Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 4

ZAKIAH WINOLA SAFITRI

FIROH RAMADANI ZAHRATI

TUZARI OPCESA IKHWAN SIDIQ


A. PERUMUSAN DAN PENGESAHAN UNDANG-UNDANG
DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
1. Hakikat Konstitusi dan Undang Undang Dasar
a. Pengertian Konstitusi
Kata Konstitusi diserap dari bahasa Inggris yang berasal dari bahasa Latin consitute yang berarti
'menetapkan' dan 'mendirikan'. Konstitusi memiliki tujuan dalam memberikan pengawasan terhadap
kekuasaan politik selain itu, konstitusi memberikan batasan bagi pemerintah dalam menjalankan
tugasnya.
Konstitusi dalam arti luas terdiri dari konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis. Konstitusi
tertulis dapat berupa hukum dasar tertulis, yaitu UUD. Adapun konstitusi tidak tertulis berupa
konvensi (kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul dalam sebuah negara). Salah satu contoh
konvensi adalah MPR mengambil keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa UUD termasuk bagian dari konstitusi.
Sementara, dalam arti sempit, konstitusi adalah hukum dasar tertulis, yaitu UUD. UUD antara lain
memberikan panduan tentang cara pemerintahan akan dibentuk, para pemimpin dipilih, kedudukan
lembaga-lembaga negara, dan hak dan kewajiban negara.
b. Kedudukan konstitusi
Hampir semua negara di dunia ini memiliki konstitusi.Tiap konstitusi tersebut disusun dengan
tujuan, bentuk, dan isi berbeda. Namun, tiap konstitusi mempunyai kedudukan resmi atau
formal yang relatif sama, yaitu sebagal hukum dasar dan hukum tertinggi.
1) Konstitusi sebagai hukum dasar
Konstitusi memiliki kedudukan sebagai hukum dasar karena berisi berbagai aturan mengenal
hal-
hal mendasar dalam kehidupan negara. Aturan ini termasuk mengenal lembaga-lembaga
negara dan peraturan perundang-undangan beserta Isinya.
2) Konstitusi sebagai hukum tertinggi
Sebagai hukum tertinggi dalam tata hukum, konstitusi memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan
aturan- aturan lain. Dengan demikian, semua aturan yang dikeluarkan tidak boleh bertentangan
dengan konstitusi.

C. Tujuan konstitusi
Menurut Jimly Asshiddiqie (2010), konstitusi merupakan hukum yang paling tinggi tingkatannya.
Kedudukan konstitusi sebagai hukum tertinggi juga bertujuan memastikan terwujudnya tujuan tertinggi.
Tujuan tertinggi tersebut adalah sebagai berikut.
1) Menghadirkan keadilan (Justice).
2) Memberi ketertiban (order).
3) Perwujudan nilai-nilai Ideal seperti kemerdekaan atau kebebasan (freedom), serta kemakmuran
dan kesejahteraan (prosperity and welfare) bersama sebagaimana dirumuskan sebagai tujuan
bernegara oleh para pendiri negara atau para perumus undang-undang dasar Adapun menurut
Maurice Hauriou, tujuan konstitusi adalah untuk menjaga keseimbangan antara ketertiban,
kekuasaan,dan kebebasan (Asshiddiqie, 2010).

d. Fungsi Konstitusi
Sebagai sebuah dokumen kenegaraan, konstitusi memiliki fungsi sebagai berikut.
1) Menentukan dan membatasi kekuasaan negara
Di dalam tiap konstitusi, umumnya diatur pembagian kekuasaan negara, lembaga-lembaga negara (pemerintah)
pemegang masing-masing kekuasaan itu, serta batas- batas kekuasaan dan hubungan antarlembaga negara.

