Pencarian dan penyelamatan (bahasa Inggris: search and rescue; SAR), adalah kegiatan
dan usaha mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan
hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan, dan
bencana. Istilah SAR telah digunakan secara internasional tak heran jika sudah sangat mendunia
sehingga menjadi tidak asing bagi orang di belahan dunia manapun tidak terkecuali di
Indonesia.Terhadap musibah bencana alam, operasi SAR merupakan salah satu rangkaian dari
siklus penanganan kedaruratan penanggulan bencana alam. Siklus tersebut terdiri dari
pencegahan (mitigasi) , kesiagaan (preparedness), tanggap darurat (response) dan pemulihan
(recovery), dimana operasi SAR merupakan bagian dari tindakan dalam tanggap darurat.
Di bidang pelayaran dan penerbangan, segala aspek yang melingkupinya termasuk
masalah keselamatan dan keadaan bahaya, telah diatur oleh badan internasional IMO dan ICAO
melalui konvensi internasional. Sebagai pedoman pelaksanaan operasi SAR, diterbitkan
IAMSAR Manual yang merupakan pedoman bagi negara anggotanya dalam pelaksaan operasi
SAR untuk pelayaran dan penerbangan. Untuk menyeragamkan tindakan agar dicapai suatu hasil
yang maksimal maka digunakan suatu Sistem SAR (SAR Sistem) yang perlu dipahami bagi
semua pihak terlibat. Dalam pelaksanaan operasi SAR melibatkan banyak pihak baik dari militer,
kepolisian, aparat pemerintah, organisasi masyrakat dan lain-lainnya. Demikian juga sesuai
dengan ketentuan IMO dan ICAO setiap negara wajib melaksanakan operasi SAR. Instansi yang
bertanggung jawab di bidang SAR berbeda-beda untuk setiap negara sesuai dengan ketentuan
berlaku di masing-masing negara, di Indonesia tugas tersebut diemban oleh Badan SAR Nasional
(BASARNAS).
BADAN SAR NASIONAL (BASARNAS)
TUGAS BADAN SAR NASIONAL
Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan (Search and
Rescue) yang meliputi usaha dan kegiatan mencari, menolong dan menyelamatkan jiwa manusia
yang hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah pelayaran dan/atau penerbangan, atau
bencana atau musibah lainnya, yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh badan sar nasional.
FUNGSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
SRU
SMC dibantu oleh staf SMC yang terdiri dari: Staf Operasi, Staf Administrasi and
Logistik, Staf Komunikasi, dan Staf Inteligen
Tim pencari yang bertugas menjebak subjek dengan memperhatikan jejak-jejak yang dilaluinya
dan melakukan pengecekan secara periodik
F. String line
Tim pencari membuat bentangan tali untuk menarik perhatian subjek. Teknik ini umumnya
digunakan pada daerah berpohon lebat dan bersemak
DETECTION MODE
Cara/teknik dengan memeriksa tempat-tempat yang dicurigai bila dirasa perlu maka pencarian
dapat dilakukan dengan cara penyapuan diperhitungkan untuk menemukan subjek atau barang
ceceran subjek
Metode ini terbagi menjadi :
Type I
1) pencarian dengan memeriksa area yang diduga terdapat subjek
2) pencarian dilakukan tergesa - gesa
3) hasil penyelidikan untuk rencana pencarian selanjutnya
Kapan digunakan :
Pada awal operasi pencarian
- setiap saat untuk memeriksa area yang diyakini belum tersapu serta untuk pemeriksaan ulang
Metode yang digunakan :
Tim kecil dengan mobilisasi tinggi mengecek : jalan setapak, sungai , daerah / medan yang sulit
dll
Type II
1) Pencarian dilakukan dengan cepat dan sistematis pada daerah yang luas dengan personil
terbatas.
2) Teknik pencarian dengan penyapuan yang akan menghasilkan kemungkinan ketemu subjek
atau ceceran cukup tinggi
Type III
Pencarian dilakukan dengan cermat dan sistimatis serta ketat pada daerah pencarian yang
kecil dengan personil memadai.
Teknik pencarian dengan penyapuan yang akan menghasilkan kemungkinan ketemu subjek
cukup tinggi
Kapan digunakan :
Bila metode type ii sudah dilakukan
Search area terbatas tim pencari mencukupi
Penemuan bukti-bukti yang pasti
\
mengawasi
dengan
pencarian