Anda di halaman 1dari 29

Standar Kompetensi

Menganalisis

perjalananan bangsa Indonesia dari negara-negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Kompetensi Dasar
Menganalisis

terbentuknya negara Kebangsaan Indonesia.

Indikator
Menjelaskan kronologi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 2. Menjelaskan perbedaan perspektif antarkelompok sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 3. Menjelaskan penyebarluasan berita Proklamasi dan sambutan rakyat terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 4. Menjelaskan proses terbentuknya pemerintahan Republik Indonesia
1.

Tujuan membuat power point pada BAB 5 TERBENTUKNYA NEGARA KEBANGSAAN INDONSEIA
Untuk

menjelaskan lebih lanjut tentang kronologi, konflik antarkelompok, penyebarluasan berita dan sambutan rakyat terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia serta proses terbentuknya negara dan pemerintahan Republik Indonesia.

Kronologi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Berakhirnya Perang Pasifik

Tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Koiso mengeluarkan janji untuk memerdekakan Indonesia. Letnan Jendral Kumaikichi Harada pada tanggal 1 Maret menyetujui dibentuknya BPUPKI. Badan ini diketuai Rajiman Widiodiningrat, dengan tugas utama yakni mempelajari dan meyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan rencana kemerdekaan indonesia. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan diganti dengan PPKI yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Moh. Hatta. Pada .tanggal 9 agustus 1945, Ir Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Wediodiningrat berangkat ke Dalat (Vietnam) memenuhi panggilan Marsekal Terauchi. Dalam pertemuannya, Jenderal Terauchi memberitahukan bahwa jepang memberi kemerdekaan Indonesia sekitar 24 Agustus 1945. Pasukan Sekutu menjatuhkan bom atom di Kota Hirosima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 agustus 1945, yang berakhir dengan kekalahan jepang Pada tanggal 14 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, dan dr. Radjiman Wediodiningrat kembali ketanah air. Pada waktu itu juga jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Berita kekalahan tersebut sebelumnya diharapkan di sembunyikan, namun akhirnya tersiar melalui radio Domei Pada tanggal 15 agustus 1945. Golongan Muda yang mendengar berita tersebut adalah Sutan Syahrir. Oleh karena itu, Sutan Syahrir mendesak kepada Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.

BOM Atom Hirosima dan Nagasaki

Peristiwa Rengasdengklok

Para pemuda dibawah pimpinan Chaerul Saleh mengadakan rapat pada tanggal 15 Agustus 1945 yang menghasilkan keputusan, antara lain :
Mendesak Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus 1945 Menunjuk Wikana dan Darwis untuk menemui Soekarno-Hatta dan menyampaikan keputusan rapat.

Selesai rapat sekitar pukul 22.00 WIB. Wikana dan kawan-kawan menemui Soekarno di kediamannya. Wikana menyampaikan keputusan rapat. Jika keinginan tersebut tidak dilaksanakan, Wikana memberitahukan kemungkinan terjadinya pertumpahan darah. Mendengar ancaman itu, Soekarno menjadi marah lalu menjawab Inilah leherku, saudara boleh membunuh saya sekarang juga. Saya tidak bisa melepaskan tanggung jawab saya sebagai ketua PPKI. Karena itu saya tanyakan kepada wakil-wakil PPKI besok .

Para pemuda kemudian mengadakan kembali perteman di Asrama Baperpi sampai pukul 24.00 WIB. Hasilnya adalah membawa SoekarnoHatta ke Rengasdengklok demi menjauhkan tokoh tersebut dari pengaruh Jepang.

Peristiwa Rengasdengklok

Pada tanggal 16 Agustus 1945, pukul 04.00, golongan muda dibawah pimpinan Soekarni, Jusuf Kunto, Dan Syodanco Singgih, membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok.

