DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 : ANGGIE, HESTI, FAZRA,
LULU, KEYZIA, ALISA, ALVINO
KELAS : VII - I
Sehari pasca kemerdekaan, tepatnya pada 18 Agustus 1945, UUD 1945 berhasil
disahkan sebagai konstitusi melalui Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI)
Sebagai negara yang berdasar atas hukum, tentu saja eksistensi UUD 1945
sebagai konstitusi di Indonesia mengalami sejarah yang panjang hingga
akhirnya dapat diterima sebagai landasan hukum bagi implementasi
ketatanegaraan di Indonesia.
Dalam sejarahnya, UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni 1945
oleh badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang beranggotakan 21 orang, diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Moh,
Hatta sebagai wakil ketua dengan 19 orang anggota.
Mereka terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa, 3 orang dari Sumatra dan masing-
masing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil. BPUPKI ditetapkan
berdasarkan maklumat gunseikan nomor 23 bersamaan dengan ulang tahun
Tenno Heika pada 29 April 1945.Badan ini kemudian menetapkan tim khusus
yang bertugas menyusun konstitusi bagi Indonesia merdeka, yang kemudian
dikenal dengan nama UUD’1945.
Janji tersebut antara lain berisi “sejak dari dahulu, sebelum pecahnya
peperangan asia timur raya, Dai Nippon sudah mulai berusaha membebaskan
bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah hindia belanda. Tentara Dai
Nippon serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut,
maupun udara, untuk mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda”.
Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagai
saudara muda serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus
ikhlas di semua bidang, sehingga diharapkan kelak bangsa Indonesia siap
untuk berdiri sendiri sebagai bangsa Asia Timur Raya. Namun janji hanyalah
janji, penjajah tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih lama menindas dan
menguras kekayaan bangsa Indonesia.
Setelah Jepang dipukul mundur oleh sekutu, Jepang tak lagi ingat akan janjinya.
Setelah menyerah tanpa syarat kepada sekutu, rakyat Indonesia lebih bebas dan
leluasa untuk berbuat dan tidak bergantung pada Jepang sampai saat kemerdekaan
tiba.
Menurut seorang sarjana hukum, E.C.S Wade Undang-Undang Dasar adalah naskah
yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari badanbadan pemerintahan
suatu negara dan menentukan pokok- pokok cara kerja badan-badan tersebut. Di
dalam negara yang menganut paham demokrasi, Undang-Undang Dasar mempunyai
fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintahan agar penyelenggaraan
kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-hak
warga negara akan lebih terlindung. Gagasan ini disebut dengan Konstituasionalisme.
"Paduka Tuan Ketua! Undang-Undang Dasar negara mana pun tidak dapat
dimengerti sungguh-sungguh maksudnya Undang-Undang Dasar dari suatu
negara, kita harus mempelajari juga bagaimana terjadinya teks itu, harus
diketahui keterangan-keterangannya dan juga harus diketahui dalam suasana
apa teks itu dibikin.
Dengan demikian kita dapat mengerti apa maksudnya. Undang-undang yang
kita pelajari, aliran pikiran apa yang menjadi dasar Undang-undang itu. Oleh
karena itu, segala pembicaraan dalam sidang ini yang mengenai rancangan-
rancangan Undang Undang Dasar ini sangat penting oleh karena segala
pembicaraan di sini menjadi material, menjadi bahan yang historis, bahan
interpretasi untuk menerangkan apa maksudnya Undang-Undang Dasar ini,"
Ir. Soekarno, sebagai Ketua PPKI, dalam sambutan pembukaan sidang dengan
penuh harapan mengatakan sebagai berikut (Sekretariat Negara Republik
Indonesia, 1995:413).
"Saya minta lagi kepada Tuan-tuan sekalian, supaya misalnya mengenai hal
Undang-Undang Dasar, sedapat mungkin kita mengikuti garisgaris besar yang
telah dirancangkan oleh Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai dalam sidangnya yang
kedua. Perobahan yang penting-penting saja kita adakan dalam sidang kita
sekarang ini. Urusan yang kecil-kecil hendaknya kita ke sampingkan, agar
supaya kita sedapat mungkin pada hari ini pula telah selesai dengan pekerjaan
menyusun Undang-Undang Dasar dan memilih Presiden dan Wakil Presiden."
Harapan Soekarno di atas mendapatkan tanggapan yang sangat baik dari para
anggota PPKI. Moh. Hatta yang memimpin jalannya pembahasan rancangan
Undang-Undang Dasar dapat menjalankan tugasnya dengan. cepat. Proses
pembahasan berlangsung dalam suasana yang penuh rasa kekeluargaan,
tanggung jawab, cermat dan teliti, dan saling menghargai antaranggota.
Pembahasan rancangan Undang-Undang Dasar menghasilkan naskah
Pembukaan dan Batang Tubuh. Undang-Undang Dasar ini, dikenal dengan
sebutan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Melalui
Berita Republik Indonesia tanggal 15 Februari 1946, Penjelasan Undang-Undang
Dasar menjadi bagian dari Undang- Undang Dasar 1945.
wongsonegoro
Soepomo Ahmad subardjo
R.P singgih
A.A marimis
Agus salim
Sukiman
Rancangan UUD hasil rumusan mereka kemudian disempurnakan oleh Soepomo,
Agus Salim, dan Husein Djajadiningrat.
Usai sidang kedua dilaksanakan, BPUPKI lalu membahas hal lain yang dibutuhkan
untuk menyiapkan kemerdekaan Indonesia. Proses ini berlangsung hingga BPUPKI
digantikan oleh PPKI pada 12 Agustus
b. Menetapkan Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil
presiden Republik Indonesia.
Indonesia asli."
d. Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi "Negara berdasar atas Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk- pemeluknya" diganti
menjadi pasal 29 UUD 1945 yang berbunyi "Negara berdasar atas Ketuhanan
Yang Maha Esa."yang beragama Islam" menjadi "Presiden ialah orang Indonesia
asli."
undang dasar kilat. Selain juga karena situasi negara yang masih belum stabil
kala itu. Naskah asli UUD 1945 memang masih singkat hanya terdiri dari 37
pasal dan 71 butir ketentuan namun, dari segi teori. UUD 1945 versi paling awal
sudah memenuhi syarat sebagai konstitusi
Undang Dasar Kilat, selain juga karena situasi negara yang masih belum
stabil kala itu. Naskah asli UUD 1945 memang masih singkat, hanya terdiri dari
37 pasal dan terdiri atas 71 butir ketentuan. Namun, dari segi teori, UUD 1945
versi paling awal sudah memenuhi syarat sebagai konstitusi.
berikut:
(RIS). Dalam RIS, Republik Indonesia (RI) menjadi salah satu bagian, bersama
beberapa negara boneka bentukan Belanda, seperti negara Sumatera Timur,
negara Indonesia Timur, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, selama Republik Indonesia Serikat berlaku Konstitusi RIS
dalam periode singkat, yakni 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950.
proses ini dibarengi oleh pembentukan suatu panitia bersama yang menyusun
rancangan undang - undang yang kemudian disahkan pada 12 agustus 1945
oleh badan pekerja komite nasional pusat dan dewan perwakilan rakyat
rancangan UUD itu lantas disahkan pula oleh senat republik indonesia serikat
pada tanggal 14 aguatus 1950
Maka, berlakulah Undang-Undang Dasar Sementara 1950 sejak tanggal 17
Agustus 1950. Karena ia hanya UUD sementara, selama beberapa tahun
berikutnya dilaksanakan upaya penyusunan konstitusi baru oleh Dewan
Konstituante hasil Pemilu 1955.
Meski terjadi pergolakan dan perubahan politik besar pada dekade 1960-an,
UUD 1945 tetap resmi menjadi konstitusi Ri hingga sekarang.
1. KESIMPULAN
Dalam proses kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia sangat
dibutuhkan sistem yang mengatur ketatanegaraan yang dimengerti oleh
rakyatnya serta penyelenggaraannya. Pembuatan UUD 1945 sebagai sistem
ketatanegaraan memerlukan proses yang sangat panjang. Dimulai dari awal
kemerdekaan sampai pada saat sekarang ini, yaitu reformasi telah banyak
dilakukan
pasal dalam tubuh UUD 1945 sangat mempunyai makna yang terkandung
Indonesia.
UUD NRI tahun 1945 adalah konstitusi pertama yang berlaku di Indonesia sejak
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. UUD ini merupakan hasil dari
proses perumusan dan pengesahan yang dilakukan oleh BPUPKI dan PPKI
dengan Pancasila sebagai dasar negaranya. UUD ini mencerminkan cita-cita
dan aspirasi rakyat Indonesia yang menginginkan sebuah negara yang
berdaulat, berkeadilan, dan berdemokrasi.
2. SARAN
Sebagai bangsa yang cinta pada Negaranya, kita harus menjaga semua yang
diperjuangkan oleh orang-
orang yang dulunya berusaha keras berjuang demi Bangsa dan negara. Kita
harus melanjutkan perjuangan yang dengan susah payah mereka raih pada
zaman dahulu, dimana mereka berjuang melawan penjajah agar kita semua
terbebas dari penindasan.
Dan sebagai Rakyat indonesia kita juga harus menyadari betapa pentingnya
UUD dan kita diwajibkan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
dan tidak lupa juga berpegangan dan taat pada Undang-undang Dasar 1954
yang berperan sebagai hukum Negara.
Makalah ini memang jauh dari kata sempurna dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat, kami sangat mengharapkan adanya kritik dari pembaca demi
kemajuan kita bersama.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Penjelasan Umum,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Batang Tubuh.
Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan. Asshiddiqie, Jimly, 2011, Perihal Undang-Undang", Jakarta,
Rajawali Pers. Fuady, Munir, 2010, "Konsep Negaro Demokrasi", Bandung, Refika
Aditama.
Huda, Ni'matul, 2009, "Hukum Pemerintahan Daerah", Bandung, Nusa Media, Hal. 125
Idjehar, Muhammad Budairi, 2003, INSIST PRESS, Hal. x HAM Versus Kapitalisme",
Yogyakarta, Mc Rae, 1995, "Manajemen Pemerintahan Abad ke-21"dalam Sadu
Wasistiono, 2001, Kapita selekta Manajemen pemerintahan Daerah, Bandung, CV.
Fokus Media. Mahendra, Ihza, Yusril, 1996, "Dinamika Tata Negara Indonesia Kompilasi
Aktual Masalah Konstitusi Dewan Perwakilan Dan Sistem Kepartalan," Jakarta, Gema
Insani Press.
Merto Kusuma, Sudikno, 2011, "Teori Hukum", Yogyakarta, Universitas Atma Jaya, Hal.25.
Muhtaj, majda El, 2008, "Dimensi-Dimensi HAM: Mengurai Hak Ekonomi, Sosial
Wasistiono, Sadu, 2001, "Kapita Selekta Manajemen Pemerintahan Daerah Bandung,
CV. Fokus Media. Wirawan, 2010, "Konflik dan Manajemen Konflik, Teori Aplikasi dan
Penelitian", Jakarta, Salemba Elvan Damy Sutrisno Politisi Golkar Melarang Sultan
Berpolitik, RUUK DIY Diskriminati". Detik News, 27. wib Diakses pada tanggal 18-
September 2012 Jam
don Budayo", Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, Hal. 61 Soekanto, Soerjono, 2011,
"Penelition Hukum Normotif", Jakarta, rajawali Pers.
Suprapto, Hadi, Hartono, 1996, "Pengantar Tata Hukum Indonesia", Yogyakarta, Liberty,
Hal. 23 Wasistiono Sadu, Yonatan Wiyoso, 2009, "Meningkatkan Kinerja Dewan
Perwakilan Rakyat", Bandung.
Humanika.
Danar Widayanto, "Sultan Siap Mundur dari Parpol", Kr. Yogya. Com, Selasa, 28 Agustus,
2012 Jam 07:10 Wib, Diakses, Rabu 24-07-2013 Pukul 13:12WIB.
Kurnia Illahi, "Sultan dan Paku Alam dalam UUK DIY", Selasa 4 September 2012 1:45
Wib.