Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERUMUSAN DAN

PENGESAHAN UUD 1945

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 : ANGGIE, HESTI, FAZRA,
LULU, KEYZIA, ALISA, ALVINO
KELAS : VII - I

MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN PANCASILA


GURU BIDANG STUDI : ARNI NURAENI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sehari pasca kemerdekaan, tepatnya pada 18 Agustus 1945, UUD 1945 berhasil
disahkan sebagai konstitusi melalui Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI)

Sebagai negara yang berdasar atas hukum, tentu saja eksistensi UUD 1945
sebagai konstitusi di Indonesia mengalami sejarah yang panjang hingga
akhirnya dapat diterima sebagai landasan hukum bagi implementasi
ketatanegaraan di Indonesia.
Dalam sejarahnya, UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni 1945
oleh badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang beranggotakan 21 orang, diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Moh,
Hatta sebagai wakil ketua dengan 19 orang anggota.

Mereka terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa, 3 orang dari Sumatra dan masing-
masing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil. BPUPKI ditetapkan
berdasarkan maklumat gunseikan nomor 23 bersamaan dengan ulang tahun
Tenno Heika pada 29 April 1945.Badan ini kemudian menetapkan tim khusus
yang bertugas menyusun konstitusi bagi Indonesia merdeka, yang kemudian
dikenal dengan nama UUD’1945.

Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD’45) bermula dari janji Jepang


untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian hari.

Janji tersebut antara lain berisi “sejak dari dahulu, sebelum pecahnya
peperangan asia timur raya, Dai Nippon sudah mulai berusaha membebaskan
bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah hindia belanda. Tentara Dai
Nippon serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut,
maupun udara, untuk mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda”.

Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagai
saudara muda serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus
ikhlas di semua bidang, sehingga diharapkan kelak bangsa Indonesia siap
untuk berdiri sendiri sebagai bangsa Asia Timur Raya. Namun janji hanyalah
janji, penjajah tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih lama menindas dan
menguras kekayaan bangsa Indonesia.
Setelah Jepang dipukul mundur oleh sekutu, Jepang tak lagi ingat akan janjinya.
Setelah menyerah tanpa syarat kepada sekutu, rakyat Indonesia lebih bebas dan
leluasa untuk berbuat dan tidak bergantung pada Jepang sampai saat kemerdekaan
tiba.

Pasca kemerdekaan Republik Indonesia diraih, kebutuhan akan sebuah konstitusi


tampak tak bisa lagi ditawar-tawar dan harus segera diformulasikan, sehingga
lengkaplah Indonesia menjadi sebuah negara yang berdaulat, tatkala UUD 1945
berhasil diresmikan menjadi konstitusi oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI).

1.2 PERUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana proses perumusan UUD 1945
2. Apakah yang di maksud UUD 1945

1.3 TUJUAN PERUMUSAN MASALAH


1. Mengetahui sejarah terbentuknya UUD 1945
2. Mengetahui pengesahan UUD 1945
3. Mengetahui peremusan UUD 1945
BAB II
PENJELASAN

1. PERUMUSAN UUD NRI 1945


Pengertian konstitusi berikut ini. Istilah konstitusi dalam banyak bahasa berbeda-beda,
seperti dalam bahasa Inggris "constitution", dalam bahasa Belanda "constitutie, dalam
bahasa Jerman "konstitution", dan dalam bahasa Latin "constitutio" yang berarti
undang-undang dasar atau hukum dasar. Konstitusi terbagi menjadi dua, yaitu
konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis. Konstitusi tertulis adalah aturan- aturan
pokok dasar negara, bangunan negara dan tata negara yang mengatur perikehidupan
satu bangsa di dalam persekutuan hukum negara. Konstitusi tidak tertulis disebut juga
konvensi, yaitu kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul dalam sebuah negara
(Budi Juliardi, 2015:66-67). Contoh konvensi dalam ketatanegaraaan Indonesia antara
lain pengambilan keputusan di MPR berdasarkan musyawarah untuk mufakat, pidato
Presiden setiap tanggal 16 Agustus 1945 di depan sidang paripurna DPR, dan sebelum
MPR bersidang, Presiden telah menyiapkan rancangan bahan-bahan untuk sidang
umum MPR yang akan datang itu.

