Anda di halaman 1dari 51

Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

A. Mountaineering
1. Pengertian Dan bagian bagian mountaineering
Secara bahasa arti kata Mountaineering adalah teknik mendaki gunung. Aktivitas
mendaki gunung akhir-akhir ini nampaknya bukan lagi merupakan suatu kegiatan yang
langka, artinya tidak lagi hanya dilakukan oleh orang tertentu (yang menamakan diri sebagai
kelompok Pencinta Alam, Penjelajah Alam dan semacamnya). Melainkan telah dilakukan
oleh orang-orang dari kalangan umum. Namun demikian bukanlah berarti kita bisa
menganggap bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas mendaki gunung, menjadi
bidang ketrampilan yang mudah dan tidak memiliki dasar pengetahuan teoritis. Didalam
pendakian suatu gunung banyak hal-hal yang harus kita ketahui (sebagai seorang pencinta
alam) yang berupa : aturan-aturan pendakian, perlengkapan pendakian, persiapan, cara-cara
yang baik, untuk mendaki gunung dan lain-lain. Segalanya inilah yang tercakup dalam bidang
Mountaineering. Mendaki gunung dalam pengertian Mountaineering terdiri dari tiga tahap
kegiatan, yaitu :
a. Berjalan (Hill Walking)
Secara khusus kegiatan ini disebut mendaki gunung. Hill Walking adalah kegiatan
yang paling banyak dilakukan di Indonesia. Kebanyakan gunung di Indonesia memang
hanya memungkinkan berkembangnya tahap ini. Disini aspek yang lebih menonjol adalah
daya tarik dari alam yang dijelajahi (nature interested).
b. Memanjat (Rock Climbing)
Walaupun kegiatan ini terpaksa harus memisahkan diri dari Mountaineering, namun
ia tetap merupakan cabang darinya. Perkembangan yang pesat telah melahirkan banyak
metode-metode pemanjatan tebing yang ternyata perlu untuk diperdalam secara khusus.
Namun prinsipnya dengan tiga titik dan berat dan kaki yang berhenti, tangan hanya
memberi pertolongan.
c. Mendaki gunung es (Ice & Snow Climbing)
Kedua jenis kegiatan ini dapat dipisahkan satu sama lain. Ice Climbing adalah cara-
cara pendakian tebing/gunung es, sedangkan Snow Climbing adalah teknik-teknik
pendakian tebing gunung salju.

2. Persiapan Mendaki Gunung


a. Pengenalan Medan
Untuk menguasai medan dan memperhitungkan bahaya obyek seorang pendaki harus
menguasai menguasai pengetahuan medan, yaitu membaca peta, menggunakan kompas
serta altimeter. Mengetahui perubahan cuaca atau iklim. Cara lain untuk mengetahui
medan yang akan dihadapi adalah dengan bertanya dengan orang-orang yang pernah
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

mendaki gunung tersebut. Tetapi cara yang terbaik adalah mengikut sertakan orang yang
pernah mendaki gunung tersebut bersama kita.
b. PersiapanFisik
Persiapan fisik bagi pendaki gunung terutama mencakup tenaga aerobic dan
kelenturan otot. Kesegaran jasmani akan mempengaruhi transport oksigen melalui
peredaran darah ke otot-otot badan, dan ini penting karena semakin tinggi suatu daerah
semakin rendah kadar oksigennya.
c. Persiapan Tim
Menentukan anggota tim dan membagi tugas serta mengelompokkannya dan
merencanakan semua yang berkaitan dengan pendakian.
d. Perbekalan dan Peralatan
Persiapan perlengkapan merupakan awal pendakian gunung itu sendiri. Perlengkapan
mendaki gunung umumnya mahal, tetapi ini wajar karena ini merupakan pelindung
keselamatan pendaki itu sendiri. Gunung merupakan lingkungan yang asing bagi organ
tubuh kita yang terbiasa hidup di daerah yang lebih rendah. Karena itu diperlukan
perlengkapan yang memadai agar pendaki mampu menyesuaikan di ketinggian yang baru
itu. Seperti sepatu, ransel, pakaian, tenda, perlengkapan tidur, perlengkapan masak,
makanan, obat-obatan dan lain-lain.

3. Bahaya Di Gunung
Dalam olahraga mendaki gunung ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya
suatu pendakian :
a. Faktor Internal
Yaitu faktor yang datang dari si pendaki sendiri. Apabila faktor ini tidak
dipersiapkan dengan baik akan mendatangkan bahaya subyek yaitu karena persiapan yang
kurang baik, baik persiapan fisik, perlengkapan, pengetahuan, ketrampilan dan mental.
b. Faktor Eksternal
Yaitu faktor yang datang dari luar si pendaki. Bahaya ini datang dari obyek
pendakiannya (gunung), sehingga secara teknik disebut bahaya obyek. Bahaya ini dapat
berupa badai, hujan, udara dingin, longsoran hutan lebat dan lain-lain. Kecelakaan yang
terjadi di gunung-gunung Indonesia umumnya disebabkan factor internal. Rasa
keingintahuan dan rasa suka yang berlebihan dan dorongan hati untuk pegang peranan,
penyakit, ingin dihormati oleh semua orang serta keterbatasanketerbatasan pada diri kita
sendiri.
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

4. Pengetahuan Dasar Pendaki


a. Orientasi Medan
1. Menentukan arah perjalanan dan posisi pada peta
2. Menggunakan Kompas
3. Peta Perjalanan
b. Membaca keadaan alam
1. Keadaan Udara
2. Membaca sandi-sandi yang diterapkan di alam
c. Tingkatan pendakian Gunung
Kelas 1 : Berjalan. Tidak memerlukan peralatan dan teknik khusus.
Kelas 2 : Merangkak (scrambling). Dianjurkan untuk memakai sepatu yang layak.
Penggunaan tangan mungkin diperlukan untuk membantu.
Kelas 3 : Memanjat (climbing). Tali diperlukan bagi pendaki yang belum
berpengalaman.
Kelas 4 : Memanjat dengan tali dan belaying. Anchor untuk belaying mungkin
diperlukan.
Kelas 5 : Memanjat bebas dengan penggunaan tali belaying dan runner.
Kelas 6 : Pemanjatan artificial. Tali dan anchor digunakan untuk gerakan naik.
5. Manajemen Perjalanan
a. Persiapan
Untuk merencanakan suatu perjalanan ke alam bebas harus ada persiapan dan
penyusunan secara matang. Ada rumusan yang umum digunakan yaitu 4W & 1 H, yang
kepanjangannya adalah Where, Who, Why, When dan How.

Berikut ini aplikasi dari rumusan tersebut:


1. Where (Dimana), untuk melakukan suatu kegiatan alam kita harus mengetahui dimana
yang akan kita digunakan, misalnya: Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango.
2. Who (Siapa), apakah anda akan melakukan kegiatan alam tersebut sendiri atau dengan
berkelompok. contoh: satu kelompok (25 personil) terdiri dari 5 orang anggota penuh
(panitia) dan 20 orang siswa DIKLAT (peserta)
3. Why (Mengapa), ini adalah pertanyaan yang cukup panjang jawabannya dan bisa
bermacam-macam contoh : Untuk melakukan DIKLATSAR.
4. When (Kapan) waktu pelaksanaan kegiatan tersebut, berapa lama ? contoh : 22 Maret
2012 sampai dengan 24 Maret 2012.
Untuk How [Bagaimana] merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif
dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana kondisi lokasi
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

b. Bagaimana cuaca disana


c. Bagaimana perizinannya
d. Bagaimana mendapatkan air
e. Bagaimana pengaturan tugas panitia
f. Bagaimana acara akan berlangsung
g. Bagaimana materi yang disampaikan
h. dan masih banyak “bagaimana ?” lagi (silahkan anda mengembangkannya lagi)
Dari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul itulah kita dapat menyusun
rencana gegiatan yang didalamnya mencakup rincian :
a. Pemilihan medan, dengan memperhitungkan lokasi basecamp, pembagian waktu dan
sebagainya.
b. Pengurusan perizinan
c. Pembagian tugas panitia
d. Persiapan kebutuhan acara
e. Kebutuhan peralatan dan perlengkapan
f. dan lain sebagainya.
Yang tidak kalah pentingnya adalah anda akan mendapatkan point-point bagi
kalkulasi biaya yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut.
b. Packing
Sebelum melakukan kegiatan alam bebas kita biasanya menentukan dahulu
peralatan dan perlengkapan yang akan dibawa, jika telah siap semua inilah saatnya mem-
packing barang-barang tersebut ke dalam carier atau backpack. Packing yang baik
menjadikan perjalanan anda nyaman karena ringkas dan tidak menyulitkan. Prinsip dasar
yang mutlak dalam mem-packing adalah :
1. Pada saat back-pack dipakai beban terberat harus jatuh ke pundak, Mengapa beban
harus jatuh kepundak, ini disebabkan dalam melakukan perjalanan [misalnya
pendakian] kedua kaki kita harus dalam keadaan bebas bergerak, jika salah mempacking
barang dan beban terberat jatuh kepinggul akibatnya adalah kaki tidak dapat bebas
bergerak dan menjadi cepat lelah karena beban backpack anda menekan pinggul
belakang. Ingat : Letakkan barang yang berat pada bagian teratas dan terdekat dengan
punggung.

Gambar 1. carrier
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

2. Membagi berat beban secara seimbang antara bagian kanan dan kiri pundak Tujuannya
adalah agar tidak menyiksa salah satu bagian pundak dan memudahkan anda menjaga
keseimbangan dalam menghadapi jalur berbahaya yang membutuhkan keseimbangan
seperti : meniti jembatan dari sebatang pohon, berjalan dibibir jurang, dan keadaan
lainnya. Pertimbangan lainnya adalah sebagai berikut :
3. Kelompokkan barang sesuai kegunaannya lalu tempatkan dalam satu kantung untuk
mempermudah pengorganisasiannya. Misal : alat mandi ditaruh dalam satu kantung
plastik.
4. Maksimalkan tempat yang ada, misalkan Nesting (Panci Serbaguna) jangan dibiarkan
kosong bagian dalamnya saat dimasukkan ke dalam carrier, isikan bahan makanan
kedalamnya, misal : beras dan telur.
5. Tempatkan barang yang sering digunakan pada tempat yang mudah dicapai pada saat
diperlukan, misalnya: rain coat/jas hujan pada kantong samping carrier.
6. Hindarkan menggantungkan barang-barang diluar carrier, karena barang diluar carrier
akan mengganggu perjalanan anda akibat tersangkut-sangkut dan berkesan berantakan,
usahakan semuanya dapat dipacking dalam carrier.
7. Mengenai berat maksimal yang dapat diangkat oleh anda, sebenarnya adalah suatu
angka yang relatif, patokan umum idealnya adalah 1/3 dari berat badan anda , tetapi ini
kembali lagi ke kemampuan fisik setiap individu, yang terbaik adalah dengan tidak
memaksakan diri, lagi pula anda dapat menyiasati pemilihan barang yang akan dibawa
dengan selalu memilih barang/alat yang berfungsi ganda dengan bobot yang ringan dan
hanya membawa barang yang benar-benar perlu.
c. Memilih Dan Menempatkan Barang
Dalam memilih barang yang akan dibawa pergi mendaki atau kegiatan alam bebas
selalu cari alat/perlengkapan yang berfungsi ganda, tujuannya apalagi kalau bukan untuk
meringankan berat beban yang harus anda bawa, contoh :
1. Alumunium foil ; bisa untuk pengganti piring, bisa untuk membungkus sisa nasi untuk
dimakan nanti, dan yang penting bisa dilipat hingga tidak memakan tempat di carrier.
2. Matras ; Sebisa mungkin matras disimpan didalam carrier jika akan pergi kelokasi yang
hutannya lebat, atau jika akan membuka jalur pendakian baru. Banyak rekan pendaki
yang lebih senang mengikatkan matras diluar, memang kelihatannya bagus tetapi jika
sudah berada di jalur pendakian, baru terasa bahwa metode ini mengakibatkan matras
sering nyangkut ke batang pohon dan semak tinggi, lagipula pada saat akan digunakan
matrasnya sudah kotor.
3. Kantung Plastik ; Selalu siapkan kantung plastik didalam carreir anda, karena akan
berguna sekali nanti misalnya untuk tempat sampah yang harus anda bawa turun, baju
basah dan lain sebagainya. Gunakan selalu kantung plastik untuk mengorganisir barang
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

barang didalam carrier anda (dapat dikelompokkan masing-masing pakaian, makanan


dan item lainnya), ini untuk mempermudah jika sewaktu-waktu anda ingin memilih
pakaian, makanan dsb.
4. Menyimpan Pakaian ; Jika anda meragukan carrier yang anda gunakan kedap air atau
tidak, selalu bungkus pakaian anda didalam kantung plastik [dry-zax], gunanya agar
pakaian tidak basah dan lembab. Sebaiknya pakaian kotor dipisahkan dalam kantung
tersendiri dan tidak dicampur dengan pakaian bersih.
5. Menyimpan Makanan ; Pada gunung-gunung tertentu (misalnya Rinjani) usahakan
makanan dibungkus dengan plastik dan ditutup rapat kemudian dimasukkan kedalam
keril, karena monyet-monyet didekat puncak / base camp terakhir suka membongkar isi
tenda untuk mencari makanan.
6. Menyimpan Korek Api Batangan ; Simpan korek api batangan anda didalam bekas
tempat film (photo), agar korek api anda selalu kering.
7. Packing Barang / Menyusun Barang Di Carrier ; Selalu simpan barang yang paling
berat diposisi atas, gunanya agar pada saat carrier digunakan, beban terberat berada
dipundak anda dan bukan di pinggang anda hingga memudahkan kaki melangkah.
d. Perlengkapan Pribadi Alam Bebas
Outdoor activity atau kegiatan alam bebas merupakan kegiatan yang penuh resiko dan
memerlukan perhitungan yang cermat. Jika salah-salah maka bukan mustahil musibah akan
mengancam setiap saat. Sebagai contoh, sebuah referensi pernah mencatat bahwa salah
satu kegiatan alam bebas yaitu rock climbing [panjat tebing] merupakan jenis olahraga
yang resiko kematiannya merupakan peringkat ke-2 setelah olahraga balap mobil formula-
1. Tentu saja resiko tersebut terjadi apabila safety-procedure tidak menjadi perhatian yang
serius, tetapi apabila safety-procedure diperhatikan dan sering berlatih, maka resiko
tersebut dapat ditekan sampai titik paling aman. Perjalanan alam bebas pasti akan
bersentuhan dengan cuaca, situasi medan dan waktu yang kadang tidak bersahabat, baik
malam atau siang hari, oleh karena itu perlu dipersiapkan perlengkapan yang memadai.
Salah satu “perisai diri” ketika melakukan aktivitas alam bebas adalah perlengkapan
diri pribadi. Berikut digambarkan beberapa perlengkapan pribadi standar.
1. Tutup kepala/topi
Untuk melindungi diri dari cuaca panas atau dingin perlu penutup kepala. Dalam
keadaan panas atau hujan, maka tutup kepala yang baik adalah yang juga dapat
melindungi kepala dan wajah sekaligus. Untuk ini pilihan terbaik adalah topi rimba atau
topi yang punya pelindung keliling. Topi pet atau topi softball tidak direkomendasikan.
Pada cuaca dingin malam hari atau di daerah tinggi, maka penutup kepala yang baik
adlah yang dapat memberikan rasa hangat. Pilihannya adalah balaklava atau biasa
disebut kupluk.
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

Gambar 2. Topi
2. Syal-slayer
Slayer atau syal bukan hanya digunakan sebagai identitas organisasi, tetapi
sebetulnya mempunyai fungsi lainnya. Syal/slayer dapat digunakan untuk
menghangatkan leher ketika cuaca dingin, dapat juga digunakan sebagai saringan air
ketika survival. Syal/slayer juga sangat berguna ketika dalam keadaan darurat, baik
digunakan untuk perban darurat atau sebagai alat peraga darurat. Oleh karenanya
disarankan menggunakan syal/slayer yang berwarna mecolok dan terbuat dari bahan
yang kuat serta dapat menyerap air namun cepat kering.
3. Baju
Kebutuhan ini multak, tidak bisa beraktivitas tanpa baju [bayangkan kalau tanpa
ini, maka kulit akan terbakar matahari]. Baju yang baik adalah dari bahan yang dapat
menyerap keringat, tidak disarankan menggunakan baju dari bahan nilon karena panas
dan tidak dapat meyerap keringat. Baju dengan bahan demikian biasanya adalah planel
atau paling tidak kaos dari bahan katun. Pilihan warna untuk aktivitas lapangan seperti
halnya juga slayer/syal adalah yang mencolok agar bila terjadi keadaan darurat
[misalnya hilang] dapat dengan mudah diidentifikasi dan dikenali. Dalam beraktivitas di
alam bebas jangan pernah melupakan baju salin/ganti, hal ini karena aktivitas lapangan
akan sangat banyak mengeluarkan energi yang membuat badan kita berkeringat.
Bawalah baju salain 2 atau 3 buah.

Gambar 3. Baju
4. Celana
Celana lapang yang baik adalah yang memenuhi syarat ringan, mudah kering dan
dapat menyerap keringat. Pemakaian bahan jeans sangat tidak direkomendasikan karena
berat dan susah kering dan membuat lecet. Celana yang baik adalah kain dengan
tenunan ripstop [bila berlubang kecil tidak merembet atau robek memanjang]. Bila
aktivitas dilakukan di daerah pantai atau perairan juga baik bila menggunakan
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

bahan dari parasut tipis. Selain celana panjang, jangan lupa bahwa under-wear
juga penting. jangan lupa juga untuk menyediakan serep ganti.

Gambar 4. Celana lapangan


5. Jaket
Salah satu perlengkapan penting dalam alam bebas adalah jaket. Jaket digunakan
untuk melindungi diri dari dingin bahkan sengatan matahari atau hujan. Jaket yang baik
adalah model larva, yaitu jaket yang panjang sampai ke pangkal paha. Jaket ini juga
biasanya dilengkapi dengan penutup kepala [kupluk]. Akan sangat baik bila jaket yang
memiliki dua lapisan (double-layer). Lapisan dalam biasanya berbahan penghangat dan
menyeyerap keringat seperti wool atau polartex, sedang lapisan luar berfungsi menahan
air dan dingin. Kini teknologi tekstil sudah mampu memproduksi Gore-Tex bahan jaket
yang nyaman dipakai saat mendaki bahan ini memungkinkan kulit tetap bernafas, tidak
gerah mengeluarkan keringat mampu menahan angin (wind breaking) dan resapan air
hujan (water proff), bahan ini masih mahal. Yang paling baik jaket terbuat dari bulu
angsa-biasanya digunakan untuk kegiatan pendakian gunung es].

Gambar 5. Jaket
6. Slepping bag
Istirahat adalah kebutuhan pegiat alam bebas setelah aktivitas yang melelahkan
seharian. Tempat istirahat yang ideal adah dengan menggunakan slepping bag [kantong
tidur]. Slepping bag yang baik juga biasanya terbuat dari dua sisi, yaitu yang dingin,
licin dan tahan air satu sisi, dan yang hangat dan tebal disisi lain. Penggunaannya sesuai
dengan cuaca saat istirahat.

Gambar 6. Sleeping Bag


Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

7. Sepatu
Sepatu yang baik yaitu yang melindungi tapak kaki sampai mata kaki, kulit tebal
tidak mudah sobek bila kena duri. keras bagian depannya, untuk melindungi ujung jari
kaki apabila terbentur batu. bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan
cukup kaku, ada lubang ventilasi bersekat halus. Gunakan sepatu yang dapat
dikencangkan dan dieratkan pemakaiannya [menggunakan ban atau tali. Dilapangan
sepatu tidak boleh longgar karena akan menyebabkan pergesekan kaki dengan sepatu
yang berakibat lecet. Penggunaan sepatu juga harus dibarengi dengan kaos kaki. Untuk
ini juga sebaiknya disediakan kaos kaki serep bial suatu saat basah.

Gambar 7. Sepatu
8. Carrier
Carrier bag atau ransel sebaiknya gunakan yang tidak terlalu besar tetapi juga
tidak terlampau kecil, artinya mapu menampung perlengkapan dan peralatan yang
dibawa. Sebaiknya jangan menggunakan carrier yang mempunyai banyak kantong
dibagian luar karena dalam keadaan tertentu ini akan menghambat pergerakan. Gunakan
carrier yang ramping walaupun agak tinggi, ini lebih baik daripada yang gemuk tetapi
rendah. Sebelum berangkat harus diperhatikan jahitan-jahitannya, karena kerusakan
pada jahitan terutama sabuk sandang akan berakibat sangat fatal.

Gambar 8. Carrier

9. Alat masak dan makan


Perlengkapan sangat penting lainnya adalah alat masak, makan dan mandi.
Bagimanapun juga dalam kondisi lapangan kita sangat perlu untuk menghemat aktu dan
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

bahan masalak. Gunakan alat dari alumunium karena cepat panas, untuk ini nesting
menjadi pilihan yang sangat baik, disamping dia ringkas dan serba guna. Juga perlu
dipersiapkan alat bantu makan lainnya (sendok, piring, dll) dan pastikan bahan bakar
untuk memasak / membuat api seperti lilin, spirtus, parafin, dll. Jangan lupa juga
siapkan phiples minum sebagai bekal perjalanan [saat ini banyak tersedia model dan
jenis phipless]. Perlengkapan mandi juga sangat penting karena tidak jarang perjalanan
dilakukan berhari-hari dengan tubuh penuh keringat. Bawalah alat mandi seperti sabun
yang berkemasan tube agar mudah disimpan dan tidak perlu membuang sampah
bungkusan disembarang tempat.

Gambar 9. Kompor Parafin dan Tranggia

10. Ponco atau Jas Hujan


Bahan dasar ponco adalah plastik poliester yang kuat dan tahan terhadap air.
Ponco berguna untuk melindungi diri dari hujan dan berguna untuk membuat tenda
darurat atau bivoack. Banyak petulang untuk lebih ringkas mereka menggunakan jas
hujan 1 stel atau rain coats

Gambar 10. Ponco


11. Obat-obatan dan Survival Kits
Perlengkapan pribadi lainnya yang sangat penting adalah obat-obatan, apalagi
kalau pegiat mempunyai penyakit khusus tertentu seperti asma. Disamping obat-obatan
juga setidaknya mempunyai kelengkapan survival kits.
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

Gambar 11. Obat-obatan dan survival kits

C. ADVOKASI DAN KONSERVASI LINGKUNGAN


Kata advokasi berasal dari kata to advocate tidak hanya berarti “membela” tetapi juga bisa
berarti “memajukan” atau “mengemukakan” (to promote) yang berarti juga berusaha
menciptakan yang baru, makna lain juga adalah melakukan “perubahan” (to change) secara
terorganisir dan sistematis.
Advokasi merupakan suatu usaha sistematik dan terorganisir untuk mempengaruhi dan
mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap-maju.
Dalam konteks lingkungan hidup, makna dari advokasi lingkungan adalah upaya-upaya
pembelaan dan pemberdayaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk
melakukan perubahan ke arah lingkungan hidup yang lebih baik.
Advokasi lingkungan hidup berawal dari kegelisahan orang terhadap kondisi kerusakan
lingkungan hidup yang terjadi di Indonesia, kegagalan pemerintah dalam melakukan
perlindungan terhadap sumber daya alam salah satu yang menjadi alasan untuk kemudian
melakukan gerakan-gerakan advokasi terhadap lingkungan di Indonesia
Tujuan dari gerakan advokasi lingkungan
 mendorong terjadinya perubahan kebijakan dalam pengelolaan lingkungan hidup di
Indonesia.
 mendorong perubahan prilaku aparatur negara dalam menyikapi persoalan lingkungan
hidup.
 mendorong gerakan masyarakat sipil (organisasi rakyat) untuk melakukan perbaikan
terhadap pengelolaan lingkungan hidup.

Dasar-Dasar Hukum Advokasi Lingkungan


 UUD 1945 Pasal 1
 UU No. 23 Tahun 1997

Nilai nilai dasar advokasi


a. Demokratis.
b. Transparan.
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

c. Anti kekerasan.
d. Kesetaraan.
e. Keadilan gender.
f. Partisipatif.

Unsur-unsur dalam advokasi


1. Rakyat, dalam hal ini lebih banyak sebagai korban terutama yang bersentuhan langsung
dengan kawasan dimana terjadi eksploitasi yang dilakukan oleh pihak pengusaha dan
pemerintah.
2. Lembaga pelaksana, dalam hal ini adalah lembaga yang melakukan kerja-kerja advokasi.
3. Kebijakan, perundang-unangan yang merupakan produk yang dihasilkan oleh pemerintah
yang sering kali bersifat eksploitatif.
4. Aliansi atau berjaringan, dalam melakukan kerja-kerja advokasi kita membutuhkan jaringan
atau aliansi yang akan mendukung kerja-kerja advokasi.

Prinsip dasar advokasi


 Suatu tindakan penyadaran dan pengorganisasian.
 Sebuah proses bukan tujuan.
 Alat pendidikan politik rakyat.

Ciri-ciri dasar advokasi


a. Mengadakan dari yang belum ada.
b. Memperbaiki yang sudah ada.
c. Memperkuat yang ada- agar lebih fungsional dalam melindungi rakyat.
d. Mengubah yang ada.

Kaidah-Kaidah Advokasi
a. Mulailah dengan berbaik sangka.
b. Temukan kemenangan-kemenangan kecil.
c. Kerjakan apa yang telah direncanakan.
d. Tetap pada inti soal/ isu utama.
e. Bersedia berunding.
f. Jangan mau ditakut-takuti dan juga janan menakut nakuti.
g. Bersikaplah kreatif dan selalu kreatif dalam menghadapi perubahan.
Hambatan-Hambatan
1. Pemerintah yang otoriter, yang tidak pernah melibatkan rakyat dalam membuat kebijakan
lingkungan hidup.
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

2. Pemerintah yang tidak pernah berpihak kepada rakyat.


3. Pemerintah yang hanya berkiblat pada kepentingan industri Dan pengembangan ekonomi
(lebih berpihak pada pemodal).

Mengapa Kita Melakukan Advokasi Lingkungan Hidup ?


Kondisi lingkungan hidup di Indonesia semakin mengalami keterpurukan, selama kurang
lebih dari tiga dasawarsa, pemerintah telah terbukti tidak mampu melakukan pengamanan
terhadap sumber daya alam di Indonesia.
Persoalan lingkungan hidup pada dasarnya adalah persoalan semua orang, dan sudah
seyogyanya gerakan-gerakan kesadaran yang coba dibangun untuk memulihkan kondisi
lingkungan ke arah yang lebih baik adalah satu keharusan, dengan mengambil peran apapun
yang bisa dilakukan oleh semua pihak, antara lain peran yang dilakukan oleh aktivis-aktivis
lingkungan dari berbagai elemen masyarakat yang melakukan kerja-kerja advokasi terhadap
lingkungan.
Sebagai Mahasiswa kita memiliki tanggung jawab sosial.agen of change, dan tanggung
jawab moral. Inilah yang membedakan kita dengan orang terpelajar lainnya.

D. Navigasi Darat
1. Pengertian Navigasi
Navigasi adalah suatu teknik untuk menentukan kedudukan dan arah lintasan perjalanan
secara tepat, atau navigasi adalah navigasi adalah suatu kegiatan mengontrol arah perjalanan
baik di peta maupun di medan sebenarnya dengan tepat hingga sampai ke tujuan. Dalam arti
yang lebih sempit, navigasi telah dikenal oleh bangsa-bangsa Aztec, Babylonia dan Bangsa
Eskimo tua sejak 4500 tahun yang lalu.
Pada awalnya, istilah navigasi dipakai dalam pelayaran maupun penerbangan, namun
dewasa ini telah umum dipakai dalam pengembaraan di gunung, rimba, sungai dan
sebagainya. Orang yang bertanggung jawab dalam hal navigasi biasa disebut navigator.
Untuk dapat melakukan perjalanan di alam bebas kita hanya dibantu oleh peta, kompas
dan kemampuan berorientasi yaitu usaha memperkirakan / menentukan tempat kedudukan
setepat mungkin dengan cara mengamati, mempelajari, mengenali keadaan sekitar selama
perjalanan dilakukan.
Menyadari betapa pentingnya ketiga hal diatas, maka timbul pepatah : “peta dan
kompas serta kemampuan untuk menggunakannya merupakan tiket ke tempat manapun di
alam bebas”.
a. Peta
Peta adalah gambaran sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang
diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan metode dan perbandingan tertentu. Di
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung,
lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map
Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS
biasanya berskala 1 : 50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu
ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang
lebih baru, dengan skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta
keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.
Bagian-bagian Peta :
a. Judul
Menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan.
b. Penerbit
Menyatakan badan/lembaga yang menerbitkan/mengeluarkan peta.
c. Nomor
Sebagai nomor registrasi dari badan pembuat peta, juga berguna sebagai petunjuk
bila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang terpetakan.
d. Tahun
Menyatakan waktu pembuatan peta, semakin baru tahun pembuatannya, maka
data yang disajikan akan semakin akurat.
e. Legenda
Yaitu keterangan singkat mengenai simbol/tanda yang tercantum dalam sebuah
peta, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.
f. Skala/Kedar
Yaitu perbandingan jarak antara dua titik tertentu pada peta dengan jarak
sebenarnya di lapangan.
g. Koordinat
Yaitu kedudukan suatu titik di peta. Secara teori, koordinat merupakan titik
pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem
sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain.
Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
1) Koordinat Geografis (Geographycal Coordinate)
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak
lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan)
yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan
derajat, menit dan detik.
Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai
koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

adalah 3,7 cm. Pada peta skala 1 : 25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30”), dan
pada peta skala 1 : 50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60”).
Contoh : 114°34’10” BT atau 05°15’17” LS
2) Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM)
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap
titik acuan.Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (06° LU,
98° BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal
dari barat ke timur.
Sistem koordinat grid mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta
AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm.
Karena itu untuk penentuan koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan.
Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian
(per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi 10 bagian (per
1 mm).
h. Kontur
Yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari
permukaan laut atau garis bayangan/imajinasi dari rangkaian titik-titik di lapangan yang
mempunyai nilai ketinggian/elevasi yang sama.
Karakteristik Garis Kontur Ketinggian :
1. Garis kontur ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang
lebih tinggi.
2. Garis kontur ketinggian tidak akan saling berpotongan dan tidak bercabang.
3. Garis kontur ketinggian merupakan kurva tertutup sehingga tidak akan ada yang
terputus.
4. Garis kontur ketinggian pada daerah landai/datar akan tergambar
renggang/berjauhan sebaliknya garis kontur di daerah curam/terjal akan tergambar
rapat.
5. Garis kontur ketinggian yang ujungnya melengkung keluar menjauhi puncak
berbentuk “U” menggambarkan punggungan.
6. Garis kontur ketinggian yang ujungnya melengkung kedalam mendekati puncak
berbentuk “∩” menggambarkan lembah.
7. Garis kontur ketinggian untuk daerah yang cekung digambarkan garis berbulu.
8. Garis kontur ketinggian antara digambarkan dengan garis terputus-putus.
9. Perbedaan ketinggian antara dua garis kontur yang berurutan (interval kontur)
merupakan bilangan tetap.
10.Interval kontur sama dengan skala peta dibagi 2000. Rumus ini tidak berlaku apabila
peta tersebut telah di fotocopy perbesar atau perkecil. Jadi cara yang paling mudah
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

mencari interval kontur adalah selisih antara dua indeks kontur yang berdekatan
dibagi spasinya adalah harga interval kontur.
b. Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah. Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun
yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China
sekitar tahun 1100 M.
Karena sifat kemagnetannya maka jarum kompas selalu menunjukkan arah utara dan
selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet bumi).
Arah yang ditunjuk oleh jarum kompas adalah kutub utara magnetis bumi yang letaknya
tidak bertepatan dengan kutub utara bumi, kira-kira disebelah utara Kanada, di jazirah
Boothia sekitar 1400 mil atau sekitar 2250 km. Tapi untuk keperluan praktis, utara peta,
utara sebenarnya dan utara kompas/magnetis dianggap sama.
Menurut kegunaan dan fungsinya kompas dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :
1. Kompas Orientasi
Yaitu jenis kompas yang digunakan untuk orientasi dalam suatu perjalanan
(orientering). Contohnya kompas silva

Gambar 12. Kompas Orientasi


2. Kompas Bidik
Yaitu kompas yang digunakan untuk membidik objek serta arah yang akan kita
lalui. Contohnya Kompas Prisma.

Gambar 13. Kompas Bidik


3. Kompas Geologi
Yaitu kompas yang digunakan untuk menentukan arah serta kemiringan dalam
pekerjaan geologi. Contoh .Kompas Geologi.
Bagian –bagian kompas antara lain :
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

1. Badan/Body kompas yaitu tempat melekatnya komponen-komponen kompas.


2. Jarum Kompas Selalu menunjuk arah utara-selatan pada posisi bagaimanapun
(dengan syarat tidak dipengaruhi oleh medan magnet lain dan jarum tidak terhambat
perputarannya.)
3. Skala kompas, menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin.
Cara Penggunaan kompas :
Penggunaan kompas pada prinsipnya yang paling penting diperhatikan adalah
kompas harus horozontal, maka pembacaan skala peta melalui garis fisir, sedangkan
pada kompas orienteering (misal kompas silva) yang paling penting diperhatikan
adalah Utara Kompas harus sejajar dengan Utara peta.
Faktor kesalahan pada sudut bacaan kompas. Penyebab dari kesalahan ini antara
lain :
1. Karena benturan dengan benda keras.
2. Cairan yang terdapat dalam tabung kompas membeku (pengaruh waktau atau cuaca),
sehingga jarum atau piringan kompas tidak bergerak bebas.
3. Ada kesalahan indeks yaitu penunjuk indeks skala bacaan kompas tidak segaris lurus
dengan garis penunjuk arah bacaan.
4. Garis penunjuk arah bacaan tidak segaris lurus dengan pisir/garis rambut pembidik
objek.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian kompas yaitu :
1. Jauhkanlah dari benda-benda yang mengandung unsur logam seperti golo/parang, pisau,
gunting, victorinoks, dll
2. Jauhkan dari benda-benda elektronik seperti : TV, jam tangan, walkman, dll.
3. Sesama kompas dilarang saling berdekatan.
c. Teknik Peta Kompas
Sebelum masuk pada teknik peta kompas yang perlu duketahui adalah Azimuth dan
Back azimuth. Azimuth adalah sudut antara sasaran terhadap kutub magnetik bumi (sudut
kompas) sedangkan Back Azimuth adalah kebalikan dari Azimuth
Cara praktisnya sebagai berikut :
Jika Azimuth < 180° maka Back Azimuthnya = Azimuth + 180°
Jika Azimuth >180° maka Back Azimuthnya = Azimuth – 180°

d. Orientasi Peta
Orientasi Peta yaitu menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya
(menyamakan utara peta dengan utara kompas). Sebelum anda mulai orientasi peta,
usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di
peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncak, sungai desa, dll. Jadi
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi
untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda di peta adalah benar.
Cara-cara orientasi peta antara lain :
1. Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
2. Letakkan peta pada medan datar.
3. Samakan utara peta dan utara kompas (peta yang diputar), dengan demikian letak peta
akan sesuai dengan bentang alam yang akan dihadapi.
4. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda-tanda
tersebut dalam peta. Lakukan untuk beberapa tanda medan.
5. Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya tempatnya di medan sebenarnya maupun di
peta. Ingat hal-hal yang khas dari setiap benda medan (sifat-sifat garis kontur).
e. Resection
Resection adalah menetukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih
tanda medan yang dikenali. Bila kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang
punggungan, maka hanya perlu mencari satu tanda medan yang lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah melakukan resection :
1. Lakukan orientasi peta.
2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah.
3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut.
4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik.
5. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini
pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di
peta.
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

Gambar 14. Resection


f. Intersection
Intersection adalah menentukan posisi suatu titik pada peta dengan menggunakan
dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan tanpa harus ke tempat tersebut.
Langkah-langkah melakukan Intersection adalah :
1. Lakukan orientasi peta.
2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
3. Bidik obyek yang kita amati.
4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1– 3.
6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi yang
dimaksud.
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

Gambar 15. Intersection


g. Menentukan Arah Tanpa Kompas
1. Dengan Tanda-Tanda Alam
a. Kuburan Islam Menghadap Utara
b. Mesjid menghadap kiblat, untuk Indonesia menghadap ke barat laut
c. Bagian pohon yang berlumut tebal menunjukkan arah timur, karena sinar matahari
yang belum terik pada pagi hari.
2. Dengan Jarum Jam Arloji
Jika berada di daerah sebelah utara Khatulistiwa, jarum jam diarahkan ke matahari,
garis pembagi sudut antara jarum kecil tersebut dengan angka 12 menunjukkan arah
utara. Jika berada di daerah sebelah selatan khatulistiwa, caranya sama, hanya yang
didapat adalah arah selatan.
3. Dengan Perbintangan
Perhatikan rasi bintang Crux (Bintang Salib atau Gubuk Penceng). Perpanjangan
garis diagonal yang memotong horizon dari tempat kita adalah Selatan.
h. Penampang Lintasan
Penampang lintasan adalah penggambaran secara proposional bentuk jalur lintasan
jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana
kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pandangnya dari atas, agak
sulit bagi kita untuk membayangkannya bagaimana bentuk medan lintasan yang
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya


sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita
menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang
lintasan
Berapa manfaat penampang lintasan :
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan.
3. Dapat mengetahui titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu.
Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block,
guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.
Langkah-langkah membuat penampang lintasan :
1. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang
diruncing , penggaris dan penghapus
2. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari
lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian,
dengan satuan mdpl. Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan
diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
3. Tempatkan titik awal di sumbu x = 0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik
tersebut. Lalu beda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak
dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang akan anda buat.
Demikian seterusnya hingga titik terakhir.
4. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik tersebut dihubungkan satu sama
lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
5. Tambahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai,
puncak, dan titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak/camp dan titik istirahat),
ataupun tanda medan lainnya.
i. Protactor
Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita
gunakan yakni lingkaran setengah lingkaran segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk
kepraktisan dan kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena disamping
pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga tersedia skala pengukuran panjang
dan tali pusat untuk memperpanjang pengikiran dan pempermudah perhitungan azimuth
dan back azimuth

Gambar 16. Protactor


Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

E. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)


1. Pengertian P3K
P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya
mengetahui teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak
terlatih ketika kita benar-benar menghadapi kejadian sebenarnya. Sebaliknya jika kita
langsung praktek tanpa membaca teori kemungkinan besar kita akan melakukan pertolongan
yang salah pada korban
Sebagai seorang pecinta alam, materi ini penting untuk dipelajari, karena kondisi alam
seringkali tidak dapat diduga dan sangat mungkin terjadi kecelakaan yang tidak kita harapkan.
Sedangkan tenaga medis, sarana dan prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau. Maka satu-
satunya pilihan adalah mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban kerumah
sakit atau dokter terdekat.
2. Maksud, Kegunaan Dan Tujuan P3K
a. Maksud P3K
Maksud P3K adalah untuk memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
ditempat kejadian dengan cepat dan tepat sebelum tenaga medis datang atau sebelum
korban dibawa kerumah sakit agar kejadian yang lebih buruk dapat dihindari.
b. Kegunaan
Kegunaan materi ini secara khusus adalah untuk membekali setiap anggota DIKSAR
I KPA QUARLES MAMASA agar dapat memberikan pertolongan pertama dilapangan
jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
c. Tujuannya
Tujuan P3K adalah mencegah maut dan mempertahankan hidup, mencegah
penurunan kondisi badan atau cacat.
3. Sikap, Kewajiban Dan Wilayah Seorang Penolong
a. Sikap penolong
Sikap penolong dalam P3K adalah sebagai berikut :
1. Tidak panik, bertindak cekatan, tenang tidak terpengaruh keluhan korban jangan
menganggap enteng luka yang diderita korban.
2. Melihat pernapasan korban jika perlu berikan pernapasan buatan.
3. Hentikan pendarahan, terutama luka luar yang lebar.
4. Perhatikan tanda-tanda shock.
5. Jangan terburu-buru memindahkan korban, sebelum kita dapat menentukan jenis dan
keparahan luka yang dialami korban.
b. Kewajiban Penolong :
1. Perhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan.
2. Perhatikan keadaan penderita.
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

3. Merencanakan dalam hati cara-cara pertolongan yang akan dilakukan.


4. Jika korban meninggal beritahu polisi atau bawa korban kerumah sakit.
c. Wilayah Penolong:
Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap
membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan
memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.
4. Teknik Dalam P3K
a. Prioritas dalam P3K
Urutan tindakan secara umum :
1. Cari keterangan penyebab kecelakaan.
2. Amankan korban dari tempat berbahaya.
3. Perhatikan keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan dan kesadaran.
4. Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
5. Apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.
Selain itu ada juga yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita melakukan
tindakan untuk menyelamatkan jiwa korban (gawat darurat) terlebih dahulu, baru
kemudian setelah stabil disusul tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang lain.
Gawat darurat adalah suatu kondisi dimana korban dalam keadaan terancam jiwanya,
dan apabila tidak ditolong pada saat itu juga jiwanya tidak bisa terselamatkan.
b. Pembalutan
Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan yang
telah ada sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta
infeksi.
1. Kegunaan pembalutan adalah:
 menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dan lain-lain,
 melakukan tekanan,
 mengurangi atau mencegah pembengkakan,
 membatasi pergerakan,
 mengikatkan bidai.
2. Macam-macam pembalutan:
a. Pembalutan segitiga atau mitela
Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan
tipis, lemas dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong lurus dari salah
satu sudut suatu kain bujur sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90 cm
sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga.
b. Pembalut Plester
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang, sendi
paha/ lutut meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus kulit), Beuton
(alat untuk merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas tertutup).
c. Pembalut Pita Gulung.
d. Pembalut Cepat.
Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.
3. Indikasi pembalutan:
Menghentikan pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka, mengurang rasa
nyeri.
4. Bentuk dan anggota tubuh yang dibalut:
a. Bundar, pada kepala.
b. Bulat panjang tapi lonjong, artinya kecil ke ujung, besar ke pangkal, pada lengan
bawah dan betis
c. Bulat panjang hampir sama ujung dengan pangkalnya, pada leher, badan, lengan atas,
jari tangan.
d. Tidak karuan bentuknya, pada persendian
c. Pembidaian
Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang
yang patah. Tujuannya, menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang yang patah.
Syarat pemasangan bidai:
1. Bidai harus melebihi dua persendian yang patah
2. Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih.
3. Bidai dibungkus agar empuk.
4. Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi jangan
kelonggaran.
Alat-alat yang diperlukan dalam pembidaian adalah sebagai berikut :
 Papan, bambu, dahan.
 Anggota badan sendiri.
 Karton, majalah, kain.
 Bantal, guling, selimut.

d. Pernafasan buatan
Sering disebut bantuan hidup dasar (BHD) atau resusitasi jantung paru (RJP) intinya
adalah melakukan oksigenasi darurat. Dilakukan pada kecelakaan:
a) Tersedak,
b) Tenggelam
c) Sengatan Listrik,
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

d) Penderita tak sadar,


e) Menghirup gas dan atau kurang oksigen,
f) serangan jantung usia muda, henti jantung primer tejadi.
e. Evakuasi dan Transportasi
1. Evakuasi
Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat
lain yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah-daerah yang
sulit dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harus melakukan evakuasi
dan perawatan darurat selama perjalanan.
a. Cara pengangkutan korban:
1) Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual
Pada umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan korban cedera
ringan, dianjurkan pengangkatan korban maksimal 4 orang.
2) Pengangkutan dengan alat (tandu)
b. Rangkaian pemindahan korban:
1) persiapan,
2) pengangkatan korban ke atas tandu,
3) pemberian selimut pada korban
4) Tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.
c. Prinsip pengangkatan korban dengan tandu:
Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki, kecuali;
a. menaik, bila tungkai tidak cedera,
b. menurun, bila tungkai luka atau hipotermia,
c. mengangkut ke samping,
d. memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
e. kaki lebih tinggi dalam keadaan shock.
2. Transportasi
Transportasi merupakan kegiatan pemindahan korban dari tempat darurat ke
tempat yang fasilitas perawatannya lebih baik, seperti rumah sakit. Biasanya dilakukan
bagi pasien/ korban cedera cukup parah sehingga harus dirujuk ke dokter.
Tata cara pemindahan korban:
a. Dasar melakukan pemindahan korban; aman, stabil, cepat, pengawasan korban,
pelihara udara agar tetap segar.
b. Syarat pemindahan korban:
1. korban tentang keadaan umumnya cukup baik
2. tidak ada gangguan pernapasan
3. pendarahan sudah di atasi
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

4. luka sudah dibalut


5. patah tulang sudah dibidai
Sepanjang pelaksanaan pemindahan korban perlu dilakukan pemantauan dari
korban tentang:
 Keadaan umum korban
 Sistem persyarafan (kesadaran)
 Sistem peredaran darah (denyut nadi dan tekanan darah)
 Sistem pernapasan
 Bagian yang mengalami cedera.

5. Beberapa Kecelakaan Dan Pertolongannya


a. Pingsan
Yaitu korban tidak sadarkan diri tetapi nafasnya ada.
Macam-macam pingsan:
1. Pingsan karena sengatan matahari
Gejalanya: penghentian keringat yang tiba-tiba, korban lemah, sakit kepala, tidak
dapat berjalan tegak, suhu tubuh 40-41ºC, pernapasan cepat dan tidak teratur.
Pertolongan: baringkan ditempat teduh dan banyak angin, komperes seluruh
tubuh dengan air dingin, usahakan agar tidak mengigil dengan memijat kaki dan tangan,
bila keadaan tidak membaik bawa kerumah sakit.
2. Pingsan karena kelelahan/ kelaparan
Gejalanya: Kedinginan dan berkeringat, lemah, pandangan berkunang-kunang,
kesadaran menurun.
Pertolongan: baringkan ditempat datar, letakkan kepala lebih rendah dari
kaki,buka baju bagian atas, dan kendurkan pakaian yang menekan. Bila muntah
miringkan kepala, beri bau-bauan yang merangsang, setelah sadar beri minuman air
gula.
b. Shock
Yaitu: peredaran darah terganggu karena kekurangan cairan sehingga mengakibatkan
terganggunya alat tubuh.
Gejalanya: kesadaran menurun, denyut nadi cepat >140/menit dan semakin lama
melambat bahkan hilang, penderita mual, kbadan dingin, lembab&pucat,napas tidak
teratur, pandangan kosong,tidak bercahaya, pupil melebar.
Pertolongan: Baringkan kepala lebih rendah dari kaki kecuali gegar otak, tarik lidah
penderita keluar, bersihkan hidung dan mulut dari sumbatan, selimuti, hentikan pendarahan
bila ada patah tulang pasang bidai, bawa ke Rumah Sakit
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

c. Keseleo
Keadaan dimana persendian keluar dari sendinya, lalu kembali lagi.
Pertolongannya:
1. Istirahatkan korban dengan letak keseleo ditnggikan.
2. Boleh dikomperes air hangat dan urut hati-hati.
3. Bila lutut dipasang kness dekker, lakukan pembalutan agar keras pada bagian lain.
4. Bawa ke RS untuk memastikan apakah ada retak atau patah tulang.
d. Patah tulang
Menurut kontaminasinya:
1. Patah tulang tertutup: ujung tulang tak berada di luar
Tanda-tanda: gerakan tak normal, tambahan adanya bengkak, sakit bila digerak.
Pertolongan: usahakan tulang yang patah tidak bergerak dengan memasang bidai
dan bawa keRS.
2. Patah tulang terbuka: ujung tulang berada di luar.
Tanda-tanda: tulang mencuat keluar, menjadi kotor, pendarahan sulit dihentikan.
Pertolongan: mencuci luka dengan air bersih, tulang yang keluar dimasukan, tutup
dengan kassa steril, gunakan anti septic, pasang perban elastic dan setelah selesai
pasang bidai dan langsung transportasi.
Jenis patah tulang terbuka:
a. Patah Tulang Belakang, (Sulit ditentukan, Bila keliru akan fatal)
Pertolongan: bila korban jatuh atau jatuh terduduk yang keras dan mengeluh sakit
di punggung dan nyeri jika ditekan maka korban tidak boleh duduk, punggung harus
tetap datar dan di transportasi dalam keadaan telentang dan di bidai.
b. Patah Tulang Panggul. (Sulit menentukannya)
Pertolongan: bila korban jatuh terduduk atau miring dan mengeluh nyeri dan
sakit untuk duduk, maka langsung saja di transportasi dalam keadaan berbaring.
c. Patah Tulang Rusuk.
Tanda-tanda: ada trauma, untuk bernapas dalam sakit, nyeri tekan napas
tertahan.
Pertolongan: hati-hati jangan sampai mengangkat dengan menekan daerah dada
karena bisa jadi patahan tulang rusuk menembus paru-paru ynag akan berakibat fatal.
Dapat dibantu dengan pemasangan plester lebar dari punggung, memutar ke dada,
secara perlahan langsung transportasi ke RS, korban dalam keadaan duduk atau
berbaring asal bagian yang patah tidak tertekan.
d. Patah Tulang Kecil-kecil.
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

Pertolongan: untuk meta karpal dan jari-jari tangan, korban menggenggam bola
karsa kemudian dibalut dengan elastic perban. Tetapi untuk metatarsalia dan jari-jari
kaki cukup langsung dipasang perban elastic.

b. Penyakit Penggunungan (Mountain Sickness)


Terjadi pada ketinggian 2000 mdpl reaksinya tergantung pada daya tahan tubuh
orang yang bersangkutan:
a. Penyakit kegunungan yang akut.
Gejala: penderita measa pusing, sakit kepala, lelah, mengantuk, kedinginan, mual,
dan muntah-muntah, pucat, sesak, gelisah, susah konsentrasi, susah tidur. Hal ini karena
oksigen daam tubuh berkurang.
Pertolongan: Istirahatkan selama 24 s.d. 48 jam, bila tidak ada perubahan
turunkan ke tempat yang lebih rendah.
b. Penyakit pegunungan akut disertai kelainan paru-paru.
Terjadi pada ketinggian diatas 3000 mdpl, Gejala: munculnya 36 jam setelah tiba
di tempat tersebut.
Tanda-tanda: batuk kering, bahkan batuk berdarah, seesak napas, dada terasa
teretekan denyut nadi makin cepat, penderita pucat, membiru kemudian pingsan.
Pertolongan: baringkan dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya,
berikan pernapasan buatan bila perlu, turunkan penderita ke tempat yang lebih rendah,
bawa ke Rumah Sakit

c. Luka Bakar.
Luka disebabkan karena api, benda-benda panas, air panas, liran listrik, dan bahan
kimia.
Derajat Luka Bakar:
1. Derajat I: hanya mengenai permukaan (epidermis), berupa warna kemerahan pada kulit,
ada rasa nyeri, biasanya sembuh spontan alam waktu 7-10 hari.
2. Derajat II: mengenai lapisan dermis, terjadi gelembung berisi cairan, terasa nyeri,
dengan peralatan baik sembuh dalam waktu 10-14 hari.
3. Derajat IIB: mengenai dermis bagian dalam, gelembung-gelembung biasanya pecah,
warna pucat, rasa nyeri, sembuh lama dan menimbulkan bekas.
4. Derajat III: seluruh lapisan kulit rusak, sembuh lama dan menimbulkan cacat yang
hebat.
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

Luka bakar harus melihat pada derajat kedalaman, permukaan, dan luas luka bakar
tersebut. Bahaya luka bakar luas adalah kondisi dehidrasi yang mengancam jiwa
penderita.
Pertolongan: Pertama, kita harus membebaskan tubuh penderita dari bahan
penyebab. Daerah yang terbakar cukup cukup di rendam/ di siram dengan air dingin
(jangan air es) karena akan menambah sakit. Luka bakar yang luas perlu segera
mendapatkan tambahan cairan untuk mencegah dehidrasi, jika wilayah terbakar > 10%
penderita harus dirawat di RS.

d. Tenggelam.
Pertolongan: beri pernapasan buatan, raba denyut nadi leher, bila tidak teraba
lakukan pijatan jantung dengan cara menekan atau memukul dada korban denga telapak
tangan, melakukan sampai korban sadar, kosongkan air dalam perut dengan memiringkan
kepala korban sedikit lebih rendah dari perut, kemudian letakan ke atas belakang hingga air
keluar dari mulut.
h. Benda Asing yang Masuk Kedalam Tubuh
1. Benda asing di hidung, contohnya Pacet. Caranya:
 Letakkan segelas air dingin di depan rongga agar pacet keluar atau meneteskan air
tembakau ke hidung.
 Setelah pacet melepaskan gigitannya, tarik dengan pinset.
2. Benda asing di telinga, contohnya serangga. Caranya:
 Teteskan beberapa tetes minyak tanah
 Beri air hangat
i. Gigitan Binatang
Binatang jika mengigit akan menimbulkan 3 masalah yaitu:
1. Perlukaan cara mengatasi:
 mencuci luka sampai bersih dengan air (steril).
 Menghilangkan adanya benda asing.
 membuang jaringan yang mati .
 memberikan anti septic.
 menjahit luka.
2. Infeksi cara mengatasi
 Berikan anti serum.
3. Keracunan,cara mengatasi:
 Tenangkan penderita agar tidak cepat menjalar,
 Baringkan penderita dengan posisi yang lebih rendah dari jantung,
 Memberikan ikatan yang kuat di atas dan bawah tempat yang digigit,
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

 Cuci sampai bersih,


 Istirahatkan tempat yang digigit,
 Menghindari manipulasi (pijit-pijit),
 Kirim ke Rumah Sakit.
Contohnya:
1) Digigit ular
Racun ini bersifat merusak sel, setelah 4 jam racun akan menjalar keseluruh tubuh.
Pertolongannya :
a) Pada Perlukaan
1) Memberikan tekanan pada sumber pendarahan.
2) Mencuci luka sampai bersih dengan air steril.
3) Menghilangkan benda asing pada luka.
4) Membuang jaringan yang sudah mati.
5) Memberikan antiseptic.
6) Menjahit luka.
7) Menutup luka dengan kasa steril.
b) Bahaya infeksi
1) Sama dengan perlukaan.
2) Berikan suntikan ATS.
c) Pada keracunan
1) Baringkan penderita dengan posisi lebih rendah dari jantung
2) Usahakan penderita tetap tenang, agar tidak cepat menjalar
3) Memberi ikatan yang kuat atas dan bawah dari tempat yang digigit dengan 10cm,
kendorkan setiap ¼ jam sekali selama ½ menit
4) Mengistirahatkan bagian yang digigit
5) Hindari manipulasi dengan pijit-pijit
6) Bawa kerumah sakit
2) Digigit pacet
Ludah lintah atau pacet mengandung zat anti pembekuan darah, sehingga darah
mengalir terus-menerus melalui beku luka yang menyebabkan gatal-gatal dan terjadi
pembengkakan.
Pertolongannya: Lepaskan pacet dengan membawa/meneteskan air tembakau
ketubuh lintah, kemudian gosok bekas gigitan dengan salep anti gatal.
3) Digigit serangga
Dapat menimbulkan pembengkakan, merah dan rasa sakit
Pertolongannya:
Sengatan serangga diambil
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

a) Bekas gigitan digosok dengan salep anti gatal (reason).


b) Beri obat penahan sakit (aspirin,antalgin,dsb).

j. Keracunan makanan
Pertolongan:
1. Usahakan penderita muntah dengan memekan langit-langit tenggorokan dengan jari
melalui mulut.
2. Setelah muntah beri norit / arang ditumbuk halus
3. Bila perlu diberikan napas buatan.
6. Pengenalan Obat-Obatan
a. Obat Luar
1. Rivanol
2. Plester
3. Betadine
4. Minyak kayu putih
5. Alkohol
6. Tetes mata
7. Bioplasenton
8. Counterpain
9. Kapas
10. Pembalut
11. Oxycan
b. Obat Dalam
1. CTM
2. Paracetamol/Antalgin
3. Norit & Susu
4. Promag
5. Napacin
6. Enterostop
7. Feminax
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

F. SAR (Search And Rescue )


1. Teknik Search And Rescue
Sebuah definisi SAR dapat diartikan secara umum adalah suatu misi penyelamatan
untuk menyelamatkan jiwa sehingga dalam pergerakan harus berpegang pada 3C yaitu : cepat,
cermat dan cekatan.
Waktu yang sia-sia ataupun yang tidak efektif dalam pencarian akan mengakibatkan
kerugian bagi korban. Suatu misi SAR akan dilakukan bila telah terjadi laporan kehilangan.
Dari sini tenaga-tenaga pencari mulai memfokuskan diri dengan mencari keterangan yang
lebih lengkap sambil mencari peta daerah yang bersangkutan. Pendarian informasi bisa
melibatkan pihak kepolisian ataupun klub-klub pecinta alam yang telah banyak tersebar di
Indonesia terutama klub-klub yang berada di lokasi pencarian. Berita yang diterima haruslah
seakurat mungkin termasuk data awal pendakian, lokasi terakhir terlihat, perlengkapan yang
dibawa dan yang penting adalah data korban itu sendiri sehingga memudahkan tim pencari
untuk menganalisa data.

2. Teknik Pencarian
Perencanaan pencarian sangat tergantung kepada situasi baik berupa medan maupun
data yang telah diperoleh sampai sejauh mana. Dalam usaha pencarian terdapat lima mode
yang sering diterapkan
a. Preliminery Mode
Pada mode ini usaha yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi-informasi
awal, sejak pengadaan tenaga operasi, formasi dari perencanaan pencarian awal,
perhitungan-perhitungan.
b. Confinement Mode
Yang dilakukan pada mode ini adalah memantapkan garis batas untuk mengurung
korban agar berada dalam suatu daerah pencarian. Sasaran mode ini adalah untuk
menjebak korban dalam daerah pencarian sehingga jika area tersebut disapu korban akan
dapat ditemukan ataupun jika korban bergerak keluar dari daerah pencarian, korban dapat
ditangkap atau ditemukan oleh tim pencari. Kerja awal confinement mode ini adalah untuk
memagari gerak pencarian korban. Dalam teknik pendariannya, metode yang dapat
diterapkan adalah :
1. Trail Block
Metode trail block ini berfungsi untuk memantau alur keluar masuk orang di
suatu titik jalan setapak (trail) di daerah pencarian. Suatu tim ditempatkan memantau
orang-orang yang datang atau meninggalkan daerah pencarian. Harus ada personil
yang tetap berada di pos trail block untuk terus menerus mengawasi jalan setapak
sepanjang waktu hingga diperintahkan untuk beralih ke metode lain.
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

2. Road Block
Road block pada prinsipnya sama dengan trail block, yang membedakannya hanya
kondisi jalan yang lebih besar yang dapat dilalui oleh pengguna mobil. Jika diperlukan
atau karena daerah pencarian dinyatakan tertutup, dapat ditempatkan petugas keamanan
di lokasi pemblokiran Look Out.
Metode ini menggunakan tempat yang memiliki ketinggian cukup atau sudut
pandang yang luas sehingga memungkinkan pencari untuk dapat memantau dari tempat
tersebut. Dari tempat pengamatan diusahakan dapat melihat sungai, lembah-lembah dan
sebagainya. Satu tim kecil dapat ditempatkan pada posisi ini, dapat mengawasi daerah
dengan teropong dan ada kemungkinan mendeteksi orang apabila bergerak lewat tempat
tersebut.
Beberapa bentuk peralatan (asap, bunti-bunyian, lampu, bendera) dapat digunakan
oleh tim pencari untuk menarik perhatian korban. Variasi lain adalah tetap
menempatkan seorang pengamat, sementara tim kecil lain bergerak memeriksa beberapa
lokasi lain dan objek-objek mencurigakan yang berada dalam jarak pandang pengamat.

3. Camp-In
Camp-In dapat juga berupa look out, trail block atau situasi lain dimana satu tim
kecil menempati pos-pos tertentu. Lokasi camp-in merupakan lokasi yang mempunyai
batas pandang yang cukup luas. Pertemuan dari jalan setapak, pertemuan cabang sungai
dan lain-lain. Tanda-tanda yang dapat menarik perhatian orang yang hilang, yang
menunjukkan arah menuju pos-pos tertentu dapat dipergunakan.
4. Track-Traps
Track-traps juga mirip dengan camp-in, tetapi pada lokasi track traps tidak
ditempatkan personil. Yang perlu diperhatikan pada metode ini lokasi tersebut
diperkirakan akan dilalui oleh korban.
Salah satu caranya dengan menggunakan jalur jalan yang berlumpur sehingga bila
ada orang yang lewat di daerah tersebut akan terlihat jejak-jejaknya. Pemeriksaan lokasi
track-traps ini dilakukan secara berkala untuk melihat jejak dan juga kemungkinan
orang lain menebarkan debu-debu sehingga meninggalkan jejak jika ada orang yang
lewat.
5. String Lines
Metode ini lebih unggul jika dilakukan di daerah yang berkanopi rimbun atau
lebat (hutan tertutup). Bentangan tali yang bertanda akan lebih efektif untuk keperluan
pengepungan dibandingkan metode lain. Sedangkan metode-metode look out, camp-in,
maupun track traps lebih efketif dilakukan di tempat terbuka. Tags (tanda-tanda) pada
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

string lines akan menarik perhatian korban untuk bergerak mengikuti bentangan tali itu
menuju ke tempat yang lebih aman.
c. Detection Mode
Metode detection dilakukan untuk memeriksa tempat-tempat yang dicurigai.
Pencarian dengan cara menyapu (sweep search) diperhitungkan untuk menemukan orang
ataupun barang-barang tercecer. Mode ini dibagi tiga search :

1. Tipe pencarian I
Istilah lainnya adalah reconnaissance atau hastic search. Pencarian ini dilakukan
secara sangat cepat sehingga kesannya terburu-buru terhadap area yang paling
memungkinkan. Sifatnya pencarian segera terhadap area yang spesifik sekaligus untuk
memperoleh informasi tentang lokasi daerah pencarian. Bisa juga dilakukan
pemeriksaan berulang-ulang terhadap tempat yang sangat memungkinkan. Metode ini
biasanya dilakukan pada tahap awal operasi. Untuk kebutuhan ini diperlukan satu tim
yang dapat bergerak cepat.
2. Tipe pencarian II
Kriterianya adalah efisiensi, pemeriksaan yang cepat dan sistematis atas area yang
luas dengan metode penyapuan. Tipe ini adalah pencarian yang cepat atas area yang
luas. Pemakaian tipe ini biasanya dilakukan pada tahap awal pencarian, terutama bila
jangka waktu orang yang hilang tersebut sangat pendek. Pencarian ini juga dilakukan
pada situasi dimana daerah pencarian luas. Tidak ada area-area khusus yang dapat
diidentifikasi dan bila kekurangan tenaga untuk bisa meliputi seluruh area.
3. Tipe pencarian III
Kriteria tipe ini adalah kecermatan sering juga disebut Close Grid. Pencarian
dilakukan dengan menggunakan sistematika yang ketat atas areal yang lebih kecil. Tipe
ini dilakukan bila serach area telah terbatas dan tenaga pencari mencukupi. Dan
umumnya dilakukan setelah tipe pencarian II
d. Tracking Mode
Yang dimaksud dengan tracking mode adalah pencarian dengan mengikuti jejak-
jejak atau barang-barang yang tercecer, yang ditinggalkan oleh korban berdasarkan data
yang dimiliki. Tracking mode biasanya menggunakan anjing pelacak ataupun regu yang
terlatih dalam mengesan jejak.

e. Evacuation Mode
Evacuation mode menyangkut masalah evakuasi, perawatan terhadap korban di
lapangan dan membawanya ke lokasi yang lebih aman dan lebih baik fasilitasnya.
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

G. Survival
1. Dasar-Dasar Survival
Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri dari
keadaan tertentu. Dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan
kritis. Sedangkan Survivor adalah orang yang sedang mempertahankan diri dari keadaan yang
buruk.
Survival adalah keadaan dimana diperlukan perjuangan untuk bertahan hidup. Survival
merupakan kehidupan dengan waktu mendesak untuk melakukan improvisasi yang
memungkinkan. Kuncinya adalah menggunakan otak untuk improvisasi.
Statistik membuktikan hampir semua situasi survival mempunyai batasan waktu yang
singkat hanya 3 hari atau 72 jam bagi orang hilang, dan yang mampu bertahan cukup lama
tercatat sangat sedikit sekitar 5 % itupun karena pengetahuan dan pengalamannya.
Dalam situasi survival janganlah tergesa-gesa menentukan prioritas survival karena
dapat berakibat salah, gagasan kaku yang tidak boleh ditawar-tawar juga akan berakibat fatal.
Ketepatan memutuskan dengan didukung pengalaman dan hasil diskusi dapat menguntungkan
karena situasi darurat perlu pertimbangan dan sikap tegas dalam mencapai tujuan akhir.
Dalam kondisi survival tantangan yang sangat dominan adalah sikap mental atau
psikologis untuk mencari kebutuhan tubuh dan untuk memperolehnya dibutuhkan gagasan-
gagasan dengan dasar pertimbangan dari pengalaman atau pendidikan yang pernah diikutinya,
pengalaman hidup dengan resiko tinggi dan aktivitas menantang terbukti dapat membuat
orang belajar untuk berbuat yang lebih baik dan melakukan adaptasi efektif.
Berikut adalah contoh susunan prioritas dalam keadaan survival :
1. Tentunya yang paling utama adalah udara. bernafas dilakukan setiap detik untuk bertahan
hidup oleh karena itu udara mendapat prioritas utama untuk bertahan hidup. survival tanpa
udara umumnya hanya bertahan selama 3 sampai 5 menit.
2. Selanjutnya dibutuhkan perlindungan, dari cuaca buruk dan keganasan alam. sejak
keberadaannya manusia dibatasi lingkungannya sendiri mulai dari temperatur yang sangat
berpengaruh pada tubuh. Untuk itu diperlukan sesuatu yang dapat melindunginya
contohnya api yang dapat menghangatkan dan menjaga temperatur tubuh, jika tidak ada
rumah, tenda atau gua. Api dapat dimasukkan kedalam prioritas kedua.
3. Istirahat, sepele namun dibutuhkan, dengan istirahat jaringan tubuh akan terbebas dari
CO2, asam dan pemborosan lain. Istirahat yang dimaksud adalah istirahat fisik dan juga
mental sebab stress dapat mengurangi kemampuan untuk bertahan. Dengan demikian
istirahat dapat dimasukkan kedalam prioritas ketiga.
4. Air. Kehilangan cairan dan kondisi air yang tidak dapat diminum adalah persoalan didalam
survival. Tubuh manusia kira-kira terdiri dari 2/3 jaringan yang mengandung air dan
merupakan bagian sistem sirkulasi di dalam organ tubuh. Air dapat menjaga suhu tubuh,
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

memperlancar buang air dan mencerna makanan. Kondisi lingkungan yang exstrem tanpa
air dapat mengurangi kemampuan bertahan hidup hingga tiga hari, sehingga air dapat
dimasukkan kedalam prioritas keempat. Sangatlah bijaksana apabila pemakaian air dapat
dihemat.
5. Tubuh manusia membutuhkan makanan tiga kali sehari. Tetapi sementara banyak manusia
di benua lain hanya dapat makan sekali sehari atau bahkan tidak makan berhari-hari.
Catatan menunjukkan bahwa tanpa makanan survivor dapat bertahan selama 40 sampai 70
hari. Keharusan untuk mendapatkan makanan adalah prioritas terakhir dalam survival.
Penghematan energi adalah salah satu cara untuk mengimbangi kekurangan makanan.
2. Sikap Dalam Survival
Sikap cepat tanggap dalam keadaan darurat sangat diperlukan. Hal ini tidak mudah
karena sikap ini perlu latar belakang pengetahuan dan keterampilan. Bila semua prioritas telah
diperoleh, tetapi masih kehilangan kemauan untuk hidup atau kemampuan untuk menguasai
mental yang disebabkan kondisi fisik, maka akhirnya akan hilang sama sekali. Kondisi yang
demikian sangat membahayakan dan bahkan sesuatu yang menguntungkan pun akan
dibuangnya. Juga yang perlu diingat janganlah meremehkan sesuatu yang anda lihat. Sikap
mental positif sangat diperlukan untuk menganalisa semua yang bertentangan dengan tubuh.
Apa saja yang berguna dalam menghadapi situasi survival dapat dilihat dalam dua
persoalan :
a. Kesiapan mendiskusikan dengan jelas "apakah anda ingin hidup ?", ungkapan yang
sederhana. Secara naluriah manusia mempunyai insting untuk menjaga diri. Banyak
kegiatan survival yang menunjukkan adanya jalan keluar dari periode fisik ekstrem dan
mental stress ke posisi tenang. Sadar atau tidak orang mempunyai kekuatan untuk dirinya
sendiri terhadap kematian. Oleh karena itu setiap orang juga mempunyai kekuatan untuk
dirinya sendiri terhadap kehidupan.
b. Kemampuan untuk memecahkan persoalan, hal ini didapat jika kita mampu
mempertahankan kondisi tubuh. sebagai contoh : tubuh manusia bekerja optimum dengan
temperatur 37°C. Mengabaikan temperatur lingkungan akan menyebabkan penyempitan
susunan fungsi inti didalam tubuh yang efektivitasnya tinggi yang pada akhirnya akan
mengganggu peredaran darah, menurunkan aktivitas sel, dan akhirnya otak cepat
kehilangan hubungan dengan realitas, akhirnya bertindak irrasional berbarengan dengan
turunnya koordinasi yang akhirnya berakibat fatal. Pengetahuan dan pengalaman tidak ada
artinya kalau tubuh hanya bekerja dengan separuh kemampuannya, penghematan
sumberdaya seperti energi, panas dan air adalah penting.
3. Mengapa ada Survival?
Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan
yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

a. Keadaan alam (cuaca dan medan)


b. Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
c. Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
d. Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.
Dalam keadan tersebut ada beberapa faktor yang menetukan seorang Survivor mampu
bertahan atau tidak, antara lain : mental, kurang lebih 80% kesiapan kita dalam survival
terletak dari kesiapan mental kita.
Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan
yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
a. Keadaan alam (cuaca dan medan)
b. Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
c. Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
4. Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini
hanyalah menurut versi pencinta alam ;
S : Sadarkan diri dalam keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
R : Rasa takut dan putus asa harus hilangkan
V : Vitalitas mesti ditingkatkan
I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L : Lancar dan selamat
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tersebut, agar
dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat
yaitu istilah "STOP" yang artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
5. Kebutuhan Survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor adalah :
a. Sikap mental
Semangat untuk tetap hidup, Kepercayaan diri, Akal sehat, Disiplin dan rencana
matang serta Kemampuan belajar dari pengalaman.
b. Pengetahuan
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

Cara membuat bivak, Cara memperoleh air, Cara mendapatkan makanan, Cara
membuat api, Pengetahuan orientasi medan, Cara mengatasi gangguan binatang, Cara
mencari pertolongan
c. Pengalaman dan latihan
Latihan mengidentifikasikan tanaman, Latihan membuat trap, dll
d. Peralatan
Kotak survival, Pisau jungle , dll
Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
a. Mengkoordinasi anggota
b. Melakukan pertolongan pertama
c. Melihat kemampuan anggota
d. Mengadakan orientasi medan
e. Mengadakan penjatahan makanan
f. Membuat rencana dan pembagian tugas
g. Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar
h. Membuat jejak dan perhatian
i. Mendapatkan pertolongan

6. Bahaya-Bahaya Dalam Survival


Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :
a. Ketegangan dan panik
Cara Pencegahan : Sering berlatih, Berpikir positif dan optimis dan Persiapan fisik dan
mental
b. Matahari / panas
1) Kelelahan panas
2) Kejang panas
3) Sengatan panas
4) Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas : Penyakit akut / kronis, Baru
sembuh dari penyakit Demam, Baru memperoleh vaksinasi, Kurang tidur, Kelelahan,
Terlalu gemuk, Penyakit kulit yang merata, Pernah mengalami sengatan udara panas,
Minum alkohol, Dehidrasi.
Pencegahan keadaan panas :
1) Aklimitasi
2) Persedian air
3) Mengurangi aktivitas
4) Garam dapur
5) Pakaian : Longgar, Lengan panjang, Celana pendek, Kaos oblong
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

c. Serangan penyakit
Penyakit yang biasa diderita pegiat alam bebas adalah :Demam, Disentri, Typus,
Malaria
d. Kemerosotan mental
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah atau keadaan lingkungan
mencekam
Pencegahan : Usahakan tenang dan tentu saja banyak berlatih
e. Bahaya binatang beracun dan berbisa (keracunan)
Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang
mencret, kejang kejang seluruh badan, bisa pingsan.
Penyebab : Makanan dan minuman beracun.
Pencegahan : Air garam di minum, Minum air sabun mandi panas,
Minum teh pekat.
f. Keletihan amat sangat
Pencegahan : Makan makanan berkalori dan Membatasi kegiatan
Bahaya lainnya dalam survival adalah : Kelaparan, Lecet, Kedinginan [untuk penurunan
suhu tubuh 30° C bisa menyebabkan kematian].
7. Membuat Bivouck (shelther)
Membuat bivouck atau shelter perlindungan dalam keadaaan darurat sebenarnya
bertujuan untuk untuk melindungi diri dari angin, panas, hujan, dingin dan gangguan
binatang.
a. Macam –macam bivouck
Macam-macam bivouck adalah sebagai berikut :
1. Shelter asli alam ; Gua [yang bukan tempat persembunyian binatang, tidak ada gas
beracun dan tidak mudah longsor]. Ingat ! didalam gua jangan berteriak karena dapat
meruntuhkan dinding gua.
2. Shelter buatan dari alam ; daun-daunan yang lebar, ranting kayu, atau separuhnya alam
dan separuhnya butan [misalnya ponco di kombinasi dengan ceruk batu atau pohon
tumbang atau ranting kayu]
b. Syarat bivouck
Syarat-syarat bivouck :
1. Hindari daerah aliran air [bila terpaksa, maka gunakan bivouck panggung
2. Di atas bivouck / shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
3. Bukan sarang nyamuk/serangga
4. Bahan kuat
5. Jangan terlalu merusak alam sekitar
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

6. Terlindung langsung dari angin

8. Mengatasi Gangguan Binatang


a. Nyamuk
Obat nyamuk, autan, Bunga kluwih dibakar, kain butut [dalam keadaan memaksa,
penulis pernah memotong lengan baju kaos sebagai pengganti gombal] dan minyak tanah
dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk , Gosokkan sedikit
garam pada bekas gigitan nyamuk.
b. Laron
Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan.
c. Disengat Lebah
Oleskan air bawang merah pada luka bekas sengatan berkali-kali, Tempelkan tanah
basah/liat di atas luka sengatan, Jangan dipijit-pijit, Tempelkan pecahan genting panas di
atas luka, Olesi dengan petsin untuk mencegah pembengkakan
d. Gigitan Lintah
Teteskan air tembakau pada lintahnya, Taburkan garam di atas lintahnya, Teteskan
sari jeruk mentah pada lintahnya, Taburkan abu rokok di atas lintahnya, Membuang
[mengais] lintah upayakan dengan patahan kayu hidup yang ada kambiumnya.
e. Semut Gatal
Gosokkan obat gosok pada luka gigitan, Letakkan cabe merah pada jalan semut,
Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut.
f. Kalajengking dan lipan
Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar, Ikatlah tubuh di sebelah pangkal
yang digigit, Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka, Taburkan serbuk lada dan
minyak goreng pada luka, Taburkan garam di sekeliling bivouck untuk pencegahan.

g. Ular
Untuk mencegah dan mengobati secara darurat gigitan dan sengatan binatang berbisa
mematikan harus mempelajari Emergency Medical Care [EMC]
9. Membaca Jejak
Ada beberapa jenis jejak yang dapat diidentifikasi, yaitu jejak buatan, maksudnya
adalah jejak yang dibuat oleh manusia dan jejak alami yaitu tanda jejak sebagai tanda keadaan
lingkungan.
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

Jejak alami biasanya menyatakan tentang jenis binatang yang lewat dan ada disekitar,
arah gerak binatang, besar kecilnya binatang, cepat lambatnya gerak binatang. Untuk
membaca jejak alami [binatang] dapat diketahui dari telapak yang ditinggalkan, kotoran yang
tersisa, pohon atau ranting yang patah, lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput.

10. Air
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 – 30 hari tanpa
makan, tapi orang tersebut hanya dapat bertahan hidup 3 - 5 hari saja tanpa air.
Ada air yang tidak perlu dimurnikan, seperti air hujan langsung. Untuk memperoleh air
hujan langsung dalam keadaaan sirvive di alam bebas, maka dapat dengan cara memampung
dengan ponco atau daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan [nesting atau
phipless].
Air dari tanaman rambat/rotan atau bambu. Cara memperolehnya, yaitu potong setinggi
mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung
atau diteteskan ke dalam mulut. Selain rotan, bambu dan tumbuhan rambat, air juga dapat
diperoleh pada bunga (kantung semar) dan lumut.
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu antara lain adalah air sungai besar, air sungai
tergenang, air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang
surut). Untuk mendaptkan air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang
di bawah batuan.
Berikutnya air juga dapat diperoleh dari batang pisang, caranya tebang batang pohon
pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya [bongkahnya] lalu buat lubang ditengahnya
maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan.
11. Makanan
Dalam kondisi hidup dialam bebas ada berbagai makanan yang dapat di konsumsi,
tetapi harus memperhatikan beberapa syarat dan patokan berikut :
a. Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
b. Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
c. Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo dan pepaya.
d. Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan, lengan, bibir dan atau
lidah, tunggu sesaat. Apabila terasa aman bisa dimakan.
e. Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam
Catatan :
Hubungan air dan makanan; Untuk makanan yang mengandung karbohidrat
memerlukan air yang sedikit, Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan,
Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak.
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

Tumbuhan yang dapat dimakan dapat diketahui dari ciri-ciri fisik, misalnya Permukaan
daun atau batang yang tidak berbulu atau berduri, tidak mengeluarkan getah yang sangat
lekat, tidak menimbulkan rasa gatal, hal ini dapat dicoba dengan mengoleskan daunnya pada
kulit atau bibir dan tidak menimbulkan rasa pahit yang sangat [dapat dicoba di ujung lidah].
Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa batangnya :
a. Batang pohon pisang (putihnya)
b. Bambu yang masih muda (rebung)
c. Pakis dalamnya berwarna putih
d. Sagu dalamnya berwarna putih
e. Tebu
Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa daunnya :
a. Selada air
b. Rasamala (yang masih muda)
c. Daun mlinjo
d. Singkong
Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa akar dan umbinya : Ubi jalar,
talas, singkong
Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan berupa Buahnya : Arbei, asam jawa,
juwet.
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya : Jamur merang, jamur kayu. Tetapi ada
beberapa jenis jamur mempunyai beracun yang ciri-cirinya adalah :
a. Mempunyai warna mencolok
b. Baunya tidak sedap
c. Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
d. Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
e. Bila diraba mudah hancur
f. Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
g. Tumbuh dari kotoran hewan
h. Mengeluarkan getah putih
Selain tumbuhan, berbagai hewan yang ditemukan di alam dapat dimakan juga,
misalnya : Belalang, Jangkrik, Tempayak putih (gendon), Cacing, burung, Laron, Lebah,
larva, Siput/bekicot, Kadal [bagia belakang dan ekor], Katak hijau, Ular [1/3 bagian tubuh
tengahnya], Binatang besar lainnya.
Ada beberapa ciri binatang yang tidak dapat dimakan, yaitu :
a. Binatang yang mengandung bisa : lipan dan kalajengking
b. Binatang yang mengandung racun : penyu laut
c. Binatang yang mengandung bau yang khas : sigung / senggung
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

12. Api
Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan
membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan
panas yang dihasilkan merata.
Cara membuat api dalam keadaan darurat :
a. Dengan lensa / Kaca pembesar
Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
b. Gesekan kayu dengan kayu
Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua
buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga
terbakar
c. Busur dan gurdi
Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan
kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah
tebakar. Bahan penyala yang baik adalah kawul / sabut terdapat pada dasar kelapa, atau
daun aren
13. Survival Kits
Survical kits adalah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan
sebagai alat berjaga-jaga bila terjadi keadaan darurat atau juga dapat digunakan selama
perjalanan.

Gambar 17. Survival Kits

Beberapa contoh survival kits adalah :


a) Pisau / sangkur / vitrorinoc
b) Tali kecil
c) Senter
d) Cermin suryakanta, cermin kecil
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

e) Peluit
f) Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air [tube roll film]
g) Tablet garam, norit
h) Obat-obatan pribadi
i) Jarum + benang + peniti
j) Ponco / jas hujan / rain coat
k) Lain-lain
H. Rock Climbing
1. Pengertian Rock Climbing
Rock climbing merupakan salah satu bagian dari kegiatan Mountaineering yang paling
penting, yang sangat memerlukan kecakapan mendaki tebing batu yang terjal, kemampuan
dalam menganalisa yang tinggi, mental baja , serta ketahanan fisik yang besar.
Secara etimologis Rock Climbing terdiri dari dua kata yaitu Rock dan climbing. Rock
berarti batuan dan Climbing berarti pemanjatan. Jadi Rock climbing yaitu teknik memanjat
tebing batu dengan memanfaatkan cacat batuan, baik tonjolan maupun rekahan yang
mempunyai kemiringan tebing lebih dari 70o.

2. Teknik Penambatan
Suatu tehnik guna memperoleh tambatan (anchor) baik tambatan dari alam ataupun dari
alat penambatan.
a. Natural anchor : Tambatan/anchor yang dibuat dengan memanfaatkan atau dibuat
dari alam.
b. Artifisial anchor : Tambatan (anchor) yang sengaja dibuat dengan menggunakan alat
penambatan. Sepenuhnya bergantung pada alat penambatan.
3. Jenis-Jenis Pemanjatan
a. Panjat Tebing Menurut Sistem
1. Alphine push : suatu pemanjatan dimana semua personeldan peralatan dibawa keatas
dan menginap di tebing.
2. Himalaya style : suatu pemanjatan dimana semua personel selalu turun pada setiap akhir
hari pemanjatan dan beristirahat dibawah.
b. Panjat Tebing Menurut Penggunaan Pengaman
Free Climbing : suatau pemanjatan yang memanfaatkan peralatan hanya sebagai
pengaman dan ranner.
Free soloing : suatu pemanjatan yang dalam pergerakannya tidak memerlukan
peralatan pengaman.
Artifisial climbing : suatu pemanjatan yang dalam usahanya untuk menambah
ketinggian menggunakan bantuan peralatan.
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

4. Teknik Pemanjatan
a. Free Climbing
Merupakan teknik pemanjatan tebing dengan menggunakan alat-alat bantu yang
digunakan untuk menambah dalam ketinggian, dan tidak langsung mempengaruhi gerak
memanjat itu sendiri. Unsur pertama dalam pemanjatan ini adalah pegangan dan pijakan
yang diperoleh dari cacat batuan dan rekahan/ celah. Teknik memanjat yang khusus
merupakan koordinasi yang serasi antar memegang, menekan, menggenggam, atau
menjepit, menginjak, dan gerak tubuh, yaitu antara lain :
1. Layback yaitu digunakan pada celah vertikal yang memanfaatkan tekanan antar tubuh.
2. Cheval yaitu dilakukan pada batu bagian punggung tebing batu dengan bidang yang
sangat kecil dan tipis.
3. Mantelshelf yaitu digunakan bila menghadapi suatu tonjolan datar atau flat yang luas
sehingga dapat menjadi tempat untuk berdiri.
4. Slab/Friction Climbing yaitu teknik yang dilakukan pada tebing yang licin dan tanpa
celah atau rekahan serta kondisi tidak terlalu curam.
5. Wriggling yaitu teknik yang dilakukan pada celah celah antara dua tebing.
6. Backing up yaitu teknik yang dilakukan pada suatu celah dengan lebar yang cukup.
7. Bridging yaitu teknik yang dilakukan pada lubangtebing yang besar.
8. Traversing yaitu gerakan menyamping atau horisontal dari suatu tempat ketempat yang
lain.
b. Artificial Climbing ( Aid Climbing)
Pemanjatan Artificial adalah suatu cara untuk menambah ketinggian dengan
bertumpu pada alat sepenuhnya, dan biasanya dilakukan dalam pemanjatan Big wall.
Dalam teknik pemanjatan ini banyak menggunakan peralatan atau alat bantu dalam
menambah ketinggian dalam pemanjatan, dan harus bisa memanajemen semua jenis
peralatan. Karena itu kelancaran dalam seni memakai alat sangat fital untuk bergerak
dengan aman dan efisien.
5. Klasifikasi Panjat Tebing
a. Menurut Lama Pemanjatan Dan Ketinggian
1. Bouldering
Pemanjatan yang dilakukan pada tebing yang tidak terlalu tinggi, dengan
menggunakan gerakan vertikal kanan–kiri dan naik turun. Dalam bouldering ini gerakan
dilakukan berulang-ulang dan hanya memerlukan peralatan yang berupa pakaian, sepatu,
dan chalk bag.
Adapun tujuan bouldering adalah :
a. Sebagai pemanasan bagi pemanjat .
b. Sangat bagus untuk melatih gerakan yang sulit
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

c. Bouldering juga digunakan untuk melatih endurance

2. Crag climbing
Merupakan panjat bebas. dalam pelaksanaanya dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu :
a. Single pitch Climbing
Dalam pemanjatan ini tidak diperlukan dengan berhenti ditengah untuk
mengamankan orang kedua.
b. Multi pitch climbing
Pemanjatan ini dilakukan pada tebing yang lebih tinggi dan diperlukan pergantian
leader. Tiap pemanjat memulai dan mengakiri pada teras memadai untuk mengamankan
diri dan untuk mengamankan orang kedua (second man).
3. Big wall climbing
Jenis pemanjatan ditempat yang lebih tinggi dari crag climbing dan membutuhkan
waktu berhari-hari, peralatan yang cukup dan juga memerlukan pengaturan tentang jadwal
pengaturan.
Ada dua sistem pemanjatan bigwall yaitu:
a. Alpine push atau siege taktik
Dalam artian yaitu pemanjat selalu ditebing dan tidur ditebing. Jadi segala
peralatan dan perlengkaan serta kebutuhan untuk pemanjatan dibawa keatas.
Pemanjatan tidak perlu turun sebelum pemanjatan sampai titik terakir.
b. Himalaya tactik
Pemanjatan big wall yang dilakukan pada sore hari. Setelah itu pemanjat boleh
turun base camp untuk istirahat dan pemanjatan dilakukan keesokan harinya. Sebagian
alat masih menempel ditebing untuk memudahkan pemanjatan selanjutnya. Ini
dilakukan sampai puncak.
Perbedaan antara keduanya adalah :
1) Alpine push
a) Waktu pemanjatan lebih singkat
b) Alat yang digunakan lebih sedikit
c) Perlu load carry
2) Himalayan tactik
a) Waktu pemanjatan lebih lama
b) Alat yang dibutuhkan lebih banyak
c) Tidak memerlukan load carry
b. Menurut kondisi medan
1. Kelas I : Berjalan tegak tanpa peralatan
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

2. Kelas II : Medan agak sulit perlu bantuan kaki dan tangan


3. Kelas III : Medan agak curam perlu teknik tertentu
4. Kelas IV : Kesulitan bertambah, tali dan pengaman sudah digunakan
5. Kelas V : Rute semakin sulit perlu banyak pengaman
6. Kelas VI : Pemanjatan sudah sepenuhnya bergantung pada pengaman karena celah
maupun pegangan tidak ada.
6. Langkah-Langkah Pemanjatan
a. Penentuan jalur.
Dalam pemilihan jalur harus berdasar pada data yang telah ada, baik melalui
literatur, imformasi, serta pengamatan langsung atau orientasi jalur. Dimana hal-hal dalam
orientasi jaluryang berguna dalam pemanjatan antara lain:
1. Mengetahui tinggi medan,jenis batuan, macam pitch yang akan dipanjat.
2. Menentukan posisi awal pemanjatan.
3. Menentukan jenis alat pengaman yang akan digunakan.
4. Mengatur penempatan ancor, pergantian leader untuk hanging belay dan hanging
bivaak.
b. Pembagian personel.
Pembagian personel harus berdasarkan pada :
1. Jumlah personelnya
2. Kemampuan personel
3. Jalur yang ditentukan
4. Sistem pemanjatan
5. Ketersediaan peralatan

c. Persiapan peralatan
Macam-macam peralatan yang digunakan harus disesuaikan dengan jalur yang
dipilih, dan disusun rapi dan sistematis.
Faktor yang mempengaruhi pemakaian alat :
1. Jenis batuan
2. Kemampuan batuan
3. Cacat batuan
4. Pengaman yang tersedia
Adapun peralatan yang sering dipakai setiap pemanjat meliputi :
1. Tali carmantle
2. Harnes atau tali tubuh
3. Sling
4. Webing
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

5. Piton
6. Carabiner
7. Pengaman sisip/choke stone
8. Hammer
9. Handrill
10. Chalk bag dan magnesium
11. Sepatu
12. Helm
13. Etrier/stirup
14. Pulley
15. Ascender
16. Descender
17. Sticht plate
18. Driver
d. Persiapan pemanjatan
Setelah semua siap, baik peralatan, leder, belayer maka pemanjatan dapat dimulai.
Hal yang penting dalam pemanjatan beregu yaitu komunikasi antar pemanjat baik leader
maupun belayer yang menggunakan bentuk komunikasi. Ada dua bentuk yaitu melalui
bahasa dan isyarat. Komunikasi bahasa digunakana apabila antara leader dan belayer
masih dalam jangkauan teriakan. Komunikasi isyarat banyak digunakan bila antara leader
dan bilayer sudah tidak dalam jangkauan teriakan. Dalam kenyataanya dilapangan
komunikasi isyarat lebih menguntungkan sebab irit energi dan mudah pemakaiannya.
1. Pemanjatan
Dalam pemanjatan ini, leader melakukan pitch 1 dengan membawa dua rol tali
sekaligus. Satu sebagai tali utama (yang akan diikatkan pada raner) dan tali tambat (fixet
rope). Dalam fixet rope inidapat juga sebagai transport antara leader dan personil yang
ada dibawahnya.
2. Cleaning
Setelah leader menyelesaikan pitch 1 dan memberitahu bahwa pemanjat kedua
siap dan boleh naik. Personel kedua melakukan jumaring dan sekaligus menyapu runner
yang telah dipasang leader.
Keuntungan jumaring pada fixet rope yaitu :
a. Tali dalam keadaan lurus vertikal sehingga tidak terjadi pendulum
b. Tali tidak tertambat pada runner yang akan diambil sehingga memudahkan
pengambilan
c. Gerakan lebih bebas
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

Agar cleaner tidak terlalu jauh dengan runner yang akan dilepas, maka antara tali
utama dengan fixet rope harus dihubungkan. Macam tugas cleaner :
a. Membersihkan jalur dan menyapu runner
b. Mencatat pengaman yang digunakan berikutnya
c. Sebagai leader untuk pitch berikutnya
d. Membawa tali untuk pemanjatan
3. Pemanjatan untuk pitch 2 dan selanjutnya
Pemanjatan berikutnya dilakukan apabila setelah cleaner sampai di pitch 1. Pada
pitch 2 ini cleaner menjadi leader dan yang tadi sebagai leader berganti sebagai
belayer. Sementara itu personel yang ada dibawah naik dengan jummaring, bila kondisi
memungkinkan gerakan personil dibawah dapat dilakukan dalam waktu yang
bersamaan dengan leader pada pitch 2, yang hanya perlu diwaspadai adanya runtuhan
batuan, terutama pada gerakan leader. Untuk pemanjatan selanjutya pada pitch
selanjutnya prosedurnya sama seperti diatas.
4. Turun tebing
Turun tebing dilakukan apabila pemanjat sudah sampai puncak dan
menyelesaikan target yang telah ditentukan. Cara yang digunakan yaitu dengan
reppeling. Untuk reppling perlu dibuat anchor sebagai penambat tali. Setelah tali
terpasang maka reppling siap dilakukan. Reppling dapat dilakukan dengan tali tunggal
atau ganda (doubel). Biasanya personel yang paling akhir menggunakan doubel rope
dan tali hanya dikalungkan pada anchor, agar tali tersebut dapat ditarik ke bawah,
begitu seterusnya untuk setiap pitch.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reppling :
a. Ujung bawah tali harus disimpul
b. Tali antar pitch harus selalu dihubungkan
c. Waspada terhadap runtuhan batuan
5. Dasar tebing
Setelah semuanya pemanjat turun, maka yang harus dilakukan adalah pendataan
dan pengecekan semua peralatan yang dipakai.
6. Pembuatan topo atau data
Topo adalah merupakan gambar atau sket jalur yang berhasil dipanjat. Dalam
pembuatan sket ini dilengkapi dengan data sebagai berikut :

a. Nama jalur yang dipanjat


b. Lokasi tebing
c. Jenis batuan
d. Tinggi tebing
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

e. Sistem pemanjatan
f. Teknik pemanjatan yang diterapkan
g. Waktu pemanjatan
h. Tingkat kesulitan ( grade )
i. Data peralatan yang digunakan
j. Sketsa jalur pada tebing
k. Operasional dan kondisis cuaca
l. Daftar pemanjat
7. Belaying
Dalam pemanjatan tebing, orang yang pertama kali manjat disebut “leader”,
sedangkan orang kedua yang melakukan pengamanan terhadap pemanjatan pertama
disebut “Belayer”. Leader pemanjat pertama ini, memajat dengan pengamanan dari orang
kedua (belayer) dengan system belaying yang terdiri dari tali dan ranner(raning bilay).
Runner atau ranning belay adalah pengaman untuk mengurangi bahaya jatuh. Sedangkan
untuk Belaying adalah suatu cara pengamanan untuk mengurangi bahaya jatuh pada waktu
melakukan pemanjatan.
Yang harus diperhatikan dalam melakukan belay atau pengamanan :
a. Belayer harus melihat gerakan leader sedapat mungkin. Hal ini dilakukan untuk
memperlancar gerakan leader dalam menambah ketinggian dan dapat secepat mungkin
mengantisipasi keadaan apabila leader terjatuh pada pemanjatan.
b. Belayer harus memasang pengaman untuk dirinya dirinya sendiri sebelum melakukan
belaying. Hal ini penting apabila belayer mengantisipasi jatuhnya leader, dimana ia
mendapat beban tambahan dan sentakan darin leader yang terjatuh. Sedangkan
pengaman untuk belayer sendiri minimal dua buah.
8. Ascending
Suatu tehnik yang memanfaatkan tali dan atau ascendeur fungsinya untuk
memudahkan kita dalam menambah ketinggian dimana faktor keamanan lebih terjamin.
Jenis-jenisnya :
a. Prusiking : suatu tehnik naik dengan menggunakan tali prusik.
b. Jummaring : suatu tehnik naik dengan menggunakan jumar.
c. SRT( Singgle Rope Tehnic) : Suatu tehnik dimana kita bisa naik dan turun dengan
menggunakan SRT set.
9. Descending
Suatu tehnik turun yang memanfaatkan tali dan gesekan tali itu sendiri fungsinya
untuk memudahkan kita dalam turun/menuruni tebing dimana faktor keamanan lebih
terjamin. Jenis-jenisnya :
a. Body Rappel
Materi Kepecinta Alaman KPA QUARLES MAMASA

b. Tehnik Dufler
c. Hasty
d. Komando
e. Brake Bar Rappel

Anda mungkin juga menyukai