Anda di halaman 1dari 11

Perbandingan Prinsip-prinsip Ekonomi

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Pendidikan Agama Islam

Dosen:

Oleh:
Kelompok 5
Anwar Rijali 0516104072
Bayu Prasetyo Aji 0516104071
Dian Kurniati 0516104074
Fauzan Fadilahudin 0516104073
Saripulloh 0516104070

Universitas Widyatama
Teknik Industri Reguler B2
Kelas C
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekonomi didefinisikan sebagai pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan
yang berkaitan dengan upaya manusia baik individu maupun kelompok dalam
memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas. Definisi
lainnya sebagai studi mengenai individu dan/atau masyarakat dalam mengambil
keputusan dengan atau tanpa penggunaan uang yang digunakan untuk memproduksi
barang dan/atau jasa dengan sumber daya yang terbatas untuk dikonsumsi baik masa
sekarang maupun yang akan datang.
Dari definisi tersebut dipaparkan jika ekonomi sangat erat kaitannya dengan
upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun ada satu hal yang
menarik yaitu mengenai sumber daya yang terbatas. Perlu kita ketahui bahwa yang
menjadi tidak terbatas bukanlah kebutuhan manusia melainkan keinginan manusia.
Oleh karena itu untuk memenuhi keinginan manusia yang tidak terbatas itu diperlukan
alat pemuas kebutuhan. Alat pemuas kebutuhan dalam hal ini adalah sumber daya,
dalam Islam tidaklah mengenal sumber daya yang terbatas karena didalam Al-Qur’an
terdapat ayat yang mengatakan bahwa Allah SWT. telah menciptakan sesuatu dengan
kadar yang sempurna. Berkaitan dengan keinginan yang tidak terbatas, Islam
mengajarkan kepada kita bahwa prinsip konsumsi dalam Islam salah satunya yaitu
dilarang berbuat Israf (berlebih-lebihan).

1.2 Rumusan Masalah


1. Memaparkan sistem ekonomi pada umumnya.
2. Memaparkan materi sistem ekonomi Kapitalisme, Komunisme, dan
Sosialisme.
3. Memaparkan materi sistem ekonomi Islam.
4. Memaparkan materi Perbandingan Prinsip-prinsip Ekonomi.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Ekonomi Kapitalisme


Kapitalisme adalah sebuah system ekonomi dimana individu secara privat
melakukan kegiatan produksi, pertukaran barang, dan jasa pelayanan melalui
sebuah jaringan pasar dan harga yang kompleks. Kapitalisme menurut Karl Marx,
adalah sebuah sistem dimana pemilik modal menjadi penentu dari seluruh
kebijakan pasar dan harga barang dengan meminimalisir kerugian dan
memaksimalkan keuntungan. Pada abad 18 saat berkembang revolusi industri
banyak muncul para pemilik modal yang menguasai peralatan industri,
mempekerjakan manusia untuk menjalankan mesin. Tujuan kapitalisme adalah
biaya produksi yang murah dan keuntungan yang tinggi.
Ciri-ciri Kapitalisme :
1. Modal dan barang-barang yang digunakan sebagai proses produksi
dimiliki secara pribadi.
2. Aktivitas ekonomi secara bebas hanya ditentukan oleh penjualan dan
pembelian.
3. Pemilik modal bebas untuk menggunakan cara apa saja untuk
meningkatkan keuntungan maksimalnya dengan mendayagunakan
sumber daya produksi dan pekerjaannya.
4. Pengawasan Negara diupayakan seminimal mungkin, Negara sewaktu-
waktu dapat mengeluarkan kebijakan yang melindungi lancarnya
pelaksanaan dari sistem kapitalisme.