Menurut seorang sarjana hukum, E.C.S Wade Undang-Undang Dasar adalah naskah
yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari badanbadan pemerintahan
suatu negara dan menentukan pokok- pokok cara kerja badan-badan tersebut. Di
dalam negara yang menganut paham demokrasi, Undang-Undang Dasar mempunyai
fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintahan agar penyelenggaraan
kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-hak
warga negara akan lebih terlindung. Gagasan ini disebut dengan Konstituasionalisme.

Negara Indonesia menganut paham konstitusionalisme sebagaimana ditegaskan


dalam pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi
"Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar".
Konstitusi adalah hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara. Oleh karena itu, menurut Jimly
Asshiddiqie (2008:5) konstitusi bukan undang-undang biasa. Konstitusi tidak
ditetapkan oleh lembaga legislatif biasa, tetapi oleh badan khusus dan lebih
tinggi kedudukannya. Dalam hierarki hukum, konstitusi merupakan hukum
yang paling tinggi dan fundamental sifatnya sehingga peraturan- peraturan
dibawahnya tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.
Ketika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, belum memiliki Undang-
Undang Dasar. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
ditetapkan oleh PPKI pada hari Sabtu 18 Agustus 1945, satu hari setelah
Proklamasi. Nah, cobalah kalian rumuskan beberapa pertanyaan yang berkenaan
dengan perumusan Undang-Undang Dasar di Indonesia. Pertanyaan kalian dapat
diarahkan pada persoalan-persoalan, seperti: lembaga perumus, waktu
perumusan, keanggotaan lembaga perumus, tahapan perumusan, dan hasil
rumusan.
Ketika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, belum memiliki Undang-
Undang Dasar. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
ditetapkan oleh PPKI pada hari Sabtu 18 Agustus 1945, satu hari setelah
Proklamasi. Nah, cobalah kalian rumuskan beberapa pertanyaan yang
berkenaan dengan perumusan Undang-Undang Dasar di Indonesia. Pertanyaan
kalian dapat diarahkan pada persoalan-persoalan, seperti: lembaga perumus,
waktu perumusan, keanggotaan lembaga perumus, tahapan perumusan, dan
hasil rumusan.

Merujuk buku Konstitusi dan Konstitusionalisme karangan Jimly Asshiddiqie,


disebutkan bahwa naskah UUD 1945 pertama kali dipersiapkan oleh BPUPKI.
Hal itu dilakukan pada masa sidang kedua tanggal 10 Juli sampai dengan 17
Juli 1945, saat itu dibahas hal-hal teknis tentang bentuk negara dan
pemerintahan baru yang akan dibentuk. Dalam masa persidangan kedua
tersebut, dibentuk Panitia Hukum Dasar dengan anggota 19 orang yang
diketuai oleh Ir. Soekarno. Kemudian, Panitia ini membentuk Panitia Kecil lagi
yang diketuai oleh Soepomo dengan anggota terdiri atas Wongsonegoro, R.

Soekardjo, A.A. Maramis, Panji Singgih, H. Agus Salim dan Sukiman.

Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar, pada tanggal 13 Juli 1945


berhasil membahas beberapa hal dan menyepakati antara lain ketentuan
tentang Lambang Negara, Negara Kesatuan, sebutan Majelis Permusyawaratan
Rakyat, dan membentuk Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri atas
Djajadiningrat, Salim, dan Soepomo. Rancangan Undang- Undang Dasar
diserahkan kepada Panitia Penghalus Bahasa.
Pada tanggal 14 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang dengan agenda
"Pembicaraan tentang pernyataan kemerdekaan". Panitia Perancangan
Undang-undang Dasar melaporkan hasilnya. Pasal-pasal dari rancangan UUD
berjumlah 42 pasal. Dari 42 pasal tersebut, ada 5 pasal masuk tentang aturan
peralihan dengan keadaan perang, serta 1 pasal mengenai aturan tambahan.
Pada sidang tanggal 15 Juli 1945 dilanjutkan dengan acara "Pembahasan
Rancangan Undang-Undang Dasar". Saat itu Ketua Perancang Undang-Undang
Dasar, yaitu Soekarno memberikan penjelasan tentang naskah yang dihasilkan
dan mendapatkan tanggapan dari Moh. Hatta, lebih lanjut Soepomo, sebagai
Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar, diberi kesempatan untuk
memberikan penjelasan terhadap naskah Undang- Undang Dasar.

Penjelasan Soepomo, antara lain menjelaskan betapa pentingnya memahami


proses penyusunan Undang-Undang Dasar (Sekretariat Negara Indonesia,
1995:264)

"Paduka Tuan Ketua! Undang-Undang Dasar negara mana pun tidak dapat
dimengerti sungguh-sungguh maksudnya Undang-Undang Dasar dari suatu
negara, kita harus mempelajari juga bagaimana terjadinya teks itu, harus
diketahui keterangan-keterangannya dan juga harus diketahui dalam suasana
apa teks itu dibikin.
Dengan demikian kita dapat mengerti apa maksudnya. Undang-undang yang
kita pelajari, aliran pikiran apa yang menjadi dasar Undang-undang itu. Oleh
karena itu, segala pembicaraan dalam sidang ini yang mengenai rancangan-
rancangan Undang Undang Dasar ini sangat penting oleh karena segala
pembicaraan di sini menjadi material, menjadi bahan yang historis, bahan
interpretasi untuk menerangkan apa maksudnya Undang-Undang Dasar ini,"

Naskah Undang-Undang Dasar akhirnya diterima dengan suara bulat pada


Sidang BPUPKI tanggal 16 Juli 1945. Selain itu juga, diterima usul- usul dari
panitia keuangan dan Panitia Pembelaan Tanah Air. Dengan demikian,
selesailah tugas panitia BPUPKI.
2. PENGESAHAN UUD NRI 1945
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang menggantikan BPUPKI melaksanakan
sidang, yakni pada tanggal 18 Agustus 1945.

Ir. Soekarno, sebagai Ketua PPKI, dalam sambutan pembukaan sidang dengan
penuh harapan mengatakan sebagai berikut (Sekretariat Negara Republik
Indonesia, 1995:413).

"Saya minta lagi kepada Tuan-tuan sekalian, supaya misalnya mengenai hal
Undang-Undang Dasar, sedapat mungkin kita mengikuti garisgaris besar yang
telah dirancangkan oleh Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai dalam sidangnya yang
kedua. Perobahan yang penting-penting saja kita adakan dalam sidang kita
sekarang ini. Urusan yang kecil-kecil hendaknya kita ke sampingkan, agar
supaya kita sedapat mungkin pada hari ini pula telah selesai dengan pekerjaan
menyusun Undang-Undang Dasar dan memilih Presiden dan Wakil Presiden."

Harapan Soekarno di atas mendapatkan tanggapan yang sangat baik dari para
anggota PPKI. Moh. Hatta yang memimpin jalannya pembahasan rancangan
Undang-Undang Dasar dapat menjalankan tugasnya dengan. cepat. Proses
pembahasan berlangsung dalam suasana yang penuh rasa kekeluargaan,
tanggung jawab, cermat dan teliti, dan saling menghargai antaranggota.
Pembahasan rancangan Undang-Undang Dasar menghasilkan naskah
Pembukaan dan Batang Tubuh. Undang-Undang Dasar ini, dikenal dengan
sebutan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Melalui
Berita Republik Indonesia tanggal 15 Februari 1946, Penjelasan Undang-Undang
Dasar menjadi bagian dari Undang- Undang Dasar 1945.

