Anda di halaman 1dari 11

1.

PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI


 Bom Atom di kota Nagasaki dan Hiroshima
Pada tanggal 6 Agustus 1945, tepatnya jam 08.15 pagi kota Hiroshim telah di jatuhi Bom atom
oleh tentara sekutu. Lebih dari 70.000 orang penduduk kota Hiroshima telah menjadi korban bom
atom tersebut. kemudian Pada tanggal 9 Agustus 1945 bom atom yang kedua kembali dijatuhkan
oleh Amerika Serikat di kota Nagasaki. Dan akibat ledakan tersebut lebih dairi 75.000 orang
penduduk Jepang di Nagasaki menjadi korban. Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui
Marsekal Terauchi di Dalat (Vietnam) memberikan informasi kepada tokoh pergerakan bahwa
pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia dan
proklamasi kemerdekaan dapat dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1945

 Peristiwa Rengasdengklok
Sutan Sjahrir, Chaerul Saleh, Darwis dan Wikana mendengar kabar menyerahnya jepang
kepada sekutu melalui radio BBC. Setelah mendengar berita Jepang bertekuk lutut
kepada sekutu, golongan muda mendesak golongan tua untuk secepatnya
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun tokoh golongan tua seperti Soekarno
dan Hatta tidak ingin terburu-buru mereka tetap menginginkan proklamasi dilaksanakan
sesuai mekanisme PPKI. Maka golongan muda membawa golongan tua ke
renglasdengklok agar golongan tua tidak terpengaruh dengan jepang sehingga tidak
terjadi proklamsi

 Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan


Pelaksanaan pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus
1945 (hari Jum’at) di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (yang sekarang menjadi jalan
Proklamasi). Sejak pagi telah dilakukan persiapan di tempat tersebut (rumah Ir. Soekarno), untuk
menyambut Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

 Pengibaran bendera
upacara pengibaran bendera Merah Putih. Bendera Sang Saka Merah Putih itu dijahit oleh Ibu
Fatmawati Soekarno. saat itu Suhud bertugas mengambil bendera dari atas baki (nampan) yang
telah disediakan dan mengibarkannya dengan bantuan Shodanco Latief Hendraningrat.

Kemudian Sang Merah Putih mulai dinaikkan dan hadirin yang datang bersama-sama
menyanyikan lagu Indonesia Raya. Bendera dinaikkan perlahan-lahan menyesuaikan syair lagu
Indonesia Raya.

2. TEKS PROKLAMASI SEBELUM DAN SESUDAH

 Perumusan Teks Proklamasi


 Di kediaman Maeda itulah rumusan teks proklamasi disusun. Hadir dalam pertemuan itu
Sukarni, Mbah Diro, dan B.M.Diah dari golongan muda yang menyaksikan perumusan
teks proklamasi. Semula golongan muda menyodorkan teks proklamasi yang keras
nadanya dan karena itu rapat tidak menyetujui.
Kemudian berdasarkan pembicaraan antara Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo,
diperoleh rumusan teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno yang berbunyi:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang
mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan
dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-‘05
Wakil2 bangsa Indonesia

 Perubahan dan pengetikan naskah proklamasi


dari golongan muda Sukarni mengajukan usul bahwa teks proklamasi tidak perlu ditandatangani
oleh semua yang hadir, akan tetapi cukup oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa
Indonesia dan Soekarno yang nantinya membacakan teks proklamasi tersebut. Usul Sukarni
kemudian diterima dan Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah
proklamasi tersebut, disertai dengan perubahan-perubahan yang sebelumnya telah disepakati
bersama. Perumusan teks proklamasi sampai dengan penandatanganannya sendiri baru ter
selesaikan pada 04.00 WIB (pagi hari), pada tanggal 17 Agustus 1945
3. PROSES SIDANG PPKI

Hasil Sidang PPKI 18 Agustus 1945


1.Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945
2.Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil
3.Dibentuk Komite Nasional untuk membantu tugas Presiden sementara, sebelum dibentuknya MPR dan
DPR.
Sidang PPKI 19 Agustus 1945
1. Pembagian wilayah, terdiri atas 8 provinsi.
2. Membentuk Komite Nasional (Daerah).
Menetapkan 12 departemen dengan menterinya yang mengepalai departemen dan 4
menteri negara.

Sidang PPKI ke-3 22 Agustus 1945

1.Pembentukan Komite Nasional.


2.Membentuk Partai Nasional Indonesia.
3.Pembentukan Badan Keamanan Rakyat.
4. sistem pemerintahan Indonesia pada masa awal kemerdekaan
Sistem Pemerintahan Indonesia di awal masa Kemerdekaannya adalah Sistem PRESIDENSIIL. Sistem
Pemerintahan ini sesuai dengan rumusan Undang-undang Dasar 1945, dimana Presiden sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi dan kedudukan mentri adalah sebagai pembantu presiden. “Menteri
merupakan pembantu presiden (pemerintah) yang diangkat dan diberhentikan oleh presiden, sehingga
menteri bertanggungjawab kepada presiden”. Oleh karena itu, untuk melengkapi pemerintahan Indonesia
dibentuklah departemen dan kementrian. Seharusnya pembentukan kementrian diserahkan pada presiden
tetapi untuk negara Indonesia yang baru merdeka ini pembentukan Departemen dan Susunan Kementrian
Negara diserahkan pada panitia kecil (Ahmad Subardjo, Sutardjo Kartohadikusumo,Kasman
Singodimejo). Akhirnya berdasarkan sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945 pada tanggal 12 September
1946 dibentuklah Kabinet Presidensiil (Kabinet RI I) dengan 12 departemen dengan 4 menteri negara.
Sementara itu untuk melengkapi pemerintahan maka wilayah Indonesia dibagi dalam 8 propinsi dengan 2
daerah istimewa dimana masing-masing wilayah mempunyai gubernur yang bertanggungjawab atas
pelaksanaan dan pengambilan keputusan di daerah.

4.Sistem pemerintahan Indonesia pada awal kemerdekaan (1945 - 1949)


Sistem Pemerintahan Indonesia Pada Awal Kemerdekaan (1945 - 1949) - Sistem pemerintahan di
Indonesia dari masa ke masa mengalami beberapa kali perubahan, nah pada kesempatan kali ini kami
akan membahas mengenai sistem pemerintahan pada waktu awal kemerdekaan yaitu tahun 1945 sampai
1959. Untuk materi pendidikan kewarganegaraan, sistem pemerintahan indonesia pada awal kemerdekaan
dibagi menjadi 3 bagian, bagian pertama yaitu dari tahun 1945 sampai 1949. Bagian yang kedua adalah
dari taun 1949 sampai dengan 1950. Dan bagian terakhir dimulai dari tahun 1950 - 1959.

Nah, untuk memudahkan dalam pembahasan saya membaginya dalam 3 bagian juga. Untuk artikel ini
saya akan membahan sistem pemerintahan indonesia pada kurun waktu 1945 sampai 1949.

Sistem pemerintahan Indonesia pada awal kemerdekaan (1945 - 1949)


Berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 yang kita miliki, bentuk pemerintahan negara kita adalah
Republik dan sistem pemerintahannya adalah presidensial. Akan tetapi pada kurun waktu 1945 sampai
1949 bentuk dan sistem pemerintahan (republik presidensial) berlum terwujud sepenuhnya, hal ini
dikarenakan pada masa masa ini kita masih melawan Inggris dan Belanda yang ingin menjajah negara
kita kembali.

Maka dari itu, Pemerintahan kita pada masa itu dijalankan atas dasar ketentuan Pasal IV Aturan Peralihan
UUD 1945 yang menyatakan bahwa :

Sebelum MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat), DPR (Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan
Pertimbangan Agung (DPA) dibentuk berdasarkan Undang-undang Dasar, semua kekuasaannya
dijalankan oleh Presiden dengan bantuan Komite Nasional.

Dengan adanya aturan tersebut, tentu akan membuat kekuasaan Presiden dalam menjalankan
pemerintahan menjadi sangat besar, untuk mengatasi hal tersebut kemudian dikeluarkan Maklumat
WaPres Nomor X pada tanggal 16 Oktober tahun 1945.

5. PERTEMPURAN DAN PERISTIWA YANG TERJADI PADA MASA PERJUANGAN


MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
 Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
Pertempuran Surabaya ialah peristiwa sejarah perang antara pihak tentara Britania Raya dengan
tentara Indonesia. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya.
Pertempuran ini merupakan perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan salah satu pertempuran terberat dan terbesar dalam
sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia
kepada kolonialisme.
 Bandung lauttan api
Tentara Sekutu mulai memasuki Kota Bandung pada bulan Oktober 1945. Tentara Sekutu yang
pada saat itu diboncengi NICA kemudian mengeluarkan ultimatum. Isinya adalah agar para
pemuda menyerahkan senjata yang dirampas dari Jepang. Para pejuang yang dipimpin
oleh Kolonel A.H. Nasution sepakat untuk mematuhi ultimatum tersebut demi keselamatan
rakyat dan kepentingan politik pemerintah RI pada saat itu. Sebelum meninggalkan Kota
Bandung bagian selatan, para pejuang membumi hanguskan Kota Bandung.

 OPERASI TRIKORA (Irian Barat)


Operasi Trikora digelar dengan satu tujuan utama yang sederhana namun jelas dengan berbagai
usaha: merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk
menggabungkan Irian Barat dengan Indonesia. Belanda yang keras kepala dan tidak ingin
menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia harus merasakan konsekuensi yang tidak ringan dari
keputusannya tersebut. Berbekal persenjataan berat yang baru saja didapatkan dari Uni Soviet,
sebuah operasi militer besar-besaran dikerahkan;
 INSIDEN HOTEL YAMATO (Surabaya)
Pada tanggal 18 September 1945, sekelompok orang Belanda W.V. Ch Ploegman mengibarkan bendera
Belanda (Merah-Putih-Biru) di atas hotel tersebut. Tentu saja ini memicu kemarahan besar rakyat
Surabaya. Para pemuda berkumpul di luar hotel dalam jumlah masif, marah karena kedaulatan Indonesia
yang terinjak. Mereka merangsek paksa, masuk ke dalam hotel dan memicu apa yang kita kenal sebagai
Insiden Hotel Yamato. Bagian biru bendera Belanda tersebut dirobek. Bendera yang kini hanya
menyisakan warna merah dan putih dikibarkan kembali dengan disertai pekik “Merdeka” para pemuda
Surabaya.

