A. Kompetensi Inti :
1. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
2. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Capaian
C. Tujuan
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan , diharapkan dengan benar dapat:
- Kejujuran
- Kerjasama
- Disiplin
- Bertanggung jawab
- Religius
- Nasionalisme
D. Materi
1. Materi
Pengertian SAR
Organisasi SAR yang ada di Indonesia
Sisitem SAR
Pola pola pencarian dalam SAR
E. Metode
Ceramah, diskusi, simulasi.
2) Bahan
1) Materi
2) Link Youtube
MATERI SAR
SAR Search And Rescue
Pengertian
SAR merupakan singkatan dari Search And Rescue yang mempunyai arti usaha untuk melakukan
percarian, pertolongan dan penyelamatan terhadap keadaan darurat yang dialami baik manusia
maupun harta benda yang berharga lainnya.
Hakekat SAR
SAR merupakan kegiatan kemanusiaan yang dilakukan secara suka rela dan tanpa pamrih dan
merupakan kewajiban moril bagi setiap individu yang terlatih untuk melakukan pertolongan terhadap
korban musibah secara cepat, tepat dan efisien dengan memanfaatkan sumber daya/potensi yang ada,
baik sarana dan prasarana maupun manusia yang ada.
Semenjak terbentuknya pada Tgl. 28 februari 1972 dan dalam perkembangannya, organisasi SAR
telah mengalami beberapa kali perubahan yang di lakukan oleh pemerintah untuk lebih
mengoptimalkan organisasi SAR. Adapun perubahan – perubahan yang pernah dilakukan adalah;
Keppres No. 11 Thn. 1972. di sebutkan bahwa BASARI ( Badan SAR Indonesia) mempunyai susunan
organisasi yang terdiri dari Pimpinan, Pusat Kordinasi SAR Nasional (PUSARNAS), Pusat Kordinasi
Rescue, Sub–Sub Pusat Kordinasi Rescue serta Unsur – Unsur SAR.
Keppres No. 44 Thn. 1974. Di jelaskan antara lain bahwa PUSARNAS (Pusat SAR Nasional) berada di
bawah Departemen Perhubungan.
Keppres No. 28 Thn. 1979 . di jelaskan bahwa BASARI termasuk anggota BAKORNAS PBA (Badan
Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Alam).
Keppres No. 47 Thn 1979. PUSARNAS diganti menjadi BASARNAS (Badan SAR Nasional).
Perubahan PUSARNAS menjadi BASARNAS di sertai pula dengan perubahan eselon dari eselon II
menjadi eselon I atau setingkat Direktorat Jenderal. Dan untuk kelancaran tugas – tugas di lapangan,
Menteri perhubungan telah mengeluarkan instruksi bahwa Kepala BASARNAS ditunjuk sebagai
kuasa ketua BASARI untuk tugas – tugas di lapangan.
Sistem SAR
Ada 5 tahapan dalam operasi SAR :
Adalah kekhawatiran bahwa suatu keadaan darurat diduga akan muncul (saat disadarinya
terjadi keadaan darurat/ musibah)
Adalah tahap seleksi informasi yang diterima, untuk segera dianalisa dan ditetapkan
bahwa berdasarkan informasi tersebut, maka keadaan darurat saat itu diklasifikasikan
sebagai :
adalah suatu keadaan emergency yang ditunjukkan dengan adanya keraguan mengenai
keselamatan jiwa seseorang karena diketahui kemungkinan mereka dalam menghadapi
kesulitan.
adalah suatu keadaan emergency yang ditunjukkan bila bantuan yang cepat sudah
dibutuhkan oleh seseorang yang tertimpa musibah karena telah terjadi ancaman serius
atau keadaan darurat bahaya. Berarti, dalam suatu operasi SAR informasi musibah yang
diterima bisa ditunjukkan tingkat keadaan emergency dan dapat langsung pada tingkat
Ditresfa yang banyak terjadi.
Yaitu saat dilakukan suatu tindakan sebagai tanggapan (respons) terhadap keadaan
sebelumnya, antara lain :
Detection Mode/ Tracking Mode And Evacuation Mode, yaitu seperti dilakukan operasi
pencarian dan pertolongan serta penyelamatan korban secara fisik. Tahap operasi
meliputi :
Menolong/ menyelamatkan dan mengevakuasi korban (Evacuation Mode), dalam hal ini
memberi perawatan gawat darurat pada korban yang membutuhkannya dan membawa
* korban yang cedera kepada perawatan yang memuaskan (evakuasi).
Pola-pola Pencarian
Ada 8 kelompok utama pola pencarian, sebagai berikut :
– track line
– parallel
– creeping line
– square
– sector
– contour
– flare
– homing
Pola-pola pencarian yang sering dilakukan pada misi SAR darat (khususnya di
Indonesia) adalah track line, parallel, dan contour. Untuk menamakan sesuatu pada
pencarian SAR. Biasanya digunakan dengan huruf-huruf awal yang terdiri dari 3
huruf.
Huruf 1 : Pola pencarian yang digunakan, misalnya T (track line), P (parallel)
Huruf 2 : Unit yang terlibat, misalnya : S (single unit), M (multi unit).
Huruf 3 : Keterangan pelengkap, misalnya :
C = coordinated (dengan koordinasi) atau circle (melingkari)
R = radar (digunakan untuk pengendalian) atau return to starting point
N = Non return (tidak perlu kembali ke titik awal)
L = Loran line (sesuai garis loran)
Pencarian dengan pola garis lintasan (track line) digunakan :
Bila seseorang dinyatakan hilang pada jalur perjalanan yang direncanakan dan tidak
diketahui data-data lain, berarti jalur perjalanan/garis lintasan merupakan satu-
satunya data.
Untuk usaha pencarian secara fisik yang pertama kali dapat dilakukan misalnya
meminta bantuan pada pesawat komersil yang kebetulan melintas jalur tersebut.
Pola track line dikenal 4 jenis :
TSR (track line, single unit, return)
TMR (track line, multi unit, return)
TSN (track line, single unit, non return)
TMN (track line, multi unit, non return)