Anda di halaman 1dari 91

7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

FIRST AID and MOUNTAIN RESCUE

PRINSIP PERTOLONGAN PENDERITA GAWAT DARURAT


PRARUMAH SAKIT DAN TRANSPORTASINYA

PENDAHULUAN
Penderita gawat darurat adalah penderita yang berada dalam
keadaan terancam jiwanya dan bila tidak dilakukan pertolongan
segera akan meninggal dunia. Penderita ini dapat kita temukan di
luar rumah sakit maupun di dalam rumah sakit. Kasus yang
diketemukan di luar rumah sakit yang terbanyak adalah korban
kecelakaan.
Baik berupa kecelakaan dalam rumah tangga yang sering
menimpa anak-anak maupun orang lanjut usia. Kecepatan dalam
bidang transportasi baik kecelakaan Ialu lintas jalan raya,
kecelakaan penerbangan maupun pelayaran. Kecelakaan kerja
pada bidang industri, pertanian, pertambangan dll, maupun
kecelakaan akibat bencana alam atau kecelakaan yang menimpa
pelaku kegiatan di alam bebas. Selain karena kecelakaan
kegawatan penderita dapat diketemukan karena penyakit yang
diderita sebelumnya.
Sedangkan kasus yang kita jumpai di rumah sakit pada
umumnya adalah kasus pasca pembedahan. Kedua kelompok
kasus tersebut baik yang terjadi di luar rumah sakit maupun di

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 1/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

dalam rumah sakit pada prinsipnya pertolongan pertama untuk


mengatasi kegawat daruratannya adalah sama. Tetapi terdapat
perbedaan yang besar pada pelaku pertolongan pertama. Untuk
kasus di luar rumah sakit kejadian pertama biasanya diketahui
oleh orang awam, sedangkan kasus yang didapatkan di dalam
rumah sakit biasanya langsung ditangani oleh petugas medis.
Sedangkan keberhasilan penanganan kasus gawat darurat
tergantung pada beberapa hal, tidak hanya alat-alat canggih
ataupun obat-obatan, tetapi tergantung pada kecepatan
penanganan pertama dan kualitas dari usaha pertolongan yang
dilakukan. Kecepatan dan kualitas pertolongan pertama untuk
kasus-kasus yang terjadi di luar rumah sakit akan melibatkan
banyak pihak yang pada umumnya bukan petugas medis, tetapi
masyarakat awam.
Kecepatan pertolongan yang dimaksudkan meliputi
kecepatan diketemukannya/diketahuinya keadaan pasien,

kecepatan dilakukan
memindahkan  pertolongan
(transportasi) pertama
penderita , kecepatan
ke pusat fasilitas dalam
medis
yang lebih lengkap untuk mendapat bantuan lanjutan.
Sedangkan kualitas pertolongan yang dimaksudkan meliputi
kemampuan untuk mengetahui adanya kasus gawat darurat
(kemampuan membedakan dengan kasus tidak gawat dan tidak 
darurat ), kemampuan memberikan pertolongan pertama dengan
tepat sesuai dengan kemampuannya ( pengetahuan dan
keterampilannya) sampai penderita diserahkan kepada tenaga
medis yang mempunyai pengetahuan khusus untuk penanganan
kasus gawat darurat.
Bila yang terjadi adalah korban masal (dalam jumlah besar)
maka diperlukan pula kemampuan tambahan khususnya
pengetahuan dalam pengorganisasian tugas, komunikasi
penyediaan sarana/ fasilitas dsb. Karena hal ini akan berpengaruh
pada kecepatan dan kualitas pertolongan pertama yang dilakukan.
Kecepatan dan kualitas pertolongan pertama diluar rumah sakit

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 2

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 2/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

yang ditangani oleh petugas non medis (orang awam) inilah yang
akan menjadi pokok bahasan kali ini.
Pertolongan Pertama Kasus Gawat Darurat
Hal pertama yang harus diketahui oleh seseorang yang akan
memberikan pertolongan pertama adalah mengetahui keadaan

penderita. Bagi parapelajaran


mereka mendapat petugas medis hal tersebut.
untuk hal ini bukan masalah
Dan bagikarena
orang
awam terutama mereka yang bekerja memberikan pelayanan pada
masyarakat luas juga harus mendapat pengetahuan tambahan
tentang masalah tersebut. Misalnya untuk kasus kecelakaan lalu
lintas dijalan raya maka para petugas polisi yang akan
menemukan penderita pertama kali harus mempunyai
pengetahuan ini.
Dalam kasus kebakaran maka petugas Dinas Kebakaran
yang harus mempunyai pengetahuan tersebut. Demikian pula
pada kasus kecelakaan kerja selain petugas medis bila tersedia
maka petugas yang ditunjuk untuk penanganan keselamatan kerja
 juga harus mempunyai pengetahuan tersebut. Kelompok ini yang
disebut kelompok awam khusus yaitu orang awam karena
tugasnya perlu mendapat pengetahuan tambahan dalam hal
penanganan kasus gawat darurat dilokasi tempat ia bekerja.
Dan bila keadaan gawat darurat terjadi di dalam rumah
tangga, maka anggota keluarga yang pertama kali harus
memberikan pertolongan tersebut. Sehingga pendidikan ini biasa
 juga diberikan pada kaum ibu rumah tangga terutama dalam
menghadapi kecelakaan keluarganya.

Dari pembicaraan di atas maka secara garis besar usaha


pertolongan pertama pada kasus gawat darurat dapat terjadi pada:
 Keadaan sehari-hari baik berupa kecelakaan lalu lintas jalan
raya, kecelakaan kerja maupun kecelakaan di rumah tangga.
 Keadaan yang terjadi tiba-tiba, misalnya kebakaran atau
terjadinya bencana dengan korban masal (Bencana alam,
3 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 3/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Bencana industri/ teknologi dan bencana transportasi lainnya


yaitu kecelakaan pesawat terbang dll).
Di negara maju telah dilakukan penellitian dan dikemukakannya
data-data statistik bahwa kejadian sehari-hari yang menyebabkan
kasus gawat darurat ternyata jauh lebih besar daripada jumlah

kejadian pada wabah penyakit menular.


Di Indonesia memang belum dibuat penelitian tentang hal ini,
tetapi sudah dapat diperkirakan dengan kemajuan sosio ekonomi
dan kemajuan teknoiogi di Indonesia akan membawa konsekuensi
meningkatnya kasus gawat darurat. Untuk itu pengetahuan
tentang pertolongan penderita gawat darurat (PPGD) perlu
disebarluaskan melalui pendidikan khusus untuk orang awam
khusus dan melalui media masa untuk orang awam pada
umumnya. Sehingga pertolongan pertama yang cepat dan tepat
akan membantu kelangsungan hidup penderita. Karena
merupakan usaha yang sia-sia bila adanya peralatan canggih di
rumah sakit dan banyaknya dokter ahli vang akan melakukan
pertolongan korban, tetapi korban ini telah meninggal sebelum
sempat/tiba di rumah sakit yang disebabkan ketidaktahuan orang
awam untuk memberikan pertolongan pertama saat korban
diketemukan.