6. PERUNDINGAN PERUNDINGAN
 Perjanjian Renville adalah perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang ditandatangani
pada tanggal 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat
netral USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perundingan dimulai
pada tanggal 8 Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of
Good Offices for Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia. Perjanjian
ini diadakan untuk menyelesaikan perselisihan atas Perjanjian Linggarjati tahun 1946. Perjanjian
ini berisi batas antara wilayah Indonesia dengan Belanda yang disebut Garis Van Mook.
 Perundingan Linggarjati atau kadang juga disebut Perundingan Lingga'r'jati adalah suatu
perundingan antara Indonesia dan Belandadi Linggarjati, Jawa Barat yang menghasilkan
persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia. Hasil perundingan ini ditandatangani
di Istana Merdeka Jakarta pada 15 November 1946 dan ditandatangani secara sah oleh kedua
negara pada 25 Maret 1947.

Konferensi Meja Bundar diselenggrakan di Den Haag, Belanda pada tanggal 23 Agustus sampai dengan
tanggal 2 November 1949. Delegasi Indonesia dipimpin Drs. Moh Hatta, BFO dipimpin oleh Sultan
Hamid II dari Pontianak KMB dan delegasi dari Belanda dipimpin oleh Mr. Van Marseveen. Dari PBB
dipimpin oleh Crittchlay.
Pada tanggal 2 November 1949 perundingan diakhiri dengan keputusan sebagai berikut :
2. Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai negara merdeka dan berdaulat
3. Penyelesaian soal Irian Bart ditangguhkan samapi tahun berikutnya
4. RIS sebagai negara erdaulat penuh kerjasama dengan Belanda dalam suatu perserikatan yang
kepalai oleh Ratu Belanda atas dasar sukarela dengan kedudukan dan hak yang sama.
5. RIS mengembalikan hak milik Belanda, memberikan hak konsensi, dan izin baru bagi perusahaan-
perusahaan.
6. Semua utang bekas Hindia Belanda harus di bayar oleh RIS.

 Perjanjian kalijati
Pada tahun 1942 bangsa indonesia di dikejutkan dengan j sekutu jepang,yang pada saat itu bangsa
indonesia sedang di jajah oleh kompeni belanda pada saat itu jepang datang dan ingin mengambil
alih kekuasan dan pemerintahan dari kompeni belanda,Tetapi belanda saat itu belum mau
memberikan kekuasan dan pemerintahan nya kepada sekutu jepang maka di buat lah sebuah
perjanjian.Perjanjian itu di sebut perjanjian kalijati yang di lakukan pada tanggal 8 maret
1942,adanya perjanjian itu pihak belanda menyerah tanpa syarat kepada sekutu jepang.
Isi
 Belanda menyerah tanpa syarat kepada sekutu jepang
 Pemerintahan dan kekuasan sepenuhnya di ambil alih oleh jepang
 Jepang membuat program tanam paksa dan romusa.

7. TOKO PEJUANG KEMERDEKAAN


Sayuti Melik

Dialah yang mengetik Teks Proklamasi untuk dibacakan

Ir.Soekarno
Sayuti Melik adalah tokoh pemuda yang juga sangat berperan dalam
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Peran Sayuti Melik adalah
sebagai berikut.
a. Sayuti Melik mengetik naskah Proklamasi setelah ia sempurnakan
dari tulisan tangan Bung Karno.

Sukarni

Sukarni (lahir di Blitar, Jawa Timur, 14 Juli 1916 – wafat di


Jakarta, 7 Mei 1971 pada umur 54 tahun), yang nama
lengkapnya adalah Sukarni Kartodiwirjo, adalah tokoh pejuang
kemerdekaan Indonesia. Sukarni adalah salah seorang tokoh
pemuda dan pejuang yang gigih melawan penjajah. Peran
Sukarni antara lain sebagai berikut.
a. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks
Proklamasi adalah Bung Karno dan Bung Hatta atas nama
bangsa Indonesia.

Fatmawati

beliaulah sang istri dari Bapak Proklamator Indonesia


Fatmawati yang bernama asli Fatimah. Lahir di Bengkulu pada tahun
1923 dan meninggal dunia di Jakarta pada tahun 1980 dan
dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Fatmawati setia menemani
Bung Karno selama masa perjuangan. Peranan Fatmawati dalam
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Fatmawati menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang
turut dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di
Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai