayyanah, M.Pd
2119068803

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN


MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
RIWAYAT HIDUP

Muzayyanah, S.Pd.,M.Pd., lahir di Cirebon 19 Juni 1988, lulus Sarjana

dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan

Ekonomi Unswagati Cirebon pada tahun 2012. Lulus Magister Jurusan

Pendidikan Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

(UNNES) tahun 2016.

Muzayyanah adalah dosen tetap sejak tahun (2018) pada Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Cirebon dengan mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi, Metode Kuantitatif

Pengambilan Keputusan , Manajemen Koperasi dan UKM. Penulis pernah bekerja sebagai

Dosen di Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam di STAIMA Ciwaringin Cirebon tahun (2017).
A. KONSEP DASAR EKONOMI
1. Ruang Lingkup Ekonomi
Suatu ucapan yang sering kali terdengar pada saat kecil (atau bisa
juga hingga saat ini) ialah ”saya ingin/minta” minum. Seperti halnya
orang lain tentu anda juga menginginkan barang atau jasa tertentu,
seperti makanan, pakaian, rumah, kesehatan dan rekreasi. Karena
uang/pendapatan anda mungkin tidak mencukupi untuk memenuhi
semua kebutuhan/keinginan tersebut, terpaksa anda harus membuat
pilihan mana yang terlebih dahulu harus dipenuhi. Demikian halnya
negara juga menghadapi masalah pilihan tersebut karena
ketidakmampuannya menyediakan sejumlah barang ataupun jasa yang
masyarakat inginkan atau butuhkan. Keinginan/kebutuhan saudara,
dan juga masyarakat, bisa dipenuhi melalui upaya mental dan fisik. Dapat
disimpulkan bahwa ilmu ekonomi adalah suatu bidang ilmu yang
membahas tentang bagaimana usaha manusia baik sebagai individu
ataupun kelompok masyarakat melakukan pilihan (Choice) dalam rangka
menggunakan sumberdaya yang terbatas dengan tujuan supaya
kebutuhannya dapat terpenuhi (yang sangat tidak terbatas jumlahnya)
akan barang maupun jasa. Dapat dikatakan bahwa setiap orang pasti
akan terlibat dalam suatu aktivitas ekonomi. Dengan demikian, setiap
orang sangat perlu untuk mempelajari lebih lanjut ilmu ekonomi pada
sekolah formal ataupun non formal. Pada tingkat Perguruan Tinggi,
pembelajaran ilmu ekonomi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
berikut.
a. Ilmu ekonomi murni (ilmu ekonomi teori), dimana dapat dibagi
menjadi beberapa bagian.
1) Pengantar ilmu ekonomi
2) Teori ekonomi makro
3) Teori ekonomi mikro
b. Ilmu ekonomi terapan, dimana dapat dibagi lagi menjadi
beberapa bagian.
1) Ekonomi moneter
2) Ekonomi internasional
3) Ekonomi perbankan
4) Ekonomi perusahaan
5) Ekonomi pertanian
6) Ekonomi teknik
7) Dan lain sebagainya
c. Ilmu yang sifatnya penunjang, antara lain sebagai berikut.
1) Statistika 2) Matematika
2. Pokok Permasalahan Ekonomi
Telah disebutkan bahwa, masalah pokok dalam perekonomian
timbul karena adanya kelangkaan (scarcity), dalam sumber daya,
sementara kebutuhan manusia tidak terbatas. Berdasarkan teorinya,
masalah perekonomian berikut ini.
2.1 Masalah Pokok pada Ekonomi Klasik
Teori ekonomi klasik berkembang pada tahun 1870 dengan
tokohnya Adam Smith. Berdasarkan teori tersebut terdapat tiga
permasalahan pokok ekonomi diantaranya masalah produksi,
konsumsi dan juga distribusi. Berikut penjelasan ketiga masalah
pokok ekonomi klasik tersebut.
1) Masalah Produksi Produksi adalah salah satu bentuk kegiatan
ekonomi dalam rangka menghasilkan sejumlah barang dan jasa atau
dapat dikatakan pula menambah kegunaan suatu barang yang
bertujuan supaya kebutuhan manusia terpenuhi. Adapun masalah
produksi ini sangat erat kaitannya dengan apa dan untuk siapa barang
dan jasa itu diproduksi, berapa banyak tenaga kerja yang
dipergunakan. Kegiatan produksi barang/jasa seorang produsen
membutuhkan beberapa sumber ekonomi, antara lain SDA, SDM dan
entrepreneurship.
2) Masalah Distribusi Distribusi merupakan kegiatan penyaluran
barang dan jasa hasil produksi dari pihak produsen kepada pihak
konsumen. Masalah distribusi ini menyangkut bagaimana cara