Sementara itu di Jakartam dilangsungkan pertemuan antara golongan tua yang diwakili Mr. Ahmad Subarjo dan golongan muda yang diwakili Wikana. Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilakukan di Jakarta.
Pukul 17.30 rombongan tiba di rengasdengklok . Ahmad Subarjo memberikan jaminan bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia paling lambat akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 12.00 WIB. Atas jaminan itu, para pemuda kemudian bersedia melepaskan Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta.

Suasana sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

Perumusan Teks Proklamasi

Pukul 23.00 WIB Soekarno-Hatta tiba di Jakarta. Rombongan kemudian menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda. Dirumah Laksamana Maeda inilah teks Proklamasi disusun.
Setelah naskah proklamasi selesai dirumuskan, para perumus kemudian menemui rombongan diserambi muka. Pada pukul 04.00 Soekarno membacakan rumusan naskah proklamasi yang langsung disetujui oleh hadirin. Kemudian, Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani naskah tersebut cukup dua orang yakni Soekarno dan Hatta atas nama Bangsa Indonesia.

Usul ini disetujui oleh para hadirin. Kemudian Sayuti Melik mengetik naskah itu berdasarkan tulisan tangan Soekarno, disertai perubahan-perubahan yang telah disetujui. Teks yang diketik Sayuti Melik itulah yang merupakan teks resmi(otentik), karena ditandatangani oleh Soekarno-Hatta.
Kemudian Soekarni menyarankan agar Lapangan Ikada menjadi tempat untuk membacakan naskah tersebut. Namun Soekarno tidak menyetujuinya, ia khawatir akan timbul bentrokan dengan pihak Jepang. Soekarno lalu mengusulkan agar pembacaan naskah proklamasi tersebut dilakukan dirumahnya di Jalan Kebangsaan Timur no 56 Jakarta.

Teks Proklamasi yang ditulis oleh Soekarno

Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

sesuai dengan acara yang telah ditetapkan, dibulan puasa hari jumat, tanggal 17 Agustus 1945 tepat jam 10.00 WIB, Ir. Soekarno membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dengan suara yang mantap dan jelas, Ir. Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan sebelum membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan. Saudara-saudara sekalian! Saya telah meminta saudara hadir disini untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. . . . Saudara-saudara! Dengan ini kamei menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarlah Proklamasi Kami: Proklamasi Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekoeasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo yang sesingkatsingkatnya. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05 Atas nama Bangsa Indonesia Soekarno/Hatta Acara dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah-Putih diiringi lagu Indonesia Raya. Selesai pengibaran bendera Merah-Putih, dilanjutkan sambutan Walikota Jakarta Suwiryo dan Dr. Muwardi. Peristiwa Proklamasi kemerdekaan hanya berlangsung selama kurang lebih satu jam dengan penuh kekhidmatan sekalipun sangat sederhana. Namun

Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17-081945

Perbedaan Pandangan Anatarkelompok di Sekitar Proklamasi

Sejak tanggal 15 agustus 1995 Indonesia dalam keadaan vacuum of powe(kosong kekuasaan). Ketika kekosongan kekuasaan terjadi, terdapat perbedaan pandangan terutama yang menyangkut waktu pelaksanaan proklamasi. Berkenaan dengan hal itu, kemudian muncullah kelompok nasionalis golongan tua dan golongan muda Kelompok nasionalis golongan tua yang mengambil strategi kooperatif terhadap pemerintah jepang yakni PPKI. Tokoh-tokoh golongan tua antara lain Ir Soekarno, dr. Buntaran, dan Mr. Iwan Kususmasumantri. Kelompok nasionalis golongan muda yang ati fasis dan Jepang. Mereka terdiri atas pemuda, pelajar, dan mahasiswa. Tokoh-tokoh golongan muda yang terkenal antara lain Sukarni, Chaerul Saleh, Wikana, B.M. Diah, Adam Malik, dr. Muwardi, Johan Nur, Pandu Wiguna, dan Syarif Thayeb. Kelompok nasionalis golongan tua bersikap sangat hati-hati dalam menyikapi vacuum of power. Bagi mereka proklamasi kemerdekaan hatus dilaksanakan dalam wadah PPKI. Kelompok nasionalis golongan muda bersikap sebaliknya, mereka sangat agresif. Mereka menginginkan proklamasi kemerdekaan secepatnya dilaksanakan sebelum sekutu dating mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang. Mereka menginginkan bahwa proklamasi dilaksanakan lepas dari pengaruh jepang. Oleh karena itu golongan muda tidak menghendaki keterlibatan PPKI. Mereka mengaggap PPKI sebagai sebuah badan buatan Jepang. Meskipun berbeda pendapat, namun di antara kedua golongan ada kesepakatan mengenai tokoh yang pantas memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Mereka memercayakan Soekarno dan Hatta untuk mewakili para toloh pejuang.

