2. Produsen
Rumah tangga produsen memiliki peranan penting di masyarakat. Rumah tangga produsen
sebagai pelaku ekonomi yang menyediakan barang atau jasa bagi rumah tangga konsumen.
Rumah tangga produsen di Indonesia sendiri dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Koperasi.
Berdasarkan pada lapangan usahanya, perusahaan bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu: Industri
Primer, yaitu perusahaan yang mengolah kekayaan alam dan memanfaatkan faktor produksi
yang disediakan oleh alam.
Contohnya kegiatan pertanian, pertambangan, perikanan, kehutanan, peternakan, dan lain-
lain. Industri Sekunder, yaitu perusahaan yang menghasilkan barang dalam arti industri atau
perusahaan yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi menjadi barang jadi
yang siap untuk dikonsumsi masyarakat.
Contohnya yaitu perusahaan pakaian, perusahaan sepatu, perusahaan mobil, dan lain-lain.
Industri Tersier, yaitu perusahaan yang menghasilkan jasa, seperti kegiatan jasa
pengangkutan (transportasi), simpan pinjam, sewa bangunan, dan lain-lain. Adapun peran
rumah tangga produsen diantaranya :
Sebagai Penghasil Barang atau Jasa: Rumah tangga produsen atau perusahaan bertugas
memproduksi barang atau jasa sesuai dengan bidangnya. Barang atau jasa yang sudah
diproduksi kemudian didistribusikan kepada konsumen, sehingga konsumen bisa dengan
mudah membeli atau mengkonsumsi barang atau jasa tersebut.
Memanfaatkan berbagai faktor produksi yang ada pada rumah tangga konsumsi untuk
melakukan proses produksi.
Memohon kredit modal kerja kepada lembaga keuangan untuk membangun atau
mengembangkan usahanya.
Menentukan pembelian berbagai barang modal dan stok barang lainnya.
Rumah tangga produsen memberikan balas jasa berupa sewa, bunga dan lain sebagainya.
Agen pembangunan rumah tangga produsen berperan dalam pembangunan di Indonesia.
Pemerintah merasa terbantu dengan adanya rumah tangga produsen di bidang
pembangunan untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Agen pembangunan
juga menyerap banyak tenaga kerja, memberikan gaji pada pekerja, dan menjamin
keselamatan kerja bagi pekerja.
Sebagai penyalur barang atau jasa (distributor) Tidak hanya membuat barang, tetapi
terdapat rumah tangga produsen yang langsung menyalurkan barang atau jasanya kepada
konsumen secara langsung.
Menambah pendapatan negara melalui pajak rumah tangga produsen wajib untuk
membayar pajak kepada pemerintah atas kegiatan produksi yang dilakukan maka rumah
tangga produsen telah membantu pemerintah untuk menaikan pendapatan negara melalui
pajak.
3. Perusahaan
Perusahaan merupakan organisasi usaha yang dibentuk untuk menghasilkan barang dan jasa
yang dibutuhkan oleh konsumen. Peran perusahaan sebagai pelaku ekonomi lebih luas,
karena dapat berperan sebagai produsen, distributor, dan konsumen.
Peran sebagai produsen adalah peran utama sebuah perusahaan karena telah menjadi tempat
berlangsungnya produksi. Sementara itu, ada pihak-pihak perusahaan yang berupaya agar
suatu produk yang diproduksi bisa sampai ke tangan konsumen. Perusahaan ritel bertugas
memasarkan dan menjual produk dari perusahaan.
Dalam hal ini, perusahaan berperan sebagai distributor. Sedangkan peran sebagai konsumen
bisa diketahui saat perusahaan harus memenuhi kebutuhan bahan baku (persediaan) untuk
produksi. Adapun beberapa kegiatan kelompok perusahaan atau produsen adalah sebagai
berikut :
Menghasilkan produk, baik itu barang maupun jasa, serta berperan sebagai pemasok di
pasar barang atau jasa.
Memanfaatkan berbagai faktor produksi yang ada pada rumah tangga konsumsi untuk
melakukan proses produksi.
Memohon kredit modal kerja kepada lembaga keuangan untuk membangun atau
mengembangkan usaha mereka.
Menentukan pembelian berbagai barang modal dan stok barang lainnya.
Membayarkan pajak kepada pemerintah atas penjualan barang yang dihasilkannya.
Pada sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya terdapat aturan yang harus diikuti,
pada buku Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis oleh Agus Arijanto ini akan dijelaskan mengenai
berbagai faktor serta contoh praktis dari etika dalam berbisnis.
