Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PPKN

Kelompok 4

Nama Anggota :

1. Atsila Sulafa Farras (07)


2. Baiq Mutia Hurun Nisa (08)
3. Erika Dyah Yuniarti (12)
4. Lalu Wirabarkat Rasyidin (19)
5. Muhammad Alif Ramdani (23)
6. Neneng Hudalina Mustika Rasyid (27)
7. Nurul Fitryani Putri Firdaus (29)
8. Syamil Fadhlurrahman (35)

Materi yang dibahas :

Bagaimana proses terbentuknya UUD NRI Tahun 1945? Apa peristiwa yang terjadi
selama proses pembentukannya? Nilai social apa yang terkandung di dalam proses
pembentukan UUD NRI Tahun 1945?

Pembahasan :

Dalam proses pembentukannya, Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 telah


melalui berbagai macam proses dan tahapan sehingga pada akhirnya dijadikan sebagai
hukum dasar negera yang digunakan hingga saat ini. Berikut proses pembentukan UUD NRI
Tahun 1945

 Sidang BPUPK 1 ( 29 Mei - 1 Juni 1945)

Membahas tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dikemukakan oleh 3 tokoh


penting, yaitu Moh. Yamin, M. Soepomo, dan Ir. Soekarno pada tanggal 29 Mei 1945

A. Moh. Yamin
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Sosial
B. Mr. Soepomo
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
C. Ir. Soekarno
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Selain 3 tokoh tersebut, terdapat pula tokoh-tokoh lain dari golongan Islam yang pada
intinya mereka mengusulkan konsepsi agar dasar negara Indonesia merdeka adalah Islam.
Namun, dari ketiga tokoh sebelumnya menginginkan agar dasar negara Indonesia adalah
kebangsaan. Karena adanya perbedaan diantara kedua kelompok tersebut, maka dibentuklah
panitia kecil yang beranggotakan 8 orang. Panitia kecil bertugas untuk merumuskan kembali
Pancasila sebagai dasar negara berdasarkan pidato yang disampaikan oleh Soekarno dan
memberikan usulan-usulan yang dapat diterima (menjadi solusi) atas perbedaan pendapat
yang ada antara kedua kelompok tersebut. Kemudian, panitia delapan tersebut diubah
menjadi panitia 9 dengan beberapa anggotanya yang dirubah pula. Panitia 9 ini memiliki
tugas untuk menyusun pembukaan hukum dasar (Undang-Undang Dasar). Maka melalui
Panitia 9 itu dihasilkanlah dasar negara dan pembukaan hukum dasar yang termuat di dalam
Piagam Jakarta atau Jakarta Charter.

 Sidang BPUPK 2 ( 10 Juli - 17 Juli 1945)


Pada saat ini, hasil dari Piagam Jakarta atau Jakarta Charter ditindaklanjuti
karena pada sila pertama berbunyi "Ketuhanan, dengan kewajiban melaksanakan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" yang berarti sila tersebut tidak mengikat
seluruh warga Indonesia dan dapat menyebabkan warga Indonesia bagian Timur yang
mayoritas beragama non-Islam merasa didiskriminasi. Akhirnya, melalui sidang
BPUPK 2 ini berhasil ditetapkan 2 hal penting, yaitu Rancangan Pembukaan Undang-
Undang Dasar dan Rancangan Undang Undang Dasar. Rancangan undang-undang
dasar tersebut terus mengalami perkembangan hingga 4 tahap, yaitu:
1. Konstitusi UUD Dasar 1945 (18 Agustus - 27 Desember 1949)
Pada saat tahap ini, UUD berfungsi sebagai hukum dasar yang memuat aturan-
aturan pokok ketatanegaraan yang dijadikan dasar bagi aturan-aturan pokok
ketatanegaraan lainnya. Beberapa aturan pokok tersebut mengatur bentuk negara,
bentuk pemerintahan, pembagian kekuasaan, dan sistem pemerintahan yang pada
tahap ini terbagi menjadi 2 periode :
a. Periode 18 Agustus 1945-14 November 1945
Berbentuk negara kesatuan, pemerintahanmya republik, dan kabinetnya
presidensial.
b. Periode 14 November 1945 - 27 Desember 1949
Berbentuk negara kesatuan, pemerintahannya republik, namun kabinetnya
berbentuk parlementer. Alasannya adalah agar segala sesuatu berjalan secara
konkret karena setiap parlemen kabinet, terutama badan legislatif memiliki
kewenangannya masing-masing dalam memutuskan sesuatu sebelum pada
akhirnya di serahkan kepada presiden selaku badan eksekutif.
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949 - 27 Agustus 1950)
Pada saat ini, Indonesia terbagi menjadi negara-negara bagian yang terdiri atas
15 negara bagian. Hal ini merupakan hasil kesepakatan dari tiga pihak
dalam Konferensi Meja Bundar, yakni Indonesia, BFO, dan Belanda. Perjalanan
negara baru Republik Indonesia ternyata tidak luput dari rongrongan pihak Belanda
yang menginginkan untuk kembali berkuasa di Indonesia. Akibatnya Belanda
mencoba untuk mendirikan negara-negara seperti negara Sumatera Timur, negara
Indonesia Timur, negara Jawa Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan usaha Belanda
tersebut maka terjadilah agresi Belanda 1 pada tahun 1947 dan agresi 2 pada tahun
1948. Dan ini mengakibatkan diadakannya KMB. Dalam Koferensi Meja Bundar
dihasilkan tiga buah persetujuan pokok, yaitu:
 Mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat
 Penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat
 Didirikan Uni antara Republik Indonesia Serikat dan Kerajaan Belanda

