Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Tentang covid 19
DAFTAR ISI
Daftar isi.....................................................................................

Kata pengantar.........................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................

a. Latar Belakang ............................................................

b. Rumusan Masalah .....................................................

c. Tujuan Penelitian...........................................................

d. Manfaat Penelitian............................................................

BAB 2
PEMBAHASAN...............................................................

BAB 3 PENUTUP.......................................................................

a. Kesimpulan......................................................................

b. Saran.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul [Manfaat aktivitas
fisik teratur] ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
[bapak budiono] pada bidang studi [penjas]. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang [aktivitas fisik teratur] bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini

Penyusun

YEYEH APRIYANI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru, ‘CO’ diambil
dari corona, ‘VI’ virus, dan ‘D’ disease (penyakit). Sebelumnya, penyakit ini disebut ‘2019
novel coronavirus’ atau ‘2019-nCoV.’ Virus COVID-19 adalah virus baru yang terkait
dengan keluarga virus yang sama dengan Severe

Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan beberapa jenis virus flu biasa (WHO, 2020).
Coronavirus 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom
pernapasan akut coronavirus 2 (Sars-CoV-2). Penyakit ini pertama kali ditemukan pada
Desember 2019 di Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara
global diseluruh dunia, mengakibatkan pandemi coronavirus 2019-2020. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah koronavirus 2019- 2020 sebagai
Kesehatan Masyarakat Darurat Internasional (PHEIC) pada 30 Januari 2020, dan
pandemi pada 11 Maret 2020.

Wabah penyakit ini begitu sangat mengguncang masyarakat dunia, hingga hampir 200
Negara di Dunia terjangkit oleh virus ini termasuk Indonesia. Berbagai upaya
pencegahan penyebaran virus Covid-19 pun dilakukan oleh pemerintah di negara-
negara di dunia guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19 ini, yang disebut
dengan istilah lockdown dan social distancing (Supriatna, 2020).

Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai
dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah
menyebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan.
Sampel yang diteliti menunjukkan etiologi coronavirus baru, awalnya, penyakit ini
dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus (2019nCoV), kemudian WHO
mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu

Coronavirus Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke
manusia dan telah menyebar secara luas. Kasus terbaru pada tanggal 13 Agustus 2020,
WHO mengumumkan COVID-19, terdapat 20.162.474 juta kasus konfirmasi dan 737.417
ribu kasus meninggal dimana angka kematian berjumlah 3,7 % di seluruh dunia,
sementara di Indonesia sudah ditetapkan
1.026.954 juta kasus dengan spesimen diperiksa, dengan kasus terkonfirmasi 132.138
(+2.098) dengan positif COVID-19 sedangkan kasus meninggal ialah 5.968 kasus yaitu
4,5% (PHEOC Kemenkes RI, 2020).

COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus
yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya.
Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding
COVID-19 (saat ini kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak
dibanding SARS. COVID19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke
beberapa negara dibanding SARS (Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri, 2020).
Hidroklorokuin merupakan derivate/turunan klorokuin obat ini mencegah dan
menangani penyakit malaria yang menyebar melalui gigitan nyamuk dan membawa
parasite, Hidroklorokuin juga telah terbukti menghambat infeksi SARS-CoV-2 di In-vitro,
sebuah studi acak dari China juga menemukan pasien itu dirawat dengan Hidroklorokuin
dibandingkan dengan kontrol meningkatkan temuan pencitraan paru dan memiliki
waktu yang lebih singkat untuk pemulihan klinis. Selain itu, mereka menunjukkan bahwa
Hidroklorokuin efektif dalam menghapus viral load pada pasien dengan COVID-19 hanya
dalam tiga hingga enam hari. Mekanisme obat ini menyebabkan toksisitas pada parasit
akibat akumulasi heme bebas yang bersifat toksik, memblokade masuknya virus dengan
menghambat glikosilasi reseptor inang dan mengubah pH endosom, serta menghambat
aktivitas lisosom dan autofagi dan menciptakan lingkungan asam untuk menghambat
replikasi berbagai macam virus (Anonim, 2020).