4. Pemerintah
Selain rumah tangga dan perusahaan, pelaku ekonomi yang sangat penting perannya adalah
pemerintahan. Perekonomian yang berlangsung di Indonesia harus terkendali dengan
berbagai kebijakan-kebijakan yang menguntungkan, baik untuk produsen, konsumen,
maupun distributor.
Peran utama pemerintah sebagai pelaku ekonomi adalah mengendalikan perekonomian
dengan berbagai kebijakan ekonomi untuk memakmurkan warga negaranya. Adapun
beberapa kegiatan ekonomi pemerintahan diantaranya:
Membuat Kebijakan Fiskal yaitu salah satu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan
berkaitan dengan pendapatan serta pengeluaran negara.
Membuat Kebijakan Moneter yakni sebuah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan
berkaitan dengan pengaturan dari jumlah uang yang beredar untuk mengendalikan laju
dari inflasi.
Membuat Peraturan Keuangan Internasional adalah semua kebijakan yang terdapat di
bidang keuangan dan sangat berkaitan dengan dunia internasional, misalnya seperti
perdagangan internasional, kerjasama ekonomi dengan negara lain dan masih banyak
lagi.
Pemerintah juga dapat berperan sebagai produsen dan konsumen. Sebagai konsumen,
artinya dalam menjalankan tugasnya, pemerintah membutuhkan barang dan jasa.
Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh pemerintah bisa berupa kegiatan membeli alat-
alat kantor, alat-alat kedokteran, alat-alat penunjang pendidikan, menggunakan rumah
tangga keluarga dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan lain-lain.
Sebagai Produsen, artinya pemerintah turut serta dalam menghasilkan barang dan jasa
yang dibutuhkan dalam rangka mewujudkan kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya.
Dari segi produsen rumah tangga pemerintah memproduksi listrik, air, dan sumber
energi bagi masyarakat.
Kebijakan dalam mengatur perekonomian dengan menjaga stabilitas harga barang dan
jasa, menyediakan kebutuhan pokok, menyediakan sarana dan prasarana publik,
menyusun rancangan ekonomi jangka pendek, menengah, dan panjang, memberikan izin
usaha, menentukan besarnya pajak, dan memberikan subsidi.
Dari Distributor dapat dilihat dalam kegiatan membagikan raskin, menyalurkan dana
BOS atau Bantuan Operasional Sekolah untuk membantu kegiatan operasional di
sekolah, misalnya melalui penyediaan buku-buku pelajaran, dan lain-lain.
Negara juga bertugas menciptakan investasi umum, misalnya menyediakan sarana jalan
raya dan juga jembatan. Bertugas mendirikan perusahaan negara yang akan digunakan
sebagai penstabil dari kegiatan perekonomian.
Berperan dalam penarikan pajak langsung dan juga tidak langsung. Bertugas
membelanjakan pendapatan negara yang digunakan untuk membeli barang-barang
keperluan pemerintah.
Melakukan pinjaman dari luar negeri untuk membantu pembiayaan pembangunan dalam
negeri.
Menyewa tenaga kerja ahli untuk membantu berbagai tugas dan pekerjaan pemerintah
sekaligus melakukan kebijakan moneter.
Menyediakan kebutuhan uang kartal bagi masyarakat.
6. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan yakni segala pihak yang melakukan kegiatan keuangan, baik bank
maupun bukan bank, untuk membantu meningkatkan perekonomian suatu negara. Lembaga
keuangan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk produk simpanan dengan
memberikan suku bunga deposito kepada masyarakat. Seperti tabungan berjangka, tabungan
sekolah, tabungan haji, deposito, safe deposit box dan produk-produk tabungan lainnya.
Adapun beberapa kegiatan kelompok lembaga keuangan yakni:
Menghimpun dana dari berbagai pihak, baik rumah tangga konsumen maupun
perusahaan.
Menyediakan kredit modal usaha bagi perusahaan atau produsen untuk dapat
meningkatkan kinerja produksi mereka.
Menyediakan uang giral untuk kegiatan transaksi keuangan sehingga dapat membantu
mekanisme pembayaran para pebisnis. Uang giral sendiri adalah dana yang disimpan
pada bank-bank umum yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melakukan
pembayaran dengan perantara cek, giro, bilyet, surat saham dan lain sebagainya. Uang
giral dikeluarkan oleh bank umum dan merupakan uang yang tidak berwujud karena
hanya berupa saldo tagihan bank.