Prinsip dasar pertolongan pertama pada penderita gawat darurat


Untuk memberikan pengetahuan penanganan penderita
gawat darurat (PPGD) pada orang awam khususnya pertolongan
pertama sebelum ditangani oleh petugas medis terdapat 5 hal
pokok yaitu :
1. Memberikan pengetahuan tentang kejadian-kejadian yang
dapat menyebabkan terjadinya korban gawat darurat.
2. Memberikan pengetahuan tentang anatomi tubuh kita secara
garis besar dengan gangguan fungsi yang menyebabkan
penderita dalam keadaan gawat darurat.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 4

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 4/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

3. Mengetahui tahap-tahap tindakan pertolongan pertama dan


mengetahui cara memberikan prioritas dalam penanganan
korban.
4. Mengetahui tindakan yang tepat untuk melakukan
pertolongan pertama pada pernderita gawat darurat.

5. Mengetahui tindakan
lebih lanjut (cara selanjutnya
meminta untuk
tolong, cara mendapat
membawa bantuan
transportasi
penderita) ke pusat/ fasilitas medis yang sesuai dengan
kasusnya.

Seluruh pengetahuan ini merupakan rangkaian pengetahuan


yang harus diketahui untuk mendapat hasil yang diharapkan.
Pengetahuan tentang kejadian yang dapat menyebabkan kasus
gawat darurat telah diuraikan baik pada kasus sehari-hari atau bila
terjladi bencana.
Pengetahuan tentang anatomi tubuh dan gangguan fungsi yang
dapat menyebabkan kasus gawat darurat, meliputi :
1. Sistem pernapasan
2. Sistem peredaran darah
3. Sistem susunan saraf pusat.

Ketiga sistem tersebut di atas yang mendapat perhatian


khusus dalam penanganan kasus gawat darurat, bukan berarti
sistem tubuh lainnya seperti sistem pencernaan, sistem saluran
kemih dan sistem muskuloskeletal (otot dan rangka) tidak dapat
menyebabkan kasus gawat darurat. Tetapi pada sistem tubuh
yang lain ini bila gangguannya menyebabkan kasus gawat darurat
maka manifestasi kliniknya juga tampak pada sistem pernapasan
maupun sistem peredaran darah.
Dengan mengetahui kelainan pada ketiga sistem tersebut
maka pertolongan pertama dapat dilakukan dengan cepat dan
tepat. misalnya gangguan pada sistem pernapasan berupa henti

5 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 5/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

napas memerlukan pertolongan pertama dalam beberapa menit


(tidak melebihi 3 - 5 menit). Dan bila kelainan terjadi pada sistem
peredaran darah misalnya perdarahan hebat maka waktu
pertolongan pertama dapat diharapkan dalam beberapa jam (2-6
 jam) sebelum terjadi gangguan yang bersifat permanen (tidak bisa
dikoreksi atau diperbaiki lagi). Demikian pula kelainan pada
susunan saraf pusat biasanya pada cedera kepala yang
mempunyai variasi banyak dalam manifestasi kliniknva,
memerlukan penanganan yang segera pula.

Mengenal gangguan pada sistem pernapasan


Untuk mengenal gangguan pada sistem pernapasan
digunakan tahap pemeriksaan dan penanganan sebagai berikut :
1. Penolong mengetahui apakah penderita masih bernapas
atau tidak (menderita henti napas atau tidak). Tindakan ini
dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu LLF (Look,
Listen, Feel) Lihat pergerakan dada korban, Dengar suara
nafas korban, Rasakan hembusan nafas korban – rangkaian
ini hanya membutuhkan waktu 5 detik ). Lihat gambar.
2. Bila tidak bernapas segera
lakukan pemeriksaan jalan
napas, apakah terdapat
sumbatan atau tidak.
Sumbatan jalan napas
biasanya disebabkan oleh
pangkal lidah yang jatuh ke
belakang dan menutup jalan
napas atau karena adanya
benda asing (muntahan,
bekuan darah, gigi dll) yang
berada dalarn rongga mulut
atau karena posisi kepala yang menyebabkan jalan napas

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 6

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 6/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

terlibat. Bila ketiga hal tersebut yang terjadi maka, tindakan


pertolongan pertama yang dilakukan adalah membebaskan
 jalan napas dengan menarik lidah ke luar, mengeluarkan
benda asing dalam rongga mulut (gunakan kedua jari
tangan kita) dan menengadahkan kepala penderita ( Hanya
dilakukan bila tidak ditemukan cedera tulang leher )
sehingga jalan napas terbuka selebar-lebarnya.
3. Bila hal tersebut telah dilakukan dan penderita tetap dalam
keadaan henti napas, maka harus dilakukan pemberian
pernapasan buatan dari mulut ke mulut (mouth-to-mouth).
Tindakan ini harus dilatih menggunakan alat peraga
(boneka) secara periodik.
4. Bila diketemukan penderita masih bernapas tetapi
pernapasan-nya tidak normal, maka penderita ini
memerlukan penanganan dokter dengan segera.
Sebagai contoh : Bila pernapasan cepat  dan dalam,
kemungkinan penderita berada dalam keadaan shock. Bila
pernapasan dilakukan dengan tenaga besar/berat  (megap-
megap) maka kemungkinan penderita mengalami obstruksi
(penyumbatan) jalan napas atau mungkin penderita
menderita penyakit jantung. Bila pernapasan penderita tidak
teratur iramanya (irregular ), kemungkinan penderita berada
dalam keadaan koma diabetikum, gangguan fungsi ginjal
(uremia) atau pada kelainan fungsi susunan syaraf pusat.
kelainan lain yaitu adanya pernapasan Cheyne-Stokes yaitu
pernapasan yang dalam dan teratur tetapi diikuti dengan
adanya henti napas ( apnea) secara periodik biasanya terjadi
pada penderita cedera kepala berat. Pernapasan lainnya
yang khas misalnya pada penderita asma dll.
5. Bila penderita bernapas normal maka baru kita mulai
dengan pemeriksaan sistem organ tubuh lainnya.

7 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 7/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

DISODERS OF RESPIRATION

kadarKondisi-kondisi yang menyebabkan hypoxia (rendahnya


oksigen dalam darah)
KONDISI PENYEBAB
Tidak cukupnya Sesak napas karena asap atau gas.
oksigen dalam udara Pergantian tekanan udara saat di
yang dihirup. ketinggian (berada di tempat yang
sangat tinggi), atau di dalam sebuah
pesawat terbang bertekanan rendah
Gangguan pernapasan Sesak napas atau sulit napas karena
gangguan dari faktor luar, seperti
bantal, atau air (tenggelam). Halangan

atau bengkak
pernapasan. Tekanandidalam alat
pada batang
tenggorokan contohnya, karena
tergantung atau tercekik.
Hal-hal yang Yang menghancurkan contonhya,
mempengaruhi tulang karena longsoran tanah atau karena
dada tekanan tulang dad cedera dengan
beberapa retakan pada tulang rusuk
atau mengkerut karena luka bakar.
Fungsi paru-paru yang Cedera/luka pada paru-paru.
terganggu Pengempisan paru-paru. Infeksi paru-

Kerusakan otak atau paru seperti


Cedera pneumonia.
kepala, atau stoke, yang
syaraf-syaraf yang merusak pusat pernapasan di dalam
mengendalikan sistem otak. Beberapa bentuk keracunan.
pernapasan Kelumpuhan syaraf untuk
mengendalikan otot-otot pernapasan,

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 8

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 8/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

seperti cedera pada urat syaraf tulang


belakang
Terganggunya Keracunan korban monoksida.
pengangkutan oksigen Keracunan sianida
Proses terjadinya Hypoksia

TAHAP I
 Gejala pada tubuh ; Menggigil hebat, aktivitas menurun
 Yang dapat dilihat ; Denyut jantung lemah, menggigil,
sulit bergerak, refleksi lemah.
 Yang dirasakan ; Rasa lelah menggigil, mengantuk,
 jantung berdebar .