Penyebarluasan Berita Proklamasi dan Sambutan Rakyat Indonesia Terhadap Proklamasi Kemerdekaan
Peyebarluasan dan sambutan proklamasi kemerdekaan di tingkat pusat

Di saat fajar 17 agustus 1945, para pemimpin bangsa dari rumah Laksamana Tadhasi Maeda diliputi oleh kebanggaan. Mereka pulang kerumah masing-masing, setelah berhasil merumuskan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebelum pulang bung Karno berpesan kepada para pemuda yang bekerja pada pers dan kantor berita, terutama B.M Diah untuk memperbanya teks proklamasidan menyiarkannya ke seluruh dunia. Pada tanggal 17 agustus 1945 teks prolamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio Kantor Domei waidan B. Palenewen. Ia menerima teks proklamasi dari seorang wartawan Domei, Syahruddin. Waidan segera memerintahkan kepada D. Wuz untuk menyiarkan berita proklamasi tiga kali berturut-turut. Akan tetapi, baru dua kali disiarkan, seorang Jepang masuk ke ruang radio dan mengetahui bahwa proklamasi telah tersiar keluar. Dengan marah-marah orang jepang tersebut menyuruh agar penyiaran berita proklamasi dihentikan, tetapi Waidan B. Palenewen memerintahkan F. Wuz untuk terus menyiarkan setiap setengah jam sekali sampai dengan pukul 16.00 saat siaran berhenti.

Peyebarluasan dan sambutan proklamasi kemerdekaan di tingkat pusat

Akibat penyiaran tersebut, pucuk pemimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita proklamasi dan menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 10 agustus 1945, pemancar radio disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Biarpun pemancar radio disegel tetapi para pemuda tidak kehilangan akal. Mereka membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, seperti Sukarman, Susiloharja, da Suhandar. Alat pemancar yang diambil dari kantor berita Domei sebagian dibawa ke rumah Waidan B. Palenewen dan sebagian ke jalan Menteng no.31, di menteng 31 para pemuda berhasil merakit pemancar baru dengan kode DJK I. Dari sinilah berita Proklamasi Kemerdekaan terus disiarkan. Usaha para pemuda dalam menyiarkan tidak terbatas lewat radio, melainkan lewat pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di jawa dalam penerbitannya tanggal 20 agustus 1945 memuat berita proklamasi dan UUD Negara Republik Indonesia. Sementara itu, para pemuda tidak langsung pulang ke rumah masing-masing. Mereka membagi pekerjaan dalam kelompok-kelompok sehingga naskah proklamasi dapat lebih cepat sampai kepada rakyat. Di antara kelompok-kelompok itu adalah Sukarni yang mengadakan rapat rahasia untuk mengatur pelaksanaan dan cara menyiarkan berita proklamasi. Berita proklamasi yang telah menyebar ke seluruh kota Jakarta, segera disebarkan ke seluruh Indonesia.

Peyebarluasan dan sambutan proklamasi kemerdekaan di tingkat daerah

Penyebaran berita Proklamasi ke seluruh wilayah Indonesia dilakukan melalui siaran radio. Begitu mendapat berita yang menggembirakan, rakyat memberikan sambuttan yang luar biasa. Penyambutan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh seluruh rakyat dibuktikan dengan pelucutan senjata tentara jepang, pengambilalihan kekuasaan, semangat membara untuk terus berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Di samping melalui siaran radio, surat selebaran,berita proklamasi secara resmi dibawa oleh para utusan yang kebetulan menghadiri siding PPKI dan menyaksikan peristiwa Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 agustus di Jakarta. Utusan-utusan itu diantaranya adalah:
Teuku Muhammad Hassan(diangkat menjadi Gubernur Sumarta) untuk daerah Sumarta Sam Ratulangi(diangkat menjadi Gubernur Sulawesi) untuk daerah Sulawesi Ketut Pujo(diangkat menjadi Gubernur Nusa tenggara) untuk daerah Nusa Tenggara P. Mohammad Noor(diangkat menjadi Gubernur Kalimantan) untuk daerah Kalimantan.

Proses Terbentuknya Negara dan Pemerintah Republik Indonesia

Sehari sesudah proklamasi kemerdekaan, para tokoh pendiri Republik Indonesia disibukkan dengan kegiatan pembentukkan lembaga pemerintahan dan kenegaraan. PPKI yang sejak proklamasi Kemerdekaan menjadi satu-satunya organisasi tertinggi yang dimiliki bangsa Indonesia, kemudian melakukan sidang- sidang. Sidang pertama PPKI tanggal 18 Agustus 1945, menghasilkan tiga keputusan penting sebagai berikut.
Menetapkan dan mengesahkan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Undang- Undang dasar 1945. Memilih dan menetapkan Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden. Membentuk komite Nasional sebagai pembantu presiden.

Sidang PPKI ketiga tanggal 19 Agustus 1945, menghasilkan dua keputusan sebagai berikut.
Menetapkan 12 kementrian dalam lingkungan pemerintahan, yaitu Kementrian Dalam Negeri, Luar Negeri, Kehakiman, Keuangan, Kesehatan, Pengajaran, Sosial, Pertahanan, Penerangan, Perhubungan, dan Pekerjaan Umum. Membagi daerah republic Indonesia dalam Delapan Provinsi, yaitu Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.

Sidang PPKI ketiga tanggal 22 Agustus 1945 berhasil mengambil tiga keputusan penting, yakni untuk membentuk Komite Nasional, Partai Nasional Indonesia, dan Badan Keamanan Rakyat.

Pengesahan UUD 1945

1.Undang-Undang Dasar (Kontitusi) merupakan peraturan Negara tertinggi yang memuat ketentuan2 ketentuan pokok dan menjadi sumber dari perundangundangan lain yang dikeluarkan oleh Negara. UUD disusun untuk mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.PPKI pada sidangnya yang pertama tanggal 18 Agustus 1945, telah berhasil mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar yang kemuadian dikenal dengan nama Undang Undang Dasar 1945. UUD 1945 tersebut kemudian diumumkan dalam berita Republik Indonesia Tahun ke-2 No. 7 tahun 1946

Pemilihan Presiden-Wakil Presiden dan Pembentukkan Kabinet

1.Pemilihan presiden dan wakil presiden untuk pertama kali dilakukan oleh PPKI. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal III Aturan Peralihan UUD 1945. PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 memilih dan menetapkan Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden. 2. Menurut ketentuan dalam pasal 18 UUD 1945 bahwa Presiden dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh para menteri. PPKI dalam siding tanggal 19 Agustus 1945, menetapkan 12 menteri departemen dan 4 menteri Negara. Pengumuman Kabiner RI pertama dilaksanakan pada tanggal 2 September 1945.

