Jumlah setiap peralatan yang digunakan akan dipengaruhi oleh jumlah pemanjat
Berikut beberapa peralatan dasar yang digunakan untuk memanjat tebing:
• Helm
berfungsi yaitu untuk melindungi kepala dari benturan
• Sling
Digunakan sebagai runners, back up dan pengaman lainnya. Sling ada dua macam, sling prusik
dan sling webbing
• Body Harness
Merupakan peralatan panjat yang dikenakan pada tubuh
• Sit Harnes
Merupakan penghubung antara pemanjat dengan tali. Harnes juga berdungsi sebagi pengait
piton, sling, carabiner, chock, dll
• Sarung tangan
Pelindungi tangan bagi belayerdari bahaya gesekan telapak tangan dengan tali
• Hammer/Palu
Untuk memasang pengaman buatan berupa piton pada panjat tebing
• Carabiners
untuk menggabungkan berbagai jenis peralatan
• Quickdraw/Runner
Digunakan untuk menjadi bagian penyambung antara chocks, friends, tricams, bolts ataupun
pitons terhadap tali carnmantel
• Hand Ascender
Merupakan peralatan yang digunakan untuk membantu pemanjat dalam menaiki tebing dan
bertumpu pada bantuan tali
• Ascender handle
Merupakan pengembangan dari hand ascender dengan fungsi yang sama
• Rigger Plate
Berfungsi sebagai plat conector dari anchor point ke lintasan
• Edge Rollers
Merupakan pelindung talidari gesekan antara tali dengan dinding batu, dan sebagainya
• Padding
Untuk memberi perlindungan pada tali dari gesekan benda tajam, seperti gesekan tali dengan
sudut tebing, dinding, dll
• Pitons
Merupakan pengaman yang ditancapkan pada rongga-rongga tebing, piton memiliki empat jenis
yaitu Bongs, Bugaboons, Knife-blades dan Angle
• Nuts/Chock Friends
Merupakan jenis pengaman sisip yang digunakan dengan menyelipkan nuts pada sebuah rekahan
yang sesuai
• Hexes/chock hexentris
Memiliki fungsi yang sama dengan nuts tetapi hexes berbentuk tabung segi enam
• Tricams
Merupakan pengaman sisip selanjutnya. fungsinya sama dengan nuts dan hexes, Pemakaiannya
relatif sulit
KESELAMATAN
APRIL 22, 2014 LEAVE A COMMENT
Memonitor/mewaspadai.
1. Memonitor untuk mengadakan pengecekan ke seluruh bagian, (seperti, system anchor, simpul-
simpul, tali).
2. Mewaspadai bagian sudut yang tajam.,peralatan yang belum terkunci.
3. Mengatakan stop jika melihat hal – hal yang membahayakan .
Pemilihan personil.
Pemilihan personil didasarkan pada :
1. Kemampuan.
2. Tangkas,tidak memiliki phobi (penyakit ketinggian)
3. Mampu menghargai peran masing – masing.
Peralatan perorangan.
Kebutuhan peralatan yang perlu dipertimbangkan sebagai kebutuhan keselamatan minimum
untuk vertikal rescue.
1 Safety helmet.
2 Kaca Mata Safety.
3 Sarung Tangan.
4 Sepatu.
5 Pakaian.
6 Harness.
7 Whitsel/pluit.
8 Rescue Rope (Tali Penyelamat)
9 Self rescue equipment ascending dan descending.
10 Kotak pertolongan pertama.
2) Kekuatan peralatan.
a. Nilai kekuatan atau memenuhi standar yang ditentukan, ini dapat dilihat pada alat itu sendiri
atau pada petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
b. Penggunaan beban keseluruhan harus dibawah nilai kekuatan peralatan yang digunakan.
Final cek
1. Cheking personil. Setiap personil harus dilakukan pengecekan akhir oleh pengawas
keselamatan (safety officer) segala sesuatu yang dibutuhkan selama operasi, personal gear
maupun peralatan team.
2. Cheking system, pengecekan terhadap system anchor, tali, peralatan, termasuk belayer.
1. Harnes
Harness berfungsi sebagai dudukan/tambatan tubuh, atau alat yang digunakan sebagai
pendukung keselamatan
saat bekerja/beraktifitas di ketinggian.
2. Carabiner
Carabiner / cincin kait adalah metal pengunci yang berfungsi sebagai penghubung antar
peralatan.
Bentuknya oval, delta, atau modified delta.
3. Mallion rapide.
Mallions di sebut juga quiklinks atau screwlinks. Ukuran dan bentuk ada beberapa macam
(oval,delta dan halfmoon),
rate strange mencapai 6000 kg. Mallions diproduksi dari bahan steel dan alloy khusus, cocok
untuk berbagai teknik.
Delta mallion menguntungkan digunakan beban dari tiga arah, seperti sebagai gantungan tandu.
4. Descender
Descender adalah alat bantu yang digunakan untuk menuruni medan vertical dan tali sebagai
jalur.
Jenis descender :
a. Figure of eight
b. Grigri.
c. Autostop
d. Simple.
5. Ascender.
Ascender adalah alat bantu yang digunakan untuk meniti medan vertical/kemiringan dan tali
digunakan sebagai jalur.
Sistem kerja alat ini mencengkram pada tali saat terbebani, sehingga dapat menahan beban, dan
bergerak saat didorong keatas tanpa terbebani.
a. Ascender handle.
b. Ascender non handle.
6. Pulley.
Pulley biasa juga di sebut katrol. Alat ini di design untuk menggurangi friksi tali atau pengganti
arah kerja tali.
Beberapa jenis pulley dibuat khusus untuk pekerjaan di bidang vertical/ketinggian dan memiliki
fungsi antara lain :
• Dapat dilewati oleh tali yang memiliki sambungan simpul,
• Memiliki lubang/hole yang dapat ditempati oleh 2 atau lebih pengaman.
• Memiliki peralatan pendukung yang dapat membantu memudahkan pekerjaan
(pulley+ascender).
7. Peralatan Tambahan
Peralatan tambahan merupakan peralatan yang digunakan untuk membantu/memudahkan
kegiatan Rigging (Lintasan Untuk Vertical Rescue).
a. Rigger Plate
b. Swivel
8. Rope protector.
Kegunaannya memberi perlindungan pada tali dari gesekan benda tajam, seperti gesekan tali
dengan sudut tebing, dinding,dll.
Beberapa jenis rope protector dibuat untuk penggunaan pada lingkungan/kondisi yang berbeda.
Jenis rope protector :
Padding.
Edge Rollers.
Caving atau susur gua memerlukan peralatan yang sangat terjaga kemampuan kondisi fisiknya.
1. Personal Equipment
a. Helm Speleo > Helm yang khusus Caving (Helmet Explorer LED 14 Lamp)
b. Boom > Berupa tabung yang di hubungkan dengan sebuah slang ke helm
c. Alat penerangan > senter, headlamp
d. Cover all > Merupakan pakaian khusus Caving
e. Sepatu > untuk menghindari air didalam goa dan guano
f. Sarung tangan > Berfungsi melindungi tangan dari gesekan tali atau gesekan dengan dinding
gua
g. Pelampung
h. SRT set > Peralatan pribadi untuk efisiensi tenaga dan efektifitas penelusuran
– Seat harness (Superavanti Harness)
– Ascender
– Descender
– Mailon Rapide (MR) > Ada tiga macam, yaitu MR Delta, MR Oval, Semi Circular
– Chest Harness
– Cows tail
– Foot loop/Footape
2. Team Equipment
a. Tali/Carmantel
b. Ladders
c. Webbing
d. Padding/Protec Rope
e. Carabiner
f. Pengaman Sisip > Chock, Friend
g. Paku Pitton
h. Bolts
i. Hanger
j. Driver
k. Hammer
l. Tackle bag
m. Pulley
Outlet ONSIGHT
Jl Ahmad Yani No 349 P, Pabelan,
Solo, Jawa Tengah, Indonesia
Cara Packing Untuk Naik Gunung Yang Benar- Seperti yang selalu saya katakan, bahwa mendaki
gunung perlu pengetahuan yang cukup dan persiapan yang matang. Salah satu hal yang harus
diketahui oleh para pendaki adalah cara packing barang kedalam tas gunung atau yang biasa disebut
tas carrier dengan benar. Apabila dalam packing barang-barang bawaan kedalam tas carrier salah,
maka bisa menyebabkan tas menjadi berat atau juga tas menjadi tidak seimbang. Jika hal tersebut
terjadi tentu akibatnya akan membahayakan si pendaki itu sendiri.
Setidaknya ada 6 cara packing untuk naik gunung yang benar. Dengan memperhatikan cara packing
yang benar setidaknya bisa mengurangi resiko saat naik gunung. Ketika akan naik gunung jangan
pernah menyepelekan hal-hal sekecil apapun. Alam bisa saja menjadi sahabat bagi kita, tapi alam
juga bisa membunuh kita sewaktu-waktu
Tips Mengatasi Hawa Dingin Saat Berada Di Gunung- Beberapa waktu lalu para pecinta alam indonesia
mendapat berita duka. Seorang siswi SMA tewas saat mendaki di gunung gede jawa barat.
Meninggalnya siswi tersebut akibat tidak kuat melawan suhu dingin pegunungan atau yang dikenal
dengan hypothermia. Kemampuan seseorang terhadap hawa dingin memang berbeda-beda. Namun
setidaknya dengan memperhatikan tips-tips berikut ini bisa mengurangi resiko terserang hypothermia.
