Anda di halaman 1dari 9

Modul 9 Pendidikan Pancasila

Hukum Dasar (2)


Disusun Oleh: Gadis Ranti, S.H., M.Kn

MODUL 9
HUKUM DASAR (2)

Capaian Pembelajaran

Kompetensi Umum:
- Setelah mengikuti matakuliah ini, mahasiswa semester 1 (satu) mampu menjelaskan
UUD 1945 sebagai Hukum Dasar
-Setelah mengikuti matakuliah ini, mahasiswa semester 1 (satu) mampu melaksanakan nilai-
nilai yang terdapat dalam setiap sila-sila dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
-Setelah mengikuti matakuliah ini, mahasiswa semester 1 (satu) mampu mengubah sikap dan
perilakunya selama ini yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila dan menjadi pribadi yang
berkarakter Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia.

Kompetensi Softskills:
Setelah mengikuti matakuliah ini, mahasiswa semester 1 (satu) mahasiswa yang mampu
mengapresiasi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan
bangsa, serta penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat
berlandaskan Pancasila untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan eksternal
masyarakat Indonesia.

Kemampuan Akhir:
Mahasiswa mampu menjelaskan dinamika pelaksanaan UUD 1945 dan Amandemen UUD
1945

A. Dinamika Pelaksanaan UUD 1945


A.1. Masa Berlakunya
UUD 1945 berlaku di Indonesia dalam dua kurun waktu:
a. Sejak Tanggal 18 Agustus 1945 sampai dengan 17 Agustus 1950
 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 1945 UUD diberlakukan surut
satu hari, mulai tanggal 17 Agustus 1945
Modul 9 Pendidikan Pancasila
Hukum Dasar (2)
Disusun Oleh: Gadis Ranti, S.H., M.Kn

 Meskipun tanggal 27 Desember 1949 bentuk negara berubah menjadi Negara


Serikat (RIS) yaitu negara Republik Indonesia yang ber-ibu kota di Yogyakarta
b. Sejak diumumkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai sekarang

A.2. Penyimpangan terhadap Undang-Undang Dasar 1945


Penyimpangan UUD 1945 pada awal kemerdekaan, antara lain:
1. Keluarnya Maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 16 Oktober 1945 yang
mengubah fungsi KNIP dari pembantu menjadi badan yang diserahi kekuasaan
legislative dan ikut serta menetapkan GBHN sebelum terbentuknya DPR, MPR, dan
DPA.
2. Keluarnya Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 yang mengubah sistem
pemerintahan presidensial menjadi sistem pemerintahan parlementer.

Penyimpangan UUD 1945 pada masa Orde Lama, misalnya:


1. Kekuasaan Presiden dijalankan secara sewenang-wenang, hal ini terjadi karena
kekuasaan MPR, DPR, dan DPA yang pada waktu itu belum dibentuk dilaksanakan
oleh Presiden.
2. MPRS menetapkan Presiden menjadi Presiden seumur hidup, hal ini tidak sesuai
dengan ketentuan mengenai masa jabatan Presiden.
3. Pimpinan MPRS dan DPR diberi status sebagai menteri, dengan demikian, MPR dan
DPR berada dibawah Presiden.
4. Pimpinan MA diberi status menteri, ini merupakan penyelewengan terhadap prinsip
bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka.
5. Presiden membuat penetapan yang isinya semestinya diatur dengan undang-undang
(yang harus dibuat bersama DPR), dengan demikian Presiden melampaui
kewenangannya.
6. Pembentukan lembaga negara yang tidak diatur dalam konstitusi, yaitu, Front
Nasional.
7. Presiden membubarkan DPR; padahal menurut konstitusi, Presiden tidak bisa
membubarkan DPR.

Sedangkan, penyimpangan UUD 1945 pada masa Orde Baru meliputi, antara lain:
Modul 9 Pendidikan Pancasila
Hukum Dasar (2)
Disusun Oleh: Gadis Ranti, S.H., M.Kn

