Anda di halaman 1dari 9

11 dan 12 Peseta didik mampu mengintepretasikan berbagai peristiwa sekitar proklmasi melalui narasi

yang disajikan

Berita Kekalahan Jepang

Perang Dunia II yang tengah terjadi saat itu ternyata juga membawa dampak buruk bagi Jepang, Squad.
Salah satunya adalah peristiwa pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki di tanggal 6 dan 9 Agustus
1945.Peristiwa tersebut mendorong Jepang untuk menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada 15
Agustus 1945. Berita tentang kekalahan Jepang menyebar dengan cepat lewat radio dan didengar oleh
tokoh-tokoh muda Indonesia. Bersama dengan Moh. Hatta, golongan muda ini mengadakan rapat di
Pegangsaan Timur.

Rapat dipimpin oleh Chairul Saleh dan menghasilkan keputusan yang menjadi dasar proklamasi
Indonesia. Hasil ini disampaikan kepada Bung Karno oleh Wikana dan Darwis, namun terjadi perbedaan
pendapat. Setelah beberapa rapat, akhirnya golongan muda memutuskan untuk mengasingkan Bung
Karno ke luar kota agar tidak mendapat pengaruh dari Jepang.

Peristiwa Rengasdengklok

Bung Karno dan Bung Hatta diungsikan ke Rengasdengklok, Jawa Barat oleh para pemuda. Mereka
dijemput pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 4.30 WIB oleh rombongan golongan muda. Mereka
diasingkan karena meminta para pemuda untuk sabar dalam mengumumkan proklamasi. Sementara itu,
di Jakarta akan dilaksanakan rapat anggota PPKI di gedung Pejambon 2.

Ahmad Soebardjo yang saat itu mencari keberadaan Bung Karno dan Bung Hatta-pun diberangkatkan ke
Rengasdengklok untuk bertemu dan berunding dengan mereka. Akhirnya Soebardjo berjanji jaminan
nyawa kepada golongan muda bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada keesokan harinya
selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan itu, akhirnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
dilepaskan.

Rumah milik Djiauw Kie Song yang dijadikan sebagai tempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta.
(Sumber: oneforindonesia.com).

Perumusan Naskah Proklamasi

Dari Rengasdengklok, rombongan tiba kembali di Jakarta pukul 23.30 WIB. Akhirnya mereka
memutuskan untuk istirahat sebentar di rumah masing-masing. Setelah itu, Soekarno-Hatta pergi ke
rumah Laksamana Tadashi Maeda sesuai dengan usulan Ahmad Soebardjo. Walaupun orang Jepang,
laksamana ini memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh Indonesia dan beliau memberi jaminan
keselamatan.

Sebelum merumuskan naskah proklamasi, Soekarno-Hatta menemui Mayor Jendral Nishimura untuk
menanyakan sikapnya mengenai Proklamasi Kemerdekaan. Sayangnya, tidak ada kesepakatan dalam
pertemuan tersebut karena Jepang yang sudah menyerah kepada sekutu, sehingga mereka tidak
dibolehkan untuk mengubah keadaan politik di Indonesia sampai kedatangan sekutu. Akhirnya
Soekarno-Hatta memutuskan untuk melanjutkan pembuatan naskah proklamasi.

Kata “Proklamasi” adalah sumbangan pemikiran Soekarno, kalimat pertama adalah sumbangan
pemikiran Ahmad Soebarjo, dan kalimat terakhir merupakan sumbangan pemikiran Hatta. Teks itu
kemudian diberi saran dan sedikit perubahan oleh Sukarni, lalu diketik oleh Sayuti Melik. Terakhir,
Sukarni memberi usulan bahwa naskah ini sebaiknya ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama
bangsa Indonesia. Pada pukul 04.30 WIB konsep naskah proklamasi selesai disusun.

Suasana perumusan naskah Proklamasi.

Semula, pembacaan teks Proklamasi akan dilaksanakan di lapangan tersebut. Dulu, namanya
adalah Lapangan Ikada. Namun, Bung Karno merasa jika diadakan di tempat yang luas dan ramai, hal itu
dapat menimbulkan bentrokan antara rakyat dengan pihak militer Jepang. Kemudian ia mengusulkan
untuk menyelenggarakan proklamasi di rumahnya di Jl. Pegangsaan Timur No. 56.

