Anda di halaman 1dari 4

Kebebasab Ekonomi Islam

PENDAHULUAN
Agama dengan ekonomi mempunyai hubungan satu dengan lainnya.Cakupan
agama adalah perilaku manusia dalam semua tahap dan aspeknya.Hal ini
termasuk dalam ekonomi.Telah disebutkan dalam Al-Quran dan juga hadis
nabi,hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi.Ini menegaskan bahwa konsep
dasar ekonomi telah dijelaskan dalam islam.Dalam islam pula telah diberi
kebebasan dalam melakukan kegiatan ekonomi asal sesuai dengan Al-Quran dan
Hadis.
Sejak permulaan islam di Makkah,bahkan sebelum terbentuknya masyarakat
muslim di Madinah,ayat Al-Quran sudah menampilkan pandangan islam
mengenai hubungan antara agama dan keimanan terhadap adanya Allah dan
Hari Kiamat,disatu pihak,dan perilaku ekonomi dam system ekonomi,di pihak
lain.
A.Pengertian Ekonomi Islam
Sebelum kita membahas kebebasan ekonomi dalam islam,terlebih dulu kita
harus mengerti arti kebebasan, ekonomi, dan ekonomi islam itu sendiri.
Kebebasan berasal dari kata dasar bebas yang memiliki beberapa pengertian
seperti lepas sama sekali, lepas dari tuntutan, tidak dikenakan hukuman, tidak
terikat atau terbatas oleh aturan-aturan dan merdeka.
Ekonomi adalah pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan yang berkaitan
dengan upaya manusia secara perseorangan, kelompok dalam memenuhi
kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber yang terbatas.
Ekonomi Islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum economic yang
disimpulkan dari Al-Quran dan As-Sunah dan merupakan bangunan
perekonomian yang didirikan atas dasar tersebut sesuai dengan lingkungan dan
masanya.
Dalam Al-Quran dan Hadis telah dijelaskan prinsip-prinsip tentang kegiatan
perekonomian yang sesuai untuk setiap saat dan tempat ataupun yang harus
mengikuti perkembangan yang ada.Hal terpenting dalam ekonomi islam adalah
hubungannya dengan agama islam,baik sebagai akidah maupun syariat.
Berdasarkan keterangan tersebut,tidak selayaknya kita mempelajari ekonomi
islam terlepas dari kaidah dan syariat islam karena system ekonomi islam
merupakan bagian dari syariat dan erat hubungannya dengan akidah sebagai
dasar.
Hubungan ekonomi islam dengan akidah misalnya dalam pandangan islam
kepada seluruh alam yang dititahkan untuk patuh dan mengabdi kepada
manusia,dan tampak pula dalam masalah halal dan haram.Hubungan ekonomi
islam dengan akidah dan syariat itulah yang menyebabkan kegiatan ekonomi
dalam islam berbeda dengan kegiatan ekonomi menurut sistem-sistem hasil
penemuan manusia,menyebabkan memiliki sifat pengabdian dan cita-cita yang
luhur,dan menyebabkan memiliki pengawasan atas pelaksanaan kegiatan ini
dengan pengawasan sebenarnya.