Soekarno-Hatta

Pembagian Wilayah RI

Wilayah RI yang luas, cukup sulit untuk dikelola langsung oleh Pemerintah Pusat. Oleh Karena itu, PPKI perlu menyusun pemerintah daerah dalam bentuk provinsi yang dikepalai oleh seorang gubernur. PPKI pada sidangnya tanggal 19 Agustus 1945, berhasil menetapkan pembagian wilayah RI dalam delapan provinsi dengan gubernurnya, sebagai berikut:
Provinsi Sumatra : Gubernur Teuku Moh. Hasan. Provinsi Jawa Barat : Gubernur Sutardjo Kartohadikusumo Provinsi Jawa Tengah : Gubernur R. Panji Suroso Provinsi Jawa Timur : Gubernur RA. Soeryo Provinsi Sunda Kecil : Gubernur I. Gusti Ktut Pujo Provinsi Maluku : Gubernur J. Latuhari Provinsi Sulawesi : Gubernur G.S.S.J. Ratulangi Provinsi Kalimantan : Gubernur P. Moh. Noor.

Pembagian Wilayah Republik Indonesia

Pembentukan Komite Nasional

Pada Aturan Peralihan Pasal IV UUD 1945 dinyatakan bahwa Sebelum MPR, DPR, dan DPA dibentuk menurut UUD ini, segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah komite. PPKI dalam sidangnya tanggal 22 Agustus mengambil keputusan pembentukan Komite Nasional Indonesia (KNI) yang berfungsi sebagai DPR Sebelum dilaksanakan pemilihan umum.

Pembentukan Alat Keamanan Negara


Alat keamanan Negara secara kronologis dapat dikemukakan sebagai berikut:

Badan Keamanan Rakyat (BKR). BKR dibentuk dalam siding PPKI pada tanggal 22 agustus 1945, dan diumumkan oleh perisiden Ir. Soekarno pada tanggal 23 Agustus 1945. BKR bertugas sebagai penjaga keamanan dan ketertiban daerah. BKR Pusat dipimpin oleh Kaprawi ( Ketua), Sutalaksana, dan Hendraningrat (wakil). Tentara Keamanan Rakyat (TKR). TKR dibentuk berdasarkan Maklumat Pemerintah pada tanggal 5 Oktober 1945. Dalam perkembanganya, Pada tanggal 25 Januari 1946 TKR diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) Selanjutnya, Dalam upaya mempersatukan semua kekuatan bersenjata, yaitu TRI dengan lascar-laskar atau badan-badan perjuangan yang ada, maka pada tanggal 3 Juni 1947 TRI diganti menjai Tentara Nasional Indonesia ( TNI).

Dukungan dari Berbagai Daerah Terhadap Pembentukan Negara dan Pemerintah RI


Rapat Raksasa di Lapangan Ikada

Pada tanggal 19 September 1945 masa berbondong-bondong membanjiri Lapangan Ikada ( Ikatan Atletik Djakarta), yang terletak di sebelah Monumen Nasional. Presiden Soekarno menuju mimbar yang telah disediakan. Beliau tidak jadi berpidato dan hanya menyampaikan beberapa pesan singkat. Beliau meminta kepercayaan dan dukungan rakyat kepada pemerintah RI dengan cara mematuhi perintahnya Rapat Raksasa di Lapangan Ikada ini berlangsung sangat singkat, Namun memiliki arti penting bagi perjuanagn menengakan kedaulatan RI, yakni memperlihatkan kepada dunia bahwa proklamasi Kemerdekaan Indonesia mendapat dukunagn dari seluruh rakyat.

Pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Sri Sultan Hamengkubuwono IX mendukung kemerdekaan dan tunduk kepada pemerintah Republik Indonesia lewat telegram tanggal 1 September 1945. Pemerintah RI membalas tanggal 5 September 1945 dan mengangkat Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa Demikian juga untuk daerah Surakarta, yang terdiri atas Kasunan ( di bawah pemerintahan Sri Susuhanan Paku Buwono XII) dan Mangkunegara ( di bawah pemerintahan Mangkunegoro VII), mendukung sepenuhnya pemerintah Republik Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
Agung, Leo. 2009 .Sejarah Umum 2. Jakarta:Erlangga http://www.google.co.id/imgres http://www.youtube.com/watch?v=Un0 M6o-HlTM

KELOMPOK
1.

2.
3. 4.

Adang Kaswara Akbar Kusuma Akri Krishna Himawan Subiyanto Megi Almusani

Anda mungkin juga menyukai