Proklamasi Kemerdekaan RI

Detik-detik menuju proklamasi kemerdekaan RI semakin dekat. Setelah disepakati, Proklamasi akan
dibacakan pada pukul 10.00 WIB di rumah Ir. Soekarno. Moh. Hatta berpesan kepada para pemuda yang
bekerja di kantor pers, B.M. Diah untuk memperbanyak naskah teks proklamasi dan menyiarkan ke
seluruh dunia.

Pagi harinya rumah Soekarno sudah dipadati oleh banyak orang. Shudanco Latief Hendraningrat
menugaskan anak buahnya untuk berjaga-jaga di sekitar rumah Ir. Soekarno. Bung Karno menunggu
kedatangan Bung Hatta untuk membacakan naskah tersebut. Setelah Bung Hatta datang, upacara
dimulai.

Pengibaran bendera dilakukan oleh S. Suhuddengan bantuan Shudanco Latief Hendraningrat. Bendera
merah putih yang dikibarkan dijahit oleh Fatmawati, istri Bung Karno. Upacara berlangsung syahdu
karena tanpa dikomando para hadirin spontan menyanyikan Indonesia Raya ketika bendera dikibarkan.

Suasana pengibaran bendera Merah Putih untuk pertama kalinya. (Sumber: bobo.grid.id).

Penyebarluasan Berita Proklamasi RI

Berita proklamasi disebarluaskan melalui siaran radio dari kantor berita Domei. Mendengar berita ini,
pihak Jepang melarang penyiaran berita proklamasi itu. Kemudian pada tanggal 20 Agustus 1945 alat
pemancar di Domei diputus dan disegel sehingga pegawainya dilarang masuk. Tanpa kehilangan akal,
para pemuda kemudian membuat alat pemancar baru yang mereka ambil dari alat-alat pemancar dari
kantor berita Domei. Alat pemancar ini dibawa ke Menteng dan berita tersebut segera disiarkan ke
seluruh Indonesia. Selain dari radio penyebaran berita proklamasi dilakukan lewat pers dan surat
selebaran. Hampir seluruh harian Jawa pada tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi dan
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. Wah, untung para pemuda tidak kehabisan akal, ya.
13.Peserta didik mampu menggalimakna peristiwa proklamasi melalui narasi yang disajikan dengan
benar

Makna Proklamasi Bagi Bangsa Indonesia

1. Lahirnya Sebuah Negara Indonesia

2. Merupakan Puncak Perjuangan Pergerakan Kemerdekaan

3. Titik Tolak atau Awal Pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakyat

4. Berakhirnya segala Bentuk Penjajahan dan Dimulainya Sebagai Negara Merdeka

5. Menjadi Pernyataan De Facto atau Pengakuan Kedaulatan Sebuah Negara

6. Menaikkan Martabat Bangsa

7. Tonggak Sejarah bangsa Indonesia

8. Aspek Hukum

Sebelum merdeka, hukum yang berlaku di Indonesia adalah hukum kolonial. Setelah proklamasi, maka
pemerintah Indonesia yang sudah terbentuk sesegera mungkin mengganti hukum bangsa penjajah
tersebut dengan hukum resmi yang dibuat oleh bangsa Indonesia.

9. Aspek HistorisMakna proklamasi bagi bangsa Indonesia ditinjau dari aspek historis maksudnya adalah
dengan adanya proklamasi maka titik akhir sejarah kesusahan bangsa Indonesia dalam mengusir
penjajah dan menjadi titik awal Indonesia sebagai negara merdeka.

10. Aspek SosiologisMakna proklamasi bagi bangsa Indonesia pada aspek sosiologis yaitu munculnya
rasa bebas dan merdeka dalam diri seluruh rakyat Indonesia.

11. Aspek KulturalDengan adanya Proklamasi maka munculnya peradaban baru dimana harkat dan
martabat semua masyarakat Indonesia sejajar (sama). Rasa kemanusiaan yang muncul pada kehidupan
masyarakat mulai berkembang dengan cepat.