Mengatasi inflasi dengan menaikkan cadangan kas bank sentral agar perputaran uang
bertambah.
Dalam lebih memahami ruang lingkup lembaga keuangan baik bank maupun lembaga
keuangan lainnya, Grameds dapat membaca buku Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya di
bawah ini.
4. Perusahaan
Perusahaan dapat didefinisikan sebagai tempat terjadinya kegiatan produksi dan
berkumpulnya semua faktor produksi. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa bentuk
perusahaan, yaitu Perusahaan Swasta, Perusahaan Milik Negara (BUMN), Perusahaan
Daerah, Firma, CV (Persekutuan Komanditer).
1. Permintaan adalah jumlah barang yang diminta oleh konsumen untuk dibeli, pada
tingkatan harga dan waktu tertentu. Pada hukum permintaan, dinyatakan bahwa ketika
suatu harga produk/jasa turun, maka jumlah permintaan akan naik. Sebaliknya saat
harga produk/jasa yang diminta naik, maka permintaan akan turun.
2. Penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen untuk dijual, pada
tingkatan harga dan waktu tertentu. Pada hukum penawaran, dinyatakan bahwa
semakin tinggi harga produk/jasa, semakin tinggi pula jumlah barang yang
ditawarkan. Sebaliknya semakin rendah harga produk/jasa, jumlah produk/jasa yang
ditawarkan semakin sedikit.
3. Harga pasar adalah harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli atau produsen dan
konsumen, dimana kesepakatan itu diperoleh melalui proses tawar-menawar. Harga
pasar terbentuk dari adanya permintaan dan penawaran, serta akan mencapai titik
seimbang jika jumlah produk/jasa yang diminta sama dengan jumlah produk/jasa yang
ditawarkan.
Harga adalah hal yang harus dibayarkan oleh konsumen sebagai pengimbang atas produk/jasa
yang dibelinya. Fungsi utama harga adalah sebagai alat ukur nilai suatu produk/jasa. Selain
itu, ada beberapa fungsi harga secara umum, yaitu:
1. Sebagai alat bantu dalam aktivitas transaksi, dimana harga yang sudah ditetapkan
akan mempermudah proses jual-beli.
2. Penetapan harga yang tepat akan memberikan keuntungan bagi penjual atau
produsen.
3. Menjadi salah satu acuan bagi pembeli atau konsumen dalam menilai kualitas suatu
produk/jasa.
4. Membantu pembeli atau konsumen dalam mengambil keputusan yang berkaitan
dengan manfaat produk dan daya beli konsumen.
Pengertian dari harga pasar sendiri adalah tinggi-rendahnya tingkat harga yang terjadi atas
kesepakatan antara produsen sebagai penawaran dengan konsumen sebagai permintaan.
Harga pasar juga biasanya disebut sebagai harga keseimbangan. Ada 3 cara yang digunakan
untuk menunjukkan keadaan keseimbangan harga pasar, yaitu:
1. Menggunakan angka
2. Menggunakan kurva permintaan dan penawaran
3. Menentukan secara matematik
Sedangkan dalam dunia saham, harga pasar merupakan harga yang hanya bisa ditetapkan di
bursa efek bagi saham perusahaan publik atau sebagai estimasi harga untuk perusahaan yang
tidak memiliki saham. Dalam bursa saham, angka dari harga pasar berubah setiap hari.
Perubahan ini ada sebagai respon terhadap hasil aktual dari pasar secara keseluruhan atau
sektoral di dalam indeks bursa saham. Selain itu, perubahan harga pasar yang seringkali tidak
menentu, menunjukkan upaya manajemen yang menjamin harga sebaik mungkin dalam
situasi apapun.
Sebagai makhluk ekonomi, manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam pemenuhan kebutuhan itu, sejumlah kegiatan transaksi jual beli sudah menjadi bagian
yang melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Kebutuhan tersebut beragam dan wujud benda yang dibutuhkan pun memiliki kualitas yang
beragam pula. Dalam transaksi jual beli, terdapat penerapan konsep permintaan, penawaran,
dan harga pasar.
1. Permintaan adalah jumlah barang yang diminta oleh konsumen untuk dibeli, pada
tingkatan harga dan waktu tertentu. Pada hukum permintaan, dinyatakan bahwa ketika
suatu harga produk/jasa turun, maka jumlah permintaan akan naik. Sebaliknya saat
harga produk/jasa yang diminta naik, maka permintaan akan turun.
2. Penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen untuk dijual, pada
tingkatan harga dan waktu tertentu. Pada hukum penawaran, dinyatakan bahwa
semakin tinggi harga produk/jasa, semakin tinggi pula jumlah barang yang
ditawarkan. Sebaliknya semakin rendah harga produk/jasa, jumlah produk/jasa yang
ditawarkan semakin sedikit.
3. Harga pasar adalah harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli atau produsen dan
konsumen, dimana kesepakatan itu diperoleh melalui proses tawar-menawar. Harga
pasar terbentuk dari adanya permintaan dan penawaran, serta akan mencapai titik
seimbang jika jumlah produk/jasa yang diminta sama dengan jumlah produk/jasa yang
ditawarkan.
1. Sebagai alat bantu dalam aktivitas transaksi, dimana harga yang sudah ditetapkan
akan mempermudah proses jual-beli.
2. Penetapan harga yang tepat akan memberikan keuntungan bagi penjual atau
produsen.
3. Menjadi salah satu acuan bagi pembeli atau konsumen dalam menilai kualitas suatu
produk/jasa.
4. Membantu pembeli atau konsumen dalam mengambil keputusan yang berkaitan
dengan manfaat produk dan daya beli konsumen.
Pengertian dari harga pasar sendiri adalah tinggi-rendahnya tingkat harga yang terjadi atas
kesepakatan antara produsen sebagai penawaran dengan konsumen sebagai permintaan.
Harga pasar juga biasanya disebut sebagai harga keseimbangan. Ada 3 cara yang digunakan
untuk menunjukkan keadaan keseimbangan harga pasar, yaitu:
1. Menggunakan angka
2. Menggunakan kurva permintaan dan penawaran
3. Menentukan secara matematik
Sedangkan dalam dunia saham, harga pasar merupakan harga yang hanya bisa ditetapkan di
bursa efek bagi saham perusahaan publik atau sebagai estimasi harga untuk perusahaan yang
tidak memiliki saham. Dalam bursa saham, angka dari harga pasar berubah setiap hari.
Perubahan ini ada sebagai respon terhadap hasil aktual dari pasar secara keseluruhan atau
sektoral di dalam indeks bursa saham. Selain itu, perubahan harga pasar yang seringkali tidak
menentu, menunjukkan upaya manajemen yang menjamin harga sebaik mungkin dalam
situasi apapun.
Bahan baku, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan baku hingga siap
digunakan termasuk biaya angkut, penyimpanan, dan operasional.
Biaya tenaga kerja, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa tenaga kerja
(SDM) diberikan secara langsung dalam satuan uang, yaitu gaji atau upah.
Biaya overhead pabrik, yaitu semua biaya pabrik yang dikeluarkan untuk biaya-biaya
lain yang tidak bersinggungan langsung dengan biaya proses produksi termasuk biaya
yang bersifat tidak terduga.
Media yang digunakan untuk pemindahan nilai uang tersebut sangat beragam, mulai dari
penggunaan alat pembayaran yang sederhana sampai pada penggunaan sistem yang kompleks
dan melibatkan berbagai lembaga berikut aturan mainnya. Kewenangan mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran di Indonesia dilaksanakan oleh Bank Indonesia yang
dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia. Komponen-komponen yang membentuk
terciptanya sistem pembayaran di masyarakat.
Alat Pembayaran – Contoh alat pembayaran tunai adalah uang dan alat pembayaran
nontunai adalah kartu kredit.
Sistem Transfer Dana Antar Bank – Sistem ini memungkinkan terjadinya pemindahan
dana dari bank yang satu ke bank lain.
Selanjutnya yang terdapat dalam komponen sistem pembayaran adalah berupa
penyelenggara, komponen ini merupakan lembaga yang dapat memastikan penyelesaian
akhir dari seluruh transaksi yang terjadi di dalam penggunaannya. Lembaga yang
Memproses Sistem Pembayaran – Lembaga yang menjadi operator teknis dalam sistem
pembayaran di Indonesia adalah Bank Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) untuk pasar modal, dan Penyelenggara Kliring Alat Pembayaran Menggunakan
Kartu (APMK).
Saluran pembayaran – Beberapa saluran pembayaran yang ada di Indonesia adalah kartu
debit, kartu kredit, teller input, mesin ATM, mobile banking, internet banking, phone
banking, dan electronic data capturing (EDC).
Regulator merupakan suatu komponen memiliki wewenang dalam mengatur aturan
main, ketentuan dan kebijakan yang mengikat seluruh komponen dalam sistem
pembayaran yang dilakukan.