menyalurkan barang dan jasa tersebut dari tangan produsen sampai
kepada konsumen. Kegiatan distribusi tersebut dapat dilakukan
dengan dua cara, antara lain sebagai berikut :
a. Distribusi secara langsung, adalah kegiatan menyalurkan barang
langsung dari produsen kepada konsumen tanpa adanya perantara.
Sebagai contoh seorang penjual ayam geprek memproduksi jualannya
sendiri dan menjualnya secara langsung kepada konsumen.
b. Distribusi secara tidak langsung, adalah kegiatan menyalurkan
barang dan jasa dari tangan produsen kepada konsumen melalui pihak
perantara. Adapun perantara yang biasanya ditemui meliputi
pedagang grosir, pedagang retailer, makelar, eksportir, importir, dan
penyalur yang lain.
3) Masalah Konsumsi merupakan kegiatan menggunakan barang dan
jasa yang dihasilkan oleh produsen atau kegiatan mengurangi nilai
guna suatu barang dan jasa. Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh
manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut
: a) faktor dari dalam (intern), yang meliputi sikap dan kepribadian
seseorang, motivasi dalam diri, pendapatan seseorang, selera dan
watak yang dimiliki. b) faktor luar (ekstern), yang meliputi faktor
kebudayaan, keluarga, adat istiadat yang berlaku, lingkungan
masyarakat dan status sosial yang ada serta pemerintah. Dengan
perkembangan zaman yang ada, dapat kita rasakan bahwa kebutuhan
semakin beraneka ragam dan sangat kompleks. Kegiatan ekonomi
yang terjadi pada masyarakat modern meliputi tiga jenis kegiatan
antara lain produksi, konsumsi dan perdagangan. Oleh karena itu
dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan dan
masyarakat, secara keseluruhan akan selalu menghadapi tiga
persoalan-persoalan ekonomi. Ketiga persoalan tersebut adalah: What,
How dan For Whom: a. What: pertanyaan ini menyangkut masalah
komoditi apa yang akan dihasilkan, dan berapa banyak? Dengan kata
lain berapa banyak barang dan jasa apa yang akan dihasilkan, serta
kapan? Haruskah kita membuat lebih banyak makanan dari pakaian,
atau sebaliknya. Pilihan mana yang kita ambil, nasi dan ikan bakar
hari ini atau daging dan roti hari ini. b. How: Pertanyaan ini
menyangkut masalah bagaimana atau dengan apa komoditi
dihasilkan, apakah dengan menggunakan modal lebih banyak atau
tenaga kerja lebih banyak, apakah menggunakan teknologi sederhana
atau menggunakan teknologi canggih. Hal ini sangat tergantung pada
tingkat persaingan di pasar. 5 c. For Whom: Pertanyaan ini
menyangkut masalah untuk siapa barang tersebut dihasilkan. Apabila
dilihat dari sisi pendapatan, masyarakat dapat dikelompokkan ke
dalam tiga kelompok yaitu masyarakat; (1) golongan berpenghasilan
tinggi, (2) golongan berpenghasilan menengah dan (3 golongan
berpenghasilan rendah. Masyarakat berpenghasilan rendah lebih
memilih membeli barang yang harganya murah, tanpa memperhatikan
mutu barang tersebut, sementara masyarakat yang berpenghasilan
menengah memilih barang yang harganya sedang, dan masyarakat
yang berpenghasilan tinggi akan memilih barang-barang yang
berkualitas tinggi walaupun harganya mahal.
2.2. Sistem Perekonomian
Masing-masing negara tentu juga menghadapi masalah ekonomi
yang sudah kita bahas di atas, namun hanya cara pemecahannya
saja yang berbeda. Hal tersebut berdasarkan sistem ekonomi yang
dianut oleh negara tersebut. sistem ekonomi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi beberapa, dapat dirinci sebagai berikut:
a. Sistem ekonomi tradisional Dalam suatu sistem ekonomi
tradisional kehidupan ekonomi hanya berdasarkan tradisi, kebiasaan,
adat dan agama. Negara yang menganut sistem ekonomi tradisional
sifatnya turun temurun. Masalah yang dipecahkan dengan
menggunakan dasar pola yang telah dijalankan masa lalu. Misalnya,
tanah pertanian yang ditanami tanaman seperti yang selalu ditanam
masa lalu secara turun temurun.
b. Sistem ekonomi komando (sosialis-komunis) Dengan sistem
ekonomi komando ini semua masalah ekonomi yang ada apa (what),
bagaimana (how) dan untuk siapa (for whom) diatasi langsung oleh