TAHAP II
 Gejala pada tubuh ; Sulit bicara, malas berpikir, daya
ingat menurun
 Yang dapat dilihat ; Tiba-tiba jantung terjerembab,
bicarangawur tindakannya tak terkontrol/ngawur, emosi dan
rasionya labil 
 Yang dirasakan ; Merasa sangat dingin pikiran kosong 
sulit bicara dan jatuh lemas.

TAHAP III
 Gejala pada tubuh ; Menggigilnya menurun. Otot-oto jadi 
kaku pikirannya tidak jelas
 Yang dapat dilihat ; Rasionya hilang mengigau/halusinasi 
hilangkesadaran lingkungan
 Yang dirasakan ; Hilang kesadaran otot-otot 
mengeras/kejang gerak reflek hilang 

TAHAP IV

9 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 9/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

 Gejala pada tubuh ; Denyut jantung dan napas melemah


 Yang dapat dilihat ; Warna kulit,bibir dan kuku-kuku
membiru pupil mata membengkak dan denyut nadi lemah
 Yang dirasakan ; Mengantuk hebat dan sadar.
TAHAP V

Gejala pada tubuh ; Denyut jantung tersendat-sendat 
dan gerak reflek mati 
 Yang dapat dilihat ; Pingsan total 
 Yang dirasakan ; Tidak merasakan apa-apa

TAHAP VI
 Gejala pada tubuh ; Pusat syaraf yang mengatur kerja
 jantung , pernapasan dan otak, tidak bekerja lagi.
 Yang dapat dilihat ; Jantung membengkak dan terjadi 
 pendarahan paru-paru (endema paru-paru)
 Yang dirasakan ; Mati…..

Mengenal gangguan pada sistem sirkulasi darah.


Hal terpenting kedua bagi orang awam setelah mengetahui
gangguan pada sistem pernapasan adalah gangguan pada sistem
peredarah darah.
Caranya :
1. Periksa denyut nadi penderita dengan menggunakan jari
kita. Pemeriksaan denyut nadi pada lengan bawah yang
biasa dilakukan tidak efektif pada kasus gawat darurat
(biasanya tidak teraba). Maka pemeriksaan denyut nadi
sebaiknya dilakukan pada pembuluh darah besar yaitu,
pembuluh darah pada pelipis (a. Temporalis), pada leher (a.
Carotis), pada lipat paha ( a. Femoralis).

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 10

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 10/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

2. Bila nadi pada pembuluh darah besar tidak teraba berarti


terdapat henti jantung, maka untuk mengembalikan fungsi
 jantung harus dilakukan pijat (masase) jantung dari luar.
Tindakan ini biasanya dilakukan bersamaan dengan
melakukan pernpasan buatan. Keduanya disebut pula
dengan "Resusitasi Jantung dan Paru/Resusitasi 
Kardiopulmonal" untuk mengembalikan fungsi jantung dan
paru-paru.
3. Bila-denyut nadi masih teraba maka harus diketahui apakah
nadi tersebut normal atau tidak. Misalnya pada denyut nadi
yang kecil dan cepat menandakan penderita jatuh dalam
keadaan shock. Shock dapat kita ketemukan pada
beberapa keadaan misaInya penderita dengan perdarahan
hebat (baik perdarahan yang tampak /eksterna maupun
perdarahan yang tidak tampak/interna), penderita dengan
muntah dan diare yang hebat atau pada penderita dengan
luka bakar yang luas. Untuk kasus tersebut shock yang
terjadi adalah shock hypovolemik (terjadinya kekurangan
volume cairan tubuh), biasanya kehilangan yang terjadi
antara 1/4 sampai dengan 1/3 dari jumlah cairan tubuh kita.
Dan pengobatannya adalah harus dilakukan penggantian
cairan secepatnya.
4. Selain penggantian cairan yang harus dilakukan juga
penghentian penyebab kehilangan cairan tersebut. Misalnya
bila terjadi perdarahan maka harus dilakukan penghentian
perdarahan dengan segera. Untuk penggantian cairan
sebagai pertolongan pertama yang dapat dilakukan

misalnya padamemberikan
dapat dengan kasus diare dan peroral
cairan penderita masihminum)
(memberi sadar,
sebanyak- banyaknya.
5. Gangguan sistem sirkulasi yang lain yaitu bila denyut nadi
teraba tetapi tidak teratur (irregular ) biasanya penderita ini

11 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 11/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

menderita penyakit yang serius dan memerlukan


pertolongan dokter.
6. Bila akan dipindahkan/dilakukan transportasi maka terdapat
beberapa hal yang perlu diingat antara lain ; Untuk
penderita dengan perdarahan, lakukan balut tekan, letakkan
ekstremitas tubuh lebih tinggi dari posisi jantung.
Untuk penderita dengan patah tulang terbuka, lakukan
pembidaian (fiksasi bagian yang fraktur) pada patah tulang agar 
tidak memperburuk keadaan (tidak menambah perdarahan dan
mengurangi nyeri).
Untuk penderita yang mengalami shock. longgarkan pakaian,
baringkan sebaiknya tungkai bawah dinaikkan (lebih tinggi dari
kepala) agar sirkulasi pada organ vital (jantung dan otak) tetap
berjalan walaupun terjadi pengurangan volume cairan.

SHOCK
Fungsi dari sistem sirkulasi adalah mendistribusikan darah
keseluruh bagian tubuh, sehingga oksigen dan nutrisi yang
dibawanya dapat melewati jaringan. Saat sistem tersebut gagal
dan oksigen yang melewati jaringan tidak cukup, kondisi medis
yang dikenal sebagai shock akan terjadi.

Jika shock tersebut tidak ditangani dengan cepat, organ-


organ vital akan rusak, bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Dengan catatan bahwa kondisi tersebut dapat bertambah parah
karena rasa takut dan sakit.

 Apa yang dapat menyebabkan shock ?


Pertama, shock dapat
terjadi saat jaringan gagal
memompa darah sehingga

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 12

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 12/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

tekanan darah yang beredar berkurang. Biasanya, shock jenis ini


berakibat serangan jantung.

Kedua, shock dapat terjadi


saat volume cairan tubuh
berkurang, luka luar dan
luka dalam, atau kehilangan
cairan tubuh lain karena
diare, muntah-muntah, atau
luka bakar/ terbakar adalah
contoh yang paling sering. Tubuh menanggapinya dengan
mengambil persediaan darah dari luar ke inti/ dalam tubuh. Gejala-
gejala dan tanda-tanda utama shock berhubungan dengan
sirkulasi dari peredarannya.

Pengenalan
 Aliran adrenalin menyebabkan :
1. Denyut nadi yang sangat cepat,
2. Pucat, kulit kelabu, terutama dibibir bagian dalam. Kuku
atau cuping telinga, jika ditekan, warnanya tidak akan
segera pulih (kembali seperti semula),
3. berkeringat dan dingin, kulit lembab, karena keringat tidak
dapat menguap.

Saat shock dapat terjadi :


1. kelemahan dan mabuk/ pusing,
2. mual dan mungkin saja muntah-muntah,
3. haus,
4. bernapas dengan cepat dan pendek,
5. denyut nadi yang sangat lemah, saat denyutan
dipergelangan tangan menghilang, hilangnya cairan tubuh
dapat menyamai setengah volume darah.

13 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 13/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Seiring menipisnya persediaan oksigen ke otak :


1. korban menjadi gelisah, cemas, bahkan agresif,
2. korban menguap dan sesak napas,
3. korban akan tidak sadar,
4. akhirnya, jantungnya akan berhenti.
 

Cara Tubuh Menangani Kekurangan Darah

VOLUME (±) PENGARUHNYA PADA TUBUH


½ liter (0,568 Sedikit atau tak berpengaruh; jumlah ini biasa
liter) diambil saat donor darah.
2 liter (1,988 Hormon adrenalin bebas, mempercepat
liter) denyut nadi, dan memacu keluarnya keringat.
Pembuluh darah kecil didaerah-daerah yang
tidak vital, seperti di kulit tertutup dan tidak
dapat menyalurkan darah dan oksigen yang
dibawanya, ke organ-organ vital.
Shock akan semakin jelas terlihat.
3 liter (2,840 Bersamaan dengan hilangnya darah
liter) mencapai tingkat ini (setengah dari volume
yang normal), denyut jantung di pergelangan
tangan menjadi sulit ditemukan. Korban akan
sering kehilangan kesadarannya, sistem
pernapasan dan jantung akan gagal/
terganggu.

Mengenal gangguan pada sistem syaraf pusat


Gangguan pada sistem syaraf pusat yang biasa diketemukan
berhubungan dengan cedera kepala ( trauma capitis) yang terjadi
karena penderita jatuh atau terkena benturan benda keras.
Kelainan yang terjadi bervariasi dan kejadiannya tidak selalu

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 14

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 14/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

tampak dengan segera tetapi perubahan dapat terjadi berangsur-


angsur dan menjadi serius bahkan mengancam, jiwanya. Kejadian
ini selalu terjadi pada 24 jam pertama. Kelainan dapat berupa
benturan kepala yang tidak menyebabkan kerusakan pada otak
(concussion) biasanya diketahui penderita kehilangan kesadaran
untuk beberapa saat atau terjadi penurunan kesadaran. Dan bila
terjadi pembengkakan (edema) otak biasanya disertai gejala mual-
muntah, nyeri kepala, penurunan kesadaran.
Dan bila terjadi cedera/kerusakan otak (concussion) maka
kelainannya cukup serius dan memerlukan tindakan dari ahli
bedah (bedah syaraf).
Penanganannya
Penderita sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit, tetapi
harus diingat selama perjalanan bila penderita muntah maka
mutahan jangan sampai menutupi jalan napas (usahakan jalan
napas tetap terbuka) terutama bila penderita tidak sadar, demikian
pula perdarahan melalui mulut dan hidung harus segera
dibersihkan.
Sebaiknya penderita dibaringkan terlentang dan datar ditidurkan
tanpa bantal bila muntah kepala penderita dimiringkan.
Permasalahan yang timbul adalah pada kasus cedera ganda
(multipel ) yang biasanya mengenai beberapa organ sekaligus.
Dalam hal ini perlu pemberian prioritas penanganan. Tahapan
tindakan harus selalu tetap diingat bahwa mengatasi kelainan
pada sistem pernapasan adalah yang pertama harus dilakukan
kemudian sistem peredaran darah dan baru pada sistern organ
lainnya. Karena biasanya orang menemukan korban untuk
pertama kali akan selalu panik terutama bila mereka tidak terbiasa
dalam usaha pertolongan ini. Demikian pula kepanikan akan timbul
bila penderita/korban yang terjadi beberapa orang bahkan puluhan
atau ratusan sekaligus. Dalam hal ini tetap harus diingat bahwa
penanganan korban dengan gangguan sistem pernapasan dan
peredaran darah yang mendapat prioritas penanganan pertama

15 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 15/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

sebelum korban yang lainnya. Bila prinsip ini diingat maka


keterlambatan penanganan tidak akan terjadi.

SPINAL INJURY
Gangguan pada sistem syaraf pusat yang biasa ditemukan
berhubungan dengan cedera kepala ( trauma capitis) yang terjadi
karena penderita jatuh atau terkena benturan benda keras.
Kelainan yang terjadi bervariasi dan kejadiannya tidak selalu
tampak dengan segera tetapi perubahan dapat terjadi berangsur-
angsur dan menjadi serius bahkan mengancam, jiwanya. Kejadian
ini selalu terjadi pada 24 jam pertama. Kelainan dapat berupa
benturan kepala yang tidak menyebabkan kerusakan pada otak
(concussion) biasanya diketahui penderita kehilangan kesadaran
untuk beberapa saat atau terjadi penurunan kesadaran. Dan bila
terjadi pembengkakkan (edema) otak biasanya disertai gejala
mual-muntah, nyeri kepala, penurunan kesadaran. Dan bila terjadi
cedera/kerusakan otak (concussion) maka kelainannya cukup
serius dan memerlukan tindakan dari ahli bedah (bedah syaraf).
Bahaya dari cidera tulang belakang adalah mungkin saja urat
syaraf tulang belakang dapat terpengaruhi. Urat syaraf tulang
belakang sangat lembut dan jika rusak, dapat terjadi kehilangan
kekuatan atau perasaan didalam tubuh dibawah daerah yang
terluka. Sementara kerusakan dapat terjadi jika urat syaraf tulang
belakang terjepit oleh potongan atau retakan tulang , kerusakan
permanen dapat dihasilkan jika urat syaraf seluruhnya parah.
Bahaya keretakan tulang belakang walaupun urat syaraf 
tulang belakang terluka tanpa adanya kerusakan pada tulangnya,
keretakan tulang bekalang dapat meningkatkan resiko secara
cepat. Keretakan tulang belakang dapat terjadi karena tekanan
dari luar atau dalam. Daerah/ bagian yang paling mudah diserang
adalah tulang-tulang didalam leher dan dibagian bawah punggung.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 16

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 16/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

 Apa yang menyebabkan cidera tulang belakang?


Periksa selalu tulang belakang saat tekanan yang luar biasa
terjadi menimpa punggung atau leher, dan jika korban mengeluh
tentang gangguan perasaan cidera terasa atau pergerakan,
terjadinya cidera adalah indikasi terkuat jika korban atau saksi

mata memberitahu
kedepan, anda bahwa
lekukan kebelakang, kecelakaan
atau terpilinnya tersebut, lekukan
tulang belakang,
anda harus merawatnya seperti merawat keretakan tulang
belakang.

Penjelasan
Saat ruas tulang belakang rusak dapat terjadi :
 sakit dileher atau punggung diruas yang terbuka ini dapat
tertutup oleh luka lain yang lebih sakit.
 terpilin atau keseleo dilekukan tulang belakang.

Saat urat syaraf tulang belakang telah rusak, dapat terjadi :


 kehilangan kendali tangan, pergerakan lemah atau tidak
bergerak.
 Kehilangan indra perasa.
 Perasaan tidak biasa contohnya :
Terbakar atau gatal-gatal, korban dapat memberitahu anda
bahwa tangannya terasa berat, kaku, canggung.

GANGGUAN LAIN
Sistem syaraf sangat mudah terkena gangguan dan
kerusakan, tidak hanya disebabkan karena luka fisik dan kondisi-
kondisi yang menganggu, seperti epilepsi, dan juga karena
perubahan komposisi suplai darah ke otak.
Perubahan kimia dimana otak sangat sensitif terhadapnya,
termasuk kekurangan oksigen dalam darah, mengubah tingkat/

17 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 17/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

nilai gula darah, atau persentasi zat-zat berbahaya, seperti : racun,


alkohol atau obat bius.

