Anda di halaman 1dari 18

BAB I.

Konsep Dasar Ilmu Ekonomi


1. Pengertian Ilmu Ekonomi
Kata ekonomi berasal dari bahasa bahasa Yunani yaitu “oikonomia”, yang berarti
manajemen rumah tangga. Asal kata “oikos” yang berarti keluarga atau rumah tangga,
dan “nomos” yang berarti peraturan, aturan, atau hukum. “Oikonomia” diartikan sebagai
aturan masyarakat sebagai hukum kodrat yang menetapkan rumah tangga yang baik.
Sedangkan ilmu, dalam Kamus Besar Indonesia adalah suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu
di bidang pengetahuan itu.
Jadi, ilmu ekonomi seperti dikemukakan oleh Bapak ilmu ekonomi, Smith mendefinisikan
ilmu ekonomi secara sistematis mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya untuk
mengalokasikan sumber-sumber daya yang terbatas guna mencapai tujuan.
Sadono Sukirno (2016) dalam bukunya Mikroekonomi mendefinisikan ilmu ekonomi untuk
menganalisis biaya dan keuntungan serta memperbaiki corak penggunaan sumber daya baik
sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
Dalam buku yang berjudul “Economic” karya Paul Samuelson disebutkan bahwa ilmu
ekonomi merupakan suatu studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih
menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki alternatif-alternatif penggunaan dalam
rangka memproduksi berbagai komoditas untuk dilanjutkan menyalurkannya baik saat ini
maupun di masa mendatang kepada berbagai individu maupun kelompok yang ada pada suatu
masyarakat.
Menurut Bangun (2007), ilmu ekonomi berawal dari adanya kesenjangan “gap” antara
sumber daya “resources” yang tersedia dengan keinginan manusia. Seperti yang telah
diketahui bahwa sumber daya dengan keinginan manusia memiliki sifat yang berbeda.
Sumber daya memiliki sifat terbatas sedangkan keinginan manusia tidak terbatas. Maka
timbullah kesenjangan di antara keduanya yang mengakibatkan problem yang berkaitan
dengan penggunaan sumber daya.
Robert B Ekelund Jr dan Robert D Tollison menerangkan, economics is that the study of how
individual and societies, experiencing virtually limitless wants, prefer to allocate scarce
resources to best satisfy their wants.
Yang berarti ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang dan masyarakat
yang mempunyai keinginan tidak terbatas memilih untuk mengalokasikan sumber daya yang
terbatas demi memenuhi keinginan mereka.
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai ilmu ekonomi yang dikemukakan oleh para
pakar, jelas bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha manusia dalam
memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas.
Dalam memahami ilmu ekonomi mulai dari pengertian hingga hal lainnya, Grameds dapat
membaca buku Pengantar Ilmu Ekonomi yang ada dibawah ini.

