Anda di halaman 1dari 14

i

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ekonomi islam secara mendasar berbeda dari sistem ekonomi yang lain dalam hal
tujuan, bentuk, dan coraknya. Sistem tersebut berusaha memecah masalah ekonomi
manusia dengan cara menempuh jalan tengah antara pola yang ekstrem yaitu kapitalis &
komunis. Ekonomi islam adalah sistem ekonomi yang berdasar pada Al-Quran dan Hadits
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia di dunia dan akhirat (al-Falah).

Sistem ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang bebas, tetapi kebebasannya
ditunjukkan lebih banyak dalam bentuk kerjasama daripada dalam bentuk kompetisi
(persaingan). Karena kerjasama meupakan tema umum dalam organisasi sosial Islam.
Individualisme dan kepedulian sosial begitu erat terjalin sehingga bekerja demi
kesejahteraan orang lain merupakan cara yang paling memberikan harapan bagi
pengembangan daya guna seseorang dan dalam rangka mendapatkan ridha Allah SWT.
Jadi Islam mengajarkan kepada para pemeluknya agar memperhatikan bahwa perbuatan
baik (amal salih) bagi masyarakat merupakan ibadah kepada Allah dan menghimbau
mereka untuk berbuat sebaik-baiknya demi kebaikan orang lain. Ajaran ini bisa ditemukan
di semua bagian Al-Quran dan ditunjukkan secara nyata dalam kehidupan Nabi
Muhammad SAW sendiri. Sistem Ekonomi Islam tidak terlepas dari seluruh sistem ajaran
Islam secara integral dan komprehensif. Sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam
mengacu pada saripati ajaran Islam. Kesesuaian Sistem tersebut dengan Fitrah manusia
tidak ditinggalkan, keselarasan inilah sehingga tidak terjadi benturan- benturan dalam
Implementasinya, kebebasan berekonomi terkendali menjadi ciri dan Prinsip Sistem
Ekonomi Islam, kebebasan memiliki unsur produksi dalam menjalankan roda
perekonomian merupakan bagian penting dengan tidak merugikan kepentingan kolektif.
Al-Qur'an telah memberikan beberapa contoh tegas mengenai masalah-masalah
ekonomi yang menekankan bahwa ekonomi adalah salah satu bidang perhatian Islam.
"(Ingatlah) ketika Syu'aib berkata kepada mereka (penduduk Aikah): 'Mengapa kamu tidak
bertaqwa?' Sesungguhnya aku adalah seorang rasul yang telah mendapatkan kepercayaan
untukmu. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan ta'atilah aku. Aku sama sekali tidak
menuntut upah darimu untuk ajakan ini, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan Penguasa
seluruh alam. Tepatilah ketika kamu menakar dan jangan sampai kamu menjadi orang-

1
orang yang merugi. Timbanglah dengan timbangan yang tepat. Jangan kamu rugikan hak-
hak orang (lain) dan janganlah berbuat jahat dan menimbulkan kerusakan di muka bumi."
(Qs.26:177-183)
2. Rumusan Masalah
a. Apa saja aspek dasar dalam ekonomi Islam?
b. Apa prinsip ekonomi Islam?
c. Apa tujuan ekonomi Islam?
d. Bagaimana karakteristik ekonomi Islam?
3. Tujuan Pembahasan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Islam-II serta menambah
wawasan dan pemahaman kita mengenai Konsep Dasar Ekonomi Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masalah Dasar Ekonomi


Ilmu ekonomi pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dan
interaksi diantara manusia. Seluruh manusia tanpa memandang gender, suku bangsa,
agama, pendidikan, status sosial dan sebagainya, memiliki kebutuhan dan keinginan yang
tidak terbatas. Saat satu kebutuhan atau keinginan terpenuhi, akan muncul kebutuhan atau
keinginan berikutnya, demikian seterusnya. Disisi yang lain, sumber daya yang dimiliki
manusia untuk memenuhi seluruh kebutuhan dan keinginan tersebut adalah terbatas. Oleh
karena itu dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya, manusia
harus membuat pilihan-pilihan, yaitu kebutuhan atau keinginan yang mana yang harus
dipenuhi terlebih dahulu. Sehingga, ilmu ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu
yang mempelajari bagaimana manusia membuat pilihan- pilihan untuk menggunakan
sumber daya yang terbatas dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tidak
terbatas