pemerintah pusat. Dalam hal ini pemerintah pusat secara langsung
menetapkan jumlah alokasi dari sumberdaya yang dipergunakan,
menentukan berapa jumlah barang yang nantinya akan diproduksi
berserta jenisnya. Dalam hal ini individu sama sekali tidak mempunyai
kekuasaan dan kebebasan menggunakan sumberdaya yang ada.
c. Sistem ekonomi liberal (pasar) Dalam sistem ini, keputusan dalam
menggunakan sumberdaya langsung ditentukan oleh individu
(produsen) sendiri. Hal ini disebabkan karena hak milik dari individu
sudah diakui. Dengan demikian produsen menggunakan sumberdaya
seefisien mungkin sehingga biaya yang digunakan serendahrendahnya
untuk menghasilkan sejumlah tertentu barang.
d. Sistem campuran Sistem ekonomi campuran mengambil kebaikan
dari sistem ekonomi yang ada. Perlu diketahui bahwa tidak ada satu
sitem ekonomi yang secara murni menganut sistem ekonomi liberal
(pasar) ataupun terpusat (komando). Di negara berkembang khususnya
banyak kita temukan sistem ekonomi campuran. Pada dasarnya
Indonesia menggunakan sistem ekonomi campuran ini, yang kita kenal
dengan istilah sistem ekonomi pancasila atau disebut sebagai suatu
sistem skonomi pasar terkendali. Dalam hal ini sistem ekonomi
Indonesia ada kepemilikan kekayaan oleh pribadi atau swasta, akan
tetapi hanya dalam rangka memenuhi fungsi secara sosialnya. Dengan
demikian hak dari pemilik perorangan diakui akan tetapi tidak boleh
terlepas dari fungsi sosialnya, dalam hal ini harus dipergunakan demi
kebaikan bersama. Sistem ekonomi Indonesia berdasarkan UUD pasal
33 ayat 1, 2 dan 3 serta Pancasila.
3. Definisi Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi sebagai suatu disiplin ilmu, telah berusia lebih dari
dua abad. Bermula sejak tahun 1776 ketika Adam Smith menulis buku
yang berjudul „The Wealth of Nations”. Setelah itu, ilmu ekonomi
berkembang dalam banyak tahapan, Karl Marx melakukan kritik besar-
besaran tentang kapitalisme dalam bukunya yang berjudul “Das Kapital”
buku ini beredar luas pada tahun 1867, Selanjutnya John Maynard
Keynes pada tahun 1935 dengan bukunya yang berjudul “The General
Theory of Employment, Interest and Money”. Beberapa pandangan
ketiga tokoh tersebut masih tetap mendapat perhatian dalam pemikiran
ahli-ahli ekonomi pada masa kini. Beberapa pakar ekonomi
mendefinisikan ilmu ekonomi:
 Alfred Marshal, Ilmu Ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan
tentang sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia
yang tak terbatas.
 Walter Nicholson, Ilmu ekonomi adalah bagian dari ilmu sosial yang
mempelajari perilaku manusia dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhannya
 Paul A. Samuelson, Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang prilaku
orang dan masyarakat dalam memilih menggunakan sumber daya yang
langkah dan memiliki berbagai alternatif penggunaan, dalam upaya
memproduksi berbagai komoditi, untuk kemudian menyalurkannya baik
saat ini maupun di masa yang akan datang kepada berbagai individu dan
kelompok yang ada dalam masyarakat. Terdapat dua hal pokok yang
dapat ditarik dari pengertian di atas yaitu: Pertama, sumber pemuas
kebutuhan manusia itu terbatas adanya, sebab kebutuhan manusia
relatif tidak terbatas jumlahnya. Suatu kenyataan bahwa tidak ada suatu
golongan masyarakat atau bangsa yang dapat memproduksi semua
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat atau bangsa tersebut.
Tidak ada manusia yang dapat membelanjakan uang melebihi besarnya
pendapatannya (kecuali dengan cara berutang atau merampok), dan tidak
ada orang yang dapat menggunakan waktunya lebih dari 24 jam sehari.
Kedua, bagaimana cara yang terbaik untuk menetapkan pilihan di antara
berbagai alternatif yang ada. Para pakar ekonomi mengatakan bahwa
bagaimana caranya sumber daya yang ada dialokasikan.
Berdasarkan uraian definisi tersebut maka ilmu ekonomi dapat
dikatakan bahwa ilmu yang mempelajari Upaya-Upaya pengalokasian
sumber daya yg tersedia utk mencapai kepuasan atau kemakmuran masyarakat.

4. Pembagian Ilmu Ekonomi


Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan
beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs
makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi
positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya.
Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen
keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan
dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian
perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan,
pendidikan, keluarga dan lainnya Subyek Ilmu Ekonomi terbagi dua,
yaitu : ekonomi mikro dan makro. 1. Ekonomi mikro yaitu cabang ilmu
ekonomi yang mempelajari bagianbagian kecil ekonomi seperti perilaku
individu-individu, perilaku konsumen, perilaku produsen, harga, dll. 2.
Ekonomi makro yaitu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari
keseluruhan perekonomian baik suatu negara/daerah seperti inflasi,
pengangguran, kemiskinan, neraca dan pertumbuhan ekonomi. Karena
individu, perusahaan dan masyarakat secara keseluruhannya tidak
mendapat semua yang mereka inginkan, sehingga harus membuat
pilihan. Pada setiap aktivitas ekonomi mereka harus membuat pilihan
terbaik dari beberapa alternatif pilihan yang telah mereka buat. Dalam
setiap kegiatan ekonomi, yaitu dalam kegiatan memproduksi maupun
mengkonsumsi barang dan jasa, setiap pelak kegiatan ekonomi harus
membuat pilihan-pilihan. Tujuannya adalah agar sumber daya yang
tersedia dapat digunakan secara efisien dan dapat mewujudkan
kesejahteraan yang maksimum kepada pelaku ekonomi.
5. Asumsi dan Model dalam Ilmu Ekonomi
5.1. Asumsi
Asumsi Asumsi atau pemisalan-pemisalan merupakan salah satu
syarat yang penting dalam membuat teori khususnya dalam ilmu
sosial, hal ini dikarenakan tanpa asumsi tersebut sangatlah sulit
untuk menjelaskan sifat hubungan diantara berbagai variabel.
Dapat dikatakan bahwa teori harus membuat penyederhaan dari
kejadian yang sebenarnya dalam masyarakat. Adapun
penyederhanaan tersebut dapat dilakukan dengan membuat
pemisalan/asumsi. Pemisalan tersebut dikenal dengan ceteris
paribus (hal-hal lain dianggap konstan atau tidak mengalami
perubahan).
5.2. Model dalam ilmu ekonomi
Banyaknya orang yang terlibat dalam kegiatan perekonomian
seperti kegiatan; membeli, menjual, bekerja, menyewa, industri,
perdagangan, jasa, dan lain-lain. Untuk memahami bagaimana
perekonomian bekerja, maka kita harus menemukan cara untuk
menyederhanakan semua kegiatan perekonomian tersebut. Dengan
demikian kita membutuhkan model yang dapat menjelaskan
bagaimana perekonomian diatur dan bagaimana orang-orang yang
terlibat dalam perekonomian berinteraksi antara satu dengan yang
lain. Para ekonom mengembangkan model-model sederhana dari
beragam aktivitas manusia yang ingin dipelajari. Model-model yang
dibangun mungkin tidak sepenuhnya realistis, namun paling tidak
mampu menjelaskan tentang bagaimana suatu aktivitas ekonomi
dijalankan. Seperti halnya peta juga tidak realistis, peta tidak
menunjukkan secara rinci setiap rumah dalam suatu kota. Namun
terlepas dari itu peta dapat membantu kita untuk melihat seluruh
gambaran tersebut dan menunjukkan ke arah mana kita akan
pergi. Demikian hal dengan model-model ilmu ekonomi yang baik,
seperti yang akan kita bahas dalam buku ini memiliki beragam
variasi, meskipun pada awal anda mungkin mengira bahwa model
tersebut tidak realistis. Dalam bagian pendahuluan ini akan
diperkenalkan beberapa model sederhana antara lain; model
perekonomian dua sektor dengan bagan alir sirkuler, dan model
batas kemungkinan produksi, model induktif dan deduktif, serta
ceteris paribus.
Model Perekonomian Dua Sektor Perekonomian dua sektor adalah
perekonomian yang hanya terdiri dari sektor rumah tangga dan
perusahaan. Sektor rumah tangga merupakan pemilik faktor
produksi yang nantinya diperlukan oleh sektor perusahaan dalam
menghasilkan barang dan jasa, seperti terlihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Diagram Alir-Sirkuler Perekonomian

Pada model ini perekonomian disederhanakan dalam dua sektor (dua


pembuat keputusan) yaitu : rumah tangga dan perusahaan.
Perusahaan menghasilkan barang serta menggunakan input-input seperti
tenaga kerja, tanah, mesin, peralatan, gedung, dan modal. Inputinput tersebut
disebut faktor produksi. Sementara rumah tangga memiliki faktor produksi dan
melakukan kegiatan konsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan. Perusahaan dan rumah tangga berinteraksi dalam dua jenis pasar
yaitu pasar barang dan jasa serta pasar faktor-faktor produksi. Dalam pasar
barang dan jasa rumah tangga berperan sebagai pembeli sementara
perusahaan berperan sebagai penjual. Rumah tangga membeli barang dan jasa
hasil produksi dari perusahaan. Sementara dalam pasar faktor-faktor produksi,
rumah tangga berperan sebagai penjual, dan perusahaan berperan sebagai
pembeli. Dalam pasar faktor-faktor produksi rumah tangga menyediakan input
yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa.
Bagian dalam pada diagram alir sirkuler menunjukkan aliran input dan output.
Rumah tangga menjual tenaga kerja, tanah, dan modal pada perusahaan-
perusahaan di pasar faktor produksi. Perusahaan-perusahaan ini selanjutnya
menggunakan faktorfaktor tersebut untuk memproduksi barang dan jasa, yang
selanjutnya dijual kepada rumah tangga melalui pasar barang dan jasa. Dengan
demikian faktor produksi mengalir dari rumah tangga ke perusahaan,
sementara barang dan jasa mengalir dari perusahaan ke rumah tangga. Bagian
luar pada diagram alir sirkuler menggambarkan aliran uang.
Rumah tangga mengeluarkan uang untuk membeli barang dan jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan. Semantra perusahaan menggunakan
sebagian pendapatannya dari hasil penjualan barang dan jasa untuk membayar
faktor-faktor produksi seperti; sewa, dan gaji karyawan. Yang tersisa pada
perusahaan adalah keuntungan dari perusahaan yang juga merupakan anggota
dari rumah tangga. Dengan demikian pengeluaran untuk membeli barang dan
jasa mengalir dari rumah tangga ke perusahaan, sementara pendapatan dalam
bentuk gaji, sewa dan keuntungan mengalir dari perusahaan ke rumah tangga.
Sekarang mari kita menelusuri aliran sirkulasi, dengan mengikuti aliran uang
ketika uang tersebut berpindah dari satu orang ke orang lain dalam
perekonomian. Misalkan uang berasal dari rumah tangga, misalkan dari
dompet anda. Apabila anda ingin membeli roti, anda membawa selembar uang
tersebut menuju salah satu pasar barang dan jasa, seperti mini market. Pada
saat uang tersebut berpindah dari tangan anda ke kasir, maka uang tersebut
menjadi pendapatan bagi perusahaan. Akan tetapi uang tersebut tidak akan
lama berada di kas perusahaan, karena perusahaan menggunakan kembali
uang tersebut untuk membeli input dari pasar faktor produksi. Batas
Kemungkinan Produksi Sebagian besar model ekonomi dibangun berdasarkan
perangkat matematika, tidak seperti diagram sirkuler.
Model ini memberikan gambaran tentang model matematika
sederhana, yang disebut batas kemungkinan produksi, di mana model ini
menggambarkan memikirkan dasar ekonomi. Meskipun perekonomian
sesungguhnya menghasilkan ribuan dan bahkan jutaan barang dan jasa.
Dalam model ini kita sederhanakan, dengan mengasumsikan bahwa
perekonomian hanya menghasilkan dua jenis barang, yaitu sepatu dan baju.
Batas kemungkinan produksi (production possibilities frotier) merupakan grafik
yang memperlihatkan kombinasi hasil produksi yang beraneka ragam. Dalam
kasus ini jumlah sepatu dan baju yang dihasilkan dalam perekonomian dengan
ketersediaan faktor-faktor produksi serta teknologi produksi yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk mengubah faktor-faktor produksi menjadi
sepatu dan baju.