BAB II. PERMASALAHAN DAN SISTEM EKONOMI


A. Masalah Pokok Ekonomi
Masalah pokok ekonomi muncul karena kesepakatan yang dicapai antara kebutuhan manusia
yang tidak terbatas dan sumber daya yang terbatas. Kebutuhan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya beragam. Di sisi lain, ketersediaan sumber daya yang tersedia belum
tentu memenuhi persyaratan ini.
Adanya sumber daya yang terbatas dapat menimbulkan masalah. Apa masalah ekonomi
utama yang dihadapi umat manusia? Salah satu contoh permasalahan ekonomi yang dihadapi
manusia dalam hidup adalah terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang dan kebutuhan hidup
lainnya.
Bagaimana memenuhi kebutuhan pangan dengan produksi beras yang tidak bisa diselesaikan
dalam sehari? Bagaimana cara memenuhi kebutuhan pakaian sehari-hari? Berbagai gagasan
semacam itu menjadi dasar masalah pokok ekonomi.
Masalah pokok ekonomi terbagi dalam dua kategori, yaitu masalah pokok ekonomi klasik
(tradisional) dan masalah ekonomi modern. Berikut penjelasannya.
Definisi masalah pokok ekonomi
Masalah pokok ekonomi adalah masalah yang muncul ketika sumber daya yang digunakan
terbatas untuk memenuhi permintaan. Masalah ekonomi ini akan selalu muncul dalam
kehidupan sehari-hari. Intinya adalah kebutuhan dan kebutuhan manusia begitu banyak dan
tidak terbatas. Pada saat yang sama, ketersediaan sumber daya yang diperlukan tidak dapat
memenuhi permintaan ini.
Contoh masalah pokok ekonomi
Seperti telah disinggung sebelumnya, tunjangan bulanan yang selama ini kurang juga menjadi
contoh masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh lainnya adalah keterbatasan
sumber daya alam yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Misalnya, Anda pasti pernah mendengar berita tentang kekurangan beras di Indonesia. Beras
merupakan kebutuhan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Jika kebutuhan dasar
langka, apa yang akan terjadi dengan anda? Nah, ketimpangan antara kebutuhan beras
masyarakat dengan sumber daya yang mereka miliki pasti akan menimbulkan masalah
ekonomi.
Teori Ekonomi
Munculnya masalah karena tuntutan kepuasan yang tak terbatas merupakan salah satu
masalah utama di bidang ekonomi. Menurut teorinya, masalah dalam ilmu ekonomi
sebenarnya terbagi dalam dua kategori, yaitu masalah pokok dalam ilmu ekonomi klasik dan
masalah ilmu ekonomi modern.
Masalah pokok ekonomi klasik
Sejauh ini, Anda sudah mengerti, bukan? Apa yang menjadi masalah pokok ekonomi. Untuk
mempelajari lebih lanjut, Jojonomic akan mengajak Anda untuk memahami klasifikasi dan
teori masalah ekonomi sebagai berikut:
Masalah pokok Ekonomi Klasik yang ada dalam teori ekonomi ini, masalah utama ilmu
ekonomi klasik dibagi menjadi tiga bagian, yaitu produksi, distribusi dan konsumsi.
Penjelasannya sebagai berikut:
1. Masalah produksi. Untuk memenuhi kebutuhan manusia, barang dan jasa harus
disediakan. Untuk mencapai tujuan tersebut, produsen harus mengetahui barang dan
jasa apa yang dibutuhkan masyarakat. Alhasil, untuk memenuhi permintaan yang
begitu besar, produsen harus mengetahui jenis barang dan jasa yang dibutuhkan
konsumennya.
2. Masalah distribusi. Masalah lainnya adalah bagaimana mendistribusikan produk
dengan benar kepada konsumen. Distribusi adalah pendistribusian barang atau jasa
dari produsen ke konsumen, sehingga produk tersebut tersebar luas. Intinya, tujuan
distribusi adalah agar produk produsen tersebar lebih luas dan menjangkau konsumen.
Setelah produk dipasarkan, produk tersebut dapat dikonsumsi.
3. Masalah konsumsi. Setelah barang dan jasa sampai ke konsumen, pertanyaan
selanjutnya adalah apakah akan mengkonsumsi atau membuang barang karena harga
yang tidak terjangkau. Ini adalah pertanyaan lain yang harus dijawab oleh pabrikan
sebagai pabrikan produk. Di sisi lain, sebagai konsumen kita harus bisa meningkatkan
pendapatan untuk mendapatkan produk yang kita inginkan.
Contoh dari tiga masalah pokok ekonomi klasik ini adalah masalah yang harus
dipertimbangkan produsen saat memproduksi produk. Di sisi lain, konsumen juga dituntut
untuk meningkatkan daya beli agar dapat menyerap setiap produk yang dihasilkan produsen.
B. Sistem ekonomi
adalah susunan unsur-unsur ekonomi yang saling berhubungan dan bekerja untuk
memecahkan masalah ekonomi serta mencapai tujuan tertentu. Kegiatan produksi, distribusi,
dan konsumsi, itu semua berperan besar dalam sebuah sistem ekonomi. Selain itu, sistem
ekonomi dibagi menjadi banyak macam:
Macam-Macam Sistem Ekonomi
Secara umum, hal mendasar yang membedakan sistem ekonomi yang satu dengan lainnya
terlihat pada faktor produksinya. Misalnya, menurut sistem A, sumber daya alam diolah oleh
pemerintah. Tapi menurut sistem B, sumber daya alam boleh diolah oleh individu atau
kelompok tertentu. 
Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional memiliki hubungan yang erat dengan tradisi dan adat-istiadat.
Biasanya, negara yang menggunakan sistem ekonomi tradisional adalah negara yang masih
sangat bergantung dengan sektor pertanian. 
Produktivitas pada sistem ekonomi ini umumnya juga masih rendah. Hal ini disebabkan
karena masyarakatnya yang belum atau nggak memiliki hasrat untuk mengembangkan
hartanya. 
Pada sistem ekonomi tradisional, kelebihan yang dapat dirasakan adalah terjaganya kondisi
alam dan sumber daya karena tidak adanya eksploitasi yang berlebihan. Tetapi,
kekurangannya, biasanya peradaban dengan sistem ini lebih susah maju dan berkembang. Ini
juga dapat dipengaruhi oleh tradisi dan adat yang masih kuat, sehingga dapat menghambat
kemajuan teknologi akibat adanya penolakan dari masyarakat.
Sistem Ekonomi Komando
Dalam sistem ekonomi komando, pemerintah memiliki kuasa penuh atau dominan terhadap
kegiatan ekonomi negaranya. Sistem ini biasa juga disebut sistem ekonomi terpimpin. Jadi,
faktor produksi dipegang penuh oleh pemerintah, sehingga tidak ada pihak swasta atau
perorangan yang menguasai barang atau sumber daya tertentu. Kalaupun ada masyarakat
yang memegang sektor produksi, tentunya dalam pengawasan dan batasan oleh pemerintah.
Kelebihan dari sistem ekonomi komando adalah perekonomian masyarakat yang dijamin oleh
negara. Selain itu, negara juga lebih mudah mengendalikan harga dan inflasi. Tetapi,
kekurangan yang dapat dirasakan adalah inovasi masyarakat dapat terhambat karena terlalu
mengandalkan solusi dari pemerintah. Ini juga dapat menjadi masalah baru apabila negara
justru nggak mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya karena konflik politik ataupun
masalah internal lainnya.
Sistem Ekonomi Liberal
Sistem ekonomi liberal adalah sistem ekonomi yang memberikan kebebasan seluas-luasnya
kepada masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi. Sistem ekonomi ini dikenal juga
dengan sebutan sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi pasar. 
Prinsip yang paling jelas dari sistem ini adalah adanya keperluan untuk mencari keuntungan
pribadi, tanpa mementingkan keperluan pihak lain. Dalam hal perekonomian, pemerintah
nggak memiliki pengaruh yang kuat untuk membatasi perekonomian individu atau
masyarakatnya.
Berbanding terbalik dengan sistem ekonomi komando, sistem ekonomi liberal bergantung
pada ideologi kapitalisme dan liberalisme. Itulah mengapa negara yang menggunakan sistem
ini biasanya merupakan negara blok barat atau poros kanan, seperti Amerika Serikat, Jerman,
dan Belanda.
Kelebihan dari sistem ekonomi liberal antara lain adalah adanya kebebasan individu di
bidang ekonomi dan produktivitas yang tinggi karena masyarakatnya memiliki ambisi yang
tinggi untuk menambah harta. 
Namun, kelemahan dari sistem ini adalah terciptanya kesenjangan ekonomi antara golongan
kaya dengan golongan miskin, serta tingginya persaingan dan monopoli untuk merebut pasar.
Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran adalah gabungan dari sistem ekonomi komando dan liberal. Pada
sistem ekonomi ini, baik pihak pemerintah maupun swasta memiliki peran dalam sektor
perekonomian. Masyarakat memiliki kebebasan dalam sektor ekonomi, namun pemerintah
juga memiliki kendali dalam sektor perekonomian. Ini bertujuan untuk mencegah adanya
penguasaan penuh oleh segelintir masyarakat.   
Beberapa negara yang menggunakan sistem ekonomi campuran di antaranya India, Filipina,
dan Malaysia. Kelebihan dari penggunaan sistem ekonomi campuran adalah kestabilan
ekonomi lebih terjamin dan mencegah adanya monopoli pasar oleh sekelompok masyarakat
tertentu. Namun, kekurangan dari sistem ekonomi ini, keuntungan sektor swasta kurang
maksimal apabila dibandingkan dengan sistem ekonomi liberal, dan kadang bisa ditemukan
ketidakjelasan mengenai batasan pemerintah dan swasta dalam sektor perekonomian.