1. Terjadi pemusatan di tangan Presiden, sehingga pemerintahan dijalankan secara


otoriter.
2. Berbagai lembaga kenegaraan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, hanya melayani
keinginan pemerintah (Presiden).
3. Pemilu dilaksanakan secara tidak demokratis, pemilu hanya menjadi sarana untuk
mengukuhkan kekuasaan Presiden, sehingga Presiden terus menerus dipilih kembali.
4. Terjadi monopoli penafsiran Pancasila, ditafsirkan sesuai keinginan pemerintah untuk
membenarkan tindakan-tindakannya.
5. Pembatasan hak-hak politik rakyat, seperti hak berserikat, berkumpul, dan
berpendapat.
6. Pemerintahan campur tangan terhadap kekuasaan kehakiman, sehingga kekuasaan
kehakiman tidak merdeka.
7. Pembentukan lembaga-lembaga yang tidak terdapat dalam konstitusi, yaitu kopkamtib
yang kemudian menjadi Bakorstanas.
8. Terjadi Korupsi Kolusi Napolisme (KKN) yang luar biasa parahnya sehingga bisa
merusak segala aspek kehidupan, dan berakibat pada terjadinya krisis multimensi.

Sebagai usaha untuk mengembalikan kehidupan negara yang berkedaulatan rakyat


berdasarkan UUD 1945, salah satu aspirasi yang terkandung dalam semangat reformasi
adalah melakukan amandemen terhadap semangat UUD 1945. Untuk itu sebagai
landasan kosntitusionalnya MPR telah mengeluarkan seperangkat ketetapan:
1. Pencabutan Tap MPR tentang Referendum (Tap.No VIII/MPR/1988)
2. Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden (Tap. No.XIII/MPR/1998)
3. Pernyataan Hak Asasi Manusia (Tap. No. XVIII/MPR/1998)
4. Pencabutan Tap MPR No II Tentang P-4 dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila
Sebagai dasar Negara (Tap No.XVIII/MPR/1998)
5. Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan (Tap No.
III/MPR/2000)

B. Amandemen UUD 1945


B.1 Alasan dilakukannya amandemen
Modul 9 Pendidikan Pancasila
Hukum Dasar (2)
Disusun Oleh: Gadis Ranti, S.H., M.Kn

a) Secara filosofis, pertama karena UUD 1945 adalah moment opname dari berbagai
kekuatan politik dan ekonomi yang dominant pada saat dirumuskanya konstitusi ini.
Setelah beberapa tahun kemudian pasti terdapat berbagai perubahan baik di tingkat
nasional maupun internasional. Hal tersebut tentu belun terdapat didalam UUD 1945
karena pada saat itu perubahan belum mampak. Kedua sesuai dengan kodrat manusia
bahwa manusia tidak ada yang sempurna jadi, semua yang dikerjakannya pasti ada
kesalahan dan kekurangannya.
b) Aspek historis, karena awalnya pembuatan UUD 1945 bersifat sementara,
sebagaimana yang dinyatakan oleh ir.Soekarno, dalam rapat pertama tanggal 18
agustus 1945, yang menyatakan. “… tuan-tuan semuanya tentu mengerti bahwa
undang-undang dasar yang kita buat sekarang ini adalah undang-undang dasar
sementara. Kalau boleh saya memakai perkataa “ini adalah undang-undang daar
kilat”, nanti kalau kita telah bernegara dalan suasana yang lebih tenteram, kita tentu
akan mengumpulkan kembali MPR yang dapat membuat undang-undang dasar yang
lebih lengkap dan sempurna …”. Dari ungkapan Soekarno tersebut dapat disimpulkan
bahwa UUD 1945 dibuat dengan tergesa-gesa karena untuk melengkapi kebutuhan
berdirinya Negara baru yaitu Indonesia.
c) Secara subtansif, UUD 1945 banyak sekali mengandung kelemahan. Hal ini dapat
diketahui antara lain; pertama, kekuasaan eksekutif terlalu besar tanpa disertai checks
and balances, sehingga UUD 1945 biasa disebut executive heavy dimana presiden
memjadi pusat kekuasaan dengan berbagai hak prerogatif; kedua, rumusan ketentuan
UUD 1945 sebagian besar bersifat sederhana, umum, bahkan tidak jelas sehigga
menimbulkan multitafsir; ketiga, UUD 1945 terlalu menekankan pada semangat atau
iktikad baik orang yang menjadi penyelenggara Negara. Ini dapat dilihat dari bunyi
penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa “yang sangat penting dalam pemerentahan
dan dalam hal hidupnya Negara ialah semangat, semangat para penyelenggara Negara
…”; keempat, UUD 1945 terlalu banyak memberi atribut kewenangan kepada leslatif
masalah-masalah penting dalam UU seperti tentang lembaga-lembaga Negara, HAM,
kekuasaan kehakiman, pemerintahan daerah, dan sebagainya.
d) Secara yudiris, para perumus UUD 1945 sudah menunjukkan kearifan bahwa apa
yang mereka lalukan ketika UUD 1945 tentu akan berbeda kondisinya di masa yang
akan datang dan mungkin suatu saat akan mengalami perubahan. Hal tersebut dapat
Modul 9 Pendidikan Pancasila
Hukum Dasar (2)
Disusun Oleh: Gadis Ranti, S.H., M.Kn

ditinjau bahwa mereka (perumus UUD 1945) membuat pasal tentang perubahan
didalam UUD 1945, yaitu pasal 37.