Gambar 1.2. menunjukkan kurva batas kemungkinan produksi, garis vertikal


menunjukkan jumlah produksi baju, sedang garis horizontal menunjukkan
produksi sepatu. Setiap titik pada kurva batas kemungkinan produksi, P, Q, T,
dan U adalah titik yang menunjukkan kepuasan yang sama kepada masyarakat.
Masyarakat harus memilih titik tersebut, lebih banyak baju yang dipilih berarti
lebih sedikit sepatu dan demikian sebaliknya bila memilih lebih banyak sepatu,
maka baju lebih sedikit. Untuk memilih titik di sebelah atas kurva kemungkinan
produksi (titik S) tidak mungkin karena tidak dimiliki sumber daya yang cukup.
Sebaliknya titik R dapat dipilih karena sumber daya yang dimiliki memang
memungkinkan untuk itu. Tapi, karena prinsip maksimisasi kepuasan maka
titik itu tidak akan dipilih. Titiktitik yang berada pada kurva batas kemungkinan
produksi diyakini kombinasi yang optimal. Bila ditanya mana dari titik tersebut
yang lebih baik? Maka pertanyaan demikian menyangkut pertimbangan
normatif, tergantung kepada keinginan konsumen. Secara keilmuan tidak dapat
dikatakan bahwa satu titik lebih baik dari titik lain. Sangat tergantung kepada
pertimbangan masyarakat, dan mungkin sangat ditentukan oleh nilai dalam
masyarakat. Karenanya dalam pertimbangan ini menyangkut value judgment
tentang titik mana yang harus dipilih. Dengan mengingat asumsi yang berlaku,
maka kita sepaham bahwa untuk memperoleh tambahan baju, sepatu harus
dikorbankan, demikian juga sebaliknya. Setiap penambahan satu sepatu
mengurangi dua unit baju, dan ini menunjukkan munculnya opportunity cost.
Setiap keputusan menambah baju mengakibatkan pengurangan terhadap
sepatu yang dikonsumsi, dan ini secara ekonomi dikenal sebagai biaya.
Perhatikan pemahaman lebih lanjut daripada sifat opportunity cost diantaranya
P Q 0 S Produksi Sepatu Produksi baju 20.000 10.000 16.000 14.000 8.000
3.000 6000 7000 R Kurva batas kemungkinan produksi Gambar 1.2. Kurva
Batas Kemungkinan Produksi U T ini, untuk memperoleh tambahan setiap satu
sepatu semakin besar pengurangan baju yang dilakukan. Atau setiap
pergerakan dari titik P, ke Q dan seterusnya membutuhkan pengorbanan baju
yang semakin besar untuk memperoleh sepatu yang jumlahnya lebih sedikit
dari semula. Sifat inilah yang mempengaruhi bentuk kurva batas kemungkinan
produksi mengapa bentuknya cembung, karena pergerakan dari titik P ke Q
sesuai dengan sifatnya, hanya dapat sesuai apabila slope nya semakin curam,
semakin lancip. Bentuk demikian ini lazimnya dikenal dengan bentuk cembung
ke titik awal (concave to origin).

Setiap perubahan teknologi berkaitan erat dengan kemampuan suatu


negara untuk menghasilkan barang dan jasa. Demikian halnya dengan
perkembangan teknologi secara langsung akan terlihat dalam pergeseran
kurva batas kemungkinan produksi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.3.
Dengan berkembangnya teknologi dalam suatu masyarakat, misalnya
ditemukannya teknologi baru dalam pembuatan sepatu, maka akan
meningkatkan jumlah sepatu yang dapat dihasilkan oleh seorang pekerja
setiap harinya, maka perekonomian dapat menghasilkan sepatu dalam
jumlah yang lebih banyak dan mungkin mengorbankan produksi baju dalam
jumlah tertentu. Dampak dari teknologi baru di bidang sepatu tersebut,
maka kurva batas kemungkinan produksi bergeser ke arah luar seperti pada
Gambar 1.3. Karena pertumbuhan ekonomi dalam perekonomian, produsen
mungkin memindahkan produksi dari titik Q ke titik S yang menghasilkan
sepatu dan baju dalam jumlah yang lebih banyak.
Ceteris Peribus Dalam menganalisis persoalan ekonomi para ekonom
membangun model guna menyederhanakan aktivitas perekonomian yang
kompleks. Dalam membangun model didasari pada asumsi yang menjadi
salah satu syarat utama dalam melakukan analisis dalam ekonomi. Tanpa
asumsi sangat sulit untuk menjelaskan hubungan di antara berbagai
variabel, karena kegiatan ekonomi yang sangat kompleks. Suatu kejadian
ekonomi dipengaruhi berbagai faktor, dan untuk menjelaskan bagaimana
faktor-faktor tersebut mempengaruhi kejadian itu menjadi sangat rumit.
Oleh karena itu model ekonomi membuat penyederhanaan atas kejadian
yang sebenarnya dalam masyarakat. Penyederhanaan dilakukan dengan
memuat pemisalan atau anggapan. Pemisalan itu dikenal istilah ceteris
paribus, yang berarti faktor-faktor lain tidak berubah. Untuk memahami
bagaimana pemisalan itu, ada baiknya kalau diberikan contoh teori dalam
ilmu ekonomi dan bagaimana pemisalan-pemisalan itu digunakan dalam
analisis teori tersebut. Dalam teori permintaan; dikatakan bahwa
permintaan terhadap suatu barang misalnya sepatu, tergantung pada
harganya. Jika harga sepatu naik maka permintaan akan sepatu berkurang
dan apabila harga sepatu turun, maka permintaan akan sepatu naik.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa harga memegang peranan penting
dalam menentukan besarnya permintaan. Tetapi di samping harga ada
faktor lain yang mempengaruhi permintaan, seperti pendapatan
masyarakat, harga barang lain, serta selera masyarakat. Walaupun harga
tetap misalnya, tetapi apabila pendapatan masyarakat naik, atau harga
barang lain berubah, maka permintaan akan mengalami perubahan. Dalam
melakukan analisis ekonomi misalnya untuk mengetahui pengaruh harga
terhadap permintaan, maka dibuatlah pemisalan bahwa faktor lain tidak
berubah (ceteris beribus). Penting untuk diketahui bahwa para ekonom
tidak mengasumsikan bahwa faktor-faktor lain tidak mempengaruhi harga
sepatu, melainkan variabel tersebut diasumsikan tidak berubah selama
penelitian. Jadi dengan cara ini, pengaruh beberapa kekuatan dapat diteliti
dalam situasi yang disederhanakan. Asumsi ceteris paribus seperti ini
dipergunakan dalam semua permodelan ekonomi.
6. Prinsip Ekonomi
Bagaimana Kita Membuat Keputusan Prinsip
Prinsip 1 : Kita Harus Selalu Melakukan “Trade Off” “Tidak ada makan siang
gratis” artinya untuk memperoleh sesuatu kita harus mengorbankan hal lain
yang sesungguhnya berharga bagi kita. Jika kita memiliki banyak tujuan,
sebagian tujuan kita harus rela kita korbankan untuk memperoleh tujuan
tertentu yang kita inginkan. Pembuat keputusan mengharuskan merelakan
suatu tujuan untuk memperoleh tujuan yang kita inginkan.
Prinsip 2 : Biaya adalah Apa yang anda korbankan untuk memperoleh sesuatu