BAB III PELAKU KEGIATAN EKONOMI


Setiap pelaku ekonomi memiliki perannya masing-masing. Menurut Cambridge Dictionary,
Pelaku ekonomi adalah seseorang, perusahaan, atau organisasi yang memiliki pengaruh
terhadap motif ekonomi dengan memproduksi, membeli, atau menjual.
Sementara menurut Longman Business Dictionary, Definisi pelaku ekonomi adalah
seseorang, perusahaan, dan lain-lain yang berdampak pada ekonomi suatu negara, misalnya
dengan membeli, menjual, atau berinvestasi. Simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai
jenis-jenis pelaku ekonomi dan perannya berikut ini:
Pelaku ekonomi di Indonesia jika digolongkan berdasarkan jenisnya terbagi menjadi rumah
tangga, perusahaan, dan pemerintah. Ketiganya memiliki peran yang berbeda-beda.
Contoh-contoh kegiatan pelaku ekonomi sendiri dimulai dari Seorang ibu rumah tangga yang
membeli bahan-bahan makanan, seperti beras, sayuran, buah-buahan, telur, daging, susu, dan
lain-lain.
Produsen pupuk menghasilkan pupuk yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan pertanian,
hingga ke penarikan pajak oleh pemerintah distribusi produk impor oleh pemerintahan.
Berikut ini penjelasan lebih lengkap tentang pembagian pelaku ekonomi berikut ini:
1. Rumah Tangga Keluarga
Rumah tangga sebagai ruang lingkup terkecil yang kemudian turut membangun masyarakat
luas. Rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang terdiri atas ayah, ibu, anak, dan anggota
keluarga lainnya.
Sebagai pelaku ekonomi dalam hal ini rumah tangga konsumen memiliki 2 peran, yaitu
sebagai pelaku produksi dan pelaku konsumsi. Peran rumah tangga sebagai pelaku produksi
dapat dilihat dari pemanfaatan tenaganya untuk perusahaan atau instansi pemerintah.
Selain itu, usaha yang dapat dijalankan dalam ruang lingkup rumah tangga dinamakan
UMKM yang Grameds dapat pelajari berbagai aspek pentingnya di buku UMKM Adalah
Kunci di bawah ini.
Sedangkan dari sisi konsumsi, peran rumah tangga dapat dilihat dari pemanfaatan produk,
baik barang atau jasa untuk memenuhi segala kebutuhannya. Untuk mendapatkan
penghasilan, rumah tangga keluarga memanfaatkan faktor produksi yaitu tenaga, untuk dijual
pada rumah tangga perusahaan. Berikut ini beberapa kegiatan pokok rumah tangga
diantaranya yaitu:
 Memperoleh penghasilan dari perusahaan atau produsen berupa upah atau gaji (sebuah
imbalan atas pengorbanan tenaganya untuk melakukan pekerjaan atau melakukan
produksi), bunga (berbagai imbalan terhadap rumah tangga dari sebuah perusahaan
sebab telah meminjamkan modal kepada perusahaan yang bersangkutan), laba (segala
bentuk bayaran atau imbalan dari hasil pengorbanan pikiran, tenaga serta keahliannya
dalam mengelola perusahaan sehingga perusahaan mampu memperoleh laba atau
keuntungan), sewa (beberapa bayaran kepada konsumen sebab telah menyewakan lahan
atau bangunan pada perusahaan yang melaksanakan produksi barang ataupun jasa) dan
Hasil penjualan (setiap upah atau imbalan yang diterima oleh pihak rumah tangga dari
hasil menjual bahan baku kepada perusahaan yang berproduksi).
 Membelanjakan pendapatan di pasar barang.
 Menabung sebagian dari pendapatan di lembaga keuangan negara.
 Membayarkan sejumlah pajak kepada pemerintah.
 Melakukan transaksi pembelian di pasar uang karena membutuhkan uang tunai untuk
berbelanja kebutuhan sehari-hari.

2. Produsen
Rumah tangga produsen memiliki peranan penting di masyarakat. Rumah tangga produsen
sebagai pelaku ekonomi yang menyediakan barang atau jasa bagi rumah tangga konsumen.
Rumah tangga produsen di Indonesia sendiri dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Koperasi.
Berdasarkan pada lapangan usahanya, perusahaan bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu: Industri
Primer, yaitu perusahaan yang mengolah kekayaan alam dan memanfaatkan faktor produksi
yang disediakan oleh alam.
Contohnya kegiatan pertanian, pertambangan, perikanan, kehutanan, peternakan, dan lain-
lain. Industri Sekunder, yaitu perusahaan yang menghasilkan barang dalam arti industri atau
perusahaan yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi menjadi barang jadi
yang siap untuk dikonsumsi masyarakat.
Contohnya yaitu perusahaan pakaian, perusahaan sepatu, perusahaan mobil, dan lain-lain.
Industri Tersier, yaitu perusahaan yang menghasilkan jasa, seperti kegiatan jasa
pengangkutan (transportasi), simpan pinjam, sewa bangunan, dan lain-lain. Adapun peran
rumah tangga produsen diantaranya :
 Sebagai Penghasil Barang atau Jasa: Rumah tangga produsen atau perusahaan bertugas
memproduksi barang atau jasa sesuai dengan bidangnya. Barang atau jasa yang sudah
diproduksi kemudian didistribusikan kepada konsumen, sehingga konsumen bisa dengan
mudah membeli atau mengkonsumsi barang atau jasa tersebut.
 Memanfaatkan berbagai faktor produksi yang ada pada rumah tangga konsumsi untuk
melakukan proses produksi.
 Memohon kredit modal kerja kepada lembaga keuangan untuk membangun atau
mengembangkan usahanya.
 Menentukan pembelian berbagai barang modal dan stok barang lainnya.
 Rumah tangga produsen memberikan balas jasa berupa sewa, bunga dan lain sebagainya.
 Agen pembangunan rumah tangga produsen berperan dalam pembangunan di Indonesia.
Pemerintah merasa terbantu dengan adanya rumah tangga produsen di bidang
pembangunan untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Agen pembangunan
juga menyerap banyak tenaga kerja, memberikan gaji pada pekerja, dan menjamin
keselamatan kerja bagi pekerja.
 Sebagai penyalur barang atau jasa (distributor) Tidak hanya membuat barang, tetapi
terdapat rumah tangga produsen yang langsung menyalurkan barang atau jasanya kepada
konsumen secara langsung.
 Menambah pendapatan negara melalui pajak rumah tangga produsen wajib untuk
membayar pajak kepada pemerintah atas kegiatan produksi yang dilakukan maka rumah
tangga produsen telah membantu pemerintah untuk menaikan pendapatan negara melalui
pajak.

3. Perusahaan
Perusahaan merupakan organisasi usaha yang dibentuk untuk menghasilkan barang dan jasa
yang dibutuhkan oleh konsumen. Peran perusahaan sebagai pelaku ekonomi lebih luas,
karena dapat berperan sebagai produsen, distributor, dan konsumen.
Peran sebagai produsen adalah peran utama sebuah perusahaan karena telah menjadi tempat
berlangsungnya produksi. Sementara itu, ada pihak-pihak perusahaan yang berupaya agar
suatu produk yang diproduksi bisa sampai ke tangan konsumen. Perusahaan ritel bertugas
memasarkan dan menjual produk dari perusahaan.
Dalam hal ini, perusahaan berperan sebagai distributor. Sedangkan peran sebagai konsumen
bisa diketahui saat perusahaan harus memenuhi kebutuhan bahan baku (persediaan) untuk
produksi. Adapun beberapa kegiatan kelompok perusahaan atau produsen adalah sebagai
berikut :
 Menghasilkan produk, baik itu barang maupun jasa, serta berperan sebagai pemasok di
pasar barang atau jasa.
 Memanfaatkan berbagai faktor produksi yang ada pada rumah tangga konsumsi untuk
melakukan proses produksi.
 Memohon kredit modal kerja kepada lembaga keuangan untuk membangun atau
mengembangkan usaha mereka.
 Menentukan pembelian berbagai barang modal dan stok barang lainnya.
 Membayarkan pajak kepada pemerintah atas penjualan barang yang dihasilkannya.
Pada sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya terdapat aturan yang harus diikuti,
pada buku Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis oleh Agus Arijanto ini akan dijelaskan mengenai
berbagai faktor serta contoh praktis dari etika dalam berbisnis.