Azitromisin adalah antibiotik spektrum luas dari golongan makrolid generasi kedua.
Azitromisin digunakan dalam terapi infeksi bakteri, seperti pneumonia, sinusitis,
faringitis/tonsilitis, maupun infeksi kulit dan kelamin. Azitromisin memiliki efek
antibakteri dan anti-inflamasi. Azitromisin dapat bekerja secara sinergis dengan
pengobatan antivirus lain, penelitian telah membuktikan bahwa in vitro laboratorium
azitromisin telah menunjukkan aktivitas antivirus melawan virus zika dan terhadap
rhinovirus yang menyebabkan flu biasa dan melawan virus ebola serta hasil klinis yang
untuk pasien COVID-19 ini dianggap efisiensi yang sangat baik dari penghapusan virus
dan baik pada pemberian terapi kombinasi HY dan AZ, mekanisme antibiotik ini bekerja
dengan cara menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara
reversibel dengan ribosom subunit 50s (Anonim, 2020).

Pada Penelitian ini dilakukan review untuk mengidentifikasi terapi pengobatan COVID-
19, HY dan AZ pada tahap awal COVID-19 dapat menghambat replikasi dan mencegah
virus perkembangan ke bentuk parah penyakit, tidak ada efek samping yang serius pada
pasien yang diobati dengan hidroklorokuin ditambah azitromisin (Esper dkk, 2020) jurnal
yang membahas tentang pengobatan empiris dengan HY dan AZ, sebuah laporan baru
ini memberikan kesan bahwa kombinasi hidroklorokuin dan azitromisin (HY / AZ) dapat
memiliki efek terapi yang menguntungkan pada hasil klinis pengobatan, sehingga secara
signifikan pengobatan ini dapat diperpanjang (Clorin dkk, 2020).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian tertarik untuk melakukan


penelitian review jurnal dengan tema “Gambaran Efektivitas Terapi

Kombinasi HY dan AZ Untuk COVID-19 (Corona Virus Disease 2019)”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dibuat

suatu rumusan masalah diantaranya:

1. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam Penanganan Pencegahan Covid-19 di Desa

Tawangsari Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo?

2. Bagaimana bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam Penanganan Pencegahan

Covid-19 di Desa Tawangsari Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo?

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam Penanganan

Pencegahan Covid-19 di Desa Tawangsari Kecamatan Taman Kabupaten

Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dibuat, maka adapun tujuan dari

penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis partisipasi masyarakat dalam Penanganan

Pencegahan Covid-19 di Desa Tawangsari Kecamatan Taman Kabupaten

Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam

Penanganan Pencegahan Covid-19 di Desa Tawangsari Kecamatan


Taman Kabupaten Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat dalam Penanganan Pencegahan Covid-19 di Desa

Tawangsari Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam dua hal, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memperluas dan menambah wawasan ilmu

pengetahuan dalam kajian Ilmu Pemerintahan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Universitas

Sebagai wawasan dan sumber informasi yang dapat memberikan

tambahan referensi dan sumbangan pemikiran yang dapat digunakan oleh

peneliti lain.

b. Bagi Masyarakat Desa Tawangsari Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo

Sebagai masukan pemikiran bagi aparat Desa dan masyarakat yang ada

di Desa Tawangsari Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo dalam usaha

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penanganan Covid-19.


Bab 2

PEMBAHASAN

1. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi berasal dari Bahasa Inggris “participation” yang memiliki arti

mengambil bagian atau keikutsertaan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, yang dimaksud partisipasi adalah hal turut berperan serta dalam suatu

kegiatan, keikutsertaan, peran serta. Partisipasi menurut Pasaribu adalah

keikutsertaan, perhatian dan sumbangan yang diberikan oleh kelompok yang

berpartisipasi, dalam hal ini adalah masyarakat (Wahyuddin, 2018:13).

Menurut Chabib Soleh menyatakan bahwa: Partisipasi Masyarakat

merupakan manifestasi dari kesadaran dan kepedulian serta tanggung jawab

terhadap upaya memperbaiki kualitas hidup bersama. Partisipasi Masyarakat

tersebut cukup luas cakupannya mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan dan pemanfaatan hasil pembangunan” (Asritama, 2019:23).

