Anda di halaman 1dari 26

SAR and ESAR

 Instruktur : Dedex Lucas


 Asisten : Alung
PENGERTIAN SAR
Search and Rescue (SAR) diartikan sebagai usaha dan kegiatan
kemanusiaan untuk mencari dan memberikan pertlongan kepada manusia
dengan kegiatan yang meliputi :
Mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau
dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam bencana atau musibah.
Mencari kapal dan atau pesawat terbang yang mengalami kecelakaan
Evakuasi pemindahan korban musibah pelayara, penerbangan, bencana alam
atau bencana lainya dengan sasaran utama penyelamatan jiwa manusia.
Sejarah SAR
 tahun 1950 Indonesia masuk dan terdaftar menjadi anggota organisasi penerbangan internasional ICAO (International
Civil Aviation Organization).
 tahun 1959 Indonesia menjadi anggota International Maritime Organization (IMO)
 pada tahun 1968 ditetapkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor T.20/I/2-4 mengenai ditetapkannya Tim SAR Lokal
Jakarta yang pembentukannya diserahkan kepada Direktorat Perhubungan Udara
  tanggal 28 Februari 1972 
di bentuklah Badan SAR Indonesia (BASARI) berdasarkan Kepres no.11 tahun 1972, yang kemudian berganti menjadi
Dadan SAR Nasional (BASARNAS) berdasarkan Kepres no. 47 tahun 1979 yang merupakan lembaga pelaksana
kegiatan SAR tingkat pusat
 pada tahun 1978 untuk penanganan SAR di daerah dikeluarkan Instruksi Menteri Perhubungan IM 4/KP/Phb-78 untuk
membentuk Satuan Tugas SAR di KKR (Kantor Koordinasi Rescue).
 Untuk efisiensi pelaksanaan tugas SAR di Indonesia, pada tahun 1979 melalui Keputusan Presiden Nomor 47 tahun
1979, Pusarnas yang semula berada dibawah Basari, dimasukkan kedalam struktur organisasi Departemen
Perhubungan dan namanya diubah menjadi Badan SAR Nasional (BASARNAS).
 Pada tahun 1993 secara elembagaan organisasi SAR tumbuh dan berkembang makin pesat di Indonesia
 Dalam rangka terus meningkatkan pelayanan SAR kepada masyarakat, maka pemerintah telah menetapkan Peraturan
Pemerintah No. 36 Tahun 2006 tentang Pencarian dan Pertolongan yang mengatur bahwa Pelaksanaan SAR (yang
meliputi usaha dan kegiatan mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau menghadapi
bahaya dalam musibah pelayaran, dan/atau penerbangan, atau bencana atau musibah lainnya) dikoordinasikan oleh
Basarnas yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden
 Berdasarkan kajian dan analisa kelembagaan, sesuai dengan perkembangan dan tuntutan tugas yang lebih besar, pada
Tahun 2007 dilakukan perubahan Kelembagaan dan Organisasi BASARNAS menjadi Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND), yang diatur secara resmi dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2007
tentang Badan SAR Nasional. Sebagai LPND, BASARNAS berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Presiden.
 Pada Perkembangannya, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2009, sebutan LPND berubah menjadi
SAR
Darat

Macam-
macam
SAR:
SAR SAR
Laut Udara
ORGANISASI SAR 
 BASARNAS (Badan SAR Nasional);
Dibawah koordinasi DEPT. Perhubungan.
 KKR (Kantor Koordinasi Rescue) : ada 4
Lokasi (Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang,
dan Biak).
 SKR (Sub Koordinasi Rescue) : ada 15
daerah antara lain ( Medan, Padang,
Tanjung Pinang, Pontianak, Denpasar,
Menado, Banjarmasin, Kupang, Ambon,
Balikpapan, Merauke, Jaya Pura).
Tujuan SAR
 mencari dan menolong dengan cara
efektif dan efisien, jiwa manusia dan
sesuatu yang berharga yang berada
dalam keadaan mengkhawatirkan
(distress).
 Dengan demikian kegiatan SAR dalam
pelaksanaannya haruslah cepat, cermat,
dan cekatan (3C).
SC (SAR Coordinator);

 Biasanya pejabat pemerintahan yang


mempunyai wewenang dalam
penyediaan fasilitas.
SMC (SAR Mission Coordinator) :

 Harus orang mempunyai pengetahuan


yang tinggi dalam menentukan MPP
(Most Probable Position), menentukan
area pencarian, strategi pencarian
(beberapa unit, teknik, dan fasilitasnya).
OSC (On Scene
Commander);

 Tidak mutlak ada tetapi juga bisa lebih


dari satu tergantung wilayah komunikasi
dan kesulitan jangkauannya.
SRU (Search And Rescue Unit).;

 Adalah yang menjadi ujung tombak


suatu pencarian, merupakan team-team
yang melakukan pencarian di lapangan.
Perlengkapan wajib SRU

 1. Perorangan
     - Ponco atau jas hujan
     - Golok tebas
     - Peluit
     - Tempat air
     - senter dan Batrey cadangan
     - Makanan untuk 4 hari (bila rencana mengikuti SAR 3 hari)

 2. Team/Regu
     - Tenda 
     - Peta
     - Kompas
     - Altimetr
     - Penggaris busur
     - Peralatan masak (kompor+bahan bakar, Nesting)
     - Peralatan Rock Climbing (karmentel, harness, jumar, piton hammer, descender, sling dsb)
     - Alat komunikasi (HT, dsb)
     - Benang (untuk stringline) sejumlah 4 kelos @500 m
     - Tali rafiah 500 gr
     - Obat-obatan dan peralatan P3K
     - jerigen air 5 lt
     - senter besar/lampu penerangan (neon baterai, lampu bandai)
Anggota unit SAR harus dapat :

 Berpikir dan bertindak cepat sesaat


setelah mendengar berita kecelakaan
atau kehilangan.
 Membuat strategi dengan cermat, artinya
dengan persiapan dan perhitungan yang
matang, berdasar dan terkoordinasi.
 Melaksanakan strategi yang telah dibuat
dengan cekatan dan dengan teknik yang
terlatih serta kedisiplinan tinggi.
Komponen-komponen yang mendukung
tahapan-tahapan operasi SAR

 Organisasi
 Fasilitas
 Komunikasi
 Emergency Care (perawatan gawat
darurat)
 Dokumentasi
5 tahap operasi SAR

 Preliminary Mode
 Confinement Mode
 Detection Mode
 Tracking Mode
 Evacuation Mode
Preliminary Mode;
  Mengumpulkan informasi-informasi
awal, sejak dari mulai tim-tim pencari
diminta bantuan tenaganya, sampai
kedatangannya di lokasi, formasi dari
perencanaan pencarian awal,
perhitungan-perhitungan, dan
sebagainya.
Confinement Mode; 
 Memantapkan garis batas untuk
mengurung orang yang hilang agar
berada didalam area pencarian (search
area).
Detection Mode;
  Pemeriksaan ditempat-tempat yang
dicurigai, bila dirasa perlu. Dan
pencarian dengan cara menyapu
(sweep searches), diperhitungkan untuk
menemukan orang yang hilang atau
barang-barangnya yang tercecer.
Tracking Mode;
 Mengikuti jejak-jejak (jejak kaki,
tebasan, rintisan, singkapan tumbuhan,
dan lain-lain) atau barang-barang yang
tercecer, yang ditinggalkan oleh orang
yang hilang berdasarkan data yang
dimiliki.
Evacuation Mode;
  Memberikan perawatan kepada korban
dan membawanya dengan tandu
apabila dibutuhkan.
Teknik Confinement Mode; :
 1.      Trail Blocking (razia pada jalan setapak)
 2.      Road Bolcks (razia pada jalan keluar)
 3.      Look Outs
 4.      Camp In
 5.      Track Traps (jalur jebakan)
 6.      String Lines
Teknik Detection Mode :

 1.      Tipe I Search

 2.      Tipe II Search

 3.      Tipe III Search


  Tipe I Search
 pencarian atau pemeriksaan yang
segera (Hasty Search) pada daerah
yang mempunyai kemungkinan
ditemukannya korban. melakukan
penyelidikan yang datanya akan
dipergunakan untuk pencarian berikut.
Pencarian cepat di area yang luas.
Tipe II Search
 Pencarian yang cepat atas daerah
pencarian yang luas, pencarian menyapu
secara lurus dan bersama antara anggota
tim pencari dan tim pencari lainnya,
dimana jarak antara anggota tim 3 m s/d
5 m, disesuaikan dengan jumlah tim yang
terlibat dan luas daerah pencarian.
penyapuan dengan jarak personil lebar,
area penyapuan luas personil sedikit.
 Tipe III Search
 Pencarian yang cermat atas area yang
khusus, digunakan bila tipe 2 telah
dilakukan tetapi Probality of Detection
(POD) tidak berhasil. Penyapuan
dengan jarak antar pesonil rapat. Areal
penyapuan sempit jumlah personil
banyak.
Tiga Langah ketika korban ditemukan

 1. Berikan pertolongan pertama.


 2. Berikan kepercayaan diri pada
korban.
 3. Pelajari situasi lingkungan korban
ditemukan dan kondisi korban.

Anda mungkin juga menyukai