4. Pemerintah
Selain rumah tangga dan perusahaan, pelaku ekonomi yang sangat penting perannya adalah
pemerintahan. Perekonomian yang berlangsung di Indonesia harus terkendali dengan
berbagai kebijakan-kebijakan yang menguntungkan, baik untuk produsen, konsumen,
maupun distributor.
Peran utama pemerintah sebagai pelaku ekonomi adalah mengendalikan perekonomian
dengan berbagai kebijakan ekonomi untuk memakmurkan warga negaranya. Adapun
beberapa kegiatan ekonomi pemerintahan diantaranya:
 Membuat Kebijakan Fiskal yaitu salah satu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan
berkaitan dengan pendapatan serta pengeluaran negara.
 Membuat Kebijakan Moneter yakni sebuah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan
berkaitan dengan pengaturan dari jumlah uang yang beredar untuk mengendalikan laju
dari inflasi.
 Membuat Peraturan Keuangan Internasional adalah semua kebijakan yang terdapat di
bidang keuangan dan sangat berkaitan dengan dunia internasional, misalnya seperti
perdagangan internasional, kerjasama ekonomi dengan negara lain dan masih banyak
lagi.
 Pemerintah juga dapat berperan sebagai produsen dan konsumen. Sebagai konsumen,
artinya dalam menjalankan tugasnya, pemerintah membutuhkan barang dan jasa.
Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh pemerintah bisa berupa kegiatan membeli alat-
alat kantor, alat-alat kedokteran, alat-alat penunjang pendidikan, menggunakan rumah
tangga keluarga dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan lain-lain.
 Sebagai Produsen, artinya pemerintah turut serta dalam menghasilkan barang dan jasa
yang dibutuhkan dalam rangka mewujudkan kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya.
Dari segi produsen rumah tangga pemerintah memproduksi listrik, air, dan sumber
energi bagi masyarakat.
 Kebijakan dalam mengatur perekonomian dengan menjaga stabilitas harga barang dan
jasa, menyediakan kebutuhan pokok, menyediakan sarana dan prasarana publik,
menyusun rancangan ekonomi jangka pendek, menengah, dan panjang, memberikan izin
usaha, menentukan besarnya pajak, dan memberikan subsidi.
 Dari Distributor dapat dilihat dalam kegiatan membagikan raskin, menyalurkan dana
BOS atau Bantuan Operasional Sekolah untuk membantu kegiatan operasional di
sekolah, misalnya melalui penyediaan buku-buku pelajaran, dan lain-lain.
 Negara juga bertugas menciptakan investasi umum, misalnya menyediakan sarana jalan
raya dan juga jembatan. Bertugas mendirikan perusahaan negara yang akan digunakan
sebagai penstabil dari kegiatan perekonomian.
 Berperan dalam penarikan pajak langsung dan juga tidak langsung. Bertugas
membelanjakan pendapatan negara yang digunakan untuk membeli barang-barang
keperluan pemerintah.
 Melakukan pinjaman dari luar negeri untuk membantu pembiayaan pembangunan dalam
negeri.
 Menyewa tenaga kerja ahli untuk membantu berbagai tugas dan pekerjaan pemerintah
sekaligus melakukan kebijakan moneter.
 Menyediakan kebutuhan uang kartal bagi masyarakat.

5. Rumah Tangga Luar Negeri


Tidak dapat dipungkiri bahwa negara lain juga berperan bagi perekonomian di Indonesia,
karena suatu negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, sehingga membutuhkan
negara lain untuk mencukupi kebutuhannya. Adapun peran dari rumah tangga luar negeri
bagi perekonomian di dalam negeri yaitu sebagai konsumen, produsen, investor, pertukaran
tenaga kerja, pemberi pinjaman luar negeri.
Sebagai konsumen, hal ini dapat dilihat dari kegiatan impor yang dilakukan rumah tangga
luar negeri terhadap produk dalam negeri. Sebagai produsen, rumah tangga luar negeri
membantu untuk memenuhi kebutuhan suatu negara yang tidak dapat memproduksi barang
dan jasa. Hal ini dapat dilihat dengan kegiatan ekspor. Investor pembangunan yang dilakukan
di suatu negara membutuhkan dana yang besar untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Untuk menutupi kekurangan dana tersebut, negara akan mengundang investor
asing untuk menanamkan modalnya di dalam negeri, dimana investasi yang diberikan dapat
berupa dana pinjaman.
Adapun beberapa kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat luar negeri yaitu seperti
berikut:
 Menyediakan kebutuhan barang tertentu untuk diimpor oleh negara lain. Melakukan
kegiatan ekspor dan impor dengan negara lain untuk saling memenuhi kebutuhan
masing-masing negara.
 Melakukan investasi dengan menyediakan kredit untuk membiayai kegiatan
pembangunan yang dilakukan pemerintah dan swasta di dalam negeri.
 Masuk ke dalam pasar uang Indonesia sebagai penyalur uang dari luar negeri, peminta
kredit, dan uang kartal rupiah untuk kebutuhan semua cabang perusahaan mereka di
dalam negeri.
 Menjadi media penghubung pasar uang dalam negeri dengan pasar uang luar negeri
 Pertukaran tenaga kerja perbedaan jumlah penduduk berpengaruh terhadap lapangan
pekerjaan yang tersedia. Umumnya, negara dengan jumlah penduduk banyak akan
mengalami kelebihan tenaga kerja manusia dan kurangnya lapangan pekerjaan,
sebaliknya pada negara yang penduduknya sedikit akan mengalami kekurangan tenaga
kerja dan kelebihan lapangan pekerjaan.
 Pemberi pinjaman luar negeri pinjaman luar negeri memiliki tujuan untuk membantu
perekonomian suatu negara yang sedang membutuhkan pinjaman dana. Pinjaman ini
dapat dilakukan melalui lembaga keuangan dunia atau kerjasama bilateral seperti Bank
Dunia.

6. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan yakni segala pihak yang melakukan kegiatan keuangan, baik bank
maupun bukan bank, untuk membantu meningkatkan perekonomian suatu negara. Lembaga
keuangan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk produk simpanan dengan
memberikan suku bunga deposito kepada masyarakat. Seperti tabungan berjangka, tabungan
sekolah, tabungan haji, deposito, safe deposit box dan produk-produk tabungan lainnya.
Adapun beberapa kegiatan kelompok lembaga keuangan yakni:
 Menghimpun dana dari berbagai pihak, baik rumah tangga konsumen maupun
perusahaan.
 Menyediakan kredit modal usaha bagi perusahaan atau produsen untuk dapat
meningkatkan kinerja produksi mereka.
 Menyediakan uang giral untuk kegiatan transaksi keuangan sehingga dapat membantu
mekanisme pembayaran para pebisnis. Uang giral sendiri adalah dana yang disimpan
pada bank-bank umum yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melakukan
pembayaran dengan perantara cek, giro, bilyet, surat saham dan lain sebagainya. Uang
giral dikeluarkan oleh bank umum dan merupakan uang yang tidak berwujud karena
hanya berupa saldo tagihan bank.
 Mengatasi inflasi dengan menaikkan cadangan kas bank sentral agar perputaran uang
bertambah.
Dalam lebih memahami ruang lingkup lembaga keuangan baik bank maupun lembaga
keuangan lainnya, Grameds dapat membaca buku Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya di
bawah ini.

