Anda di halaman 1dari 9

Perumusan Undang Undang dasar 1945

Negara Indonesia memiliki undang-undang dasar Proses


penyusunannya dibuat sebelum indonesia merdeka oleh
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia atau disingkat BPUPKI. Secara khusus, rancangan
undang-undang dasar dibahas oleh BPUPKI pada sidang
keduanya tanggal 10 sampai 16 Juli 1945. Pada persidangan
tersebut, BPUPKI membentuk panititia-panitia kecil, antara
lain Panitia Hukum Dasar (diketuai oleh Panitia Pembelaan
Tanah Air (diketuai oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso), dan
Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai oleh Mohammad
Hatta).
Pada 11 Juli 1945, Panitia Hukum Dasar yang
beranggotakan 19 orang kemudian menggelar sidang. Hasil
kesepakatan sidang tersebut adalah sebagai berikut.
1) Membentuk Panitia Perancang “Declaration of Rights”
yang beranggotakan A. Soebardjo, Sukiman, dan Parada
Harahap.
2) Bentuk negara kesatuan atau unitaris.
3) Kepala negara di tangan satu orang, yaitu presiden.
Panitia Hukum Dasar kemudian membentuk panitia kecil
lagi (Panitia Perancang Undang-Undang). Tugasnya
merancang isi undang-undang dasar. Panitia yang diketuai
Soepomo ini beranggotakan tujuh orang yang terdiri dari:
1) Soepomo (ketua),
2) K.R.M.T. Wongsonegoro (anggota),
3) Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo (anggota),
4) Alexander Andries Maramis (anggota),
5) Raden Panji Singgih (anggota),
6) Haji Agus Salim (anggota), dan
7) Soekiman Wirjosandjoyo (anggota).
Pada 13 Juli 1945, Panitia Perancang Undang Undang
Dasar membahas dan menyepakati beberapa hal, seperti
lambang negara, negara kesatuan, sebutan Majelis
Permusyawaratan Rakyat, dan pembentukan Panitia
Penghalus Bahasa (terdiri atas Djajadiningrat, Salim, dan
Soepomo). Adapun rancangan undang-undang dasar diberikan
kepada Panitia Penghalus Bahasa.
Keesokan harinya, BPUPKI menggelar sidang plenc
yang beragendakan “Pembacaan tentang pernyataan
kemerdekaan”. Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
melaporkan hasil kerjanya. Ada tiga hal pokok disampaikan
dalam laporannya, yaitu sebagai berikut.
1) Pernyataan tentang Indonesia merdeka.
2) Pembukaan undang-undang dasar.
3) Batang tubuh undang-undang dasar yang kemudian
dinamakan sebagai "Undang-Undang Dasar", yang isinya
meliputi:
 wilayah negara Indonesia adalah sama dengan bekas
wilayah Hindia-Belanda dahulu, ditambah dengan
Malaya, Borneo Utara (sekarang adalah wilayah Sabah
dan wilayah Serawak di negara Malaysia, serta wilayah
Brunei Darussalam), Papua, Timor-Portugis (sekarang
wilayah negara Timor Leste), dan pulau pulau di
sekitarnya,
 bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan,
 bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik,
 bendera nasional Indonesia adalah Sang Saka Merah
Putih, dan
 bahasa nasional Indonesia adalah bahasa Indonesia.
Rancangan UUD berjumlah 42 pasal, lima pasal di
antaranya aturan peralihan dengan keadaan perang dan satu
pasal mengenai aturan tambahan.
Pada 15 Juli 1945, BPUPKI kembali menggelar sidang
dengan agenda "Pembahasan Rancangan Undang-Undang
Dasar". Selanjutnya, Soepomo selaku Ketua Panitia
Perancang Undang-Undang Dasar memberikan penjelasan
atas naskah undang-undang dasar.
Pada 16 Juli 1945, dengan suara bulat, naskah Undang
Undang Dasar diterima dalam Sidang BPUPKI. Selain itu.
usulan-usulan Panitia Keuangan dan Panitia Pembelaan Tanah
Air diterima. Tugas BPUPKI pun berakhir.

Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun


1945
1. Pembentukan PPKI
Pada 7 Agustus 1945, setelah menyelesaikan tugasnya
dengan baik, BPUPKI (Dokuritsu Junbi Chosakai)
dibubarkan. Soekarno kemudian diangkat sebagai ketua.
Selanjutnya, dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) (Dokuritsu Junbi Inkai). Ada dua tugas
PPKI, yakni sebagai berikut.
a. Tugas pertama, yaitu meresmikan Pembukaan
(bahasa Belanda: Preambule) dan Batang
Tubuh Undang-Undang Dasar 1945.

b. Tugas kedua, yaitu melanjutkan hasil kerja


BPUPKI, mempersiapkan pemindahan
kekuasaan dari pihak pemerintah
pendudukan militer Jepang kepada bangsa
Indonesia. Selain itu, mempersiapkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan masalah
ketatanegaraan bagi negara Indonesia.

2. Keanggotaan PPKI

PPKI beranggotakan 21 orang yang dipilih oleh


Marsekal Terauchi. 21 orang (12 orang dari Jawa, 3 orang
dari Sumatera, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari
Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari
Maluku, dan 1 orang dari golongan Tionghoa). Namun,
ternyata ada 6 orang anggota yang ditambahkan tanpa
sepengetahuan Jepang. Penambahan anggota ini
membuktikan bahwa PPKI Jepang tidak dapat
mengintervensi jalannya sidang PPKI. Susunan awal
anggota PPKI adalah sebagai berikut.