Tips Mengatasi Hawa Dingin Saat Berada Di Gunung
Tips Mengatasi Hawa Dingin Saat Berada Di Gunung
Tips Mengatasi Hawa Dingin Saat Berada Di Gunung:
1. Membawa pakaian tebal dan sleeping bag
Jaket dan sleeping bag adalah 2 barang yang wajib dibawa ketika akan naik gunung. Kedua barang
tersebut untuk menahan suhu dingin masuk ke tubuh. Perlengkapan sperti slayer, kaos tangan dan
kaos kaki juga tak kalah pentingnya untuk dibawa. Satu lagi, ketika hiking hindari untuk memakai
celana jeans. Celana berbahan jeans jika terkena air akan membutuhkan waktu yang lama untuk
kering.
2. Mendirikan tenda di tempat yang tepat
Ketika akan mendirikan tenda untuk beristirahat, perhatikan kondisi di sekitarnya. Usahakanlah
mendirikan tenda di tempat yang tidak dilalui angin. Tempat tersebut dapat cari seperti di balik batu
yang besar atau juga dibalik pohon-pohon yang kokoh. Dengan demikian sobat akan terhindar suhu
dingin yang dibawa angin ketika malam hari.
3. Membuat Perapian
Ketika mengalami kedinginan pada malam hari, cepatlah untuk membuat perapian. Carilah ranting-
ranting atau pohon yang sudah tumbang. Apabila basah terkena hujan, kupaslah bagian luarnya
karena bagian dalam kayu tersebut tetap kering.
4. Meminum Minuman Hangat
Minuman hangat seperti jae mapun susu sangat efektif untuk menghangatkan tubuh.
5. Memanfaatkan suhu tubuh orang lain
Dengan menempelkan tubuh kita ke orang lain, maka panas tubuh akan dapat ditransformasikan.
cara yang paling efektif adalah dengan melepas pakaian kemudian saling berpelukan.
Itu tadilah kelima cara untuk mengatasi suhu dingin ketika berada di gunung. Semoga dengan
memperhatikan beberpa tips tersebut tidak ada lagi korban yang meninggal akibat kedinginan saat
berada di gunung.
Mendaki gunung tidaklah cukup hanya bermodalkan kekuatan fisik semata. Seorang pendaki
gunung tentu harus dibekali pengetahuan yang cukup. Tak jarang orang yang tersesat digunung
hingga beberapa hari bahkan sampai meninggal karena minimnya pengetahuan tentang mendaki.
Lalu apa yang akan kita lakukan ketika tersesat digunung?
Saat tersesat digunung maka janganlah panik, lakukan 4 langkah berikut ini. Keempat langkah
tersebut dikenal dengan STOP yaitu Sit, Thinking, Obeservation dan Planing.
1. Sit
Ketika sudah berjalan jauh namun tak juga menemukan jalur pendakian dan sudah tidak tau arah
lagi maka sudah dipastikan sobat telah tersesat. Maka langkah pertama yang dilakukan adalah
istirahat terlebih dahulu. Bersantailah dan hilangkan semua kepanikan. Karena dengan demikian
sobat bisa berfikir secara jernih.
2. Thinking
Setelah fikiran sudah tenang, fikirkanlah kembali masalah yang dihadapi. Ingatlah saat terakhir
sobat keluar dari jalur pendakian.
3. Observation
Lakukanlah observasi atau pengamatan disekitar lokasi sobat. Perhatikan punggungan maupun
lembah yang terlihat. Gunakanlah tanda-tanda alam untuk menentukan arah dan juga letak
dimana sobat berada. Jika sobat membawa peta itu akan sangat membantu.
4. Planing
Setelah ketiga langkah diatas sudah dilakukan maka langkah yang terakhir adalah menentukan
rencana selanjutnya. Dalam menentukan rencana ini tidak boleh sembarangan harus
diperhitungkan secara matang. Sobat juga harus mempertimbangkan hal-hal seperti bekal yang
masih tersisa, kondisi fisik serta kondisi alam
Nah itulah tadi hal-hal yang dilakukan ketika sobat mengalami tersesat di gunung. Mendaki
gunung memang begitu menarik, namun kegiatan ini cukup beresiko. Kejadian seperti tersesat,
kedinginan yang berujung kematian sering terjadi. Ketika malam telah tiba, suhu di gunung
semakin menurun. Ketahan tubuh seseorang terhadap hawa dingin berbeda-beda. Oleh karena itu
jika sudah tidak kuat menahan dinginya suhu digunung perlu dilakukan penanganan sebelum
terkena hypothermia. Hal-hal yang harus dilakukan ketika mengalami kedinginan di gunung saya
tulis di tips mengatasi hawa dingin di gunung.