B.2 Proses Amandemen


Amandemen Pertama
Tanggal penetapan 19 Oktober 1999. Pasal-pasal yang mengalami perubahan
dan penambahan, yaitu: pasal 5 (1) , pasal 7, pasal 9, pasal 13(2), pasal 14, pasal 15, pasal
17(2) dan (3), pasal 20, pasal 21. Pasal-pasal yang diubah untuk mengurangi kekuasaan
presiden.
Pelaksanaan amandemen pertama terhadap UUD 1945 berdasarkan hasil rapat
paripurna sidang umum MPR-RI ke-12 tanggal 10 Oktober 1999, yang kemudian
disahkan pada tanggal 19 Oktober 1999 memiliki dasar sebagai berikut:
Dasar politis:
Mempelajari, menelaah, dan mempertimbangkan dengan seksama dan sungguh- sungguh
hal-hal yang bersifat mendasar yang dihadapi rakyat, bangsa dan negara.
Dasar yuridis
Menggunakan kewenangan bedasarkan pasal 37 UUD 1945

Amandemen Kedua
Tanggal penetapan 18 Agustus 20002. Pasal-pasal yang mengalami perubahan
dan penambahan, yaitu :
a. pasal 18 l. pasal 28A
b. pasal 18A m. Pasal 28B
c. pasal 18C n. pasal 28D
d. pasal 19 o. pasal 28C
e. pasal 20 (5) p. pasal 28E
f. pasal 20A q. pasal 28F
g. pasal 22A r. pasal 28G
h.pasal 22B s. pasal 28H
i. pasal 25E t. pasal 28I
j. pasal 26 (2) dan (3) u. pasal 28J
k. pasal 27 (3) v. pasal 30
Modul 9 Pendidikan Pancasila
Hukum Dasar (2)
Disusun Oleh: Gadis Ranti, S.H., M.Kn

w. pasal 36A y. pasal 39C


x. pasal 36B
Pasal-pasal yang di ubah dan ditambahkan mengatur tentang:
a. Pemda
b. wilayah Negara
c. DPR
d. WNI/penduduk
e. HAM
f. Hankam
g. Lambang Negara
h. Lagu kebangsaan

Amandemen Ketiga
Tanggal penetapan 10 nopember 2001.pasal pasal yang mengalami perubahan
dan penambahan, yaitu :
a. pasal 1 (2) dan (3) m. pasal 22E (1) s/d (5)
b. pasal 3 (1) (3) dan (4) n. pasal 23 (1) s/d (3)
c. pasal 6 (1) dan (2) o. pasal 23A
d. pasal A (1) (2) (3) da (5) p. pasal 23C
e. pasal 7A q. pasal 23E (1) s/d (3)
f. pasal 7B (1) s/d (7) r. pasal 23F (1) dan (2)
g. pasal 7C s. pasal 23G (1) dan 2
h. pasal 8 (1) da (2) t. pasal 24 (1) dan (2)
i. pasal 11 (2) dan (3) u. pasal 24A (1) s/d(5)
j. pasal 17 (4) v. pasal 24B (1) s/d (4)
k. pasal 22C (1) s/d (4) w. pasal 24C (1) s/d (6)
l. pasal 22D (1) s/d (4)
Pasal-pasal yang diubah dan ditambahkan mengatur tentang:
a. Kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut UUD.
b. Negara Indonesia adlah Negara hukum
c. Wewenang MPR
d. Kepresidenan
Modul 9 Pendidikan Pancasila
Hukum Dasar (2)
Disusun Oleh: Gadis Ranti, S.H., M.Kn