Suasana permufakatan dan kekeluargaan, serta kesederhanaan juga muncul


pada saat pengangkatan Presiden dan Wakil Presiden. Risalah sidang PPKI
mencatat sebagai berikut (Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1995:445-
446)

Sidang BPUPKI kedua itu dipimpin oleh soekarno yang diagendakan


membahas rumus UUD. Demi membahas rumusan UUD tersebut, dibentuklah
panitia kecil berjumlah tujuh orang tokoh yang terdiri dari :

wongsonegoro
Soepomo Ahmad subardjo
R.P singgih
A.A marimis
Agus salim
Sukiman
Rancangan UUD hasil rumusan mereka kemudian disempurnakan oleh Soepomo,
Agus Salim, dan Husein Djajadiningrat.

Usai sidang kedua dilaksanakan, BPUPKI lalu membahas hal lain yang dibutuhkan
untuk menyiapkan kemerdekaan Indonesia. Proses ini berlangsung hingga BPUPKI
digantikan oleh PPKI pada 12 Agustus

Dalam persidangan PPKI tanggal 18 Agustus 1945, di hasilkan

keputusan sebagai berikut.

a. Mengesahkan UUD 1945.

b. Menetapkan Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil
presiden Republik Indonesia.

c. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat.

Sidang PPKI telah melakukan beberapa perubahan rumusan. pembukaan UUD


naskah Piagam Jakarta dan rancangan batang tubuh UUD hasil sidang kedua
BPUPKI. Empat perubahan yang disepakati tersebut antara lain sebagai
berikut.

a. Kata Mukaddimah diganti dengan kata Pembukaan.

b. Sila pertama, yaitu Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam


bagi pemeluk-pemeluknya" diganti dengan rumusan "Ketuhanan Yang Maha
Esa."

c. Perubahan pasal 6 UUD yang berbunyi "Presiden ialah orang

Indonesia asli."

d. Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi "Negara berdasar atas Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk- pemeluknya" diganti
menjadi pasal 29 UUD 1945 yang berbunyi "Negara berdasar atas Ketuhanan
Yang Maha Esa."yang beragama Islam" menjadi "Presiden ialah orang Indonesia
asli."

setelah penyelesahannya pada 18 agustus 1945 tak langsung menjadi rujukan


utama dalam pengambilan keputusan kenegaraan dan pemerintah secara
menyeluruh. Pasal nya menurut presiden soekarno UUD 1945 masih sebatas
undang undang

undang dasar kilat. Selain juga karena situasi negara yang masih belum stabil
kala itu. Naskah asli UUD 1945 memang masih singkat hanya terdiri dari 37
pasal dan 71 butir ketentuan namun, dari segi teori. UUD 1945 versi paling awal
sudah memenuhi syarat sebagai konstitusi
Undang Dasar Kilat, selain juga karena situasi negara yang masih belum

stabil kala itu. Naskah asli UUD 1945 memang masih singkat, hanya terdiri dari
37 pasal dan terdiri atas 71 butir ketentuan. Namun, dari segi teori, UUD 1945
versi paling awal sudah memenuhi syarat sebagai konstitusi.

Sejak 1945 hingga sekarang, UUD 45 mengalami beberapa fase perkembangan.


Sempat 4 tahun berlaku, lalu diganti, digunakan kembali, dan kemudian
diamandemen beberapa dekade setelah disahkan. Beberapa tahapan
perkembangan dalam proses pengesahan UUD 1945

sebagai konstitusi Republik Indonesia bisa diringkas dalam 4 tahapan

berikut:

1. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 Pada 18 Agustus 1945, Rancangan


Undang-Undang Dasar disahkan oleh PPKI sebagai UUD Republik Indonesia.
UUD 1945 versi asli ini sempat

berlaku 4 tahun, yakni pada 18 Agustus 1945-27 Desember 1949.

2. Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 Agresi Militer Belanda dan II


memaksa bangsa Indonesia terlibat dalam perang revolusi kemerdekaan.
Konflik berujung pada perundingan di Konferensi Meja Bundar (KMB) yang
melahirkan Republik Indonesia Serikat

(RIS). Dalam RIS, Republik Indonesia (RI) menjadi salah satu bagian, bersama
beberapa negara boneka bentukan Belanda, seperti negara Sumatera Timur,
negara Indonesia Timur, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, selama Republik Indonesia Serikat berlaku Konstitusi RIS
dalam periode singkat, yakni 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950.

3. Periode 17 Agustus 1950-5 Juli 1959


RIS tidak bertahan lama dan segera bubar karena bangsa Indonesia lebih
menghendaki pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Fase ini
terjadi saat negara-negara boneka Belanda bubar dan menyatu kembali
dengan Republik Indonesia.

proses ini dibarengi oleh pembentukan suatu panitia bersama yang menyusun
rancangan undang - undang yang kemudian disahkan pada 12 agustus 1945
oleh badan pekerja komite nasional pusat dan dewan perwakilan rakyat
rancangan UUD itu lantas disahkan pula oleh senat republik indonesia serikat
pada tanggal 14 aguatus 1950
Maka, berlakulah Undang-Undang Dasar Sementara 1950 sejak tanggal 17
Agustus 1950. Karena ia hanya UUD sementara, selama beberapa tahun
berikutnya dilaksanakan upaya penyusunan konstitusi baru oleh Dewan
Konstituante hasil Pemilu 1955.

4. Periode 5 Juli 1959 - sekarang

Dinamika politik dalam negeri lantas mendorong Presiden Soekarno


menerbitkan Dekrit Presiden 5. Juli 1959. Sejak 5 Juli 1959, Dewan Konstituante
dibubarkan dan UUD 1945 dinyatakan resmi berlaku kembali di Republik
Indonesia.

Meski terjadi pergolakan dan perubahan politik besar pada dekade 1960-an,
UUD 1945 tetap resmi menjadi konstitusi Ri hingga sekarang.

Hanya saja, setelah Reformasi 1998, dilakukan perubahan (amandemen) UUD


1945 pada 1999 hingga 2002. Proses amandemen UUD 1945 itu terjadi 4 kali,
yakni sebagai berikut:

• Amandemen pertama di Sidang Umum MPR pada 14-21 Oktober 1999

• Amandemen kedua di Sidang Tahunan MPR 7- 18 Agustus 2000

• Amademen ketiga di Sidang Tahunan MPR 1-9 November 2021

• Amandemen keempat di Sidang Tahunan MPR 1-11 Agustus 2002.


BAB III
PENUTUPAN

1. KESIMPULAN
Dalam proses kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia sangat
dibutuhkan sistem yang mengatur ketatanegaraan yang dimengerti oleh
rakyatnya serta penyelenggaraannya. Pembuatan UUD 1945 sebagai sistem
ketatanegaraan memerlukan proses yang sangat panjang. Dimulai dari awal
kemerdekaan sampai pada saat sekarang ini, yaitu reformasi telah banyak
dilakukan

perubahan maupun amandemen demi kesempurnaan suatu UUD. Setiap

pasal dalam tubuh UUD 1945 sangat mempunyai makna yang terkandung

di dalamnya Juga telah banyak kejadian yang menjadi bersejarah demi

mempertahankan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pondasi bangsa

Indonesia.

UUD NRI tahun 1945 adalah konstitusi pertama yang berlaku di Indonesia sejak
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. UUD ini merupakan hasil dari
proses perumusan dan pengesahan yang dilakukan oleh BPUPKI dan PPKI
dengan Pancasila sebagai dasar negaranya. UUD ini mencerminkan cita-cita
dan aspirasi rakyat Indonesia yang menginginkan sebuah negara yang
berdaulat, berkeadilan, dan berdemokrasi.