POSISI PEMULIHAN
TEKNIK

1. memiringkan
berlutut disamping
kepala korban, buka jalan dagunya.
dan mengangkat napasnyaLuruskan
dengan
kakinya. Tempatkan tangan yang terdekat denganmu kekanan
membentuk sudut dengan tubuhnya, menyiku (siku
membengkok) dan telapak tangan menghadap keatas,

2. ambil tangan yang paling


 jauh darimu melintangi dada,
dan tahan tangannya, telapak
tangan menghadap kebawah,

berlawanan dengan
korban yang terdekat, pipi

3. Tempatkan punggung
tangan berlawanan
dengan pipinya dan
tahan seperti itu,

4. dengan tanganmu
yang lain, genggam
paha dan tarik lutut,
kaki tetap menapak
pada tanah,

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 18

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 18/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

5. pertahankan agar tangan-nya tetap


menempel pada pipinya, tarik
pahanya untuk menggulingkan
korban kearahmu,
6. miringkan kembali kepala untuk
menyakinkan terbukanya jalan
napas. Jika perlu, atur posisi tangan
dibawah pipinya agar kepalanya
tetap dalam posisi
miring,
7. jika perlu, atur kaki
yang teratas

sehingga
dan lutut pinggul
menyiku
kekanan,
8. minta bantuan
ambulan, periksa pernapasan dan denyut nadi sesering
mungkin sementara menunggu bantuan datang.

KEBUTUHAN AIR 

Kebutuhan air bagi manusia dewasa adalah 30 - 35 ml/kg BB


(Kenaikan suhu 1 oC dari 37oC ditambah 10 - 15 %) Sedangkan
untuk mengganti kehilangan air dari urine, keringat, paru dan feses
untuk orang dewasa 1,5 – 2 ml/kg BB/jam. Jadi perkiraan
kebutuhan air pada orang dewasa dengan berat badan 50 Kg
adalah sekitar 3000 – 3500 ml/ 24 jam.

19 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 19/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

 Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-


hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak.
Secara fisik air bersih dapat kita bedakan melalui indera
(dengan dilihat, dirasa, dicium dan diraba), yaitu :

1. Tidak boleh berwarna, harus jernih sampai terlihat dasar 


tempat air tersebut
2. Tidak boleh keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur,
sampah, busa dan kotoran.
3. Tidak boleh mempunyai rasa, harus bebas dari bahan kimia
baik rasa asin, asam maupun rasa basa.
4. Tidak boleh berbau, harus bebas dari bau busuk, bau
belerang, dsb.
5. Harus sesuai dengan suhu sekitarnya atau lebih rendah.
Tidak boleh suhu lebih tinggi dari suhu sekitarnya.

Sumber air bersih antara lain :


1. Sumur Gali/Sumur Bor 
2. mata air yang dilindungi dan dialirkan dengan pancuran atau
dengan pipaan.
3. air hujan yang ditampung.

 Ada beberapa macam sarana air bersih yaitu :


1. Sumur gali yang dindingnya diplester 
2. Sumur pompa tangan
3. Penampungan air hujan
4. Perlindungan mata air 

Bagaimana menyediakan air minum yang sehat dan cara


penyimpanannya ?
1. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 20

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 20/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

 Air tersebut harus memenuhi syarat kualitas bakteriologis


dan kualitas kimia. Artinya tidak mengandung bakteri atau
bibit penyakit, serta tidak bersifat asam maupun basa, juga
tidak mengandung bahan kimia berlebihan.
2. Cara memperoleh air minum yang sehat, melalui langkah-
langkah :
a. mengambil air dari sumber air bersih.
b. Tangan dan penampungan air harus bersih
c. Wadah penampungan air harus tertutup dan sering
dibersihkan
d. Gayung pengambil air harus bersih
e. Masaklah air sampai mendidih sebelum diminum
f. Gunakan alat minum yang bersih
3. Cara menyimpan air minum yang sudah dimasak.
Simpan air minum dalam wadah tertutup rapat dan
digunakan tidak melebihi selam 24 jam (sehari semalam).

4. Air yang tidak bersih dapat menjadi bersih dan aman


dengan metoda pemurnian air/ penjernihan air. Diantaranya:
a. penjernihan air sederhana
b. penjernihan air bertingkat
c. penyaringan air sungai.

NOTE : pemberian 5 tetes yodium tingtura 2 % (e.g Betadine ®)


kedalam 1 liter air dan biarkan selama 30 menit ( tidak dianjurkan
untuk penderita gondok).

KEBUTUHAN ELEKTROLIT (GARAM)


Salah satu elektrolit dalam tubuh kita adalah NaCl atau
garam dapur. Dikatakan bahwa kebutuhan garam setiap orang
didaerah sub tropis adalah 10 gram/24 jam, sedangkan untuk
orang di daerah tropis adalah 15 – 25 gram/24 jam tergantung
dari aktivitasnya.

21 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 21/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Cara terbaik untuk menjaga kadar garam dalam tubuh adalah


pemberian garam dalam makanan, cara ini terbukti lebih efektif 
dibanding mengkonsumsi minuman olah raga atau Oralit. Sup
menurut beberapa penelitian adalah sumber cairan dan elektrolit
yang bagus.

Beberapa sumber elektrolit antara lain :


♦ tablet garam

♦ minuman olah raga e.g. gatorade®, pocari sweat®


( kadar natrium 10 -25 mmol/L )
♦ORALIT® (kadar natrium 60 -90 mmol/L) dan hanya
baik digunakan pada terapi diare.
KEBUTUHAN KALORI
Untuk menghitung kalori yang dibutuhkan (TEE), harus
diketahui terlebih dahulu mengenai Basal Energy Expenditure
(BEE), Aktifitas Fisik (AF), dan Spesifik Dynamic Action Of Food
(SDA).
Rumusnya adalah : TEE = BEE + AF + SDA
BEE pada :
o Pria : 1kkal/kbBB/jam = 24 kkal/kgBB/hari
o Wanita : 0,9 kkal/kgBB/jam = 21,6 kkal/KgBB/hari
AF (untuk ekspedisi dihitung kegiatan berat):
o 80 – 100 % dari BEE
SDA orang Indonesia rata-rata 10% dari BEE + AF

Contoh perhitungan :
Laki – laki 55 kg 
BEE = 24 x 55 = 1320  
 AF = 100% x 1320 = 1320 
SDA = 10 % x (1320+1320 ) = 264

TEE = 2904 kkal/hari 

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 22

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 22/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

AKLIMATISASI
 Aklimatisasi adalah proses membaiknya toleransi dan penampilan
individu setelah beberapa jam sampai beberapa minggu pada satu
keadaan (e.g. ketinggian, suhu dingin, suhu panas).
Suhu lingkungan sangat mempengaruhi daya tahan tubuh

karena itu perluSeringkali


suhu tertentu. persiapansuhu
yangdingin
sesuai untuk suatu tempat
menyebabkan dengan
kematian, dan
suhu panas dapat menyebabkan kejang panas dan kadang-
kadang juga kematian. Tubuh kita akan lebih mudah
menyesuaikan diri dengan suhu panas daripada suhu dingin
karena manusia secara biologis adalah mamalia berdarah panas.
♦  Aklimatisasi pada suhu panas
Proses aklimatisasi yang efektif dalam suhu panas biasanya
berlangsung sekitar 2 minggu. Caranya dengan berlatih pada
daerah dengan suhu yang diperkirakan sama dengan daerah

tujuan ekspedisi
yang tipis, selama
longgar, 60 menit
menyerap sehari.
keringat, Pemakaian
berwarna pakaian
cerah, memakai
pelindung panas matahari, minum banyak, menjaga supaya
pengeluaran air dan garam tetap seimbang. Penggunaan pakaian
yang longgar, berwarna cerah dan pelindung kepala yang cukup
lebar juga menentukan dalam proses aklimatisasi dan dalam
ekspedisi yang sebenarnya.
Hasil aklimatisasi dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah
kebutuhan akan minuman dibanding yang orang yang non-
acclimatised. Aklimatisasi pada suhu panas dapat juga dilakukan
dengan cara mandi air hangat (Hot baths) dua kali sehari dan
memakai pakaian lebih tebal saat olah raga.
Hasil aklimatisasi akan hilang dalam 20 - 40 hari ketika
kembali pada suhu yang normal (temperate climate).
Terhadap suhu dingin tubuh lebih sukar untuk menyesuaikan
diri, karena dengan suhu lingkungan yang rendah mengakibatkan

23 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 23/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

pelepasan kalori untuk menjaga suhu tetap normal. Pakaian


sangat menentukan dalam mengatasi suhu dingin. Selain pakaian,
maka makanan sangat berperan dalam keadaan suhu lingkungan
yang rendah.
Beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk memperoleh

kehangatan
berikut : dan kenyamanan tidur di alam terbuka adalah sebagai
1. Pada cuaca pegununungan terutama pada musim
penghujan/dingin, faktor penahanan terhadap penyerapan
panas tubuh oleh tanah yang dingin adalah hal terpenting.
Tenda yang dipergunakan disyaratkan mempunyai alas untuk
meredam hal tersebut diatas, namun untuk lebih memberikan
kehangatan sempurna perlu ditambahkan alas tambahan
berupa matras ataupun rerumputan untuk dapat menambah
rasa hangat dan kenyamanan. Hal terpenting dari semua hal
diatas adalah apabila akan tidur harus mempergunakan alas
dan kantong tidur, jangan langsung tidur di atas tanah tanpa
alas.
2. Tidur akan lebih nyaman jika posisi kepala kita berada diatas
bagian tanah yang agak miring.
3. Kantong yang terbuat dari bahan polythene/plastik sangat
berguna untuk menyimpan berbagai macam perlengkapan
seperti baju dan peralatan lainnya agar tetap kering.
4. Sepatu sedapat mungkin kita tempatkan tidak dibagian dalam
tenda, bila pakaian kita basah sedapat mungkin dibuka
terlebih dahulu sebelum memasuki tenda, jika ternyata

pakaian yang
sebaiknya basah
buka tersebut
seluruh membasahi
pakaian yang seluruh
basah, tubuh kita
lalu ganti
dengan pakaian yang kering dan agar suhu tubuh kita tetap
hangat pergunakan kantong tidur, dan minumlah minuman
yang hangat yang manis seperti kopi atau susu coklat.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 24

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 24/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

5. Simpanlah makanan kaleng, pakaian yang basah, tali dan


barang-barang lainnya di tempat yang mudah terjangkau.
6. Jangan memakai kantong tidur tertalu menutupi seluruh
tubuh kita, karena sirkulasi udara didalam kantong tidur kita
menjadi kurang baik dan menghambat kecepatan kita
bergerak apabila terjadi hal-hal yang sifatnya darurat.
7. Jangan mempergunakan pakaian yang lembab jika kita akan
mempergunakan kantong tidur. Jika cuaca cerah segera
seluruh pakaian atau peralatan lain yang basah dijemur.
8. Kertas koran bekas dapat dipergunakan untuk berbagai
keperluan, untuk menambah alas tenda/tidur, untuk mem-
bersihkan beberapa perlengkapan, untuk membungkus
persediaan makanan, untuk membungkus cadangan sepatu,
dan lain-lain.
9. Beberapa alat tambahan untuk menambah kenyamanan
perjalanan adalah sebagai berikut tissue gulung, kaos kaki
cadangan untuk tidur, dan lain–lain.

♦ Aklimatisasi di ketinggian
Kebanyakan pegiat alam terbuka ( >50 %) mengalami AMS
 (Acute Mountain Sickness) pada ketinggian 3.500 mdpl keatas.
 Aturan yang paling umum adalah mendaki secara bertahap
(graded ascend ). Direkomendasikan untuk mendaki 300m per hari
dengan istirahat tiap hari ke-3 (atau tiap 1000 m). Jika terdapat
gejala AMS pendakian segera dihentikan.

PENGARUH PANAS
Tubuh manusia didesain untuk bekerja pada suhu antara
36,5 – 37oC Untuk mempertahankan suhu pada temperatur ini
mekanisme tubuh menyesuaikan apabila lingkungan-nya dingin
dan biasanya melepaskan panas ketika udara panas.

25 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 25/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Mekanisme ini dikendalikan khusus oleh otak tengah. Untuk


menyesuaikan suhu manusia mengendalikan lingkungannya untuk
beberapa tingkatan suhu dengan mempergunakan baju
penghangat dan pengatur suhu AC. Hal ini membuat lebih mudah
pada tubuh untuk menyesuaikan dengan baik dalam rentang
temperatur diatas 370 celcius, dalam beberapa hal panas dan
dingin akan mengakibatkan luka dan dalam keadaan cuaca yang
ekstrim dapat mengakibatkan keadaan yang serius akan fatal pada
kondisi tubuh.

ENVIROMENTAL PROBLEMS 
o

HEAT DISODERS 

SUNBURN 
Hal ini dapat disebabkan oleh pencahayaan yang berlebihan
dari sinar matahari atau sinar lampu matahari. Luka bakar yang
sama dapat juga disebabkan karena terkena sumber radioaktif.
Banyak diantaranya adalah luka bakar luar dengan kemerah-
merahan, gatal, dan empuk. Dalam kasus-kasus yang berat,
kulitnya semerah lobster (sejenis udang laut) dan melepuh; korban
dapat juga menderita panas yang amat sangat. Adakalanya, reaksi
berlebihan pada pencahayaan matahari dapat dipercepat oleh
penggunaan beberapa jenis obat. Diketinggian, luka bakar akibat
matahari dapat terjadi bahkan karena panas yang tidak
menyengat, cuaca mendung dimusim panas (dari “sorotan awan”)
atau dari pantulan cahaya matahari disalju saat musim dingin.
Untuk meminimalisir akibat sunburn ini :
♦ Hindari berpetualang pada jam 11.00 – 15.00 )
♦ Berteduh
♦ Pergunakan pakaian sebagai tabir surya

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 26

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 26/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

♦ Pergunakan krim tabir surya dengan SPF 15 atau


lebih.

HEAT EXHAUSTION
Kondisi timbul akibat berkumpulnya darah dikaki sehingga

aliran darahdalam
dan cairan ke otak berkurang.
tubuh Kehilangan/ kekurangan
akan memperberat garam
kondisi ini. Hal ini
biasa terjadi pada orang-orang yang tidak biasa bekerja atau
berlatih dicuaca panas, lingkungan yang lembab dan bagi mereka
yang kurang sehat, khususnya orang yang menderita diare dan
muntah-muntah.
Terapinya dengan istirahat didaerah yang teduh dan berikan
minuman yang mengandung elektrolit.

HEAT STROKE
Heat Stroke adalah keadaan yang paling parah dari cedera

akibat lingkungan yang panas.


Saat timbul kondisi tersebut, ada kemungkinan terjadi :
 Sakit kepala, pusing, dan kebingungan,
 Kehilangan selera makan dan mual-mual,
 Berkeringat, pucat, dan kulit lembab,
 Kejang perut atau kejang ditangan,
 Denyut nadi melemah drastis dan bernapas dengan cepat.