Macam Pelaku Ekonomi


Macam-macam pelaku ekonomi, antara lain:
1. Koperasi
Koperasi ialah badan usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
bersama pula. Dalam UU No. 12 Tahun 1967, Koperasi Indonesia didefinisikan sebagai
organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-
badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan.
2. BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
BUMN adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikan modalnya dimiliki oleh
negara. BUMN juga bisa berupa nirlaba yang tujuannya untuk menyediakan barang dan jasa
bagi masyarakat. Bentuk BUMN bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu:
 Perusahaan Perseroan (Perseroan Terbatas), yaitu BUMN yang bentuknya perseroan
terbatas, yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51%
sahamnya dimiliki oleh negara, dan bertujuan mencari keuntungan.
 Perusahaan Perseroan Terbuka (Persero Terbuka), yaitu BUMN yang modal dan
jumlah pemegang sahamnya ditentukan berdasarkan kriteria tertentu atau dengan kata
lain, persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal.
 Perusahaan Umum (Perum), yaitu BUMN yang semua modalnya dimiliki oleh negara
dan tidak terbagi-bagi atas saham. Tujuan perum yaitu untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan jasa yang bermutu tinggi sekaligus mencari keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
Di Indonesia sendiri, BUMN yang ada diatur dalam hukum yang ada. Grameds dapat
memahami hal ini pada buku Dekonstruksi dan Reformulasi Hukum BUMN di Indonesia di
bawah ini.

3. Perjan (Perusahaan Jawatan)


Perjan ialah badan usaha milik negara yang seluruh modalnya dimiliki oleh pemerintah.
Perjan selalu berorientasi pada pelayanan masyarakat, sehingga selalu merugi. Oleh sebab itu,
sekarang sudah tidak ada lagi model perjan. Contoh Perjan yaitu PJKA (Perusahaan Jawatan
Kereta Api), yang sekarang menjadi PT KAI.

4. Perusahaan
Perusahaan dapat didefinisikan sebagai tempat terjadinya kegiatan produksi dan
berkumpulnya semua faktor produksi. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa bentuk
perusahaan, yaitu Perusahaan Swasta, Perusahaan Milik Negara (BUMN), Perusahaan
Daerah, Firma, CV (Persekutuan Komanditer).

BAB IV HARGA PASAR DAN PASAR


Kebutuhan tersebut beragam dan wujud benda yang dibutuhkan pun memiliki kualitas yang
beragam pula. Dalam transaksi jual beli, terdapat penerapan konsep permintaan, penawaran,
dan harga pasar. 

1. Permintaan adalah jumlah barang yang diminta oleh konsumen untuk dibeli, pada
tingkatan harga dan waktu tertentu. Pada hukum permintaan, dinyatakan bahwa ketika
suatu harga produk/jasa turun, maka jumlah permintaan akan naik. Sebaliknya saat
harga produk/jasa yang diminta naik, maka permintaan akan turun. 
2. Penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen untuk dijual, pada
tingkatan harga dan waktu tertentu. Pada hukum penawaran, dinyatakan bahwa
semakin tinggi harga produk/jasa, semakin tinggi pula jumlah barang yang
ditawarkan. Sebaliknya semakin rendah harga produk/jasa, jumlah produk/jasa yang
ditawarkan semakin sedikit. 
3. Harga pasar adalah harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli atau produsen dan
konsumen, dimana kesepakatan itu diperoleh melalui proses tawar-menawar. Harga
pasar terbentuk dari adanya permintaan dan penawaran, serta akan mencapai titik
seimbang jika jumlah produk/jasa yang diminta sama dengan jumlah produk/jasa yang
ditawarkan.

Harga adalah hal yang harus dibayarkan oleh konsumen sebagai pengimbang atas produk/jasa
yang dibelinya. Fungsi utama harga adalah sebagai alat ukur nilai suatu produk/jasa. Selain
itu, ada beberapa fungsi harga secara umum, yaitu:

1. Sebagai alat bantu dalam aktivitas transaksi, dimana harga yang sudah ditetapkan
akan mempermudah proses jual-beli. 
2. Penetapan harga yang tepat akan memberikan keuntungan bagi penjual atau
produsen. 
3. Menjadi salah satu acuan bagi pembeli atau konsumen dalam menilai kualitas suatu
produk/jasa.
4. Membantu pembeli atau konsumen dalam mengambil keputusan yang berkaitan
dengan manfaat produk dan daya beli konsumen. 

Pengertian dari harga pasar sendiri adalah tinggi-rendahnya tingkat harga yang terjadi atas
kesepakatan antara produsen sebagai penawaran dengan konsumen sebagai permintaan.
Harga pasar juga biasanya disebut sebagai harga keseimbangan. Ada 3 cara yang digunakan
untuk menunjukkan keadaan keseimbangan harga pasar, yaitu:

1. Menggunakan angka
2. Menggunakan kurva permintaan dan penawaran 
3. Menentukan secara matematik

Sedangkan dalam dunia saham, harga pasar merupakan harga yang hanya bisa ditetapkan di
bursa efek bagi saham perusahaan publik atau sebagai estimasi harga untuk perusahaan yang
tidak memiliki saham. Dalam bursa saham, angka dari harga pasar berubah setiap hari.

Perubahan ini ada sebagai respon terhadap hasil aktual dari pasar secara keseluruhan atau
sektoral di dalam indeks bursa saham. Selain itu, perubahan harga pasar yang seringkali tidak
menentu, menunjukkan upaya manajemen yang menjamin harga sebaik mungkin dalam
situasi apapun. 

2. Proses terbentuknya harga pasar


Proses terbentuknya harga pasar ditentukan oleh beberapa hal berikut:

1. Adanya proses tawar-menawar antara penjual dan pembeli pada suatu pasar. Harga


pasar terjadi disebabkan oeh adanya kesepakatan harga produk/jasa antara penjual dan
pembeli dalam suatu waktu tertentu.
2. Apabila pada harga tertentu, jumlah permintaan dan jumlah penawaran suatu
produk/jasa adalah ‘sama’ karena harga pasar disebut juga harga keseimbangan.
3. Adanya kekuatan permintaan dan penawaran yang akan membentuk harga pasar
apabila berada dalam keseimbangan atau jika jumlah barang yang diminta sama
dengan jumlah barang yang ditawarkan.

3. Proses penetapan harga pasar


Permasalahan mengenai harga sangat melekat dan tidak bisa dipisahkan dari kegiatan
ekonomi. Hal ini dikarenakan harga memegang peranan penting. Melalui penetapan harga,
kelayakan dan kualitas suatu produk/jasa dapat terlihat jelas dari nilai ekonominya. 

Tujuan dari penetapan harga adalah:

 Mencapai target usaha


 Mendapatkan laba penjualan
 Meningkatkan dan mengembangkan produksi suatu produk/jasa
 Meluaskan target pemasaran

Sebagai makhluk ekonomi, manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam pemenuhan kebutuhan itu, sejumlah kegiatan transaksi jual beli sudah menjadi bagian
yang melekat dalam kehidupan sehari-hari.