Lebih lanjut Rukminto, 2008:110 menyatakan bahwa: Partisipasi masyarakat

merupakan keikutsertaan masyarakat dalam proses

pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan

pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, dan

keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi”

(Haqqie, 2016:8).
Menurut Tilaar, 1997:237-238 Masyarakat yang berpartisipasi adalah:

Masyarakat yang produktif, sadar akan hak-hak dan kewajiban, sadar hukum, dan

bertekad untk mandiri (Haqqie, 2016:10). Masyarakat yang berpartisipasi memiliki

karakteristik:

a. Masyarakat yang kritis yang berarti masyarakat yang


mengetahui masalah yang dihadapinya dan berusaha
memecahakan masalah tersebut untuk meningkatkan mutu
kehidupannya,
b. Masyarakat berdiri sendiri yang berarti masyarakat yang
mengetahui potensi dan kemampuannya termasuk hambatan
karena keerbatasa,
c. Masyarakat yang mau berkarya. Oleh karena itu partisipasi
masyarakat memiliki peranan penting dalam suatu program.”

Berdasarkan beberapa pernyataan yang telah disebutkan oleh beberapa ahli

diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang disebut dengan partisipasi masyarakat

adalah keikutsertaan masyarakat dengan kesadaran dan kepedulian serta tanggung

jawab secara sukarela dalam proses pengidentifikasian masalah, pemilihan dan

pengambilan keputusan mengenai solusi alternatif untuk menangani masalah, serta

mengevaluasi perubahan yang terjadi didalam masyarakat.

2. Bentuk dan Jenis Partisipasi Masyarakat


Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat menurut Huraerah dalam Septyasa

2013:6 (Rahayu, 2018:12-13) adalah:

a. Partisipasi buah pikiran


b. Partisipasi tenaga, yang diberikan partisipan dalam berbagai kegiatan
untuk perbaikan atau pembangunan Desa, pertolongan bagi orang lain
dan sebagainya.
c. Partisipasi harta benda, yang diberikan orang dalam berbagai kegiatan
untuk perbaikan atau pembangunan Desa, pertolongan bagi orang lain
yang biasanya berupa uang, makanan dan sebagainya.
d. Partisipasi keterampilan dan kemahiran.
e. Partisipasi sosial yang diberikan orang sebagai tanda keguyuban.

Berdasarkan cara keterlibatannya, partisipasi menurut Fauzi dapat dibagi

menjadi dua (Fauzi, 2018:21), diantaranya:

a. Partisipasi langsung
Yaitu keterlibatan seseorang, kelompok maupun
masyarakat dalam berperan aktif, baik itu menyediakan tenaga
pada proses pembangunan, maupun memberikan kontribusi
pemikiran serta mengikuti saat pembuatan rancangan kegiatan
pembangunan.

b. Partisipasi tidak langsung


Yaitu partisipasi yang dimana seseorang mewakilkan
hak berpartisipasinya kepada orang lain yang bisa mewakilinya
dalam aktifitas partisipatif.

Menurut Mardikanto, 2013:88 adapun tipe partisipasi yang dibedakan

berdasarkan karakteristiknya yaitu sebagai berikut (Asritama, 2019:30-31):

a. Partisipasi pasif/manipulative yaitu masyarakat diberi tau apa yang


sedang atau telah terjadi, pengumuman sepihak oleh pelaksana proyek
tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat dan informasi yang
dipertukarkan terbatas pada kalangan professional di luar kelompok
sasaran.
b. Partisipasi informatif yaitu masyarakat menjawab
pertanyaanpertanyaan penelitian, masyarakat tidak di beri kesempatan
untuk terlibat dan mempengaruhi proses penelitian dan akurasi hasil
penelitian tidak dibahas bersama masyarakat.
c. Partisipasi konsultatif yaitu masyarakat berpartisipasi dengan cara
berkonsultasi, orang luar mendengarkan, menganalisis masalah dan
pemecahannya, tidak ada peluang untuk pembuatan keputusan
bersama, para professional tidak berkewajiban untuk mengajukan
pandangan dan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindak lanjuti.
d. Partisipasi intensif yaitu masyarakat memberikan pengorbanan/jasanya
untuk memperboleh imbalan/insentif, masyarakat tidak dilibatkan
dalam proses pembelajaran dan eksperimen-eksperimen yang dilakukan
dan masyarakat tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan-
kegiatan setelah insentif dihentikan.
e. Partisipasi fungsional yaitu masyarakat membentuk kelompok untuk
mencapai tujuan proyek, pembentukan kelompok biasanya setelah ada
keputusan-keputusan utama yang disepakati dan pada tahap awal,
masyarakat tergantung kepada pihak luar, tetapi secara bertahap
menunjukkan kemandiriannya.
f. Partisipasi interaktif yaitu masyarakat berperan dalam analisis untuk
perencanaan kegiatan dan pembentukan atau penguatan kelembagaan,
cenderung memperlihatkan metode indisipliner yang mencari
keragaman perspektif dalam proses belajar yang terstruktur dan
sistematis dan masyarakat memiliki peran untuk mengontrol atas
pelaksanaan keputusan-keputusan mereka, sehingga memiliki andil
dalam keseluruhan proses kegiatan.
g. Self mobilization (kemandirian) yaitu masyarakat mengambil inisiatif
sendiri secara bebas (tidak dipengaruhi pihak luar) untuk mengubah
sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki, masyarakat mengembangkan
kontak dengan Lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan
teknis dan sumber daya yang diperlukan dan masyarakat memegang
kendali atas pemanfaatan sumber daya yang ada dan atau digunakan.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat


Menurut Najib dalam Tanuwijaya, 2016: 7 menjelaskan bahwa

keberhasilan partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh (Rahayu, 2018:21-22):

a. Siapa penggagas partisipasi, apakah pemerintah pusat,


pemerintah daerah atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
b. Untuk kepentingan siapa partisipasi itu dilaksanakan, apakah
untuk kepentingan pemerintah atau untuk masyarakat.
c. Siapa yang memegang kendali, apakah pemerintah pusat,
pemerintah daerah, atau lembaga donor. Jika pemerintah
daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang
memegang kendali cenderung lebih berhasil. Hal ini
dikarenakan cenderung mengetahui permasalahan, kondisi dan
kebutuhan daerah atau masyarakatnya dibandingkan pihak luar.
d. Hubungan pemerintah dengan masyarakat, apakah ada
kepercayaan dari masyarakat terhadap pemerintahannya. Jika
hubungan ini baik, partisipasi akan lebih mudah dilaksanakan.
e. Kultural, daerah yang masyarakatnya memiliki tradisi dalam
berpartisipasi (proses pengambilan keputusan melalui
musyawarah) cenderung lebih mudah dan berlanjut.
f. Politik, kepemerintahan yang stabil serta menganut sistem yang
transparan, menghargai keragaman dan demokratis.
g. Legalitas, tersedianya (diupayakan) regulasi yang menjamin
partisipasi warga dalam pengelolaan pembangunan
(terintegrasi dalam sistem kepemerintahan di daerah).
h. Ekonomi, adanya mekanisme yang menyediakan akses bagi
warga miskin untuk terlibat atau memastikan bahwa mereka
akan memperoleh manfaat (baik langsung maupun tidak
langsung) setelah berpartisipasi.
i. Kepemimpinan, adanya kepemimpinan yang disegani dan
memiliki komitmen untuk mendorong serta melaksanakan
partisipasi, dapat dari kalangan pemerintah, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), masyarakat itu sendiri atau tokoh
masyarakat.
j. Waktu, penerapan partisipasi tidak hanya sesaat, tetapi
ditempatkan pada kurun waktu yang cukup lama.
k. Tersedianya jaringan yang menghubungkan antara warga
masyarakat dan pemerintah (forum warga).
Sejalan dengan beberapa faktor yang telah dijelaskan diatas, Haqqie

menyimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat (Haqqie, 2016:13), diantaranya:

a. Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat
yaitu, keinginan, motivasi, pendidikan, pekerjaan dan
penghasilan dari masyarakat itu sendiri

b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat yaitu peran serta pemerintah
daerah dan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. B
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tahap yang terakhir yaitu pengambilan kesimpulan mengenai Partisipasi Penangganan

Covid-19 di Desa Tawangsari Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo

B. Saran

Pada literatur review dinyatakan bahwa belum ada tatalaksana penanganan

yang baku pada pasien Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) maka disarankan

unutuk peneliti untuk meningkatkan dan kembangkan penelitian mengenai virus

ini lebih lanjut sehingga memberikan sumber informasi valid untuk

pengembangan tatalaksana COVID-19 demi mendukung upaya pemberantasan


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai