Pada periode ini bentuk negara Indonesia adalah kesatuan. Hal ini sebagaimana tercantum dalam
pasal 1 ayat (1) UUD NRI 1945 yang berbunyi, “Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk
republik”.Sistem pemerintahan yang dianut adalah sistem presidensial.Keadaan Indonesia pasca Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dapat dikatakan belum stabil.Ketidak stbilan ini disebabkan oleh faktor –
faktor berikut.
a. Adanya persaingan antarpartai politik yang berbeda ideologi untuk menjadi partai yang paling
berpengaruh di Indonesia.
b. Bangsa Indonesia masih mencari sistem pemerintahan yang cocok sehingga terjadi perubahan
sistem pemerintahan.
Maklumat ini berisi mengenai perubahan tata pemerintahan Indonesia,dari yang menganut
sistem pemerintahan presidensial berganti menjadi sistem pemerintahan parlementer.Pemerintahan
presidensial dianggap sebagai pemerintahan yang otoriter dikarenakan kekuasaan Presiden yang
tidak terbatas,pemerintahan yang parlementer dianggap sebagai pemerintahan yang lebih
demokratis.
Sistem pemerintahan parlementer yang berlaku sejak tanggal 14 November 1945 hingga 27
Desember 1949 menggunakan UUD NRI Tahun 1945 dan selama itu terdapat Sembilan kali
pergantian kabinet sebagai berikut.
1) Kabinet Presidensial Pertama,2 September 1945-14 November 1945.
2) Kabinet Syahrir I,14 November 1945-12 Maret 1946.
3) Kabinet Syahrir II,12 Maret 1946-20 Oktober 1946.
4) Kabinet Syahrir III,20 Oktober 1946-27 Juni 1947.
5) Kabinet Amir Syarifuddin I,3 Juli 1947-11 November 1947.
6) Kabinet Amir Syarifuddin II,11 November 1947-29 Januari 1948.
7) Kabinet Hatta I (Presidensial),29 Januari 1948-4 Agustus 1948.
8) Kabinet Darurat (PDRI),19 Desember 1948-13 Juli 1949.
9) Kabinet Hatta II (Presidensial),4 Agustus 1949-20 Agustus 1949.
Namun perubahan sistem pemerintahan melalui Maklumat 14 November 1945 ini jelas-jelas
melanggar konstitusi karena bertolak belakang dengan UUD NRI Tahun 1945 yang berlaku saat
itu.Dan seiring berjalannya waktu,Indonesia merasa tidak cocok dengan sistem ini.Hal ini dibuktikan
dengan sering jatuhbangunnya kabinet yang membuat pemerintahan kurang stabil dan membuat
pembangunan terhambat.
c. Jepang masih mempertahankan status quo di wilayah Indonesia sampai Sekutu datang sehingga
sering terjadi peperangan antara rakyat Indonesia dan tentara Jepang.
Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945,Sekutu menugaskan
Jepang untuk mempertahankan keadaan seperti adanya (status quo) sampai dengan kedatanga
pasukan Sekutu ke Indonesia.Di lain pihak,bangsa Indonesia telah memproklamasikan
kemerdekaannya dan sedang sibuk melakukan upaya-upaya perebutan kedaulatan dari tangan
Jepang.Selain itu, rakyat juga berusaha untuk memperoleh senjata dari tangan Jepang.Karena pihak
Jepang tidak mau menyerahkan senjatanya,terjadilah pertempuran – pertempuran dahsyat di
berbagai daerah .
Pasukan Sekutu yang bertugas masuk ke Indonesia adalah tentara Kerajaan Inggris yang terbagi
atas:
1) SEAC (South East Asia Command) di bawah pimpinan Laksamana Lord Louis Monbatten untuk
wilayah Indonesia bagian barat,
2) SWPC (South West Pasific Command) untuk wilayah Indonesia bagian timur.
d. Kedatangan Sekutu (Inggris) yang diboncengi NICA (Belanda) yang ingin kembali menjajah
Indonesia,menimbulkan pertempuran di berbagai daerah.
Kedatangan pasuak Sekutu pada mulanya disambut dengan sikap netrla oleh pihak
Indonesia.Namun,setelah diketahui bahwa Sekutu membawa NICA (Netherland Indies
Administration) sikap masyarakat berubah menjadi curiga karena NICA adalah pegawai sipil
pemerintah Hindia Belanda yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan sipil di
Indonesia.
Perjuangan bangsa Indonesia masih terus berlanjut sampai setelah kemerdekaan.Belanda
berkeinginan untuk menjajah kembali bangsa Indonesia.Beberapa peristiwa sejarah yang dilakukan
oleh para pejuang dalam mempertahankan kemerdekn Indonesia secara fisik sebagai berikut.