Kebutuhan tersebut beragam dan wujud benda yang dibutuhkan pun memiliki kualitas yang
beragam pula. Dalam transaksi jual beli, terdapat penerapan konsep permintaan, penawaran,
dan harga pasar. 

1. Permintaan adalah jumlah barang yang diminta oleh konsumen untuk dibeli, pada
tingkatan harga dan waktu tertentu. Pada hukum permintaan, dinyatakan bahwa ketika
suatu harga produk/jasa turun, maka jumlah permintaan akan naik. Sebaliknya saat
harga produk/jasa yang diminta naik, maka permintaan akan turun. 
2. Penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen untuk dijual, pada
tingkatan harga dan waktu tertentu. Pada hukum penawaran, dinyatakan bahwa
semakin tinggi harga produk/jasa, semakin tinggi pula jumlah barang yang
ditawarkan. Sebaliknya semakin rendah harga produk/jasa, jumlah produk/jasa yang
ditawarkan semakin sedikit. 
3. Harga pasar adalah harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli atau produsen dan
konsumen, dimana kesepakatan itu diperoleh melalui proses tawar-menawar. Harga
pasar terbentuk dari adanya permintaan dan penawaran, serta akan mencapai titik
seimbang jika jumlah produk/jasa yang diminta sama dengan jumlah produk/jasa yang
ditawarkan.

1. Pengertian harga pasar


Harga adalah hal yang harus dibayarkan oleh konsumen sebagai pengimbang atas produk/jasa
yang dibelinya. Fungsi utama harga adalah sebagai alat ukur nilai suatu produk/jasa. Selain
itu, ada beberapa fungsi harga secara umum, yaitu:

1. Sebagai alat bantu dalam aktivitas transaksi, dimana harga yang sudah ditetapkan
akan mempermudah proses jual-beli. 
2. Penetapan harga yang tepat akan memberikan keuntungan bagi penjual atau
produsen. 
3. Menjadi salah satu acuan bagi pembeli atau konsumen dalam menilai kualitas suatu
produk/jasa.
4. Membantu pembeli atau konsumen dalam mengambil keputusan yang berkaitan
dengan manfaat produk dan daya beli konsumen. 

Pengertian dari harga pasar sendiri adalah tinggi-rendahnya tingkat harga yang terjadi atas
kesepakatan antara produsen sebagai penawaran dengan konsumen sebagai permintaan.
Harga pasar juga biasanya disebut sebagai harga keseimbangan. Ada 3 cara yang digunakan
untuk menunjukkan keadaan keseimbangan harga pasar, yaitu:

1. Menggunakan angka
2. Menggunakan kurva permintaan dan penawaran 
3. Menentukan secara matematik

Sedangkan dalam dunia saham, harga pasar merupakan harga yang hanya bisa ditetapkan di
bursa efek bagi saham perusahaan publik atau sebagai estimasi harga untuk perusahaan yang
tidak memiliki saham. Dalam bursa saham, angka dari harga pasar berubah setiap hari.

Perubahan ini ada sebagai respon terhadap hasil aktual dari pasar secara keseluruhan atau
sektoral di dalam indeks bursa saham. Selain itu, perubahan harga pasar yang seringkali tidak
menentu, menunjukkan upaya manajemen yang menjamin harga sebaik mungkin dalam
situasi apapun. 

2. Proses terbentuknya harga pasarShvets


Proses terbentuknya harga pasar ditentukan oleh beberapa hal berikut:

1. Adanya proses tawar-menawar antara penjual dan pembeli pada suatu pasar. Harga


pasar terjadi disebabkan oeh adanya kesepakatan harga produk/jasa antara penjual dan
pembeli dalam suatu waktu tertentu.
2. Apabila pada harga tertentu, jumlah permintaan dan jumlah penawaran suatu
produk/jasa adalah ‘sama’ karena harga pasar disebut juga harga keseimbangan.
3. Adanya kekuatan permintaan dan penawaran yang akan membentuk harga pasar
apabila berada dalam keseimbangan atau jika jumlah barang yang diminta sama
dengan jumlah barang yang ditawarkan.

3. Proses penetapan harga pasarexels/Pixabay


Permasalahan mengenai harga sangat melekat dan tidak bisa dipisahkan dari kegiatan
ekonomi. Hal ini dikarenakan harga memegang peranan penting. Melalui penetapan harga,
kelayakan dan kualitas suatu produk/jasa dapat terlihat jelas dari nilai ekonominya. 

Tujuan dari penetapan harga adalah:

 Mencapai target usaha


 Mendapatkan laba penjualan
 Meningkatkan dan mengembangkan produksi suatu produk/jasa
 Meluaskan target pemasaran
Tentunya penetapan harga yang diterapkan setiap orang berbeda-beda, tergantung pada jenis
produk/jasa, lingkungan, dan profesi. Berikut adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan
dalam menetapkan harga pasar, antara lain:

1. Bagi pedagang menengah


Harga beli dan pemasaran terdiri dari transportasi, penyimpanan, penguatan, resiko, biaya
lain, dan keuntungan yang diinginkan. 

2. Bagi pedagang pengecer


Harga beli dan pemasaran terdiri dari pungutan, pendinginan, dan biaya lain. Untuk
Anggaran Biaya Produksi, penetapan harga per unit produk yang dihasilkan dapat dihitung
dari:

 Bahan baku, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan baku hingga siap
digunakan termasuk biaya angkut, penyimpanan, dan operasional.
 Biaya tenaga kerja, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa tenaga kerja
(SDM) diberikan secara langsung dalam satuan uang, yaitu gaji atau upah.
 Biaya overhead pabrik, yaitu semua biaya pabrik yang dikeluarkan untuk biaya-biaya
lain yang tidak bersinggungan langsung dengan biaya proses produksi termasuk biaya
yang bersifat tidak terduga.

BAB V SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN


Sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan
mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu
kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sistem Pembayaran merupakan sistem
yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain.

Media yang digunakan untuk pemindahan nilai uang tersebut sangat beragam, mulai dari
penggunaan alat pembayaran yang sederhana sampai pada penggunaan sistem yang kompleks
dan melibatkan berbagai lembaga berikut aturan mainnya. Kewenangan mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran di Indonesia dilaksanakan oleh Bank Indonesia yang
dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia. Komponen-komponen yang membentuk
terciptanya sistem pembayaran di masyarakat.