Pembuatan keputusan mengharuskan kita untuk selalu membadingkan
manfaat dan biaya dari setiap melakukan pilihan.
Prinsip 3 : Orang Rasional Berpikir Secara Bertahap Banyak keputusan dalam
hidup memerlukan penyesuaian-penyesuaian kecil secara bertahap dalam
proses pelaksanaannya. Dalam banyak situasi, kita akan dapat membuat
keputusan terbaik jika kita mau berpikir secara bertahap.
Prinsip 4 : Kita Bereaksi Terhadap Insentif Karena kita selalu membuat
keputusan berdasarkan perbandingan atas segenap biaya dan manfaatnya
maka perilaku kita pun akan berubah setiap perhitungan biaya dan manfaat
tersebut berubah. Bagaimana Orang-Orang Berinteraksi
Prinsip 5 : Perdagangan Dapat Menguntungkan Semua Pihak Dengan
perdagangan setiap orang akan memperoleh berbagai barang dan jasa yang
dibutuhkan dengan harga yang jauh lebih murah.
Prinsip 6 : Pasar Secara Umum adalah Wahana yang baik untuk
mengorganisasikan kegiatan ekonomi Pasar mampu menjadi ajang pergolakan
aneka keputusan dan kepentingan, sehingga dapat mengorganisasi segenap
kegiatan ekonomi demi menciptakan kesejahteraan ekonomi bagi berbagi
pihak yang terlibat.
Prinsip 7 : Pemerintah adakalanya dapat memperbaiki hasil-hasil mekanisme
pasar Pemerintah sesekali dapat mengintervensi pasar guna memperbesar
ukuran kue ekonomi atau mengubah pembagian kue tersebut. Bagaimana
Suatu Perekonomian Secara Keseluruhan Bekerja
Prinsip 8 : Standar Hidup di Suatu Negara Tergantung pada kemampuan
memproduksi barang dan jasa Untuk meningkatkan standar hidup, para
pembuat kebijakan harus memusatkan perhatian pada upaya-upaya
peningkatan produktivitas, antara lain dengan membina pendidikan
keterampilan para pekerja, mengadakan berbagai sarana dan prasarana
peralatan guna menghasilkan barang dan jasa secara lebih baik, serta mencari
akses tehnologi.
Prinsip 9 : Harga-harga meningkat jika pemerintah mencetak uang terlalu
banyak Dalam kebanyak kasus penyebab inflasi yang tinggi dan berlangsung
lama biasanya sama yaitu pertumbuhan kuantitas uang yang beredar di
masyarakat.
Prinsip 10 : Masyarakat menghadapi “trade off” jangka pendek antara inflasi
dan pengangguran Upaya meredam lonjakan inflasi seringkali mengakibatkan
kenaikan sementara tingkat pengangguran. Dilema atau trade off antara inflasi
dan pengangguran ini disebut sebagai Kurva Phillip.
Dari penjelasan diatas kini kita telah memiliki gambaran umum tentang ilmu
ekonomi. Dalam bab-bab berikut kita akan mengembangkan analisis kita lebih
jauh. Modul ini dibagi menjadi dua bagian yaitu Pengantar Ekonomi Mikro dan
Pengantar Ekonomi Makro. Bagian Pengantar Ekonomi Mikro terdiri dari sub
bahasan dasar ekonomi; teori permintaan; penawaran dan keseimbangan
pasar; elastisitas; teori biaya; teori produksi dan bentuk-bentuk pasar.
Sedangkan Gambaran umum ekonomi makro mencakup pendapatan nasional,
keseimbangan agregat demand dan supply, kebijakan fiskal,moneter dan
perdagangan internasional.
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha.


Yogyakarta: CV Andi Offset.

Asfia Murni, 2015, Ekonomika Mikro, Cet Ketiga, Penerbit PT Refika


Aditama, Bandung.

Asfia Murni, 2016, Ekonomika Makro, Cet Empat, Penerbit PT Refika


Aditama, Bandung.

Erni Umi Hasanah,Danang Sunyoto,2018, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro,


Cet Ketiga, Penerbit CAPS, Yogyakarta..

Frank, Bernanke dkk, 2019, Principles Of Micro Economics, Penerbit


McGraw-Hill Education

Lia Amaliawiati,Asfia Murni, 2015, Ekonomika Mikro, Cet Ketiga, Penerbit


PT Refika Aditama, Bandung.

N. Gregory Mankiw, dkk. 2014. Principles of Economics, An ASIAN ed 2.


Penerbit Salemba Empat

Paulus Kurniawan, Mode Kembar Sri Budhi, 2015, Pengantar Ekonomi


Mikro & Makro, Penerbit CV. ANDI OFFSET.

Anda mungkin juga menyukai