Anda di halaman 1dari 6

SAR

(SEARCH AND RESCUE)

● PENDAHULUAN

Search And Rescue (SAR) adalah pencarian dan pemberian pertolongan yang meliputi
usaha dan kegiatan mencari, menyelamatkan, memberikan pertolongan terhadap orang dan
material yang hilang atau dikhawatirkan serta menghadapi bahaya dalam perjalanan. SAR di
Indonesia dikoordinasikan oleh suatu badan yang bergerak di bidang pencarian dan
pemberian pertolongan yaitu Basarnas (Badan SAR Nasional).

Filosofi SAR yaitu:

1. Located : Penentuan lokasi korban atau kejadian.


2. Access : Penentuan cara mencapai lokasi korban atau kejadian.
3. Stabilize : Penanganan awal untuk perawatan korban atau survivor.
4. Transport : Pemindahan korban untuk penanganan selanjutnya.

Pendidikan tim Rescuer, yaitu:

1. Navigasi darat
2. Survival
3. PPM
4. Teckhnik pencarian
5. Water rescue
6. Medical first responder
7. Tekhnik evakuasi
8. Prosedur operasi heli
9. Komunikasi SAR

● SEJARAH PERKEMBANGAN SAR DI INDONESIA

Lahirnya Organisasi SAR di Indonesia yang saat ini bernama BASARNAS diawali dengan
adanya penyebutan “Black Area” bagi suatu negara yang tidak memiliki organisasi SAR.
Dengan berbekal kemerdekaan, maka pada tauhn 1950 Indonesia masuk menjadi anggota
ICAO (Internasional Civil Aviation Organization). Sejak saat itu Indonesia diharapkan
mampu menangani musibah penerbangan dan pelayaran.
Sebagai konsekwensi logis atas masuknya Indonesia menjadi anggota ICAO tersebut,
maka pemerintah menetapkan peraturan pemerintah Nomor 5 tahun 1955 tentang penetapan
dewan penerbangan untuk membentuk panitia SAR.
Sebagai negara merdeka, tahun 1959 Indonesia menjadi anggota IMO (Internasional
Maritime Organization). Dengan masuknya Indonesia menjadi anggota ICAO dan IMO
tersebut, tugas dan tanggung jawab SAR semakin mendapat perhatian. Pada tahun 1968
ditetapkan putusan menteri perhubungan nomor T.20/I/2-4 mengenai ditetapkannya tim SAR
lokal udara. Tim inilah yang menjadi embrio dari organisasi SAR di Indonesia.

ORGANISASI DAN TUGAS


BASARNAS (Badan SAR Nasional) Dipimpin oleh Dirjen (Direktorat Jendral) mempunyai
tugas pokok membina dan mengkoordinasi semua usaha dan kegiatan SAR sesuai dengan
peraturan Nasional dan Internasional.

Tugas BASARNAS dijabarkan dalam struktur pokok intern

1. Badan Sekretariat
Bertugas memberikan pelayanan tehnis dan administratif bagi seluruh satuan organisasi
dilingkungan BASARNAS dalam rangka melakukan pelaksanaan tugasnya

2. Pusat Pembinaan
Bertugas memberikan pembinaan, pengarahan serta melakukankoordinasi potensi-potensi
SAR, baik tenaga maupun peralatan dalam menghadapi setiap kemungkinan terjadinya
berbagai musibah, seperti, bencana alam, penerbangan, pelayaran, orang hilang digunung,
dsb.

3. Pusat Operasi SAR Terdiri dari bidang pengendalian operasi dan bidang komunikasi
elektronika.

KKR (Kantor Koordinasi Rescue) Bertugas melakukan koordinir semua unsur dan semua
fasilitas SAR dalam melakukan kegiatan diwilayah yang menjadi tanggung jawab dari KKR
Tugas KKR dijabarkan dalam struktur pokok intern

● LANDASAN OPERASIONAL SAR

1. Untuk menyelenggarakan tugas-tugas pencarian dan pemberian pertolongan terhadap


kejadian SAR dan memberikan bantuan pencarian dan penyelesaian terhadap bencana,
oleh pemerintah dibentuk Badan Search And Rescue Indonesia (BASARI). BASARI
dibentuk berdasarkan Kepres No. 11 Tahun 1972.
2. SAR adalah kegiatan yang berlandaskan pada usaha yang bersifat perikemanusiaan, oleh
karena itu:
a. Pencarian Pertolongan dan penyelamatan merupakan kewajiban moril yang bersifat
suka rela.
b. SAR dilakukan terhadap jiwa dan material secara optimal terutama terhadap jiwa
manusia dengan tidak mempertimbangkan faktor ekonomis.
c. SAR dalam operasinya memanfaatkan sarana, personil yang ada, milik pemerintah,
TNI, swasta, niaga maupun sipil, perkumpulan olah raga maupun perorang yang
memiliki potensi SAR.

● TAHAPAN DALAM OPERSASI SAR


1. Tahap Khawatir
Kekhawatiran Bahwa suatu keadaan darurat akan terjadi, tapi belum tentu akan terjadi

2. Tahap Tindak Awal


Tahap seleksi informasi yang diterima,untuk segera di analisa dan di tetapkan.

3. Tahap perencanaan
Saat dilakukannya respon terhadap keadaan sebelumnya,yaitu
-Search Planing Event
-Search Planning sequence
-Degree of searching planning
-search planning computating

4. Tahap Operasi
Dilakukannya pergerakan secara fisik.
-fasilitas sar bergerak ke lokasi
-melakukan pencarian & mendeteksi tanda – tanda
-mengikuti tanda-tanda yang ditinggalkan
-mengadakan briefing ke sru
-melaksanakan operasi SAR
-melakukan penjadwalan SRU di lokasi
-menolong & mengevakuasi korban

5. Tahap pengakhiran
Merupakan tahap akhir operasi SAR, penarikan kembali SRU,penyiagaan kembali tim
sar, evaluasi,mengadakan pemberitaan,dan menyerahkan survivor kepada yang berhak
serta mengembalikan SRU pada instansinya.

● Komponen SAR
Komponen SAR ada 5 yaitu meliputi,
1. Organisasi, struktur organisasi SAR meliputi koordinasi, komando, pengendalian,
kewenangan, dan tanggung jawab
2. komunikasi, sarana untuk melakukan fungsi deteksi adanya musibah, fungsi
komando dan pengendalian operasi
3. Fasilitas, peralatan atau perlengkapan serta fasilitas pendukung lainnya.
4. pertolongan darurat, penyediaan fasilitas perawatan darurat yang bersifat sementara
di tempat kejadian.
5. dokumentasi, pendataan laporan analisa serta data kemampuan operasi SAR

● Struktur Operasi
PRESIDEN

SC
SAR COORDINATOR

SMC
SAR MISSION COOR

OSC
ON SCENE COMMANDER
SRU SRU SRU

● Teknik pencarian
1. Preliminary Mode
Mengidentifikas atau mengumpulkan informasi awal, saat dimintai bantuan Pengumpulan
informasi dapat berupa :
1. Mental dan fisik orang hilang
2. Cuaca
3. Daerah pencarian
4. Informasi orang hilang
-ket. detail korban - pakaian
-gambaran fisik - sarana transportasi
-kesehatan - lokasi kejadian
-riwayat pengobatan
5. Informasi benda hilang
- data teknis - No. registrasi
- merek - tanda-tanda
- jenis - aspek keselamatan
- warna - berat
- ukuran
6. Sumber informasi orang hilang
- keluarga - pekerjaan
- sahabat - kontak terakhir
- sekolah
7. Sumber informasi benda hilang
- pemilik - pembuat
- operator - industry

2. Confinement Mode
Membuat batas – batas untuk menjebak orang yang hilang dalam area pencarian,
sasarannya adalah untuk memojokkan orang yang hilang, di gunakan di awal
pencarian. Metodenya antara lain :
1. Trail block
Team kecil yang memblokir jalan setapak, dan akan menanyai orang2 yang lewat
dan mencatat namanya.
2. Road Block
Team kecil yang memblokir jalan yang lebih besar
3. Look Outs
team kecil yang di tempatkan dilokasi yang dapat memberikan pandangan yang
luas sperti di tempat yang datarannya lebih tinggi, atau bisa membuat tanda-tanda
4. Camp in
Team kecil yang di tempatkan di lokasi tertentu dan mempunyai pandangan yang
bagus, camp in hampir sama dengan look outs tetapi agak lebih lama untuk
melakukan pengamatan.
5. Track trap
Track trap merupakan sebuah camp in yang tidak di tempatkan persnoil tetapi
hanya logistiknya saja di tempatkan agar orang yang hilang akan melewati tempat
tersebut.
6. String line
Bentangan tali yang dimaksutkan untuk mengarahkan orang yang hilang ke arah
yang benar.

3. Detection Mode
Pemeriksaan tempat yang dicuragi dengan menyapu jalan untuk menemukan barang3
yang di tinggalkan korba.dalam metode ini jarak antara individu bisa 5-7 m atau 1-2 m
tergantung tipe daerahnya, dengan cara compas man memperhatikan sudut yang telah
di tentukan.
4. Tracking Mode
Mengikuti jejak / barang yang ditinggalkan orang yang hilang
5. Evacuation Mode
Memberikan perawatan kepada korban dan membawa ke tempat lain untuk
mendapatkan perawatan yang lebih lanjut.

● Sikap dan Mental


- Kesungguhan, perhatian penuh dan sikap dalam mengawasi betul-betul komponen
yang berharga agar pencarian efektif
- Mengembangkan secara baik dalam pikiran kita dalam menemukan orang yang
hilang. Seperti kita membayangkan apa yang kita lakukan jika kita menjadi korban,
apa yang akan kita lakukan. Hal ini dapat mempermudah pencarian.

● Faktor-faktor Keberhasilan
- Dapat menemukan korban
- Dapat menyelamatkan korban
- Kembalinya tim dengan utuh dan selamat

● Pertolongan dan evakuasi


1. Membuat rencana
Harus memutuskan cara yang baik untuk melakukan evakuasi

2. Dekati korban
Lihat kondisi korban sadar, setengah sadar atau tidak sadar. Jika korban masih sadar
perkenalkan diri dan tanyai korban bagian mana yang terasa sakit. Jaga korban agar
tidak terjadi cedera yang lebih lanjut.

3. Lakukan pertolongan pertama


Pindahkan korban ke tempat yang lebih aman jika diperlukan. Melakukan
pemerikasaan utama untuk memberikan pertolongan jika kondisi penderita sangat
fatal, dan harus melakukan pemeriksaan ABCD (Airway, Breath, Circulation,
Dissability/Deadly Bleeding).

4. Lindungi Korban
Waspadai tanda-tanda dan gejala-gejala shock dan berikan perlindungan, pakaian
kering, dukungan psikologis dan perawatan.

5. Periksa luka lainnya


Harus memeriksa jika ada luka atau keluhan lainnya dan dicatat agar bisa dilaporkan
kepada tenaga medis.

6. Membawa korban
Hal yang harus diperhatikan saat membawa atau memindahkan korban adalah jangan
sampai korban mendapatkan tambahan cedera saat proses pemindahan korban

● DAFTAR PUSTAKA
Buku Materi Diklat SAR GAPEMA
Laporan Pelatihan SAR IMMPALA UB 2014

Anda mungkin juga menyukai