Anda di halaman 1dari 15

Foto dari google yak, ini bukan foto eyke.

PENDAHULUAN

  Pada tanggal 05 Oktober 2019 GASAKPALA 46 mengadakan materi SAR dasar


untuk seluruh warga, materi ini dilaksanakan pukul 13.00 sampai 15.00 di Kediaman
Bang Doni.
   Sebelum masuk ke inti materi, saya Cuma mau sampaikan

"tujuan kita mempelajari SAR tidak muluk-muluk untuk menjadi rescuer


akan tetapi cukup hanya tahu dan sebisa mungkin berkegiatan dengan
safety, sehingga ketika terjadi sesuatu diluar keinginan saat kegiatan
GASAKPALA berlangsung anggota GASAKPALA dapat mengatasinya
sendiri dan kalau terpaksanya harus meminta bantuan dari luar warga bisa
membantu secara maksimal baik survivor maupun sesama rescuer
sehingga kondisi darurat bisa segera normal kembali".
Hakekat SAR

           SAR merupakan kegiatan kemanusiaan yang dilakukan secara suka rela dan
tanpa pamrih dan merupakan kewajiban moril bagi setiap individu yang terlatih untuk
melakukan pertolongan terhadap korban musibah secara cepat, tepat dan efisien
dengan memanfaatkan sumber daya/potensi yang ada, baik sarana dan prasarana
maupun manusia yang ada.

Filosofi SAR

 Locate, artinya memberikan gambaran yang konkrit posisi/lokasi subyek yang


mengalami musibah itu berada. Lokasi biasanya ditunjukkan dengan garis
lintang dan garis bujur.

 Access, artinya sumber‐sumber dari mana saja dan dengan cara apa bantuan
pertolongan ini sampai menuju lokasi tempat terjadinya musibah.

 Search, dalam artian melakukan usaha untuk mencari korban terlebih dahulu,
memberikan pertolongan pada korban dan menyelamatkan jiwa manusia yang
hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam
bencana/musibah

 Stabilize, artinya penanganan/perawatan korban dengan berbagai macam kasus


di lokasi kejadianitu dilakukan oleh unit‐unit penolong (Rescue Unit) sebelum
bantuan medis tiba untuk memberikan perawatan lebih lanjut.

 Transportation/Evacuation, artinya proses pemindahan korban dari lokasi ke


tempat yang lebih aman untuk diberikan pertolongan pertama ke tempat fasilitas
medik terdekat.
 Knowledge, artinya diperlukan juga pengetahuan dalam hal ini tidak hanya
dipelajari tetapi dibutuhkan beberapa pemahaman dan kemampuan yang
diantaranya.

Istilah Search and Rescue (SAR) lebih mengarah kepada penggunaan bahasa asing
(Bahasa Inggris) yang mengandung 2 kata utama yaitu kata search dan kata rescue.

Search

Search berarti mencari terhadap posisi dan korban yang sedang mengalaman masa
kritis tersebut (darurat). Untuk itulah seorang relawan searcher harus memiliki
kemampuan yang berkaitan dengan bagaimana cara atau teknik pencarian.

Rescue

Rescuer adalah orang yang melakukan rescue yang berarti memberi pertolongan baik
itu pertolongan pertama pada gawat darurat yang terkait dengan teknik pengenalan
kondisi korban, penanganan sementara dilokasi, hingga proses evakuasi (pemindahan
korban) dari tempat kejadian ke tempat lain.

Kemampuan Dasar Umum Search and Rescue

Untuk melakukan Search and Rescue, seorang relawan SAR mesti memiliki
kemampuan umum dasar SAR yang diantaranya adalah :

1. Kemampuan Berkomunikasi. Komunikasi merupakan hal penting dalam proses


Search and Rescue karena hal tersebut akan mempermudah dan mempercepat
untuk melakukan tindakan yang efektif di lapangan. Ketika berada di lokasi
pencarian kita akan memerlukan kemampuan berkomunikasi baik yang bersifat
lisan, langsung (face to face), lewat perangkat komunikasi, menggunakan
bahasa isyarat ataupun komunikasi dengan kode / sandi.
2. Kemampuan Berkoordinasi. Karena melakukan tindakan SAR adalah dalam
sebuah kelompok / tim, maka perlu lah para unit atau personalnya mampu untuk
berkoordinasi dalam kelompok tersebut. Koordinasi sangat berkaitan dengan
kemampuan berkomunikasi di atas. Koordinasi menitik beratkan pemahaman
akan ke arah mana kita melakukan komunikasi ketika melakukan kegiatan atau
mendapatkan permasalahan saat proses SAR.
3. Kemampuan Bekerja dalam Kelompok. Selain diperlukan kemampuan dasar
komunikasi dan koordinasi, untuk membuat pencarian dan pertolongan bisa
berjalan dengan efektif dan efesien maka perlu personalnya mampu untuk bisa
bekerja dalam sebuah tim atau kelompok. Memahami keorganisasian akan
membantu pemahaman bagaimana berkerja dalam sebuah Tim SAR. Walaupun
di lapangan personalnya bergerak masing-masing, akan tetapi tetap dalam
sebuah kelompok yang tugasnya sudah diorganisasikan sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
4. Kemampuan Fisik. Walaupun kemampuan fisik yang diharapkan bisa ke dalam
kategori fisik kuat, tahan medan, tahan lama namun perlu kita ingat bersama
bahwa kemampuan fisik bukanlah hal yang paling utama. Hal ini karena nanti
ada bagian-bagian dalam organisasi SAR posisinya tidak mengutamakan
keadaan fisik bisa kemampuan lain yang lebih utama diperlukannya.

Kemampuan Khusus Search and Rescue

Selain kemampuan dasar umum, Searcher dan Rescuer sangat perlu memiliki
kemampuan dasar khusus untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ketika
berada dilapangan. Kemampuan dasar khusus menitik beratkan pada medan atau
lokasi terjadinya SAR. Secara Umum disini dbagi menjadi 2 yaitu Kemampuan Khusus
Search dan Kemampuan Khusus Rescue :

Kemampuan Khusus Search

1. Navigasi

 Pemahaman Peta
 Pemahaman Kompas Alam dan Buatan
 Pemahaman GPS
 Pemahaman Medan / Lokasi
2. Survival dan Bivak

 Surivival
 Bivak

3. Manajemen Ekspedisi

 Pembagian Tugas dan Kewajiban


 Pengepakan Barang (Packing)

4. Manajemen Komunikasi

 Teknik Penggunaan dan Cara Komunikasi Radio


 Teknik Penggunaan dan Cara Komunikasi Morse, Sandi, Semaphore

Kemampuan Khusus Rescue

1. Pemahaman Kondisi Korban

 Kondisi Fisik (Anatomi dan Kerusakan Fisik)


 Kondisi Mental

2. Penanganan Darurat Kondisi Korban

 Penanganan Fisik atau Basic Life Support (Luka Terbuka, Luka Tertutup, Luka
Dalam)
 Penanganan Mental (Penenangan Tekanan Kejiwaan)

3. Evakuasi

 Teknik Evakuasi Vertikal (Vertical / High Angle Rescue)


 Teknik Evakuasi Sungai (Water Rescue)
 Teknik Evakuasi Gunung (Mountain Rescue)
 Teknik Evakuasi Heli (Helli Rescue)
 Teknik Evakuasi Api (Fire Rescue) 
 Teknik Evakuasi Radioaktif (Radioactive Rescue)

Tipe-Tipe Search and Rescue

1. Penyelamatan di Gunung (Mountain Search and Rescue)

Penyelamatan di Gunung berhubungan dengan pencarian dan operasi


penyelamatan khusus di wilayah pegunungan yang beraneka ragam. Ini juga
dipengaruhi oleh medan dari gunung itu sendiri.

2. Pencarian dan Penyelamatan di Darat (Ground Search and Rescue)

Pencarian dan penyelamatan di darat adalah mencari orang yang hilang atau
dalam kesusahan di darat atau perairan pedalaman. Tradisional dikaitkan dengan zona
padang gurun, layanan pencarian tanah dan penyelamatan semakin diperlukan di
daerah perkotaan dan pinggiran kota untuk menemukan orang-orang dengan penyakit
Alzheimer, autisme, demensia, atau kondisi lain yang menyebabkan perilaku
berkeliaran. [9] pencari tanah dan misi penyelamatan yang terjadi di perkotaan tidak
harus bingung dengan "Perkotaan SAR", yang dalam banyak yurisdiksi mengacu pada
lokasi dan ekstraksi orang dari reruntuhan bangunan atau entrapments lainnya.

3. Pencarian dan Penyelamatan di Perkotaan (Urban Search and Rescue)

Pencarian dan penyelamatan di area perkotaan (US & R atau USAR), juga
disebut sebagai Heavy Urban Search and Rescue (HUSAR), adalah lokasi dan
menyelamatkan orang dari reruntuhan bangunan atau entrapments perkotaan dan
industri lainnya. Karena sifat khusus dari pekerjaan, kebanyakan tim multi-disiplin dan
termasuk personel dari polisi, pemadam kebakaran dan layanan darurat medis. Tidak
seperti pekerja pencarian dan penyelamatan tanah tradisional, kebanyakan US & R
responden juga memiliki pelatihan dasar di keruntuhan struktural dan bahaya yang
terkait dengan kabel listrik hidup, rusak garis gas alam dan bahaya lainnya. Sementara
gempa bumi secara tradisional menjadi penyebab AS & R operasi, serangan teroris
dan cuaca ekstrim seperti tornado dan badai juga mengakibatkan penyebaran sumber
daya ini.

4. Pencarian dan Penyelamatan di Area Perang (Combat Search and Rescue)

Pencarian dan penyelamatan di area perang (CSAR) adalah operasi pencarian


dan penyelamatan yang dilakukan selama perang yang berada di dalam atau di dekat
zona tempur.

5. Pencarian dan Penyelamatan di Udara Laut (Air-Sea Search and Rescue)

Pencarian dan penyelamatan di udara-laut (ASR) mengacu pada penggunaan


gabungan pesawat (seperti kapal terbang, pesawat amfibi, helikopter amfibi dan
helikopter non-amfibi dilengkapi dengan kerekan) dan kapal permukaan, untuk mencari
dan memulihkan korban pesawat jatuh di laut serta sebagai pelaut dan penumpang
kapal laut dalam kesulitan.

Kompetensi Dasar Potensi SAR

 Fisik yang prima dan sikap mental yang tangguh.


 Memiliki pengetahuan yang cukup.
 Memiliki keterampilan yang dipersyaratkan.
 Mampu menjalin koordinasi dengan baik.
Materi Dasar SAR

 PENGETAHUAN DASAR SAR


 MFR (MEDICAL FIRST RESPONDER)
 EXPLORER SEARCH AND RESCUE ( ESAR )
 KOMUNIKASI SAR
 TEKNIK EVAKUASI DI DARAT
 PROSEDUR OPERASI HELLY
 PERTOLONGAN DI AIR
 SARANA DAN PRASARANA

ESAR PENTING BAGI PEGIAT ALAM BEBAS !

Pengantar ESAR

              Operasi SAR di aktifkan segera setelah diketahui adanya musibah atau


diketahui telah terjadi adanya suatu keadaan darurat. Operasi SAR dihentikan apabila
korban musibah telah berhasil diselamatkan atau telah diyakinkan keadaan darurat
tidak terjadi.

ESAR  (Explorer Search And Rescue) merupakan salah satu ilmu SAR yang
dikembangkan untuk menangani situasi darurat (tersesat/hilang), atau tertimpa musibah
saat melakukan penjelajahan di alam bebas.
Penekanan ESAR  lebih pada teknik pencarian yang dikerjakan oleh SRU Darat
(Ground Unit) sehingga Navigasi Gunung menjadi sesuatu yang mutlak untuk dikuasai.
Faktor penting yang berpengaruh besar pada tingkat Kesulitan operasi pencarian di
Gunung :

• Sikap mental dan perilaku Subyek saat dimana dia harus tetap hidup.
• Minimnya pengalaman dalam menganalisa medan jelajah.
• Lebatnya hutan dan kontur yang ekstrim.
• Cuaca yang juga ekstrim dari hari ke hari.
• Rendahnya disiplin serta kemampuan Tim ESAR.

5 Mode ESAR

1. Preliminary
2. Confinement
3. Detection
4. Tracking
5. Evacuation

Preliminary

Upaya untuk memperoleh Informasi mengenai :

 Data darurat Gunung Hutan


 Analisa Data Darurat
 Penentuan POD (Probability Of Detection)
 Perencanaan pencarian awal.

Confinement
Upaya pengurungan agar area pencarian tidak semakin meluas, dan
memastikan bahwa Subyek tetap berada di dalam area pencarian.

Pemikiran yang melatar belakangi confinement adalah menjebak Subyek di


dalam satu area yang kita ketahui batas-batasnya sampai area itu dapat di sapu oleh
tim pencari (dilakukan pencarian).

Di dalam praktek, Confinement mungkin tidak mudah di capai, tetapi untuk


daerah pencarian yang luas, ini akan sangat berharga dan suatu kerja yang ada
dasarnya.

Metode Confinement :

Blocking (Trail block & Road block)

1. Trail Block – Team kecil di kirimkan untuk memblokir jalan setapak yang keluar
masuk search area. Mereka mencatat nama-nama dan data dari setiap orang
yang meninggalkan search area dan memberitahu yang yang akan masuk area
tentang orang yang hilang. Setidaknya satu orang tetap berjaga sepanjang waktu
dan dapat memperhitungkan bahwa tidak seorangpun dapat lolos lewat tanpa
diketahui. Trail block harus tetap di awasi sepanjang waktu sampai OSC/SMC
memerintahkan dalam bentuk lain. Trail Block di gunung bisa dilakukan dengan
memblokir jalur-jalur setapak yang dijadikan pintu keluar-masuk oleh para
pendaki, dan jalur-jalur setapak yang biasa digunakan oleh warga setempat
untuk keluar-masuk hutan saat mencari rumput ataupun kayu bakar.
2. Road Block – Dasarnya sama dengan Trail Block. Road Block dapat dikerjakan
oleh tenaga sukarela dengan memblokir jalan-jalan desa atau perkebunan
dengan maksud apabila Subyek lewat di jalur ini segera dapat tertangkap oleh
tim pencari. Road Block di gunung dapat dilakukan dengan menghadang di jalan
lingkar yang menyabuk di kaki gunung yang dicurigai kemungkinan Subyek
melalui jalur tersebut setelah lolos dari hutan.

Look Outs
Sering ada tempat-tempat di sekitar batas dari search area yang memberikan
pandangan yang luas ke dalam lembah atau sungai di sebelahnya,. Sebuah tim kecil di
tempatkan pada posisi itu sehingga dapat mengawasi daerah sekitarnya dengan
teropong, dan ada kemungkinan dapat mendeteksi Subyek bila ia bergerak lewat di
sana. Beberapa bentuk peralatan (asap, bunyi-bunyian, lampu, bendera) dapat di
gunakan untuk menarik perhatian Subyek. Dapat juga dilakukan dengan tetap
menempatkan seorang pengamat, sementara tim kecil lain bergerak memeriksa
beberapa lokasi lain dan obyek-obyek mencurigakan yang berada di dalam jarak
pandang pengamat.

Camp In

Sebuah camp-in dapat juga berbentuk lookouts (pos pengamat), Trail block,
radio relay (penghubung radio), atau situasi lain dimana satu tim kecil menempati
lokasi-lokasi tertentu dimana posisinya mempunyai luas pandangan yang baik,
cabang/pertemuan dari jalan-jalan setapak, ataupun pertemuan sungai. Pergunakan
alat-alat yang dapat menarik perhatian Subyek seperti pada Lookouts.

Track traps

Adalah upaya dari tim pencari untuk menjebak Subyek sehingga meninggalkan
tanda-tanda apabila lewat di lokasi ini. Posisi pemasangan track traps harus di
informasikan kepada tim pencari di lapangan agar mengetahui lokasi track traps. Debu
atau lumpur dapat dipergunakan untuk mendeteksi jejak sepatu Subyek apabila dia
melewatinya, dan harus diperiksa secara berkala.

String lines

Lookouts, camp-in, khususnya akan efectif pada daerah-daerah terbuka dimana


luas pandang baik. Di daerah yang bersemak lebat, Tagged string lines (bentangan tali
yang bertanda) akan lebih efectif untuk menjebak Subyek dan mengarahkan ke jalur
setapak/pos SAR, selain juga string lines dapat difungsikan untuk membatasi search
area, dan menandai sektor pencarian di daerah yang berhutan rapat.
Detection

Detection adalah suatu tindakan atas dasar pertimbangan untuk kemungkinan


menemukan Subyek atau barang-barang yang tercecer yang ditinggalkannya yang
akan makin mempersempit search area (Upaya dari ESAR Tim atau SRU untuk
melakukan penyapuan pada search area yang sudah ditentukan oleh OSC/SMC).

Metode Detection

Type I Search (Hasty Search)

Pemeriksaan informal secepat mungkin pada daerah-daerah yang dicurigai


berdasarkan analisa dari data darurat. Ini dilakukan pada awal operasi pencarian,
dimana tim kecil (3 hingga 5 personil yang berpengalaman) bergerak cepat (sebagai tim
pencari pendahulu) memeriksa daerah-daerah yang dicurigai, seperti patahan sungai,
menyusur jalan-jalan cabang yang umumnya dipilih oleh Subyek, alur-alur sungai (dari
beberapa kasus, ada kecenderungan dari subyek untuk memilih jalur turun gunung
adalah berjalan di tepi sungai dan menjadikan alur sungai sebagai guide, bahkan ada
yang nekad dengan berjalan didasar sungai).

Selain memeriksa beberapa titik duga, tim kecil ini juga akan banyak membantu
OSC/SMC dalam merencanakan search area.

Type II Search (Open grid)

Pencarian yang cepat dan sistimatis atas area yang luas dengan metoda
penyapuan. Metoda ini digunakan terutama bila perhitungan waktu untuk bertahan
hidup dari subyek sangat pendek, dan jumlah dari tim pencari kurang mencukupi untuk
menyapu search area yang luas.

Untuk type ini diperlukan kemampuan kerja individual dari tim pencari, karena
jarak lebar antar personil dari tim pencari yang bergerak berjajar tersebut kadang
menuntut kemampuan individu untuk tetap dapat bergerak dan sekaligus mengadakan
pengamatan sepanjang area penyapuan.

Open Grid efectif dilakukan untuk medan terbuka dengan jarak pandang luas

Catatan: penggunaan Open Grid akan menyengsarakan dan mengacaukan operasi


pencarian apabila personil pencari selain tidak berpengalaman juga tidak cukup terlatih
untuk  dapat bergerak menjelajah gunung hutan dengan peta dan kompas.

Type III Search (Close Grid)

Yang ingin dicapai dengan metode Close Grid ini adalah suatu pencarian yang
cermat atas area yang spesifik.

Metoda ini digunakan apabila metode type II sudah digunakan tetapi POD lebih
rendah dari yang diharapkan, dan bila area pencarian terbatas, dan tenaga pencari
tersedia cukup banyak.

Untuk type III ini jarak antar personil pencari lebih pendek (dari pengalaman,
untuk gunung hutan yang sering sekali tertutup kabut, jarak terlebar 5 ~ 7 meter).

TRACKING

Tracking merupakan usaha melacak jejak Subyek, atau tanda-tanda yang


ditinggalkan oleh Subyek (catatan: Tracking diperlukan personil yang terlatih, atau bisa
juga digunakan anjing pelacak yang dilatih secara khusus untuk terlibat dalam operasi
pencarian)

EVACUATION

Usaha memberi perawatan darurat dan memindahkan Subyek ke tempat


penampungan yang layak (catatan: untuk operasi ESAR di gunung sebaiknya
disediakan tim khusus untuk Evakuasi Medan Sulit mengingat situasi medan di
gunung).

Dari pengalaman operasi pencarian di gunung, penentuan POD untuk orang


hilang di gunung akan lebih efectif dan relevan dengan membaca peta topografi, dan
memperhitungkan analisa kecenderungan pergerakan Subyek berdasar informasi dari
para pendaki yang berpengalaman dengan area dimana telah terjadi musibah orang
tersesat/hilang. Perhitungan matematis untuk penentuan POD hanya sesuai untuk
medan datar

Hanya saja sebagai gambaran perlu dipahami bahwa pendaki yang sehat dapat
bergerak dengan cepat turun ke bawah mengikuti kontur sehingga area menjadi
melebar ke arah Hilir (Untuk Gunung-gunung tertentu perlu secepatnya dilakukan
pemagaran awal sebelum Subyek bergerak makin jauh terutama di daerah landai/datar
setelah dia menghabiskan kontur hingga kaki gunung)

Ketepatan dan kecepatan nampaknya sudah menjadi sesuatu yang tidak bisa
ditawar dalam upaya menemukan subyek yang hilang di gunung dan harus bertahan
untuk tetap hidup, khususnya berjuang melawan hipothermia.

Upaya pemasyarakatan ESAR di Indonesia yang dimulai oleh Wanadri,


kemudian juga dari beberapa pengalaman operasi SAR di Gunung penggunaan sistem
ESAR dengan benar akan lebih efectif sehingga ESAR perlu dikembangkan bagi para
penggiat petualang alam bebas, khususnya para pendaki gunung yang sering terlibat
dalam operasi SAR di Gunung.

Karena keterbatasan waktu, materi pengantar ESAR ini memang banyak yang
dikurangi, terutama yang berhubungan dengan masalah teknis. Hal terpenting yang
harus dipahami adalah bahwa ini hanya sekedar informasi mengenai ESAR,
selanjutnya perlu diadakan pelatihan lanjutan khusus mengenai ESAR, yang akan
membahas lebih detail dan mempraktekkannya di lapangan mengenai Detection,
Marker, String lines dan Tags, Ribbon, ESAR Forms.

Anda mungkin juga menyukai