1) Perundingan Linggarjati
2) Perundingn Renville
3) Perundingan Roem-Royen
4) Konverensi Meja Bundar (KMB)
Setelah Proklamasi Kemerdekaan ,Indonesia menghadapi dua masalah antara harus berjuang
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan NICA dan juga harus menghadapi
tindakan makar dari gerakan separatis,seperti pemberontakan PKI Madiun tahun 1948 dan
Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
2. Pada Masa Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
Pada periode ini PBB ikut campur dalam menyelesaikan perselisihan Indonesia – Belanda
dengan mengadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag pada tanggal 23 Agustus – 2
November 1949. Konferensi Meja Bundar menghasilkan tiga persetujuan sebagai berikut :
Pada masa Republik Indonesia Serikat juga terdapat pemberontakan oleh kelompok
separatis.Adapun gerakan separatis yang dimaksud sebagai berikut.
a. Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
b. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
c. Pemberontakan Andi Aziz di Makassar
a. Pemiliu tahap I diselenggarakan tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR.
b. Pemilu tahap II diselenggarakan tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota
Badan Konstituante (lembaga yang bertugas menyusun undang – undang dasar).
Kegaduhan politik dan tidak selesainya rancanagn UUD membuat Presiden Soekarno
bertindak .Pada tanggal 5 Juli 1959 di Istana Merdeka,Jakarta,Presiden Soekarno mengeluarkan
keputusan yang diberi nama Dekrit Presiden 5 Juli 1959.Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sbg:
a. Pembubaran Konstituante
b. Berlakunya UUD NRI Tahun 1945
c. Dibentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan Pertimbangan
Agung Sementara (DPAS).
Pada periode demokrasi liberal juga tidak luput dari pemberontakan kelompok
separatis.Adapun gerakan separatis yang dimaksud sbg:
Pada masa Orde Lama Indonesia memasuki demokrasi Terpimpin.Berdasarkan UUD NRI
Tahun 1945,sistem pemerintahan menganut sistem Presidensial,tetapi dalam pelaksanaannya terjadi
penyimpangan atas sistem pemerintahan yang tercantum dalam UUD NRI Tahun 1945.Beberapa
penyimpangan terhadap konstitusi pada kurun waktu 1959-1966 sbg:
a. Merebut kembali gedung RRI pusat dan gedung telekomunikasi dari tangan PKI
b. Pembebasan Halim Perdana Kusuma oleh RPKAD yang dipimpin Kolonel Sarwo Edhi
Wibowo,Batalyon 328/Kujang,dan dua kompi pasukan kavaleri pada tanggal 2
Oktober 1965
c. Atas petunjuk Sukitman,ditemukan jenazah para perwira TNI AD di sumur tua
Lubang Buaya pada tanggal 3 Oktober 1965
d. Tanggal 4 Oktober 1965,dilakukan pengangkatan jenazah para korban dari LUBANG
Buaya yang dilanjutkan tanggal 5 Oktober 1965 dilaksanakan pemakaman di Taman
Makam Pahlawan Kalibata
e. Tanggal 8 Oktober 1965,Kolonel Latief dapat ditangkap dan dilanjutkan
penangkapan Letkol Untung di Tegal
a. Bubarkan PKI
b. Bersihkan Kabinet dari unsur-unsur PKI
c. Turunkan harga
Pada masa Orde Baru sistem pemerintahan yang dianut adalah sistem pemerintahan
Presidensial.Orde Baru pada dasarnya telah berhasil menyelenggarakan pemerintahan
melalui mekanisme kenegaraan yang dikenal dengan Mekanisme Keemimpinan Nasional
Lima Tahun sbg:
a. Diadakannya pemilihan umum untuk mengisi keanggotaan MPR,DPR,DPRD I,dan
DPRD II.
b. Anggota MPR terdiri atas anggota DPR dan utusan daerah serta golongan yang
ditetapkan Presiden.
c. Presiden membentuk kabinet (menteri-menteri) yang bertanggung jawab kepadanya.
d. Presiden adalah mendataris MPR dan bertanggung jawab kepada MPR.
e. DPR mengawasi jalannya pemerintahan dan bersama dengan Presiden membentuk
undang-undang.
Adapun penyimpangan terhadap UUD NRI Tahun 1945 pada masa Orde Baru sbg:
Sebagai tindak lanjut hal tersebut,telah dilakukan amandemen UUD NRI Tahun 1945
sebanyak empat kali,yaitu pada tahun 1999,2001,dan 2002.Perubahan-perubahan UUD NRI Tahun
1945 Amandemen terjadi dalam beberapa hal pokok,yakni bentuk kedaulatan,MPR,kekuasaan
pemerintahan negara,pemerintahan daerah,DPR,DPD,pemilu,BPK,kekuasaan kehakiman,hak asasi
manusia,pendidikan dan kebudayaan,serta perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial.
Pada masa reformasi kekuasaan pemerintahan terdistribusi sehingga adanya keseimbangan
kekuasaan dari setiap lembaga kekuasaan( check and balance). Demokrasi yang dikembangkan pada
masa reformasi pada dasarnya adalah Demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD NRI
1945.
Demokrasi Pancasila di era reformasi mempunyai pengertian yang sama dengan
demokrasi Pancasila sebelumnya. Akan tetapi, ciri demokrasi Pancasila pada era reformasi
ini lebih ditekankan pada aspek sbg:
a. Penegakan kedaulatan rakyat dengan memberdayakan pengawasan oleh lembaga
negara, lembaga politik, dan lembaga kemasyarakatan (rakyat banyak)
b. Pembagian dan pendelegasian secara tegas wewenang kekuasaan antara eksekutif,
legislatif, dan yudikatif.
c. Penghormatan pada keberagaman asas, ciri, aspirasi, dan program partai politik yang
multipartai.