Sebagai makhluk yang rasional, pilihan-pilihan yang dibuat oleh manusia tersebut
dibuat dengan mempertimbangkan tingkat kepuasan maksimal yang dapat dicapai dari
pilihan tersebut dengan mengalokasikan sumber daya terbatas yang dimilikinya secara
efisien. Misalnya, pada saat yang sama, seseorang perlu membeli pakaian yang baru dan
memperbaiki telepon genggam yang rusak, namun uang (sumber daya) yang dimilikinya
saat ini tidak cukup untuk melakukan kedua-duanya, sehingga ia harus memilih. Pilihan
yang akan diambil adalah pilihan yang memaksimalkan tingkat kepuasan yang akan
didapatnya dan pilihan tersebut. Setiap orang akan memiliki rasional (latar belakang) dan
pertimbangan sendiri (subyektif) dalam membuat pilihan-pilihan.

Dalam kondisi diatas, seseorang akan memilih membeli pakaian baru daripada
memperbaiki telepon genggam yang rusak jika ia merasa bahwa memiliki pakaian baru
saat ini adalah lebih penting daripada memperbaiki telepon genggam. Namun, orang yang
lain, jika dihadapkan pada kondisi yang sama, mungkin saja memilih memperbaiki telepon
genggam karena dianggap lebih mendesak daripada membeli pakaian baru. Tindakan yang
dilakukan manusia untuk memaksimalkan kepuasan atau keuntungannya disebut dengan
tindakan ekonomis.

3
Kondisi dimana sumber daya yang dimiliki manusia terbatas sedangkan kebutuhan dan
keinginan tidak terbatas memunculkan kondisi yang disebut dengan kelangkaan (scarcity).
Kelangkaan merupakan masalah ini atau masalah dasar ekonomi. Kelangkaan adalah suatu
keadaan dimana sesuatu produk baik barang atau jasa tidak tersedia dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi keinginan semua orang tanpa pengorbanan (dalam bahasa yang
lebih mudah: "tanpa perlu membayar" atau at zero price).
Tanpa adanya kelangkaan ilmu Ekonomi tidak akan ada. Ilmu Ekonomi membahas
diantaranya tentang produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa. Jika barang dan
jasa tersedia secara melimpah dan tidak terbatas (tidak langka), masyarakat akan
memproduksi, mendistribusikan, dan memproduksi seluruh barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat tanpa masyarakat harus membayar (gratis) atas apa yang
mereka peroleh. Selain itu, pilihan sebagai konsekwensi dari kelangkaan tidak pemah akan
ada.

Jadi bagaimana menentukan siapa yang akan memperoleh sesuatu tersebut? Jalan
keluarnya adalah dengan menetapkan harga atas sesuatu tersebut. Dengan kata lain, barang
atau jasa disebut langka jika memiliki harga yang harus dibayar jika seseorang ingin
mendapatkannya. Hampir seluruh barang dan jasa yang dikonsumsi oleh individu atau
masyarakat secara keseluruhan memiliki harga yang harus dibayar. Jadi hanya mereka
yang memiliki cukup uang (sumber daya) yang dapat memperoleh sesuatu tersebut.
Dengan kata lain, kelangkaan akan barang dan jasa mengakibatkan adanya seleksi untuk
memperoleh barang atau jasa tersebut. Barang-barang yang hanya dapat diperoleh dengan
melalui pengorbanan (membayar atau mengeluarkan biaya) disebut dengan barang- barang
ekonomis. Dengan kata lain, barang ekonomis adalah barang-barang yang memiliki harga
yang harus dibayar.

