Anda di halaman 1dari 4

KELAS VII

BAB II
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai
sumber hukum tertinggi

Materi pertemuan 1 :
1. Konstitusi terbagi menjadi dua, yaitu konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis.
Konstitusi tertulis adalah aturan-aturan pokok dasar negara, bangunan negara dan tata negara
yang mengatur perikehidupan satu bangsa di dalam persekutuan hukum negara. Konstitusi
tidak tertulis disebut juga konvensi, yaitu kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul
dalam sebuah negara. Contoh konvensi dalam ketatanegaraan Indonesia antara lain
pengambilan keputusan di MPR berdasarkan musyawarah untuk mufakat, pidato Presiden
setiap tanggal 16 Agustus 1945 di depan sidang paripurna DPR, dan sebelum MPR
bersidang, Presiden telah menyiapkan rancangan bahan-bahan untuk sidang umum MPR
yang akan datang itu Menurut ECS WADE bahwa konstitusi adalah naskah yang
memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan
menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut. Di dalam negara yang menganut
paham demokrasi, Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi
kekuasaan pemerintahan agar penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.
Dengan demikian, diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindung. Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945 di tetapkan oleh PPKI pada hari Sabtu 18 Agustus
1945, satu hari setelah Proklamasi. Naskah UUD 1945 pertama kali dipersiapkan oleh
BPUPKI. Hal itu dilakukan pada masa sidang kedua tanggal 10 Juli sampai dengan 17 Juli
1945, saat itu dibahas hal-hal teknis tentang bentuk negara dan pemerintahan baru yang akan
dibentuk.
2. UUD juga dapat diartikan sebagai hukum dasar yang tertulis dan sumber tertib hukum
tertinggi dalam negara Indonesia, yang mana memuat tentang hak asasi manusia, hak dan
kewajiban warga negara, pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara dan pembagian
kekuasaan negara, wilayah negara dan pembagian daerah, kependudukan dan
kewarganegaraan, keuangan dan negara.
3. UUD 1945 sebagai Hukum Dasar Tertulis
a. UUD 1945 mempunyai kekuatan untuk mengikat:
1) Pemerintah
2) Lembaga-lembaga negara/Pemerintah
3) Lembaga-lembaga Masayrakat
4) Warga negara/penduduk
b. UUD 1945 berisikan norma-norma, aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan dasar
c. UUD 1945 merupakan hukum tertinggi bila dibandingkan dengan peraturan-
peraturan/perundang-undangan lainnya.
d. UUD 1945 merupakan sumber hukum dari semua peraturan/perundang-undangan
4. Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan (Tap MPR No. III/MPR/2000)
a. Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945)
b. Ketetapan MPR (Tap MPR)
c. Undang-Undang (UU)/Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang (PERPU)
d. Peraturan Pemerintah (PP)
e. Keputusan Presiden (Kepres)
f. Peraturan Daerah (Perda) tingkat provinsi
g. Peraturan Daerah (Perda) tingkat kabupaten
Materi Pertemuan II :
1. Perumusan UUD Negara Republik Indonesia dalam Sidang Kedua BPUPKI.
a. Tiga panitia kecil yang dibentuk dalam sidang kedua BPUPKI!
 Panitia perancang Undang-Undang Dasar, ketua Ir. Soekarno.
 Panitia perancang kuangan dan perekonomian, ketua Mohammad Hatta.
 Panitia perancang pembela tanah air, ketua Abikusno Tjokosoejoso
b. Keanggotaaan Panitia Perancang UUD?
 Panitia perancang UUD membentuk panitia kecil yang diketuai oleh Soepomo.