Selama berlangsungnya KMB di Den Haag, dibentuk Panitia Ketatanegaraan dan


Hukum Tata Negara yang antara lain membahas rancangan Konstitusi Sementara
Republik Indonesia Serikat. Panitia ini sudah menyelesaikan pekerjaannya dan pada
29 Oktober 1949, antara wakil-wakil Republik Indonesia dan BFO, serta negara-
negara federal yang dibentuk Belanda menandatangani Piagam Persetujuan tentang
Konstitusi Republik Indonesia Serikat.

3. Konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara 1950


Karena RIS dibubarkan, maka dibentuklah UUDS 1950. RIS dibubarkan
karena adanya demo besar-besaran dari rakyat yang menuntut kembalinya Indonesia
menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada saat ini, negara - negara bagian
mulai bersatu kembali.
Konstitusi ini dinamakan "sementara" karena hanya bersifat sementara sampai
terpilihnya Dewan Konstituante hasil pemilihan umum yang akan menyusun
konstitusi baru. Maka pada saat konstitusi ini berlaku, Indonesia berbentuk negara
kesatuan, pemerintahannya republik, dan kabinetnya parlementer.
4. Konstitusi Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 (5 Juli 1959 - Sekarang)
Pelaksanaan UUDS 1950 tidak berjalan baik, bahkan menimbulkan kekacauan
di berbagai bidang. Beberapa kekacauan tersebut dikarenakan banyaknya partai
politik yang garis politiknya berbeda-beda sehingga menambah munculnya partai
politik yang mengakibatkan sering terjadinya pergantian kabinet. Selain itu, terbentuk
badan Konstituante yang diharapkan dapat menghasilkan sebuah UUD yang dapat
membawa stabilitas politik ternyata mengalami kegagalan. Oleh karena itu, tidak
mungkin lagi mempertahankan UUDS 1950 yang mempergunakan demokrasi liberal.
Akhirnya, pada tanggal 5 Juli 1959 presiden mengeluarkan dekret yang salah satu
isinya ingin kembali mempergunakan UUD 1945.
Sejak itulah, bangsa Indonesia kembali memakai konstitusi UUD 1945.
Berdasarkan UUD 1945, bentuk negara, bentuk pemerintahan, dan kabinet sebagai
berikut:
a. Bentuk negara : Negara kesatuan
b. Bentuk pemerintahan : Republik
c. Bentuk kabinet : Presidensial.
Sistematika UUD 1945 adalah sebagai berikut:
a. Pembukaan terdiri atas 4 alinea.
b. Batang Tubuh terdiri atas 16 Bab dan 37 Pasal.
c. Penutup terdiri atas penjelasan umum dan penjelasan khusus.
Setelah berakhirnya masa Orde Lama dan Orde Baru, bangsa Indonesia memasuki
masa reformasi yang ditandai dengan adanya keterbukaan dan transparansi di segala
bidang. Untuk menyelaraskan perkembangan zaman yang semakin kompleks ini maka
konstitusi pun harus diadakan perubahan. Akhirnya, UUD NRI Tahun 1945
mengalami amendemen/perubahan pada beberapa pasalnya. Amendemen UUD NRI
Tahun 1945 telah dilakukan selama 4 kali, yaitu sebagai berikut:
a. Amendemen I dilakukan pada tanggal 19 Oktober 1999
b. Amendemen II dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2000.
c. Amendemen III dilakukan pada tanggal 9 November 2001.
d. Amendemen IV dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2002.
Dengan ditetapkannya perubahan/amendemen UUD NRI Tahun 1945 sebanyak 4
kali maka berdasarkan Pasal 2 Aturan Tambahan, UUD bangsa Indonesia adalah
naskah yang terdiri atas pembukaan dan pasal-pasalnya. Akhirnya, sistematika UUD
NRI Tahun 1945 setelah amendemen adalah sebagai berikut:
a. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 terdiri atas 4 alinea.
b. Pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945 terdiri atas 20 Bab, 37 Pasal, 3 pasal Aturan
Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan.

 Nilai sosial yang terdapat pada proses pembentukan UUD NRI Tahun 1945 :
a. Mendengarkan dan menghargai pendapat dari orang lain
b. Menerima keputusan yang diambil melalui sebuah musyarawah
c. Mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan kelompok/pribadi
d. Tidak melakukan diskriminasi atau perbedaan perlakuan.
e. Menghargai keberagaman suku, agama, ras, dan budaya

Anda mungkin juga menyukai