Hampir seluruh barang dan jasa yang dikonsumsi oleh individu atau masyarakat secara
keseluruhan memiliki harga yang harus dibayar. Mengapa diantara semua barang langka,
barang langka yang satu lebih tinggi harganya (lebih mahal) daripada yang lain? Hal ini
terjadi karena adanya perbedaan tingkat kelangkaan. Semakin langka suatu barang atau
jasa semakin tinggi harganya.

4
Masalah inti ekonomi berupa kelangkaan kemudian melahirkan masalah lain,
khususnya dalam lingkup suatu negara, yaitu bagaimana mengelola sumber daya yang
dimiliki yang jumlahnya terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tidak
terbatas dari seluruh penduduk suatu negara. Oleh karena itu, masalah ekonomi moderen
dirumuskan menjadi lebih spesifik, yaitu: Barang apa yang akan diproduksi, bagaimana
barang tersebut diproduksi, untuk siapa barang tersebut diproduksi (Sutatmi, 1997)

B. Tujuan Ilmu Ekonomi


Selanjutnya, manfaat dan tujuan mempelajari ilmu ekonomi adalah:
a. Memberikan masukan untuk pengambilan keputusan terhadap tindakan ekonomi
baik secara lokal, nasional, maupun global
b. Membantu pembuat kebijakan untuk memahami pola perilaku ekonomi masyarakat
c. Dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi berupa pemikiran tentang potensi
dan keterbatasan kebijakan ekonomi yang diambil oleh seorang pemimpin
d. Memberikan masukan dan kritik dalam pengambilan keputusan terkait tindakan-
tindakan ekonomi
e. Meningkatkan kepekaan seseorang terhadap situasi ekonomi baik secara lokal,
nasional, maupun global
f. Membantu pengambilan keputusan dalam prioritas kebutuhan yang ingin dipenuhi
g. Membantu memberikan pengertian pada potensi dan keterbatasan sebuah kebijakan
ekonomi

Beberapa tujuan mempelajari ilmu ekonomi diantaranya:


a. Mencari tahu benang merah antara peristiwa yang terjadi dengan
perekonomianTujuan mempelajari ilmu ekonomi adalah untuk mencari tahu
tentang pengertian dari hubungan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam proses
perekonomian. Dengan ilmu ekonomi, kita bisa mencari tahu apa hubungan antara
kejadian atau peristiwa peristiwa perekonomian yang ada.
b. Memanfaatkan ilmu ekonomi sebagai landasan dalam pengambilan keputusan
c. Ilmu ekonomi juga dapat digunakan untuk landasan pengambilan keputusan.
terutama masalah yang berkaitan dengan ekonomi baik di tataran lokal maupun
nasional.

5
d. Menciptakan kondisi yang kondusif dan baik untuk kemajuan perekonomian
e. Selain dua tujuan di atas, mempelajari ilmu ekonomi juga bertujuan untuk
menciptakan kondisi yang kondusif demi kemajuan perekonomian dalam
masyarakat. Dengan mempelajari ilmu ekonomi, pastinya semua pelaku ekonomi
mampu bersinergi dan bekerjasama dalam upaya menciptakan sebuah kondisi yang
baik dan kondusif.
f. Melatih kreativitas dalam berwirausaha dan mandiri
g. Tujuan mempelajari ilmu ekonomi lainnya adalah untuk melatih agar seseorang
dapat mengembangkan kreativitasnya untuk berwirausaha dan mandiri. Makanya
ilmu sangat disarankan untuk orang-orang yang ingin menjalan usaha. Pasalnya
ilmu ini pasti sangat dibutuhkan
C. Pengertian Ekonomi
Ekonomi atau economic dalam banyak literatur ekonomi disebutkan berasal dari bahasa
Yunani yaitu kata Oikos atau Oiku dan Nomos yang berarti peraturan rumah tangga.
Dengan kata lain pengertian ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal yang
berhubungan dengan perkehidupan dalam rumah tangga tentu saja yang dimaksud dan
dalam perkembangannya kata rumah tangga bukan hanya sekedar merujuk pada satu
keluarga yang terdiri dari suami isteri dan anak-anaknya. melainkan juga rumah tangga
yang lebih luas yaitu rumah tangga bangsa, negara dan dunia ( Putong : 2010 ).
Secara umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang
pengurusan sumber daya material individu, masyarakat,dan negara untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang prilaku dan
tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang
dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan
atau distribusi.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi ekonomi menurut beberapa ahli

a. Adam Smith
Ekonomi ialah penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan negara.
b. Pabrik LS.
Ekonomi adalah sains praktikal tentang Pengeluaran dan penagihan.
c. Abraham Maslow
Ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan
masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala

6
sumber ekonomiyang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu dalam
suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.
d. Hermawan Kartajaya
Ekonomi adalah platform dimana sektor industri melekat diatasnya.
e. Paul A. Samuelson
Ekonomi merupakan cara-cara yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya
untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai
komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat

D. Prinsip Ekonomi Islam


Prinsip-prinsip ekonomi islam membentuk keseluruhan kerangka, yang jika diibaratkan
sebagai sebuah bangunan Bangunan ekonomi islam didasarkan atas nilai universal, yakni :
tauhid (keimanan), 'adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintah), dan
ma'ad (hasil). Kelima nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun teori-teori ekonomi
islam.
Namun teori yang kuat dan baik tanpa diterapkan menjadi sistem, akan menjadikan
ekonomi islam hanya sebagai kajian ilmu saja tanpa memberi dampak pada kehidupan
ekonomi. Karena itu dari kelima nilai-nilai universal tersebut, di bangunlah tiga prinsip
derivatif yang menjadi ciri-ciri dan cikal bakal sistem ekonomi islami.
1. Tauhid
Tauhid merupakan fondasi ajaran islam. Dengan tauhid, manusia menyaksikan
bahwa "tiada sesuatu pun yang layak disembah selain Allah" dan "tidak ada pemilik
langit, bumi dan isinya, selain dari pada Allah" karena Allah adalah pencipta alam
semesta dan isinya dan sekaligus pemiliknya, termasuk pemilik manusia dan seluruh
sumber daya yang ada. Karena itu Allah adalah pemilik hakiki. Manusia hanya
diberi amanah untuk "memiliki" sementara waktu, sebagai ujian bagi mereka.
Dalam islam, segala sesuatu yang ada tidak diciptakan dengan sia-sia, tetapi
memiliki tujuan. Tujuan diciptakan nya manusia adalah untuk beribadah kepadanya.
Karena itu segala aktivitas manusia dalam hubungannya dengan alam dan sumber
daya serta manusia (mu'amalah) dibingkai dengan kerangka hubungan dengan
Allah. Karena kepada-Nya manusia akan mempertanggungjawabkan segala
perbuatan, termasuk aktivitas ekonomi dan bisnis.
2.  'Adl