12. Aspek PolitisMakna Proklamasi bagi bangsa Indonesia pada aspek politis yaitu dapat menegaskan
bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berdaulat dan memiliki kedudukan sama dengan
negara-negara lainnya.

13. Aspek Spiritual

Makna Proklamasi pada aspek spiritual yaitu menyadarkan kita bahwa kemerdekaan yang telah bangsa
Indonesia peroleh merupakan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Tanpa rido darinya perjuangan
rakyat Indonesia melawan penjajah mungkin tidak akan berhasil.

14.Peserta didik mampu menunjukkan langkah-langkah pemerintah RI dalam rangka membentuk alat
kelengkapan negara melalui gambar yang disajikan dengan benar
DAN

15.Peserta didik mampu menentukan upaya-upaya yang telah dicapai pemerintah RI dalam usaha
melengkapi alat kelengkapan negara melalui pernyataan yang disajikan dengan benar

1. Pembentukan Alat Kelengkapan Negara

a. Sidang Pertama

Sidang pertama PPKI dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 1945 yang menghasilkan tiga keputusan
penting sebagai berikut :

Mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang kemudian dikenal
sebagai UUD 1945.Memilih dan menetapkan Soekarno dan Moh. Hatta sebagai presiden dan wakil
presiden Indonesia.Membentuk Komite Nasional sebagai pembantu presiden.

b. Sidang Kedua

Sidang Kedua dilakukan pada tanggal 19 Agustus 1945 dan menghasilkan dua keputusan sebagai
berikut :

Menetapkan 12 kementrian dalam lingkungan pemerintahan yaitu Kementerian Dalam Negeri, Luar
Negeri, Kehakiman, Keuangan, Kemakmuran, Kesehatan, Pengajaran, Sosial, Pertahanan, Penerangan,
Perhubungan dan Pekerjaan Umum.Membagi daerah Republik Indonesia menjadi 8 provinsi.

c. Sidang Ketiga

Sidang ketiga PPKI dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 1945 dan berhasil mengambil tiga keputusan
penting yakni membentuk Komite Nasional, Partai Nasional Indonesia, dan Badan Keamanan Rakyat.

2. Pembentukan Kelengkapan Pemerintah dan Negaraa. Pembentukan Kelengkapan Pemerintah dan


Negara

Menurut ketentuan dalam pasal 18 UUD 1945 bahwa presiden dalam menjalankan tugas nya dibantu
oleh para menteri. PPKI dalam sidangnya tanggal 19 Agustus 1945, menetapkan 12 menteri departemen
dan 4 menteri negara. Pengumuman pembentukan kabinet RI pertama dilaksanakan pada tanggal 2
September 1945.

b. Pembagian Wilayah RI

Wilayah RI yang luas, cukup sulit untuk dikelola langsung oleh pemerintah pusat. Oleh karena itu, PPKI
perlu menyusun pemerintahan daerah dalam bentuk provinsi yang dikepalai oleh seorang gubernur.
PPKI pada sidang tanggal 19 Agustus 1945, berhasil menetapkan pembagian wilayah RI dalam 8 provinsi
dengan gubernur, sebagai berikut.

Provinsi Sumatra : Teuku Muhammad Hasan//Provinsi Jawa Barat : Sutardjo Kartohadikusumo//Provinsi


Jawa Tengah : R. Panji Suroso//Provinsi Jawa Timur : R.A. Soeryo//Provinsi Sunda Kecil : I Gusti Ktut
Puja//Provinsi Maluku : J. Latuharhary//Provinsi Sulawesi : G.S.S.J. Ratulangi//Provinsi Kalimantan : P.
Moh. Noor

3. Pembentukan Komite Nasional

Pada Aturan Peralihan pasal IV UUD 1945 dinyatakan bahwa sebelum MPR, DPR, dan DPA dibentuk
menurut UUD ini, segala kekuasaan dijalankan oleh presiden dengan bantuan sebuah komite.

LPPKI dalam sidangnya tanggal 22 Agustus mengambil keputusan membentuk Komite Nasional Indonesia
(KNI) yang berfungsi sebagai DPR sebelum dilaksanakan pemilihan umum.

4. Pembentukan Alat Keamanan Negara

Pembentukan alat keamanan negara secara kronologis dapat dikemukakan sebagai berikut :

Badan Keamanan Rakyat (BKR), BKR dibentuk dalam sidang PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945, dan
diumumkan oleh presiden Soekarno pada tanggal 23 Agustus 1945. BKR bertugas sebagai penjaga
keamanan dan ketertiban daerah BKR Pusat dipimpin oleh Kaprawi (ketua), Sutalaksana, dan
Hendraningrat (wakil)Tentara Keamanan Rakyat (TKR). TKR dibentuk berdasarkan Maklumat Pemerintah
pada tanggal 5 Oktober 1945. Sebagai pemimpin tertinggi TKR, Supriyadi namun ia tidak pernah muncul,
kemudian ia diganti oleh Kolonel Soedirman.Dalam perkembangannya, pada tanggal 25 Januari 1946,
TKR diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI)Selanjutnya dalam upaya mempersatukan semua
kekuatan bersenjata, yaitu TRI dengan laskar-laskar atau badan-badan perjuangan yang ada maka pada
tanggal 3 Juni 1947, TRI digantikan menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI)

16.Peserta didik dapat mengemukakan tujuan dari berbagai langkah yang diambil pemerintah RI pasca
Kemerdekan melalui narasi yang disajikan dengan benar

tujuan dibentuknya PPKI pada umumnya untuk melanjutkan tugas dari BPUPKI. Jadi mereka memiliki
tujuan utama yakni menyegerakan proklamasi kemerdekaan dan juga melakukan tata negara beserta
membuat struktur kenegaraan.

GATAU SUSAH~
17.Peserta didik dapat mengemukakan peran dari Soekarno Hatta dan tokoh lainnya dalam peristiwa
sekitar proklamasi melalui informasi yang disajikan dengan benar

18.Peserta didik dapat mengemukakan peran dari Soekarno dalam peristiwa sekitar proklamasi melalui
informasi yang disajikan dengan benar
~Bung Karno menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda bersama Bung
Hatta dan Mr. Achmad Soebardjo.

~Bung Karno menandatangani teks Proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Bung Hatta.

~Bung Karno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kediamannya di jalan Pegangsaan
Timur No. 56, Jakarta.

19.Peserta didik dapat menentukan peran dari tokoh golongan tua dalam peristiwa sekitar proklamasi
melalui informasi yang disajikan dengan benar

Golongan tua yang terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Achmad Soebardjo memiliki peranan
yang sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Golongan tua inilah yang menjadi motor
perjuangan kemerdekaan. Golongan tualah yang memutuskan kapan dan di mana proklamasi
kemerdekaan dikumandangkan sehingga penting kiranya bagi golongan muda untuk menyelamatkan
golongan tua dari pengaruh pemerintah Jepang yang dapat menghalangi kemerdekaan Indonesia.

20.Peserta didik dapat menganalisis tokoh lain seperti W.R Soepratma, Sayuti Melik, dan Gubernur
Soewiryo dalam kaitannya peristiwa sekitar proklamasi melalui gambar yang disajikan dengan benar

1.WR.SOEPRATMAN

WR.Soepratman merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Kakak sulungnya bernama Roekijem
yang menikah dengan keturunan Belanda bernama Willem van Eldik tinggal di Makassar. Dari kakaknya
inilah WR.Soepratman mendapat biaya untuk melanjutkan sekolah dan diboyong serta ke Makassar.

Di Makassar WR.Soepratman belajar bahasa Belanda selama tiga tahun di sekolah malam. Selain itu
beliau juga mengenyam pendidikan di Normalschool.

Ketika berusia 20 tahun WR.Soepratman diangkat sebagai guru di sekolah Angka 2. Setelah itu beliau
bekerja di sebuah perusahaan asing. Kemudian pindah ke Jakarta dan bekerja sebagai wartawan pada
harian Kaoem Moedadan Kaoem Kita.

Selama tinggal di Jakarta WR.Soepratman bergabung dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional. Ia juga
mulai menulis buku. Sebuah buku berjudul Perawan Desa di sita dan dilarang beredar oleh
pemerintah kolonial Belanda karena isinya dianggap menentang pemerintahan Belanda.