2.2 Sistem Ekonomi Komunisme


Komunisme adalah suatu sistem perekonomian di mana peran pemerintah
sebagai pengatur seluruh sumber-sumber kegiatan perekonomian. Setiap orang
tidak diperbolehkan memiliki kekayaan pribadi, sehingga nasib seseorang bisa
ditentukan oleh pemerintah. Semua unit bisnis mulai dari yang kecil hingga yang
besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan pemerataan ekonomi dan
kebersamaan. Namun tujuan sistem komunis tersebut belum pernah sampai ke
tahap yang maju, sehingga banyak negara yang meninggalkan sistem komunisme
tersebut. Sistem perekonomian komunisme, kita dapati pada berbagai negara
seperti di Rusia dan RRC.
Dalam sistem perekonomian komunis peranan pasar untuk menentukan arah
produksi hampir tidak ada. Bila sistem perekonomian kapitalisme dapat kita sebut
ekonomi pasar, maka sistem ekonomi komunis adalah ekonomi perintah, yang
bersifat totaliter dengan putusan-putusan ekonomi di buat oleh pusat. Dalam
sistem perekonomian komunis negaaralah yang menerangkan atau menetapkan
pada orang-orang perseorangan:
a. Dimana harus bekerja?
b. Pekerjaan apa yang harus dipilih?
c. Apa yang harus dimakan?
d. Apa yang harus dihasilkan?
e. Berapa tinggi harga harus di tetapkan?
f. Bagaimana menanam modal simpanan?

2.3 Sistem Ekonomi Sosialisme


Sistem ekonomi sosialisme merupakan bentuk resistensi dari sistem ekonomi
kapitalisme yang dituding sebagai penyebab tidak tercapainya kesejahteraan yang
merata. Ia adalah kebalikan dari sistem ekonomi kapitalisme yang sepenuhnya
menyerahkan siklus ekonomi pada mekanisme pasar yang berkembang.
Sedangkan dalam sistem ekonomi sosialisme, Pemerintah mempunyai andil besar
dalam mengatur roda perekonomian di sebuah negara. Mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai pengawasan terhadap rantai perekonomian masyarakat.
Penganut kedua sistem ini sama-sama mengklaim bahwa salah satu sistem lebih
baik dari yang lain, membuat rivalitas antar sistem ini menjalar ke berbagai aspek
kehidupan lainnya, mulai dari politik, sosial, budaya sampai pada gilirannya
berubah menjadi sebuah ideologi yang menjadi pedoman dan spirit dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pandangan sosialisme mulai nampak pada abad ke sembilan belas, mereka
telah mati-matian memerangi pandangan-pandangan ekonomi kapitalisme.
Munculnya sosialisme adalah akibat kedzaliman yang diderita masyarakat karena
sistem ekonomi kapitalisme serta beberapa kekeliruan yang terjadi di dalamnya.
2.4 Sistem Ekonomi Islam
Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang dijalankan berdasarkan
syariat Islam atau aturan-aturan Allah. Sistem ini bertitik tolak dari Allah,
bertujuan akhir pada Allah, dan menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat
Islam. Dalam segala kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia harus sesuai
dengan ketentuan Allah, baik dalam hal jual beli, simpan pinjam maupun
investasi.
Dalam Islam konsep kepemilikan harta, harta sepenuhnya adalah milik Allah
sementara manusia sebagai khalifah atas harta tersebut. Selain itu juga Islam
sangat melarang manusia melakukan tindakan Maisyir, Gharar, Haram, Dzalim,
Ikhtikar dan Riba.
a. Maisyir adalah suatu tindakan perjudian, yang berarti seseorang ingin
mendapatkan harta tanpa harus bersusah payah. Atau suatu pekerjaan
untuk memperkaya diri sendiri, akan tetapi dengan cara merugikan pihak
lain.
b. Gharar yaitu suatu tindakan penipuan yang dapat merugikan orang lain,
dimana dalam transaksi terdapat unsur- unsur tersembunyi yang
dilakukan oleh salah satu pihak untuk mendapatkan keuntungan. Gharar
berakibat sangat buruk, yaitu akan menimbulkan kebencian pada pihak
yang bertransaksi.
c. Haram yaitu hukum yang dijatuhkan pada suatu dzat atau benda, yang
dilarang untuk digunakan atau dikonsumsi karena dilarang oleh Allah,
baik dari barang itu sendiri maupun cara memperolehnya.
d. Dzalim yaitu tindakan yang merugikan orang lain, maupun menyakiti
orang lain untuk maksud tertentu. Karena dalam islam, sebauan transaksi
yang dilakukan harus atas dasar saling ridho, maka islam tidak
membenarkan hal ini.
e. Ikhtikar yaitu suatu kegiatan penimbunan barang, untuk maksud
memperoleh keuntungan yang besar dengan cara menahan suatu barang
dalam suatu keadaan dan akan memjualnya kembali pada saat harga
sedang melonjak.
f. Riba yaitu tambahan atas suatu transaksi yang dilakukan, biasanya dalam
utang piutang yaitu dalam bentuk bunga. Islam tidak membenarkan riba
dalam bentuk apapun, walaupun keduanya sama-sama rela, kecuali
dalam bentuk bonus atau bentuk terima kasih peminjam kepada yang
meminjami.