2) Menjamin hak-hak asasi warga negara


Di dalam konstitusi juga umum dicantumkan berbagai ketentuan mengenal pengakuan dan penjaminan hak-hak
asasi warga negara Jaminan atas hak asasi harus diwujudkan negara dengan cara melindungi setiap hak asasi
warga negara. Oleh karena itu, konstitusi juge berfungsi sebagai menjamin hak-hak asasi warga negara.
Proses perumusan UUD untuk Negara Indonesia dilakukan sebelum
Indonesia merdeka oleh Dokuritsu Junbi Coosakal atau Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) Secara khusus, rancangan
UUD dibahas oleh BPUPK pada sidang keduanya tanggal 10 sampai 15 Juli
1945. Pada persidangan tersebut, BPUPK membentuk panititia-panitia kecil,
antara lain Panitia Hukum Dasar (diketuai oleh Soekarno) Panitia Pembelaan
Tanah Air (diketuai oleh Raden Abikbesna Tjokrospejoso), dan Panitia
Ekonomi dan Keuangan (diketual oleh Mohammad Hatta). Pada 11 Juli 1945,
Panitia Hukum Dasar yang beranggotakan 19 orang kemudian menggelar
sidang. Hasil kesepakatan sidang tersebut adalah sebagai berikut.
a Membentuk Panitia Perancang "Declaration of Rights" yang beranggotakan A, Subarjo, Sukiman, dan Parada Harahap.
b. Bentuk negara kesatuan atau unitaris.
c. Kepala negara di tangan satu orang yaitu presiden.

Panitia Hukum Dasar kemudian membentuk panitia kecil lagi, yaitu Panitia Perancang Undang-Undang Dasar Tugasnya
merancang isi UUD. Panitia ini beranggotakan tujuh orang, yaitu Supomo, Wongsonegoro, Achmad Subardjo, A. A.
Maramis, Panji Singgih, Agus Salim, dan Sukiman. Panitia ini diketual Supomo.
Keesokan harinya BPUPK menggelar sidang pleno yang beragendakan Pembacaan tentang pernyataan kemerdekaan
Panitia Hukum Dasar melaporkan hasil kerjanya. Ada tiga hal pokok yang disampaikan dalam laporannya, yaitu sebagai
berikut:

a.Pernyataan Indonesia merdeka.


b. Pembukaan undang-undang dasar.
c. Batang tubuh undang-undang dasar yang kemudian dinamakan sebagal "Undang-Undang Dasar, yang meliputi isinya:
1) wilayah negara Indonesia adalah sama dengan belas wilayah Hindia-Belanda, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara
(sekarang adalah wilayah Sabah dan wilayah Serawak di negara Malaysia, serta wilayah Brunel Darussalam), Papua, Timor-
Portugis (sekarang wilayah negara Timor Leste) dan pulau-pulau di sekitarnya.
2) bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan.
3) bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik.
4) bendera nasional Indonesia adalah Sang Saka Merah Putih, dan
5) bahasa nasional Indonesia adalah bahasa Indonesia.
a. Pembentukan PPKI
Pada 7 Agustus 1945 BPUPK dibubarkan. Selanjutnya, dibentuk Dokuritsu Junbi Inkal atau Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Ada beberapa tugas PPKI, yaitu meresmikan Pembukaan (Preambul) dan
Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945, mempersiapkan pemindahan kekuasaan dari pihak pemerintah
pendudukan militer Jepang kepada bangsa Indonesia serta mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan masalah ketatanegaraan bagi Negara Indonesia. Dengan demikian, pada dasarnya PPKI melanjutkan
pekerjaan yang telah dirintis oleh BPUPK.

b. Keanggotaan PPKI
PPKI terdiri atas 21 orang yang dipilih oleh Marsekal Hisalchi Terauchi, dengan rincian 12 orang dari
Jawa, 3 orang dari Sumatera, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Sunda Kecil
(Bali dan Nusa Tenggara), 1 orang dari Maluku, dan 1 orang dari golongan Tionghoa. Namun, ternyata
ada 6 orang anggota yang ditambahkan tanpa sepengetahuan Jepang. Penambahan anggota ini
membuktikan bahwa PPKI Jepang tidak dapat mengintervensi jalannya sidang PPKI.
C. Sidang Pertama PPKI (18 Agustus 1945)
Pada 18 agustus 1945, PPKI menggelar sidang pertamanya Salah satu agendanya adalah menetapkan
dan mengesahkan rancangan UUD. Proses pengesahan UUD berlangsung singkat yaitu kurang lebih dua jam.
Sidang Pertama PPKI menghasilkan keputusan sebagai berikut.