Dari sini jiwa nasionalisme WR.Soepratman terus tumbuh. Mulai timbul kebencian dalam dirinya
mengenai kesewenangan penjajahan Belanda.

WR.Soepratman kembali ke Makassar dan menekuni dunia musik. Dari Willem van Eldik, kakak
iparnya, Wr.Soepratman belajar bermain musik khususnya biola.

Pada usia 21 tahun WR.Soepratman berhasil menggubah sebuah lagu bernuansa kebangsaan. Lagu ini
diberi judul Indonesia Raya dan diperdengarkan pertama kali menggunakan biola pada Kongres
Sumpah Pemuda tahun 1928 di Jakarta. Lagu tersebut ternyata sangat memukau seluruh peserta
kongres yang hadir.

Sejak saat itu lagu gubahan WR.Soepratman menjadi terkenal dan merupakan satu-satunya lagu yang
wajib dikumandangkan pada setiap berlangsung kongres pergerakan nasional. Lagu tersebut dianggap
mampu mewujudkan rasa persatuan dan mewakili keinginan seluruh bangsa Indonesia untuk
merdeka.

WR.Soepratman terus berjuang melalui gubahan lagu-lagunya yang berisi semangat perjuangan
melawan penjajahan Belanda. Akibatnya beliau diburu oleh polisi Belanda dan ditahan di penjara
Kalisosok Surabaya.

WR.Soepratman wafat pada tahun 1938 karena sakit. Beliau tidak sempat menyaksikan lagu Indnesia
Raya dikumandangkan oleh seluruh rakyat Indonesia pada peristiwa kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus
1945.

2.SAYUTI MELIK

Sayuti Melik mengetik naskah Proklamasi setelah ia sempurnakan dari tulisan tangan Bung Karno.

Keterlibatan Sayuti Melik terutama dalam merumuskan point - point penting yang kelak akan menjadi
teks proklamasi. Dalam perumusan naskah teks proklamasi tersebut menurut beberapa rujukan terjadi
perbincangan sengit tentang siapa yang menandatangani naskah proklamasi tersebut.

Saat itu redaksi naskahnya sendiri telah mendapat persetujuan bulat, terutama pada langkah penentuan
nasib bangsa Indonesia selanjutnya itu. Lalu setelah jeda, Sukarni maju ke depan dan menyatakan bahwa
yang mentanda tangani naskah proklamasi tersebut tidak perlu semua anggota, melainkan Soekarno dan
Mohammad Hatta saja atas nama bangsa Indonesia. Hadirin menyambut usulan itu dengan tepuk
tangan. Tapi sesungguhnya yang mempunyai gagasan untuk mengusulkan hal tersebut tidak lain adalah
Sayuti Melik dan diucapkan Sukarni di podium. Kedati Mohammad Hatta yang awalnya mengusulkan
agar naskah tersebut ditanda tangani oleh kelompok lima kecewa dengan diterimanya usul dari Sukarni
tersebut. Tapi sejarah kemudian mencatat bahwa yang menandatangani naskah teks proklamasi pada
akhirnya adalah Soekarno dan Beliau sendiri. Usulnya diterima dan Bung Karno pun segera
memerintahkan Sayuti untuk mengetiknya. Ia mengubah kalimat “Wakil-wakil bangsa Indonesia”
menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”.

3.GUBERNUR SUWIRYO

PERAN DALAM PROSES PROKLAMASI KEMERDEKAAN

Dalam proses menjelang proklamasi kemerdekaan, Suwiryo berperan sebagai ketua penyelenggara
upacara proklamasi kemerdekaan, oleh karena itu beliau sangat sibuk untuk mempersiapkan segala
sesuatu yang diperlukan dalam upacara tersebut termasuk pengadaan mikrofon dan pengeras suara.
Termasuk dengan terlibat langsung dalam pengambilan keputusan tentang pelaksanaan upacara yang
semula akan di selenggarakan di Lapangan Ikada namun dipindah ke rumah Bung Karno, dikarenakan
bala tentara Jepang masih gentayangan dengan senjata lengkap. Selain itu beliau juga bertugas
memberikan kata sambutan saat detik-detik proklamasi.

Anda mungkin juga menyukai