 Lalu, panitia penghalus bahasa yang terdiri dari Djajaningrat, Salim dan Soepomo.
c. Hubungan antara Panitia Perancang Undang-Undang Dasar dengan Panitia Kecil
Perancang Undang-Undang Dasar?
Hubungannya adalah Panitia Kecil Perancang UUD yang dibentuk oleh Panitia
Perancang UUD melakukan pembahasan rancangan batang tubuh UUD dan melaporkan
kembali hasil pekerjaannya kepada ketua Panitia Perancang UUD, yaitu Ir. Soekarno.
d. Isi materi pembahasan sidang kedua BPUPKI sesuai dengan tanggal sidang?
 Pada tanggal 11 Juli 1945, membentuk tiga panitia kecil, yaitu panitia perancang
UUD, panitia perancang keuangan dan perekonomian, dan panitia perancang
pembelaan tanah air.
 Tanggal 14 Juli 1945, panitia perancang (UUD Ir. Soekarno) melaporkan hasil
pembahasannya.
 Tanggal 15 Juli 1945, anggota BPUPKI membahas rancangan UUD dari hasil
panitia perancang UUD.
 Tanggal 16 Juli 1945, naskah UUD diterima oleh seluruh anggota BPUPKI
Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar, pada tanggal 13 Juli 1945
berhasil membahas beberapa hal dan menyepakati antara lain ketentuan tentang
Lambang Negara, Negara Kesatuan, sebutan Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan
membentuk Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri atas Djajadiningrat, Salim, dan
Soepomo. Pada tanggal 14 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang dengan agenda
”Pembicaraan tentang pernyataan kemerdekaan”. Panitia Perancangan Undang-undang
Dasar melaporkan hasilnya. Pada sidang tanggal 15 Juli 1945 dilanjutkan dengan acara
”Pembahasan Rancangan Undang-Undang Dasar”. Ir. Soekarno memberikan penjelasan
tentang naskah yang dihasilkan dan mendapatkan tanggapan dari Moh. Hatta, lebih
lanjut Soepomo, sebagai Panitia Kecil Perancang Undang- Undang Dasar, diberi
kesempatan untuk memberikan penjelasan terhadap naskah Undang-Undang Dasar.
Naskah Undang-Undang Dasar akhirnya diterima dengan suara bulat pada Sidang
BPUPKI tanggal 16 Juli 1945. Selain itu juga, diterima usul-usul dari panitia keuangan
dan Panitia Pembelaan Tanah Air
2. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melaksanakan sidang pada tanggal 18
Agustus 1945. Dalam persidangan PPKI tanggal 18 Agustus 1945, di hasilkan keputusan
sebagai berikut. a. Mengesahkan UUD 1945. b. Menetapkan Ir. Soekarno sebagai
presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden Republik Indonesia. c. Membentuk
Komite Nasional Indonesia Pusat Empat perubahan pada perubahan rumusan pembukaan
UUD naskah Piagam Jakarta dan rancangan batang tubuh UUD hasil sidang kedua adalah
sebagai berikut : a. Kata Mukaddimah diganti dengan kata Pembukaan. b. Sila pertama,
yaitu Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi
pemelukpemeluknya” diganti dengan rumusan ”Ketuhanan Yang Maha Esa” c.
Perubahan pasal 6 UUD yang berbunyi ”Presiden ialah orang Indonesia asli yang
beragama Islam” menjadi ”Presiden ialah orang Indonesia asli.” d. Pasal 28 UUD 1945
yang berbunyi ”Negara berdasar atas Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at
Islam bagi pemelukpemeluknya” diganti menjadi pasal 29 UUD 1945 yang berbunyi
”Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”
Materi Pertemuan 3 :
"Amandemen adalah usulan perubahan atau penambahan di dalam undang-undang yang
dibicarakan oleh DPR."
lima kesepakatan dasar atas perubahan Undang-Undang Dasar 1945