2. SARAN
Sebagai bangsa yang cinta pada Negaranya, kita harus menjaga semua yang
diperjuangkan oleh orang-

orang yang dulunya berusaha keras berjuang demi Bangsa dan negara. Kita
harus melanjutkan perjuangan yang dengan susah payah mereka raih pada
zaman dahulu, dimana mereka berjuang melawan penjajah agar kita semua
terbebas dari penindasan.

Dan sebagai Rakyat indonesia kita juga harus menyadari betapa pentingnya
UUD dan kita diwajibkan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
dan tidak lupa juga berpegangan dan taat pada Undang-undang Dasar 1954
yang berperan sebagai hukum Negara.

Makalah ini memang jauh dari kata sempurna dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat, kami sangat mengharapkan adanya kritik dari pembaca demi
kemajuan kita bersama.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Penjelasan Umum,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Batang Tubuh.
Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan. Asshiddiqie, Jimly, 2011, Perihal Undang-Undang", Jakarta,
Rajawali Pers. Fuady, Munir, 2010, "Konsep Negaro Demokrasi", Bandung, Refika
Aditama.
Huda, Ni'matul, 2009, "Hukum Pemerintahan Daerah", Bandung, Nusa Media, Hal. 125
Idjehar, Muhammad Budairi, 2003, INSIST PRESS, Hal. x HAM Versus Kapitalisme",
Yogyakarta, Mc Rae, 1995, "Manajemen Pemerintahan Abad ke-21"dalam Sadu
Wasistiono, 2001, Kapita selekta Manajemen pemerintahan Daerah, Bandung, CV.
Fokus Media. Mahendra, Ihza, Yusril, 1996, "Dinamika Tata Negara Indonesia Kompilasi
Aktual Masalah Konstitusi Dewan Perwakilan Dan Sistem Kepartalan," Jakarta, Gema
Insani Press.
Merto Kusuma, Sudikno, 2011, "Teori Hukum", Yogyakarta, Universitas Atma Jaya, Hal.25.
Muhtaj, majda El, 2008, "Dimensi-Dimensi HAM: Mengurai Hak Ekonomi, Sosial
Wasistiono, Sadu, 2001, "Kapita Selekta Manajemen Pemerintahan Daerah Bandung,
CV. Fokus Media. Wirawan, 2010, "Konflik dan Manajemen Konflik, Teori Aplikasi dan
Penelitian", Jakarta, Salemba Elvan Damy Sutrisno Politisi Golkar Melarang Sultan
Berpolitik, RUUK DIY Diskriminati". Detik News, 27. wib Diakses pada tanggal 18-
September 2012 Jam

Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Undang-


Undang Ri Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Keistimewaan DIY

don Budayo", Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, Hal. 61 Soekanto, Soerjono, 2011,
"Penelition Hukum Normotif", Jakarta, rajawali Pers.

Suprapto, Hadi, Hartono, 1996, "Pengantar Tata Hukum Indonesia", Yogyakarta, Liberty,
Hal. 23 Wasistiono Sadu, Yonatan Wiyoso, 2009, "Meningkatkan Kinerja Dewan
Perwakilan Rakyat", Bandung.

Fokus Media, Hal. 15.

Humanika.

Danar Widayanto, "Sultan Siap Mundur dari Parpol", Kr. Yogya. Com, Selasa, 28 Agustus,
2012 Jam 07:10 Wib, Diakses, Rabu 24-07-2013 Pukul 13:12WIB.

08-2012 Jam 15:45 Diakses Jumat, 19-07-2013 Pukul 13:15 Wib.

Http://dc337.shared.com/doc/wiqUtsvl/preview.html" Tujuan dan Fungsi Konstitusi", di


akses hari Selasa tanggal 14 Agustus 2013 pukul 19:45 wib.

Kurnia Illahi, "Sultan dan Paku Alam dalam UUK DIY", Selasa 4 September 2012 1:45
Wib.

Anda mungkin juga menyukai