7
Allah adalah pencipta segala sesuatu dan salah satu sifat-Nya adalah adil. Dia tidak
membeda-bedakan perlakuan terhadap makhluk-Nya secara dzalim. Manusia
sebagai khalifah dimuka bumi harus memelihara hukum Allah di bumi dan
menjamin bahwa pemakaian segala sumber diarahkan untuk kesejahteraan manusia,
supaya mendapat manfaat daripadanya secara adil dan baik. Dalam banyak ayat,
Allah memerintahkan manusia untuk berbuat adil. Islam mendefinisikan adil
sebagai "tidak mendzalimi dan tidak didzalimi." implikasi ekonomi dari nilai ini
adalah bahwa pelaku ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi
bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.
3. Nubuwwah
Sifat-sifat utama Nabi Muhammad Saw yang harus diteladani oleh manusia pada
umumnya dan pelaku ekonomi dan bisnis pada khususnya, adalah sebagai berikut:
a. Sidiq
Sifat sidiq (benar,jujur) harus menjadi visi hidup setiap muslim karena hidup
kita berasal dari Yang Maha Benar, maka kehidupan di dunia pun harus dijalani
dengan benar, supaya kita dapat kembali pada pencipta kita, yang maha benar.
b. Amanah
Amanah (tanggung jawab, dapat dipercaya, kredibilitas) menjadi misi hidup
setiap muslim. Karena seorang muslim hanya dapat menjumpai sang maha benar
dalam keadaan ridha dan diridhai, yaitu manakala menepati amanat yang telah
dipikulkan kepadanya. Sifat ini akan membentuk kredibilitas yang tinggi dan
sikap penuh tanggung jawab pada setiap individu muslim. Sifat amanah
memainkan peranan yang fundamental dalam ekonomi dan bisnis, karena tanpa
kreadibilitas dan tanggung jawa kehidupan ekonomi dan bisnis akan hancur.
c. Fathonah
Sifat fathonah (kecerdikan, kebijaksanaan, intelektualitas) dapat dipandang
sebagai strategi hidup setiap muslim. Karena untuk mencapai Sang Maha Benar,
seorang muslim harus mengoptimalkan segala potensi yang telah diberikan oleh-
Nya. Potensi yang paling berharga dan termahal yang hanya diberikan kepada
manusia adalah akal (intelektualita).
Implikasi ekonomi dan bisnis dari sifat ini adalah bahwa segala aktivitas harus
dilakukan dengan ilmu, kecerdasan dan optimalisasi semua potensi akal yang
ada untuk mencapai tujuan. Jujur, benar, kridibel dan bertanggung jawab saja

8
tidak cukup dalam berekonomi dan bisnis. Para pelaku harus pintar dan cerdik
supaya usahanya efektif dan efisien dan agar tidak menjadi korban penipuan.
d. Tabligh
Sifat tabligh (komunikasi, keterbukaan, pemasaran) merupakan teknik hidup
muslim karena setiap muslim mengemban tangung jawab dakwah, yakni
menyeru, mengajak, memberitahu. Sifat ini bila sudah mendarah daging pada
setiap muslim, apalagi yang bergerak dalam ekonomi dan bisnis, akan
menjadikan setiap pelaku ekonomi dan bisnis sebagai pemasar yang tangguh dan
lihai. Karena sifat tabligh merupakan prinsip ilmu komunikasi (personal maupun
massal), pemasaran, penjualan, periklanan, pembentukan opini massa, open
management, iklim keterbukaan, dan lain-lain.
4. Khilafah
Dalam Al-Qur'an Allah berfirman bahwa manusia diciptakan untuk menjadi
khalifah di bumi, artinya untuk menjadi pemimpin dan pemakmur bumi. Karena itu
pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin. Nabi bersabda: "setiap dari kalian
adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpin
nya". Ini berlaku bagi semua manusia, baik dia sebagai individu, kepala keluarga,
pemimpin masyarakat atau kepala keluarga. Nilai ini mendasari prinsip kehidupan
kolektif manusia dalam islam (siapa memimpin siapa). Fungsi utamanya adalah
untuk menjaga keteraturan interaksi (muamalah) antarkelompok termasuk dalam
bidang ekonomi agar kekacauan dan keributan dapat dihilangkan, atau dikurangi.
Dalam islam, pemerintah memainkan peranan yang kecil tetapi sangat penting
dalam perekonomian. Peran utamanya adalah untuk menjamin perekonomian agar
berjalan sesuai dengan syariah dan untuk memastikan tidak terjadi pelanggaran
terhadap hak-hak manusia. Semua ini dalam kerangka mencapai maqashid al-
syariah (tujuan-tujuan syariah), untuk memajukan kesejahteraan manusia. Hal ini
dicapai dengan melindungi keimanan, jiwa, akal, kehormatan, dan kekayaan
manusia.
5. Ma'ad
Walaupun sering kali diterjemahkan sebagai "kebangkitan", tetapi secara harfiah
ma'ad berarti "kembali". Dan kita semua akan kembali kepada Allah. Hidup
manusia bukan hanya didunia, tetapi berlanjut hingga alam akhirat. Pandangan yang
khas dari seorang muslim tentang dunia dan akhirat dapat dirumuskan sebagai :
"dunia adalah ladang akhirat". Artinya, dunia adalah wahana bagi manusia untuk