1. Pindahkan korban dengan segera ketempat yang sejuk,


buka seluruh baju luarnya. Dan panggil dokter 
2. Bungkus korban dengan selimut yang sejuk dan basah.
Usahakan agar selimut tetap basah. Dinginkan korban
hingga suhunya mencapai 38 0 Celcius.

27 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 27/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

3. Saat temperatur mencapai 380 celcius, ganti selimut basah


dengan yang kering, lanjutkan perawatan pada korban
secara hati-hati.

HYPOTHERMIA
Hipotermia adalah menurunnya suhu inti tubuh dibawah 35 oC.
Hipotermia jarang terjadi pada orang yang menggunakan pakaian
yang tepat dan fit., tetapi dapat terjadi pada orang yang cedera,
atau basah.
Gejala hypothermia antara lain :
 Menggigil.
 Dingin, pucat, kulit kering, tubuh terasa “sedingin kelereng”.
 Bingung, sikap-sikap tidak masuk akal, lesu, ada kalanya
ingin berkelahi.
 Lesu.
 Jatuh kesadaran,
 bernapas pelan dan pendek
 denyut nadi yang pelan dan melemah
 dalam kasus-kasus parah dapat terjadi hypoxia jantung

Penanganannya :
♦ cari perlindungan dari kondisi

lingkungan yang dingin (e.g.


Membuat tenda)
♦ Lepaskan semua pakaian yang

basah .
♦ Selimuti korban dengan selimut
atau sleeping bag kering. Atau
 jika ada safety blangket  yang
diseliputi dengan aluminium.
♦ Baringkan korban dan hindarkan kontak langsung dengan
tanah.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 28

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 28/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

♦ Jangan berikan alkohol


♦ Evakuasi jika kondisi tidak membaik.

WIND CHILL INDEX 


Salah satu cara yang dipakai pada ekspedisi gunung es atau
kutub adalah menggunakan grafik wind chill. Untuk daerah tropis
yang suhu rata – rata berada pada kisaran 20-26 oC grafik ini
dapat dipakai bila mendaki gunung-gunung diatas 2500 mdpl,
dimana cuaca cepat berubah.

Gambar ini menunjukkan efek dingin dari kombinasi yang


berbeda dari temperatur udara dan kecepatan angin pada
keadaan normal. Kondisi daripada perjalanan, derajat dari W ind 
Chill  ditunjukkan oleh perasaan, rasa dingin yang dirasakan oleh
pejalan kaki.
0
Contohnya : ketika temperatur udara 5 Celcius dan
kecepatan angin 50 Km/Jam. Maka keadaan tersebut sangat
dingin.

29 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 29/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Beberapa cedera lain akibat suhu dingin :


♦ Frost nip adalah gejala pembekuan jaringan permukaan
tubuh. Area tubuh yang terkena akan terasa kesemutan dan
mati rasa .
♦ Frost bite adalah keadaan lebih berat dari dari frost nip. Ini
dikarenakan jaringan tubuh yang terkena lebih dalam.
Daerah yang sering terkena adalah telinga, hidung, jari
tangan dan kaki.
Gejalanya :
o Nyeri pada daerah yang terkena
o Mati rasa
o Daerah yang terkena terlihat pucat, dan pada keadan yang
parah terlihat ungu.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 30

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 30/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Penangananya :
o  Atasi hipotermia dan cedera lainnya
o Jangan lakukan pemanasan (Thawing) pada luka jika masih
terdapat bahaya untuk timbulnya frostbite kembali.

♦ Trench Foot adalah akibat terpaparnya kaki pada daerah


basah dan lembab dan diperberat dengan ukuran sepatu
yang tidak pas. Ini mengakibatkan kerusakan saraf, nyeri
dan bengkak pada kaki.
Penanganannya dengan menjaga kaki untuk tetap kering, dan
hangat .

BURN AND SCALDS


(Luka Bakar Kering dan Luka Bakar Basah)
Luka bakar kering adalah diakibatkan oleh sumber panas
yang kering, dari zat-zat perusak dan dari gesekan;
Luka bakar kering dapat diakibatkan oleh flu yang ekstrim,
radiasi, termasuk sinar matahari. Luka bakar kering dapat
merupakan akibat dari situasi yang merupakan ancaman bagi
kehidupan. Kebakaran yang dimulai secara kebetulan oleh
pengguna obat-obatan terlarang atau minuman keras, atau
mungkin ada luka-luka lain yang serius dan diakibatkan oleh
ledakan, atau percikan dari gedung yang sedang terbakar. Saat
luka kering diobati korban harus sepenuhnya diperiksa.
Menghadapi insiden kebakaran

Penanganan kebakaran
api, ledakan-ledakan, bahaya seringkali dipersulit
listrik, asap beracun,dengan adanya
atau bahaya-
bahaya lain. Luka bakar kering dapat menjadi amat menakutkan,
khususnya saat lidah api terjadi di ruang yang sempit. Anak dan
korban, keduanya dapat menderita karena bau hangus dari rambut
dan daging yang terbakar.

31 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 31/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Luka bakar basah adalah diakibatkan oleh sumber panas


yang basah, cairan panas dan uap.
Penanganan luka bakar :
♦ Lakukan resusitasi sesuai kebutuhan.

Baringkan korban.
♦ Dinginkan luka bakar dengan air dingin yang mengalir.
♦ Tutup luka dengan perban steril .
♦ Evakuasi jika keadan korban memburuk.
NOTE : Pada luka bakar pada wajah , segera evakuasi korban;
karena keadaan korban akan memburuk dalam waktu cepat.
Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan pada jalan napas.

LUKA ( WOUND)

LUKA SOBEKAN
Setiap sobekan pada kulit atau
permukaan tubuh dikenal sebagai luka,
kebanyakan daripada luka terbuka dengan
sobekan pada kulit yang mana darah dan
cairan tubuh lainnya dapat keluar dari tubuh
dan kuman dapat masuk serta
menyebabkan infeksi. Luka tertutup
memungkinkan darah keluar dari sistem
sirkulasi tetapi tidak dari tubuh, kondisi
G b r. 2 tersebut dikenal sebagai pendarahan
didalam.
Keadaan daripada luka menjelaskan jenis luka dan berpengaruh
pada perawatan yang harus diberikan.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 32

G b r. 1

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 32/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

LUKA IRIS
Sobekan yang disebabkan karena benda tajam seperti silet
atau pecahan kaca dikarenakan aliran darah pada ujung luka yang
terpotong akan dapat menyebabkan pendarahan yang banyak.
Luka iris pada anggota tubuh dapat menyebabkan kerusakan

struktur seperti pada urat tendon.

LUKA GORES
Sobekan kasar yang disebabkan karena
kekuatan cabik seperti karena mesin, luka cabik
dapat menyebabkan pendarahan yang kurang dari
luka iris tetapi menyebabkan kerusakan jaringan
dan memar. Seringkali luka tersebut terkontaminasi
G b r. 3 dengan kuman yang menyebabkan resiko infeksi
yang cukup tinggi.

LUKA LECET
Luka ini disebabkan karena
lapiran atas dari kulit terkelupas yang
meninggalkan daerah yang kasat.
Seringkali disebabkan karena geseran
atau gesekan. Luka lecet seringkali G b r . 4 G b r. 5

mengandung partikel asing yang dapat menyebabkan infeksi.

LUKA MEMAR

Benturan (seperti pukulan) dapat


menyebabkan kerusakan jaringan kapiler 
dibawah kulit. Darah yang rembes dari jaringan
yang sobek menyebabkan memar. Kulit dapat
sobek tapi seringkali juga tidak sobek beberpa

G b r. 6

33 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 33/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

luka memar dapat menunjukan kerusakan yang dalam seperti


patah atau luka dalam.