2.5 Perbandingan Prinsip-prinsip Ekonomi


Perbedaan umum antara ekonomi Islam dan Konvensional yang dapat
diterangkan dalam tabel berikut:

Ilmu Ekonomi Islam Ilmu Ekonomi Konvensional


Manusia sosial namun religius Manusia sosial
Menangani masalah dengan menentukan Menangani masalah sesuai dengan
prioritas keinginan individu
Pilihan alternative kebutuhan dituntun Pilihan alternative kebutuhan dituntun
dengan nilai Islam oleh kepentingan individu/egois
Sistem pertukaran dituntun oleh etika
Pertukaran dituntun oleh kekuatan pasar
Islami

Adapun perbedaan antara sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme dengan


sistem ekonomi islam dapat diterangkan dengan tabel dibawah ini :

Ekonomi Islam Ekonomi Kapitalis


Bersumber dari Al-qur’an, As-sunnah, Bersumber dari pikiran dan pengalaman
dan ijtihad manusia
Berpandangan dunia holistik Berpandangan dunia sekuler
Kepemilikan individu terhadap Kepemilikan individu terhadap
uang/modal bersifat nisbi modal/uang bersifat mutlak
Mekanisme pasar bekerja menurut Mekanisme pasar dibiarkan bekerja
maslahat sendiri
Kompetisi usaha dikontrol oleh syariat Kompetisi usaha bersifat bebas dan
melahirkan monopoli
Kesejahteraan bersifat jasmani, rohani, Kesejahteraan bersifat jasadiah
dan akal
Motif mencari keuntungan diakui lewat Motif mencari keuntungan diakui tanpa
cara-cara yang halal ada batasan yang berlaku
Pemerintah aktif sebagai pengawas, Pemerintah sebagai penonton pasif yang
pengontrol, dan wasit yang adil dalam netral dalam kegiatan ekonomi
kegiatan ekonomi
Pemberlakuan distribusi pendapatan Tidak dikenal distribusi pendapatan
secara merata

Ekonomi Islam Ekonomi Sosialis


Bersumber dari Al-qur’an, As-sunnah, Bersumber dari hasil pikiran manusia
dan ijtihad filsafat dan pengalaman
Berpandangan dunia holistik Berpandangan dunia sekuler ekstrim atau
atheis
Kepemilikan individu terhadap Membatasi bahkan menghapuskan
uang/modal bersifat nisbi kepemilikan individu atas modal
Mekanisme pasar bekerja menurut Perekonomian dijalankan lewat
maslahat perencanaan pusat oleh negara
Kompetisi usaha dikontrol oleh syariat Tidak berlaku mekanisme harga
melainkan disesuaikan dengan kegunaan
barang bagi masyarakat
Kesejahteraan bersifat jasmani, rohani, Negara berperan sebagai pemilik,
dan akal pengawas, dan penguasa utama
perekonomian
Motif mencari keuntungan diakui lewat Tidak mengakui motif mencari
cara-cara yang halal keuntungan
Pemerintah aktif sebagai pengawas, Pemerintah mengambil alih semua
pengontrol, dan wasit yang adil dalam kegiatan ekonomi
kegiatan ekonomi
Pemberlakuan distribusi pendapatan Menyamakan penghasilan dan
pendapatan individu