9
bekerja dan beraktivitas (beramal saleh), namun demikian, akhirat lebih baik dari
pada dunia. Karena itu Allah melarang manusia hanya untuk terikat pada dunia,
sebab jika dibandingkan dengan kesenangan akhirat, kesenangan dunia tidaklah
seberapa.
E. Tujuan Ekonomi Islam
Tujuan ekonomi islam adalah mashlahah (kemaslahatan) bagi umat manusia. Yaitu
dengan mengusahakan segala aktivitas demi tecapainya hal-hal yang berakibat pada
adanya kesejahteraan bagi manusia. Aktivitas lainnya demi mengapai kemaslahatan adalah
dengan menghindarkan diri dari segala hal yang membawa mafsadah(kerusakan) bagi
manusia.
Menjaga kemaslahatan bisa dengan dua cara, yaitu ( Fauzia : 2014)
1. Min haytsu al-wujud
Dengan cara mengusahakan segala bentuk aktivitas dalam ekonomi yang bisa
membawa kemaslahatan. Misalnya, ketika seseorang memasuki sektor industri, ia
harus selalu mempersiapakan beberapa strategi agar bisnisnya bisa berhasil
mendapat keuntungan yang baik, sehingga akan membawa kebaikan bagi banyak
pihak.
2. Min haytsu al-adam
Dengan cara memerangi segala hal yang bisa menghambat jalannya kemaslahatan
itu snediri. Misalnya, ketika seseorang memasuki sektor industri, ia harus
mempertimbangkan beberapa hal yang bisa menyebabkan bisnis tersebut bangkrut.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Aspek dasar ekonomi Islam : Aspek akidah, syariah, dan akhlak.
 Prinsip ekonomi Islam : Tauhid, adl, Nubuwah, Khilafah, Ma’ad.
 Tujuan ekonomi islam: mashlahah (kemaslahatan) bagi umat manusia.
 Karakteristik ekonomi islam :
 Islam menempatkan fungsi uang semata-mata sebagai alat tukar dan bukan sebagai
komoditi, sehingga tidak layak untuk diperdagangkan apalagi mengandung altern
ketidakpastian atau spekulasi (gharar).
 Riba dalam segala bentuknya dilarang bahkan dalam ayat Alquran tentang
pelarangan riba yang terakhir yaitu surat Al Baqarah ayat 278-279.
 Tidak memperkenankan berbagai bentuk kegiatan yang mengandung altern
spekulasi dan perjudian termasuk didalamnya aktivitas ekonomi yang diyakini akan
mendatangkan kerugian bagi masyarakat.
 Harta harus berputar (diniagakan) sehingga tidak boleh hanya berpusat pada
segelintir orang.

11
 Kegiatan ekonomi harus dilakukan secara transparan dan adil atas dasar suka sama
suka tanpa paksaan dari pihak manapun.
 Adanya kewajiban untuk melakukan pencatatan atas setiap transaksi khususnya
yang tidak bersifat tunai dan adanya saksi yang bisa.
 Zakat.

B. SARAN
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ika Yunia Fauzia, dan Abdul Kadir Riyadi, 2014, Prinsip Dasar Ekonomi Islam,
Jakarta: Kencana

M. Yatimin Abdullah, 2004, Studi islam kontemporer, Jakarta: Amzah

Muhammad, Pemikiran ekonomi islam, 2003, Yogyakarta: Ekonisia

Akhmad Mujahidin,2007, Ekonomi islam, Jakarta: Rajawali Press

Nurul Huda, Mustafa Edwin Nasution, Hnadi Risza Idris, dan Ranti Wilasih, 2008,
Ekonomi Makro Islam, Jakarta: Kencana

12

Anda mungkin juga menyukai