 Alat Pembayaran – Contoh alat pembayaran tunai adalah uang dan alat pembayaran
nontunai adalah kartu kredit.
 Sistem Transfer Dana Antar Bank – Sistem ini memungkinkan terjadinya pemindahan
dana dari bank yang satu ke bank lain.
 Selanjutnya yang terdapat dalam komponen sistem pembayaran adalah berupa
penyelenggara, komponen ini merupakan lembaga yang dapat memastikan penyelesaian
akhir dari seluruh transaksi yang terjadi di dalam penggunaannya. Lembaga yang
Memproses Sistem Pembayaran – Lembaga yang menjadi operator teknis dalam sistem
pembayaran di Indonesia adalah Bank Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) untuk pasar modal, dan Penyelenggara Kliring Alat Pembayaran Menggunakan
Kartu (APMK).
 Saluran pembayaran – Beberapa saluran pembayaran yang ada di Indonesia adalah kartu
debit, kartu kredit, teller input, mesin ATM, mobile banking, internet banking, phone
banking, dan electronic data capturing (EDC).
 Regulator merupakan suatu komponen memiliki wewenang dalam mengatur aturan
main, ketentuan dan kebijakan yang mengikat seluruh komponen dalam sistem
pembayaran yang dilakukan.
 Infrastuktur – Dalam komponen ini, infrastruktur adalah suatu sarana fisik yang
mendukung dalam proses operasional dari sistem pembayarannya yang dilakukan oleh
orang yang melakukan transaksi.
 Instrumen Selanjutnya adalah komponen instrumen. Dalam komponen instrumen ini
adalah alat pembayaran yang dilakukan baik secara tunai maupun secara non tunai yang
disepakati oleh para pengguna dalam melakukan sebuah transaksi.
 Pengguna Dan komponen yang terakhir ini adalah pengguna. Pengguna ini merupakan
suatu komponen dari sistem pembayaran yang merupakan konsumen dalam
memanfaatkan sistem pembayaran.
Prinsip Sistem Pembayaran
Secara garis besar Sistem pembayaran dibagi menjadi dua jenis, yaitu Sistem pembayaran
tunai dan Sistem pembayaran non-tunai. Perbedaan mendasar dari kedua jenis sistem
pembayaran tersebut terletak pada instrumen yang digunakan.

Pada sistem pembayaran tunai instrumen yang digunakan berupa uang kartal, yaitu uang
dalam bentuk fisik uang kertas dan uang logam, sedangkan pada sistem pembayaran non-
tunai instrumen yang digunakan berupa Alat pembayaran menggunakan kartu (APMK), Cek,
Bilyet Giro, Nota Debit, maupun uang elektronik. Bank Indonesia sendiri dalam pengaturan
sistem pembayaran mengacu pada empat prinsip, yakni keamanan, efisiensi, kesetaraan akses
dan perlindungan konsumen, berikut penjelasannya, Grameds:

 Aman – Segala risiko dalam sistem pembayaran seperti risiko likuiditas, risiko kredit,
risiko fraud harus dapat dikelola dan dimitigasi dengan baik oleh setiap penyelenggaraan
sistem pembayaran.
 Efisien – Prinsip efisiensi menekankan bahwa penyelenggaraan sistem pembayaran
harus dapat digunakan secara luas sehingga biaya yang ditanggung masyarakat akan
lebih murah karena meningkatnya skala ekonomi.
 Kesetaraan Akses – Prinsip kesetaraan akses yang mengandung arti bahwa Bank
Indonesia tidak menginginkan adanya praktik monopoli pada penyelenggaraan suatu
sistem yang dapat menghambat pemain lain untuk masuk. Terakhir adalah kewajiban
seluruh penyelenggara sistem pembayaran untuk memperhatikan aspek-aspek
 Perlindungan konsumen. Sementara itu dalam kaitannya sebagai lembaga yang
melakukan pengedaran uang, kelancaran sistem pembayaran diejawantahkan dengan
terjaganya jumlah uang tunai yang beredar di masyarakat dan dalam kondisi yang layak
edar atau biasa disebut clean money policy.
Peranan Sistem Pembayaran dan Bank Indonesia
Di Indonesia, kewenangan mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
dilaksanakan oleh bank sentral Indonesia yaitu Bank Indonesia. Mengatur serta menjaga
kelancarannya sendiri dilakukan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan tujuan dari
Bank Indonesia yaitu untuk menjaga stabilitas rupiah demi mendukung peningkatan
perekonomian nasional.
Untuk mengetahui lebih dalam sejarah Bank Indonesia yang menjadi bank sentral di
Indonesia sejak 1828, buku Dari De Javasche Bank Menjadi Bank Indonesia, Fragmen
Sejarah Bank Sentral di Indonesia dapat menjadi referensi yang tepat. Berdasarkan
kewenangan tersebut, Bank Indonesia memiliki hak untuk menetapkan dan memberlakukan
kebijakan sistem pembayaran di Indonesia melalui Undang-Undang Bank Indonesia pada
Undang-Undang Nomor  23 Tahun 1999 yang kemudian direvisi pada Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2009. Peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran mencakup:
 Kewenangan sebagai penyelenggara sistem kliring antar bank untuk jenis-jenis alat
pembayaran tertentu melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia atau SKNBI.
 Kewenangan untuk memberikan izin dan persetujuan kepada penyedia jasa pembayaran
untuk ikut di dalam sistem pembayaran (Siapa saja yang dapat menerbitkan atau
memproses alat-alat pembayaran tersebut)
 Menentukan standar-standar tertentu pada alat pembayaran dan menentukan alat
pembayaran apa saja yang dapat digunakan pada sistem pembayaran di Indonesia.
 Mengatur dan mengawasi lembaga apa saja yang boleh menyelenggarakan sistem
pembayaran (baik bank dan lembaga selain bank).
 Kebijakan pengendalian resiko, efisiensi, tata kelola, dan lain-lain
 Kewenangan dalam menjalankan sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement
atau BI-RTGS. BI-RTGS sendiri digunakan untuk melakukan transaksi non-tunai yang
bernilai besar.
Jenis-jenis Alat Pembayaran
Evolusi Alat Pembayaran berkembang sangat pesat, diawali dengan sistem barter antar
barang yang diperjualbelikan adalah kelaziman di era pra modern. Dalam perkembangannya,
mulai dikenal satuan tertentu yang memiliki nilai pembayaran yang lebih dikenal dengan
uang.  Hingga saat ini uang masih menjadi salah satu alat pembayaran utama yang berlaku di
masyarakat.
Selanjutnya alat pembayaran terus berkembang dari alat pembayaran tunai (cash based) ke
alat pembayaran nontunai (non cash) seperti alat pembayaran berbasis kertas (paper based),
misalnya, cek dan bilyet giro. Selain itu dikenal juga alat pembayaran paperless seperti
transfer dana elektronik dan alat pembayaran memakai kartu (card-based) (ATM, Kartu
Kredit, Kartu Debit dan Kartu Prabayar).

1. Alat Pembayaran Tunai


Alat pembayaran tunai lebih banyak memakai uang kartal (uang kertas dan logam). Uang
kartal masih memainkan peran penting khususnya untuk transaksi bernilai kecil. Dalam
masyarakat modern seperti sekarang ini, pemakaian alat pembayaran tunai seperti uang kartal
memang cenderung lebih kecil dibanding uang giral.

