Pada tahun 1945-1950, terjadi perubahan sistem pemerintahan dari presidensial menjadi parlementer.
Dimana dalam sistem pemerintahan presidensial, presiden memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai badan
eksekutif dan merangkap sekaligus sebagai badan legislatif.
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno ini juga terjadi penyimpangan UUD 1945. Berikut
Penyimpangan UUD 1945 yang terjadi pada masa orde lama:
Fungsi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) berubah, dari pembantu presiden menjadi badan
yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang merupakan wewenang MPRI.
Konstituante diberikan tugas untuk membuat undang-undang dasar yang baru sesuai amanat UUDS
1950. Namun sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa membuat konstitusi baru. Maka Presiden
Soekarno menyampaikan konsepsi tentang Demokrasi Terpimpin pada DPR hasil pemilu yang berisi
ide untuk kembali pada UUD 1945. UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1950 tentang Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-
Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR
RIS tanggal 14 Agustus 1950 di Jakarta. Konstitusi ini dinamakan “sementara”, karena hanya bersifat
sementara, menunggu terpilihnya Konstituante hasil pemilihan umum yang akan menyusun konstitusi
baru. Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih Konstituante secara demokratis, namun Konstituante
gagal membentuk konstitusi baru sampai berlarut-larut. Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959, yang antara lain berisi kembali berlakunya UUD 1945.
2. Masa Demokrasi Parlementer (1950-1959)
Pada masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasi politik yang tidak stabil. Tercatat ada 7 kabinet
pada masa ini.
Lahirnya orde baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret
(Supersemar) 1966. Orde baru muncul akibat stabilitas nasional terancam, serta situasi
perekonomian yang terus memburuk. Harga kebutuhan pokok terus melambung tinggi.
Kondisi ini memicu para pemuda dan mahasiswa melakukan aksi demonstrasi dengan
mengumandangkan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).
Lahirnya orde baru dilatarbelakangi beberapa hal, yaitu:
1. Terjadinya peristiwa G30S PKI
2. Terbentuknya Front Pancasila
3. Merosotnya wibawa Soekarno
Indonesia mengalami krisis ekonomi yang sangat parah sejak tahun 1950-an. Salah satu
alasannya adalah karena munculnya kebijakan presiden pertama Republik Indonesia,
yaitu Soekarno yang memberlakukan pemerintahan Demokrasi Terpimpin. Sistem
pemerintahan baru tersebut memiliki slogan yang mengkhawatirkan, yaitu NASAKOM
(Nasionalisme, Agama dan Komunisme).
5. Masa Reformasi (1998 - Sekarang)