Dari point-point pemaparan tabel diatas, kita dapat melihat perbedaan yang
jelas antara ekonomi Konvensional dan ekonomi Islam sebagai berikut:
1. Ekonomi Islam mempunyai pedoman/acuan dalam kegiatan ekonomi
yang bersumber dari wahyu ilahi maupun pemikiran para mujtahid
sedangkan ekonomi konvensional didasarkan kepada pemikir yang
didasarkan kepada paradigma pribadi mereka masing-masing sesuai
dengan keinginannya, dalam ekonomi konvensional menilai bahwa
agama termasuk hukum syariah tidak ada hubungannya dengan kegiatan
ekonomi.
2. Dalam ekonomi Islam negara berperan sebagai wasit yang adil,
maksudnya pada saat tertentu negara dapat melakukan intervensi dalam
perekonomian dan adakalanya pun tidak diperbolehkan untuk ikut
campur, contohnya pada saat harga-harga naik, apabila harga naik
disebabkan karena ada oknum yang melakukan rekayasa pasar maka
pemerintah wajib melakukan intervensi sedangkan apabila harga naik
karena alamiah maka pemerintah tidak boleh ikut campur dalam
menetapkan harga, seperti yang diriwayatkan dalam hadits Nabi terkait
kenaikan harga. Dalam ekonomi konvensional, kapitalis tidak mengakui
peran pemerintah dalam perekonomian, dalam sosialis negara berperan
absolut dalam ekonomi sehingga tidak terdapat keseimbangan antara
kedua sistem tersebut.
3. Dalam ekonomi Islam mengakui motif mencari keuntungan tetapi
dengan cara-cara yang halal, dalam ekonomi kapitalis mengakui motif
mencari keuntungan tetapi tidak ada batasan tertentu sehingga sangat
bebas sesuai yang dilandasi dengan syahwat spekulasi dan spirit rakus
para pelaku ekonomi, dalam ekonomi kapitalis tidak mengakui motif
mencari keuntungan sama sekali sehingga keduanya tidak dapat berlaku
adil dalam ekonomi.

Berikut dalil-dalil serta hadist yang membahas perbandingan prinsip-prinsip ekonomi:


1. Surat An-Nisa ayat 29 membahas mengenai Riba.

4
2. Surat Al-Maidah ayat 8
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan adanya perbedaan-perbedaan sistem ekonomi tersebut tentunya dapat
disimpulkan bahwa krisis ekonomi yang sering terjadi ditengarai adalah ulah dari
sistem ekonomi konvensional. Karena ekonomi konvensional selalu
mengedepankan sistem bunga sebagai instrumen provitnya. Hal ini jauh berbeda
dengan yang ditawarkan sistem ekonomi syariah, dengan instrumen provitnya
yaitu dengan cara bagi hasil.
Sistem ekonomi Islam sangat berbeda dengan ekonomi kapitalis, sosialis
maupun komunis, ekonomi Islam bukan pula berada di tengah-tengah dari ketiga
sistem ekonomi itu. Sangat bertolak belakang dengan kapitalis yang lebih bersifat
individu, sosialis yang memberikan hampir semua tanggung jawab kepada
warganya serta komunis yang ekstrim, ekonomi Islam menetapkan bentuk
perdagangan serta perkhidmatan yang boleh dan tidak boleh di transaksikan.
Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh
masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha.

3.2 Saran
Tentunya dengan pemaparan materi diatas mari mempelajari kembali
bagaimana cara bertransaksi ekonomi secara baik, yang tidak merugikan banyak
pihak dan membuat kesenangan berlebih pada diri sendiri. Alangkah baiknya jika
kita dapat memilah sistem secara baik dan terumus dalam kegiatan sehari-hari.

5
DAFTAR PUSTAKA

[1]
, diakses pada tanggal 30 November 2016 jam 11.21
[2] , diakses pada tanggal 12 Januari 2017 jam 15.51
[3] , diakses pada tanggal 12 Januari 2017 jam 12.51

Anda mungkin juga menyukai