yaitu tidak mengubah pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan republik Indonesia
1945, tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempertegas sistem
pemerintahan presidensial, menghilangkan penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945, dan hal-hal normatif pada Penjelasan akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal.
Tahap Perubahan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sudak diamandemen sebanyak
empat kali.
Perubahan tersebut dilakukan sejak tahun 1999 hingga 2002, dilakukan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Berikut tujuan adanya amandemen UUD NRI Tahun 1945:
1. Menghilangkan sejumlah pasal yang dapat memicu perbedaan.
2. Supaya UUD NRI Tahun 1945 lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat.
3. Supaya pasal-pasal di dalam UUD NRI Tahun 1945 sesuai dengan perkembangan zaman.
"Di Indonesia UUD NRI Tahun 1945 sudah empat kali mengalami amandemen sejak tahun
1999 hingga 2002."
Hasil Perubahan
1. Amandemen Pertama
Perubahan pertama UUD NRI Tahun 1945 ditetapkan pada 19 Oktober 1999 dalam Sidang
Umum MPR.
Fokus perubahan pada amandemen pertama ini adalah masa kekuasaan presiden yang
sebelumnya dianggap berlebihan.
Melalui amandemen ini, masa jabatan presiden dan wakil presiden maksimal hanya dua kali
jabatan saja atau selama sepuluh tahun.
Adapun sembilan pasal yang ditetapkan pada amandemen ini adalah Pasal 5 ayat (1), Pasal 7,
Pasal 9 ayat (1) dan (2), Pasal 13 ayat (1) dan (2), Pasal 14 ayat (1) dan (2), Pasal 15, Pasal 17
ayat (2) dan (3), pasal 20 ayat (1) sampai (4), dan Pasal 21.
2. Amandemen Kedua
Kemudian, terjadi amandemen kembali yang dilakukan pada 18 Agustus 2000 di sidang tahunan
MPR.
Terdapat sejumlah lima bab dan 25 pasal yang diubah pada amandemen kedua ini.
Aturan yang diubah dan ditambahkan antara lain adalah pemilihan DPR secara langsung, peran
dan fungsi DPR, wewenang dan posisi pemerintah daerah, serta adanya bab tersendiri yang
mengatur HAM.
"Amandemen pertama UUD NRI Tahun 1945 berfokus pada masa jabatan presiden yang
diubah maksimal menjadi dua periode saja."
3. Amandemen Ketiga
Amandemen ketiga UUD NRI Tahun 1945 ditetapkan pada 9 November tahun 2001 dalam
siding tahunan.
Amandemen jetiga ini berfokus pada kepresidenan, bentuk kedaulatan negara, kewenangan
MPR, keuangan negara, pemakzulan, dan kekuasaan kehakiman.
4. Amandemen Keempat
Lalu, amandemen keempat UUD NRI Tahun 1945 ditetapkan pada 10 Agustus 2002 dalam
sidang tahunan MPR.
Hasil perubahan ini di antaranya adalah bidang perekonomian, pendidikan, dan aturan peralihan
dan tambahan.
Dalam bidang pendidikan, pemerintah setidaknya harus menyediakan anggaran minimal 20%
dari anggaran negara untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Materi Pertemuan ke-4 :


Apabila ditinjau berdasarkan aspek sistematika, maka Undang-Undang Dasar sebelum
amandemen terdiri atas tiga bagian, yakni:
Pembukaan (preambule)
Batang tubuh
Penjelasan
Kemudian Undang-Undang Dasar mengalami perubahan atau amandemen yang menjadikannya
terdiri atas dua bagian, yaitu:
Pembukaan (preambule)
Pasal-pasal
Berikut poin-poin amandemen Undang-Undang Dasar 1945:
1. Sebelum amandemen :
Bab: : 16
Pasal: 37
Ayat: 49
Aturan Peralihan: 4 Pasal
Aturan Tambahan: 2 Ayat
2. Sesudah amandemen :
Bab: 21
Pasal: 73
Ayat: 170
Aturan Peralihan: 3 Pasal
Aturan Tambahan: 2 Pasal

Anda mungkin juga menyukai