B.Ekonomi menurut Islam


Kegiatan ekonomi menurut islam bukanlah menciptakan persaingan yang tidak

sehat, monopoli, ataupun sikap mementingkan diri sendiri dengan usaha


mengumpulkan semua harta kekayaan dunia dan mencegahnya dari orang
lain.seperti yang terjadi dalam lingkungan sistem ekonomi penemuan
manusia.Akan tetapi cita-citanya adalah merealisasikan kekayaan, kesejahteraan
hidup, dan keuntungan umum bagi seluruh masyarakat disertai niat
melaksanakan hak khalifah dan mematuhi perintah Allah SWT.
Konsep ekonomi menurut islam mengambil suatu kaidah terbaik antara dua
pandangan yang ekstrim(kapitalis dan komunis)dan mencoba untuk membentuk
keseimbangan di antara keduanya. Yang pasti berdasarkan Al-Quran dan Hadis.
Al-Quran dan Sunnah adalah sumber asasi bagi sistem keuangan islam.
Islamisasi keuangan public menjadikan Al-Quran sebagai sumber pertama,
sedangkan perkataan atau perbuatan yang keluar dari Rosul dianggap sebagai
sumber kedua bagi keuangan public islam, entah itu perkataan atau perbuatan
yang muncul dari dirinya sendiri atau dari sebagian sahabatnya dan ditetapkan
Nabi melalui cara diam, atau tidak mengingkarinya.
Selama keuangan publik islam muncul dari dua sumber mendasar itu yaitu AlQuran dan Sunnah, maka seharusnya ia bergerak dalam kerangka ajaran dari
kedua sumber ini, menghalalkan apa yang dihalalkan Allah dan Rosul-Nya, untuk
itu sumber pendapatan publiknya harus baik, dialokasikan secara benar, dan
dikumpulkan dengan adil.
Dasar-dasar ekonomi islam:
1. Bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera baik di dunia dan di
akhirat,tercapainya pemuasan optimal berbagai kebutuhan baik jasmani maupun
rohani secara seimbang,baik perorangan maupun masyarakat.Dan untuk itu alat
pemuas dicapai secara optimal dengan pengorbanan tanpa pemborosan dan
kelestarian alam tetap terjaga.
2. Hak milik perorangan diakui sebagai usaha dan kerja secara halal dan
dipergunakan untuk hal-hal yang halal pula.
3. Dilarang menimbun harta benda dan menjadikannya terlantar.
4. Dalam harta benda itu terdapat hak untuk orang miskin yang selalu
meminta,oleh karena itu harus dinafkahkan, sehingga dicapai pembagian rizki.
5. Pada batas tertentu,hak milik relative tersebut dikenakan zakat.
6. Perniagaan diperkenankan akan tetapi riba dilarang.
7. Tiada perbedaan suku dan keturunan dalam bekerjasama dan yang menjadi
ukuran perbedaan adalah prestasi kerja.
C.Sejarah Kebebasan Ekonomi di Kalangan Umat Muslim
Sepanjang sejarah umat Muslim,kebebasan ekonomi sudah dijamin dengan
berbagai tradisi masyarakat dan dengan sistem hukumnya. Nabi saw.tidak
bersedia menetapkan harga-harga walaupun pada saat harga itu melambung
tinggi. Ketidaksediaan itu didasarkan atas prinsip tawar-menawar secara suka
rela dalam perdagangan yang tidak memungkinkan pemaksaan cara-cara
tertentu agar penjual menjual barang-barang mereka dengan harga lebih rendah
daripada harga pasar selama perubahan-perubahan itu disebabkan oleh faktorfaktor nyata dalam permintaan dan penawaran yang tidak dibarengi dengan
dorongan-dorongan monopolik maupun monopsonik. Lebih dari itu,Nabi
berusaha sungguh-sungguh untuk memperkecil kesenjangan informasi di pasar

ketika beliau menolak gagasan untuk menerima para produsen pertanian


sebelum mereka sampai di pasar dan mengetahui benar apa yang ada di sana.
Beliau sangat tegas dalam mengatasi masalah penipuan dan monopoli,sehingga
beliau menyamakan keduanya dengan dosa-dosa paling besar dan kekafiran.
Menurut Ibnu Taimiyah ,individu-individu sepenuhnya berhak menyimpan harta
milik mereka,dan tidak ada seorang pun berhak mengambil semua atau
sebagian daripadanya tanpa persetujuan mereka secara bebas,kecuali dalam
hal-hal tertentu di mana mereka diwajibkan melepas hak-hak tersebut.
D.Kebebasan Ekonomi Menurut Islam,Tujuan dan Batas-Batasnya
Islam mengakui kebebasan ekonomi,tidak mengingakari atau
mengesampingkannya seperti yang dilakukan oleh ekonomi sosialis,namun tidak
melepaskannya tanpa kendali seperti yang dilakukan ekonomi kapitalis. Sikap
islam sejak semula adalah adil dan lurus.
Pada saat islam mengakui kebebasan ekonomi,ia menentukan ikatanikatan,dengan tujuan merealisasikan dua hal:
1. Agar kegiatan ekonomi berdasarkan hukum menurut pandangan Islam.
2. Terjaminnya hak negara dalam ikut campur,baik untuk mengawasi kegiatan
ekonomi terhadap individu-individu maupun untuk mengatur atau melaksanakan
beberapa macam kegiatan ekonomi yang tidak mampu ditangani oleh individuindividu atau tidak mampu mengeksploitasinya dengan baik.
o Kegiatan Ekonomi harus berdasarkan Syariat
Kemerdekaan individu dalam melaksanakan kegiatan ekonomi terikat oleh
kewajiban menempatkan kegiatan ini diatas hukum menurut pandangan Islam.
Setiap kegiatan ekonomi itu ada hukumnya menurut Islam,kecuali yang telah
oleh nash sebagai haram. Demikian itu sesuai dengan kaidah, Segala sesuatu
pada asalnya adalah boleh. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT :




Artinya:

Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untukmu.
Dialah
Ketentuan-ketentuan tentang haramnya kegiatan ekonomi lebih sedikit jika
dibandingkan dengan kegiatan ekonomi yang dibolehkan yang merupakan
hukum aslinya kegiatan ekonomi.
Orang yang memperhatikan kegiatan ekonomi yang diharamkan Islam, akan
berkesimpulan bahwa macam-macam yang diharamkan itu benar-benar
menyimpang dari jalan fitrah yang sehat. Macam-macam kegiatan ekonomi yang
diharamkan ini adakalanya terdiri atas sogokan atau penyalahgunaan pengaruh
dan kekuasaan atau penipuan terhadap sesama manusia atau merampas harta
mereka secara batal atau menghukumi sendiri dalam soal kebutuhan-kebutuhan
pokok hidup mereka maupun menggunakan kesempatan dari kondisi mereka
yang sangat fakir dan membutuhkan.
Dalam hal ini Allah berfirman:



Artinya:
Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara
kamu dengan jalan yang batal dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta
itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta itu dengan
jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui.
Dengan mengharamkan cara-cara tersebut di atas dalam kegiatan ekonomi,

Islam mempunyai tiga macam tujuan, yaitu:


1. Mengapa hubungan-hubungan ekonomi manusia agar berdiri di atas landasan
gotong royong saling cinta dan kasih, kejujuran dan keadilan, sebagai ganti dari
saling membenci, perselisihan, penganiayaan, penipuan dengan segala
akibatnya.
2. Menumbuhkan landasan tersebut di atas sebagai ganti dari penggunaan caracara eksploitasi yang menyebabkan manusia memperoleh harta tanpa jerih
payah.
3. Menutup lubang-lubang yang akan menyebabkan terpusatnya kekayaan pada
tangan beberapa individu saja. Cara-cara usaha yang dibolehkan syariat pada
umumnya akan menbawa pada keuntungan yang seimbang dan logis. Adapun
keuntungan-keuntungan yang mencolok dan kekayaan yang terlampau besar
pada umumnya berasal dari cara-cara usaha yang berdasarkan syariat. Di balik
pengharamannya Islam menerapkan cara-cara semacam ini untuk
merealisasikan persesuaian antara kesempatan-kesempatan dan cara
penyelesaian atas faktor-faktor terpenting, yakni hal yang sering menyebabkan
hilangnya keseimbangan ekonomi dalam masyarakat.

PENUTUP
o Kesimpulan
Dari paparan makalah di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa Kebebasan
Ekonomi dalam Islam diperbolehkan asal sesuai dengan Al-Quran dam Hadis.
Islam tidak melarang persaingan dalam perdagangan, tapi persaingan itu harus
sehat, tidak seperti ekonomi sosialis yang mengatur semua perekonomian di
tangan Negara sehingga persaingan tidak ada. Namun, tidak pula
mempersilakan persaingan sebebas-bebasnya atau dapat dikatakan tanpa
campur tangan pemerintah seperti ekonomi kapitalis. Karena ada hal yang tidak
bisa diatur oleh individu, melainkan harus di atur oleh pemerintah.
Cita-cita dari Ekonomi Islam adalah merealisasikan kekayaan, kesejahteraan
hidup, dan keuntungan umum bagi seluruh manusia.
Dalam kebebasan ekonomi dalam Islam, ditentukan ikatan-ikatan dengan tujuan
merealisasikan dua hal:
1. Agar kegiatan ekonomi berdasarkan hukum menurut pandangan Islam.
2. Terjaminnya hak negara dalam ikut campur,baik untuk mengawasi kegiatan
ekonomi terhadap individu-individu maupun untuk mengatur atau melaksanakan
beberapa macam kegiatan ekonomi yang tidak mampu ditangani oleh individuindividu atau tidak mampu mengeksploitasinya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Assal, Ahmad Muhammad dan Karim, Fathi Ahmad Abdul. Sistem, Prinsip dan
Tujuan Ekonomi Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia. 1999.
Kahf, Monzer. Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadap Fungsi Ekonomi Islam).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1995.
Muhammad, Qutb Ibrahim. Bagaimana Rasulullah Mengelola Ekonomi, Keuangan
dan Sistem Administrasi. Jakarta: Gaung Persada Perss. 2007.
www. Google. Com. Memaknai Kebebasan. 02-04-2010.
www. Google. Com. Islam dan Ekonomi. 21-03-2010.

Anda mungkin juga menyukai