1) Soekarno (ketua)
2) Moh. Hatta (wakil ketua)
3) Soepomo (anggota)
4) K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat (anggota)
5) R. P. Soeroso (anggota)
6) Soetardjo Kartohadikoesoemo (anggota)
7) K.H. Wahid Hasyim (anggota)
8) Ki Bagus Hadikusumo (anggota)
9) Oto Iskandar di Nata (anggota)
10) Abdoel Kadir (anggota)
11) Pangeran Soerjohamidjojo (anggota) 12)
Pangeran Poerbojo (anggota)
13) Mohammad Amir (anggota)
14) Abdul Maghfar (anggota)
15) Teuku Mohammad Hasan (anggota) 16) G.S.S.J.
Ratulangi (anggota)
16) G.S.S.J. Ratulangi (anggota)
17) Andi Pangerang (anggota) 18) A.H. Hamidan
(anggota)
18)A. H. Hamidan (anggota)
19) | Goesti Ketoet Poedja (anggota)
20) Johannes Latuharhary (anggota)
21) Yap Tjwan Bing (anggota)

Anggota tambahan:
1) Achmad Soebardjo (penasihat)
2) Sajoeti Melik (anggota) 3) Ki Hadjar Dewantara
(anggota)
3) Ki Hadjar Dewantara ( anggota )
4) R.A.A. Wiranatakoesoema (anggota)
5) Kasman Singodimedjo (anggota)
6) Iwa Koesoemasoemantri (anggota)

3. Sidang Pertama PPKI (18 Agustus 1945)


Pada 18 Agustus 1945, PPKI menggelar sidang
pertamanya. Salah satu agenda acaranya menetapkan dan
mengesahkan rancangan undang-undang dasar. Proses
pengesahan undang-undang dasar ternyata berlangsung
singkat, yaitu kurang lebih dua jam.
Singkatnya proses pengesahan undang-undang dasar
karena rancangannya telah dirumuskan sebelumnya oleh
BPUPKI. Selain itu, faktor semangat persatuan dan
kesatuan untuk segera membentuk undang-undang dasar
membua sidang tersebut berjalan lancar.
Para anggota sidang membahas rancangan undang
undang dasar dalam suasana penuh rasa kekeluargaan,
cermat, teliti, saling menghargai antaranggota, dan
tanggung jawab. Secara lengkap, Sidang Pertama PPKI
menghasilkan keputusan sebagai berikut.
1) Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945.
2) Memilih dan mengangkat Soekarno sebagai
presiden dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden Republik
Indonesia.
3) Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP), yang berfungsi membantu presiden dan wakil
presiden sebelum lembaga-lembaga negara yang
diharapkan UUD 1945 terbentuk secara resmi.
Undang-Undang Dasar 1945 berbeda dari rancangan
awal. Terdapat beberapa perubahan di antaranya sebagai
berikut.
1) Mengganti istilah "hukum dasar" menjadi
"undang undang dasar".
2) Kata "Muqaddimah" yang terdapat dalam
"Piagam Jakarta" diganti dengan kata "Pembukaan".
3) Mengubah kalimat "dalam suatu hukum dasar"
menjadi "dalam suatu undang-undang dasar".
4) Dalam Piagam Jakarta alinea keempat terdapat
rumusan Pancasila sila pertama yang berbunyi
"Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk pemeluknya". Kalimat tersebut
diusulkan untuk dihilangkan dan diganti dengan
"Ketuhanan Yang Maha Esa".
5) Pada alinea keempat yang tercantum sila kedua
Pancasila yang berbunyi “Menurut kemanusiaan yang
adil dan beradab” diganti menjadi “Kemanusiaan yang
adil dan beradab”.
6) Usulan perubahan yang terdapat dalam rencana
undang undang dasar, yaitu sebagai berikut.
• Pasal 6 Ayat (1), “Presiden ialah orang Indonesia asli
yang beragama Islam”, diubah menjadi “Presiden ialah
orang Indonesia asli”.
• Pasal 29 Ayat (1), “Negara berdasar atas ketuhanan,
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemelukpemeluknya” diubah menjadi “Negara berdasar
atas Ketuhanan Yang Maha Esa”..
Selain itu, UUD 1945 yang ditetapkan dalam sidang
pertama PPKI ini melalui dua tahap, yakni sebagai
berikut.
1) Pengesahan Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia yang terdiri atas empat alinea.
2) Pengesahan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia yang terdiri atas 16 bab, 37
pasal, 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat aturan
tambahan.
UUD 1945 kemudian dilengkapi dengan bagian
Penjelasan. Bagian Penjelasan tersebut dilampirkan
dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 tanggal
15 Februari 1946. Jadi, secara lengkap, UUD 1945 terdiri
atas Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasan.

 .Pembukaan UUD 1945


Memuat prinsip-prinsip pokok kenegaraan yang
terdiri dari empat alinea, yaitu tujuan negara, bentuk
negara, dan rumusan Pancasila sebagai dasar negara.
 Batang Tubuh UUD 1945
Terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan
peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan. Batang tubuh
merupakan rangkaian kesatuan pasal yang bulat dan
terpadu. Terdapat materi yang dapat dibedakan menjadi
dua bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Pasal-pasal yang berisi materi pengaturan sistem
Pemerintahan negara.
- Materi ini pada umumnya terdapat pada Pasal
1-25.
- Memuat pengaturan tentang kedudukan,
tugas, dan fungsi lembaga negara..

2. Pasal-pasal yang berisi materi hubungan antara


negara dan warga negara serta penduduknya. Selain
itu, berisi konsepsi negara di berbagai bidang, seperti
ekonomi, pertahanan keamanan, dan politik sosial
budaya. Materi tersebut terdapat pada Pasal 26-34.

Anda mungkin juga menyukai