e. Pembentukan mahkamah konstitusi


f. Pelaksanaan perjanjian internasional
g. DPR
h. Pemilu untuk memilih DPR,DPD, dan Presiden/wakil Presiden
i. APBN
j. BPK
k. Kekuasaan kehakiman
Amendemen Keempat
Tahap penetapan 10 Agustus 2002. Pasal-pasal yang mengalami perubahan
dan penambahan. Yaitu :
a. Pasal 2 (1)
b. Pasal 6A (4)
c. Pasal 8 (3)
d. Pasal 11 (1)
e. Pasal 16
f. Pasal 23B
g. Pasal 23D
h. Pasal 24 (3)
i. Pasal 31 (1) s/d (4)
j. Pasal 32 (1) dan (2)
k. Pasal 33 (4) dan (5)
l. Pasal 34 ( 1) s/d (4)
m. Pasal 37 (1) s/d (5)
n. Aturan peralihan pasal I,II,dan III
o. Aturan penambahan pasal I dan II
Pasal-pasal yang diubah dan ditambahkan mengatur tentang:
a. MPR
b. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
c. Mekanisme pemilihan jika Presiden dan Wakil Presiden berhalangan tetap
d. Persetujuan pembuatan perjanjian internasional
e. Penghapusan DPA
f. Penetapan mata uang dan pembentukan bank sentral
Modul 9 Pendidikan Pancasila
Hukum Dasar (2)
Disusun Oleh: Gadis Ranti, S.H., M.Kn

g. Badan-badan yang memegang kekuasaan kehakiman


h. Hak dan kewajiban warga Negara dalam hal pendidikan dan kebudayaan
i. Perekonomian nasional dan kesejahteraan social.
j. Mekanisme perubahan UUd 1945
k. Aturan peralihan (pasal III ) tentang pembentukan Mahkamah Konstitusi
l. Aturan tambahan (pasal I) tentang tugas MPR untuk meninjau status hokum Ketetapan
MPRS dan MPR untuk diambil putusan pada siding MPR tahun 2003
m. Aturan tambahan (pasal II ) tentang isi UUd 1945 yang terdiri atas Pembukaan dan pasal-
pasal.

Beberapa hal pokok yang menjadi isi konstitusi Negara RI berdasarkan UUD 1945 yang telah
diamandemen sebagai berikut:
1. Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang bentuk pemerintahannya republik (pasal 1
ayat1)
2. Kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar ( pasal 1 ayat
2)
3. Negara Indonesia menganut pembagian kekuasaan dengan adanya tiga lembaga Negara,
yaitu lembaga legislative, eksekutif, dan yudikatif ( pasal 2,4,19, dan 22 C)
4. Lembaga legislative terdiri atas Majelis permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan
Perwakilan Rakyat ( DPR), dan Dewan Perwakilan Daera
5. h (DPD) (pasal 2, 9, 22 C)
6. Lembaga eksekutif adalah Presiden dan Wakil Presiden
7. Lembaga Yudikatif terdiri atas Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi (pasal 24)
8. Indonesia memakai system pemerintahan yang presidensial dengan presiden sebagai
keapala Negara dan kepala pemerintahan (pasal 4)
9. Presiden Republik Indonesia dipilih langsung oleh rakyat untuk masa jabatan lima tahun
dan sesudahnya dapat dipilih kembali sekali (pasal 6A ayat 1 pasal 7)
10. Parlemen terdiri atas Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah
(DPD). Anggota DPR dipilih oleh rakyat melalui pemilu, sedang anggota DPD dipilih
dari masing –masing propinsi melalui pemilu (pasal 19 dan pasal 22C)
Modul 9 Pendidikan Pancasila
Hukum Dasar (2)
Disusun Oleh: Gadis Ranti, S.H., M.Kn

11. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) berwenang mengubah dan menetapkan undang-
undang dasa, melantik presiden dan wakil, serta memberhentikan, presiden dan wakil
presiden dalm masa jabatannya ( pasal 2 Ayat 1, 2 , dan 3)
12. Mahkamah agung dan badan-badan peradilan dibawahnya menjalankan fungsi peradilan
(pasal 24 ayat 2).
13. Mahkamah konsitusi bertugas menguji undang-undnag terhadap UUD (yudical review),
memutuskan sengketa kewenangan antar lembaga Negara, memutus pembubaran partai
politik dan memutus sengketa hasil pemilu. ( pasal 24C ayat 1)
14. Selain lembaga-lembaga diatas, terdapat Dewan Pertimbangan, Badan Pemeriksa
Keuangan, Tentara Nasional Indonesia, Dan Kepolisian Republik Indonesia, Pemerintah
Daerah sebagai lembaga otonom yang menyelenggarakan kekuasaan pemerintah di daerah

Anda mungkin juga menyukai