Infrastuktur – Dalam komponen ini, infrastruktur adalah suatu sarana fisik yang
mendukung dalam proses operasional dari sistem pembayarannya yang dilakukan oleh
orang yang melakukan transaksi.
Instrumen Selanjutnya adalah komponen instrumen. Dalam komponen instrumen ini
adalah alat pembayaran yang dilakukan baik secara tunai maupun secara non tunai yang
disepakati oleh para pengguna dalam melakukan sebuah transaksi.
Pengguna Dan komponen yang terakhir ini adalah pengguna. Pengguna ini merupakan
suatu komponen dari sistem pembayaran yang merupakan konsumen dalam
memanfaatkan sistem pembayaran.
Prinsip Sistem Pembayaran
Secara garis besar Sistem pembayaran dibagi menjadi dua jenis, yaitu Sistem pembayaran
tunai dan Sistem pembayaran non-tunai. Perbedaan mendasar dari kedua jenis sistem
pembayaran tersebut terletak pada instrumen yang digunakan.
Pada sistem pembayaran tunai instrumen yang digunakan berupa uang kartal, yaitu uang
dalam bentuk fisik uang kertas dan uang logam, sedangkan pada sistem pembayaran non-
tunai instrumen yang digunakan berupa Alat pembayaran menggunakan kartu (APMK), Cek,
Bilyet Giro, Nota Debit, maupun uang elektronik. Bank Indonesia sendiri dalam pengaturan
sistem pembayaran mengacu pada empat prinsip, yakni keamanan, efisiensi, kesetaraan akses
dan perlindungan konsumen, berikut penjelasannya, Grameds:
Aman – Segala risiko dalam sistem pembayaran seperti risiko likuiditas, risiko kredit,
risiko fraud harus dapat dikelola dan dimitigasi dengan baik oleh setiap penyelenggaraan
sistem pembayaran.
Efisien – Prinsip efisiensi menekankan bahwa penyelenggaraan sistem pembayaran
harus dapat digunakan secara luas sehingga biaya yang ditanggung masyarakat akan
lebih murah karena meningkatnya skala ekonomi.
Kesetaraan Akses – Prinsip kesetaraan akses yang mengandung arti bahwa Bank
Indonesia tidak menginginkan adanya praktik monopoli pada penyelenggaraan suatu
sistem yang dapat menghambat pemain lain untuk masuk. Terakhir adalah kewajiban
seluruh penyelenggara sistem pembayaran untuk memperhatikan aspek-aspek
Perlindungan konsumen. Sementara itu dalam kaitannya sebagai lembaga yang
melakukan pengedaran uang, kelancaran sistem pembayaran diejawantahkan dengan
terjaganya jumlah uang tunai yang beredar di masyarakat dan dalam kondisi yang layak
edar atau biasa disebut clean money policy.
Peranan Sistem Pembayaran dan Bank Indonesia
Di Indonesia, kewenangan mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
dilaksanakan oleh bank sentral Indonesia yaitu Bank Indonesia. Mengatur serta menjaga
kelancarannya sendiri dilakukan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan tujuan dari
Bank Indonesia yaitu untuk menjaga stabilitas rupiah demi mendukung peningkatan
perekonomian nasional.
Untuk mengetahui lebih dalam sejarah Bank Indonesia yang menjadi bank sentral di
Indonesia sejak 1828, buku Dari De Javasche Bank Menjadi Bank Indonesia, Fragmen
Sejarah Bank Sentral di Indonesia dapat menjadi referensi yang tepat. Berdasarkan
kewenangan tersebut, Bank Indonesia memiliki hak untuk menetapkan dan memberlakukan
kebijakan sistem pembayaran di Indonesia melalui Undang-Undang Bank Indonesia pada
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 yang kemudian direvisi pada Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2009. Peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran mencakup:
Kewenangan sebagai penyelenggara sistem kliring antar bank untuk jenis-jenis alat
pembayaran tertentu melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia atau SKNBI.
Kewenangan untuk memberikan izin dan persetujuan kepada penyedia jasa pembayaran
untuk ikut di dalam sistem pembayaran (Siapa saja yang dapat menerbitkan atau
memproses alat-alat pembayaran tersebut)
Menentukan standar-standar tertentu pada alat pembayaran dan menentukan alat
pembayaran apa saja yang dapat digunakan pada sistem pembayaran di Indonesia.