Namun patut diketahui bahwa pemakaian uang kartal memiliki kendala dalam hal efisiensi.
Hal itu bisa terjadi karena biaya pengadaan dan pengelolaan (cash handling) terbilang mahal.
Belum lagi memperhitungkan inefisiensi dalam waktu pembayaran. Misalnya, ketika
menunggu melakukan pembayaran di loket pembayaran yang relatif memakan waktu lama
karena antrian yang panjang.

Sementara itu, bila melakukan transaksi dalam jumlah besar juga mengundang risiko seperti
pencurian, perampokan dan pemalsuan uang. Menyadari ketidak-nyamanan dan inefisien
memakai uang kartal, BI berinisiatif dan akan terus mendorong untuk membangun
masyarakat yang terbiasa memakai alat pembayaran nontunai atau Less Cash Society (LCS).
2. Alat Pembayaran Nontunai
Alat pembayaran nontunai sudah berkembang dan semakin lazim dipakai masyarakat.
Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai besar diselenggarakan Bank Indonesia melalui
sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan Sistem Kliring. Selain efisiensi dalam
pembayaran transaksi yang berjumlah besar, alat pembayaran non tunai memiliki resiko
pencurian yang kecil karena transaksinya dapat dilacak.

Selain itu, orang-orang yang terlibat dalam transaksi tidak perlu menghitung uang tersebut
karena nominalnya telah tertera dengan jelas sehingga proses pengecekan tidak memakan
waktu yang lama. Pembayaran yang diterima juga memiliki jumlah yang tidak terbatas.
Termasuk dalam alat pembayaran nontunai diantaranya:

 Cek – merupakan bukti permintaan nasabah kepada bank untuk mencairkan dana sesuai
yang jumlah dan nama penerima yang tertulis dalam cek.
 Giro – merupakan bukti permintaan pemindahan sejumlah uang dari rekening seseorang
kepada rekening nasabah lain sesuai jumlah dan nama yang tertulis.
 Nota debit – merupakan bukti transaksi untuk mengurangi utang usaha yang harus
dilunasi.
 Kartu Kredit – merupakan alat pembayaran berbentuk kartu yang diterbitkan oleh bank
dimana bank meminjamkan uang terlebih dahulu kepada nasabah untuk melakukan
pembayaran.
 Uang Elektronik – merupakan pengganti uang tunai, nasabah menyetorkan uang tunai
mereka kedalam uang elektronik.
3. Alat Pembayaran Internasional
Kita tahu bahwa setiap negara memiliki mata uang yang berbeda-beda yang digunakan dalam
setiap transaksinya. Seperti Indonesia menggunakan Rupiah, Singapura menggunakan Dollar
Singapura, Jepang menggunakan Yen, China menggunakan Yuan, Amerika menggunakan
Dollar Amerika, Uni Eropa menggunakan Euro, dan lain-lain.

Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana cara pembayaran untuk transaksi internasional
seperti kegiatan ekspor dan impor, mengingat bahwa setiap negara memiliki mata uang
sendiri dan memiliki kurs yang berbeda-beda. Pembayaran internasional dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara, baik dengan alat pembayaran tunai maupun non tunai.

 Cek – Pembeli dapat membayarkan jumlah pembayarannya menggunakan cek melalui


bank penjual di negara si penjual.
 Wesel – Pos Pembeli dapat menggunakan jasa bank yang memiliki layanan wesel pos
untuk mengirim uang dari dalam negeri ke luar negeri sesuai dengan nama dan nominal
yang tertulis pada wesel pos tersebut. Salah satu perusahaan penyedia wesel pos
internasional terbesar adalah Western Union.
 Kartu Kredit – Pembeli dapat menggunakan kartu kredit sesuai dengan jaringan kartu
tersebut (Union Pay, MasterCard, Visa, dan lainnya). Penggunaan kartu kredit cocok
dilakukan untuk melakukan belanja online dengan pengiriman dari luar negeri seperti
Amazon, eBay, ASOS, dan lain-lain ataupun pembayaran wisata mancanegara seperti
pembayaran hotel. Pihak jaringan kartu akan menkonversikan mata uang domestik
dengan mata uang yang digunakan di negara penjual sesuai dengan peraturan kurs
masing-masing jaringan.
 Online Payment – Selain kartu kredit, pembeli dapat menggunakan alat pembayaran
online untuk melakukan pembayaran internasional. Online payment ini mirip dengan
uang elektronik dimana nasabah dapat mengisi uang tunai kedalam akun nasabah atau
menyambungkan akun online payment mereka dengan kartu kredit. Salah satu
perusahaan online payment terbesar adalah PayPal.
 Cryptocurrency – Baru-baru ini mendunia sebagai  alat pembayaran digital dimana
transaksinya dilakukan secara online. Alat ini disusun berdasarkan kode-kode digital
yang rumit, membuatnya berbeda dengan pada umumnya. Beberapa negara telah
menerima pembayaran menggunakan cryptocurrency sebagai salah satu instrumen
pembayaran. Mata uang kripto sendiri dipercaya hampir tidak dapat diretas yang
memungkinkan keamanan pada mata uang tersebut yang juga dapat Grameds pelajari
lebih lanjut pada buku Why? Cryptocurrency & Blockchain.
1. Sistem pembayaran ritel atau nilai kecil (Retail payment system/small value)
Sistem pembayaran ini biasanya digunakan untuk jenis transaksi di bawah seratus juta,
seperti transaksi individual (cek, bilyet giro, transfer), transaksi kartu kredit atau kartu debit,
dan transaksi bulk. Pembayaran ritel biasanya menggunakan instrumen pembayaran tunai.
Ada juga yang menggunakan instrumen pembayaran non-tunai, tetapi jumlahnya sedikit.
Sementara penyelesaian pembayarannya biasa dilakukan melalui proses kliring. Kliring
merupakan pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank, baik atas nama bank
maupun nasabah, yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Proses kriling
diselenggarakan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral.
Kliring yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia disebut sebagai Sistem Kliring Nasional
Bank Indonesia (SKNBI). SKNBI merupakan sistem kliring Bank Indonesia yang mencakup
kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional. Tujuan
diterapkannya SKNBI adalah untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran ritel dan
untuk memenuhi prinsip-prinsip manajemen risiko dalam penyelenggaraan kliring.

2. Sistem pembayaran nilai besar (High value payment system)


Sistem pembayaran ini biasanya digunakan untuk jenis transaksi dana di atas seratus juta
rupiah, transaksi yang bersifat mendesak, serta transaksi dalam pasar modal, valuta asing, dan
pasar uang. Pembayaran nilai besar cenderung menggunakan instrumen pembayaran non-
tunai.

Sementara proses penyelesaian pembayarannya menggunakan sistem Bank Indonesia-Real


Time Gross Settlement (BI-RTGS).  BI-RTGS merupakan proses penyelesaian akhir
transaksi yang dilakukan per-transaksi dan bersifat real time. Perbedaan sistem kliring dan
BI-RTGS terletak pada waktu penyelesaian akhir transaksi. Pada sistem BI-RTGS dilakukan
pada setiap transaksi, sedangkan pada sistem kliring dilakukan pada akhir hari terjadinya
transaksi.

Anda mungkin juga menyukai