1) Menetapkan dan mengesahkan UUD NRI Tahun 1945.


2) Memilih dan mengangkat Soekarno sebagai Presiden dan Mahammad Hatta sebagai Wakil Presiden Republik
Indonesia.
3) Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), yang berfungsi membantu Presiden dan Waakil
Presiden sebelum terbentuknya lembaga-lembaga negara sebagaimana diamanatkan dalam
UUD NRI Tahun 1945.

Sebelum disahkan, PPKI melakukan perubahan tertentu pada rancangan UUD yang dihasilkan BPUPK
Beberapa perubahan di antaranya sebagai berikut.

Mengganti istilah hukum dasar menjadi "undang-undang dasar".


1) Kata "Mukadimah" yang terdapat dalam "Plagam Jakarta" diganti dengan kata "Pembukaan".
2)Mengubah kalimat "dalam suatu hukum dasar" menjadi "dalam suatu undang-undang dasar".
3) Dalam alinea keempat Piagam Jakarta, Pambukaan terdapat rumusan Pancasila sila pertama yang berbunyi:
"Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Kalimat tersebut diusulkan
untuk diganti dengan "Ketuhanan Yang Maha Esa".
4) Pada alinea keempat yang tercantum sila kedua Pancasila yang berbunyi, "Menurut kemanusiaan yang adil dan
beradab diganti menjadi, "Kemanusiaan yang adil dan beradab.
5)Usulan perubahan yang terdapat dalam rencana undang-undang dasar, yaitu sebagai berikut,
a)Pasal 6 Ayat (1), "Presiden lalah orang Indonesia asli yang beragama Islam", diubah menjadi "Presiden ialah
orang Indonesia asli".
b) Pasal 29 Ayat (1). "Negara berdasar atas ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya diubah menjadi "Negara berdasarkqn atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Selain itu, UUD NRI Tahun 1945 yang ditetapkan dalam sidang
pertama PPKI ini melalui dua tahap, yakni sebagai berikut.
1) Pengesahan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang terdiri atas
empat alinea.
2) Pengesahan Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945 yang terdiri atas
16 bab, 37 pasal, 4 pasal Aturan
Peralihan,dan 2 ayat aturan tambahan.

UUD NRI Tahun 1945 kemudian dilengkapi dengan bagian penjelasan.


Bagian Penjelasan tersebut dilampirkan dalam Berita Republik
Indonesia. Tahun II No. 7 tanggal 15 Februari 1946. Jadi, secara legkap,
UUD NRI Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh, dan
Penjelasan.
1) Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
Memuat prinsip-prinsip pokok kenegaraan yang terdiri dari empat alinea, yaitu tujuan
negara, bentuk negara dan rumusan Pancasila sebagai dasar negara.

2) Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945


Terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan. Batang
tubuh merupakan rangkaian kesatuan pasal yang bulat dan terpadu.

3) Penjelasan UUD NRI Tahun 1945


Penjelasan resmi UUD NRI Tahun 1945 disusun oleh Supomo. Dalam Penjelasan UUD NRI Tahun
1945, terdapat tujuh kunci pokok sistem pemerintah negara, yaitu sebagai berikut:
a) Rechtstaat
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (rechtstaat). Bukan berdasarkan kekuasaan belaka
(machstaat).
b) Sistem konstitusional
Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar) yang tidak bersifat absolut
(Kekuasaan yang tidak tak terbatas)
c) Kekuasaan negara yang tertinggi berada di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
d) Penyelenggara pemerintah negara tertinggi adalah presiden di bawah majelis.

Anda mungkin juga menyukai