Mengatur dan mengawasi lembaga apa saja yang boleh menyelenggarakan sistem
pembayaran (baik bank dan lembaga selain bank).
Kebijakan pengendalian resiko, efisiensi, tata kelola, dan lain-lain
Kewenangan dalam menjalankan sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement
atau BI-RTGS. BI-RTGS sendiri digunakan untuk melakukan transaksi non-tunai yang
bernilai besar.
Jenis-jenis Alat Pembayaran
Evolusi Alat Pembayaran berkembang sangat pesat, diawali dengan sistem barter antar
barang yang diperjualbelikan adalah kelaziman di era pra modern. Dalam perkembangannya,
mulai dikenal satuan tertentu yang memiliki nilai pembayaran yang lebih dikenal dengan
uang. Hingga saat ini uang masih menjadi salah satu alat pembayaran utama yang berlaku di
masyarakat.
Selanjutnya alat pembayaran terus berkembang dari alat pembayaran tunai (cash based) ke
alat pembayaran nontunai (non cash) seperti alat pembayaran berbasis kertas (paper based),
misalnya, cek dan bilyet giro. Selain itu dikenal juga alat pembayaran paperless seperti
transfer dana elektronik dan alat pembayaran memakai kartu (card-based) (ATM, Kartu
Kredit, Kartu Debit dan Kartu Prabayar).
Namun patut diketahui bahwa pemakaian uang kartal memiliki kendala dalam hal efisiensi.
Hal itu bisa terjadi karena biaya pengadaan dan pengelolaan (cash handling) terbilang mahal.
Belum lagi memperhitungkan inefisiensi dalam waktu pembayaran. Misalnya, ketika
menunggu melakukan pembayaran di loket pembayaran yang relatif memakan waktu lama
karena antrian yang panjang.
Sementara itu, bila melakukan transaksi dalam jumlah besar juga mengundang risiko seperti
pencurian, perampokan dan pemalsuan uang. Menyadari ketidak-nyamanan dan inefisien
memakai uang kartal, BI berinisiatif dan akan terus mendorong untuk membangun
masyarakat yang terbiasa memakai alat pembayaran nontunai atau Less Cash Society (LCS).
2. Alat Pembayaran Nontunai
Alat pembayaran nontunai sudah berkembang dan semakin lazim dipakai masyarakat.
Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai besar diselenggarakan Bank Indonesia melalui
sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan Sistem Kliring. Selain efisiensi dalam
pembayaran transaksi yang berjumlah besar, alat pembayaran non tunai memiliki resiko
pencurian yang kecil karena transaksinya dapat dilacak.
Selain itu, orang-orang yang terlibat dalam transaksi tidak perlu menghitung uang tersebut
karena nominalnya telah tertera dengan jelas sehingga proses pengecekan tidak memakan
waktu yang lama. Pembayaran yang diterima juga memiliki jumlah yang tidak terbatas.
Termasuk dalam alat pembayaran nontunai diantaranya:
Cek – merupakan bukti permintaan nasabah kepada bank untuk mencairkan dana sesuai
yang jumlah dan nama penerima yang tertulis dalam cek.
Giro – merupakan bukti permintaan pemindahan sejumlah uang dari rekening seseorang
kepada rekening nasabah lain sesuai jumlah dan nama yang tertulis.
Nota debit – merupakan bukti transaksi untuk mengurangi utang usaha yang harus
dilunasi.
Kartu Kredit – merupakan alat pembayaran berbentuk kartu yang diterbitkan oleh bank
dimana bank meminjamkan uang terlebih dahulu kepada nasabah untuk melakukan
pembayaran.
Uang Elektronik – merupakan pengganti uang tunai, nasabah menyetorkan uang tunai
mereka kedalam uang elektronik.
3. Alat Pembayaran Internasional
Kita tahu bahwa setiap negara memiliki mata uang yang berbeda-beda yang digunakan dalam
setiap transaksinya. Seperti Indonesia menggunakan Rupiah, Singapura menggunakan Dollar
Singapura, Jepang menggunakan Yen, China menggunakan Yuan, Amerika menggunakan
Dollar Amerika, Uni Eropa menggunakan Euro, dan lain-lain.
Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana cara pembayaran untuk transaksi internasional
seperti kegiatan ekspor dan impor, mengingat bahwa setiap negara memiliki mata uang
sendiri dan memiliki kurs yang berbeda-beda. Pembayaran internasional dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara, baik dengan alat pembayaran tunai maupun non tunai.