SPRAINED ANKLE
Ketika tulang engkel patah harus dilakukan perawatan seperti
retak tulang bawah kaki.

Perawatan
 Anda harus mengatasi rasa sakit penderita dengan melakukan
RICE
R = Rest.Istirahatkan kaki dalam keadaan stabil dan engkel
harus dalam keadaan yang nyaman
I = ICE, gunakan
sebongkah es
C = Compress, Kompres
perlahan-lahan dengan
es.Jangan melekukan
pengurutan.
E = Elevation, angkat kaki
yang cedera.

berikan saran kepada
korban untuk
mengistirahatkan dirinya dan temui dokter apabila rasa sakit
semakin meningkat.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 34

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 34/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

TOXINS
Sistem syaraf sangat mudah terkena gangguan dan
kerusakan, tidak hanya disebabkan karena luka fisik dan kondisi-
kondisi yang menganggu, seperti epilepsi, dan juga karena
perubahan komposisi suplai darah ke otak.

Perubahan kimia dimana otak sangat sensitif terhadapnya,


termasuk kekurangan oksigen dalam darah, mengubah tingkat/
nilai gula darah, atau persentasi zat-zat berbahaya, seperti : racun,
alkohol atau obat bius.

Masalah-masalah penyalahgunaan zat-zat


Penyalahgunaan alkohol, obat bius dan zat-zat lain adalah
zat-zat yang memacu emosi, tapi anda jangan pernah membiarkan
hal ini mengganggu penilaian anda dan pengaturan terhadap
korban yang tidak sadar. Resiko korban berlipat ganda dari
bahaya ketidaksadaran hingga pengaruh zat-zat yang beracun.

Pentingnya pemeriksaan
Ingat bahwa gejala-gejala dan tanda-tandakondisi seperti
stroke dan diabetes akut hampir serupa dan dapat dengan mudah
terjadi kesalahan karena keracunannya. Seperti kasus tidak sadar 
yang lain. Anda harus memastikan terbukanya saluran
pernapasan, periksa korban sepenuhnya untuk mengecek
penyebab-penyebab lain yang mungkin ada.

Gigitan Binatang berbisa


♦ Gigitan ular: berbisa
Penangannya
o Jangan melakukan
insisi atau mencoba
menghisap luka

35 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 35/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

o Jangan memberikan kompres es.


o Jangan lakukan torniket
o Lihat gambar 
o EXHAUSTION

Garis ini menunjukkan berbagai kondisi kebugaran yang


diukur melalui berapa banyak waktu yang diperlukan untuk
mendaki 300 hingga 800 meter jarak datar pada kecepatan
normal, contohnya : kondisi yang bugar membutuhkan waktu 15

menit sedangkan kondisi yang tidak bugar perlu waktu 50 menit.


Dimulai dari bagian bawah kanan pada bagan diatas, dengan
 jarak yang sudah dikoreksi; contohnya jarak total perjalanan
ditambah ¾ dari jarak keseluruhan/total. Kemudian ikuti garis
vertikal sampai menemukan garis yang menunjukkan garis
tertinggi yang ditempuh. Persilangan garis tersebut geser 

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 36

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 36/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

horisontal kearah garis tengah dan baca kebutuhan energi yang


diperlukan. Lanjutkan lebih kearah kiri sampai ditemukan garis
kondisi. Yang tentu saja telah disesuaikan dengan beban yang
dibawa, kondisi medan dan cuaca (lihat koreksi dari aturan
naismith) jika anda tidak menemukan garis kondisi dikarenakan
perjalanan pendek maka abaikanlah.

Peralatan dasar untuk P3K antara lain :

Dipakai untuk 6 orang selama satu hari.


Pembalut luka dan peralatan jumlah
- kasa steril ukuran besar No 15 (20 x 15 cm) 1
- kasa steril ukuran sedang no 14 1
- Elastik verband ( 10 cm x 4,5 m) 1
- Mitela p:1,2 m ; t ; 1,2 m 1
- Adhesive tape ( plester gulung 1,25 cmx 5 m) 1 rol
- ElastoplasT ( Hansaplast
®
®
) 12
- antiseptik ( Betadine ) 15 atau 30 cc 1
- Blood lancet  1
- peniti 2
- Gunting 1 pasang
- Sarung tangan karet 2 pasang
- 1 buah Peluit 1 buah
- senter  1 buah
Obat-obatan :
- parasetamol 500 mg 20 tab
- ibu profen 400 mg 10 tab
- CTM 4 mg 10 tab
- obat anti diare (dgn resep dokter) 20 tab

37 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 37/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Sinyal-sinyal yang disetujui untuk pergunakan dalam


penyelamatan di gunung :
SINYAL
PESAN / SINYAL
YANG SINYAL CAHAYA
ISYARAT SINAR TERDENGAR
Membutuhkan Sinar merah 6 bunyi 6 cahaya dll, dalam
pertolongan (tiupan) dll, rangkaian yang cepat,
dalam diulangi setelah jangka
rangkaian waktu satu menit. Sos : 3
yang cepat, pendek, 3 panjang, 3
diulangi pendek, dll. Setelah
setelah  jangka waktu 1 menit
 jangka waktu
satu menit.
Sos : 3
pendek, 3
panjang, 3
pendek, dll.
Dalam
rangkaian
yang cepat
diulangi,
setelah
 jangka waktu
1 menit
Mengerti Sinar putih 3 bunyi tiupan 3 pendaran cahaya
(digunakan
 juga untuk
penerangan)
Kembali ke Sinar hijau Sebuah (kilatan cahaya)
pangkalan rangkaian pendaran-pendaran
bunyi (tiupan) cahaya

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 38

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 38/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

yang
diperpanjang,
dsb
Posisi Sinar putih Cahaya yang
pangkalan atau kuning berkesinambungan

Catatan : menentukan
terdengar), pendugaan posisi.
kompasSegera setelah
harus dapat sinyaldari
diambil terlihat (atau
sinyal itu.
2 pendugaan sejenis yang diambil dari 2 kedudukan yang
berbeda. Akan memberikan sebuah kedudukan sinyal yang
beralasan dan tepat.

RESUSITASI JANTUNG PARU

PENDAHULUAN
Jika pada halaman terdahulu kita telah mengetahui gejala –
gejala yang mengenai tiga organ dan sistem tubuh, maka pada
bagian ini kita akan mulai mengaplikasikan kedalam bentuk
Resusitasi.
Henti jantung dapat menimpa pada manusia, pada tingkat
usia mulai dari bayi baru lahir sampai usia lanjut dan juga dapat
menimpa "orang sehat" maupun seorang penderita penyakit.
Kejadian-kejadian ini dapat terjadi dalam berbagai kegiatan
manusia misalnya pada waktu bekerja, olah raga, pada
kecelakaan baik dirumah maupun diluar rumah, pengaruh
obat-obatan, penyakit, tindakan kedokteran dan kegiatan-kegiatan
manusia lainnya. Sehingga cara-cara resusitasi jantung paru,
sudah merupakan suatu kegiatan yang harus diketahui dan
difahami serta dapat dilaksanakan dan taraf-taraf tertentu oleh
masyarakat umum.
Resusitasi jantung paru (kardio-pulmonal ) atau
cardiopulmonary resusitation adalah upaya untuk mengembalikan

39 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 39/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

pernapasan dan sikulasi akibat terhentinya pernapasan ( apnoe)


atau terhentinya denyut jantung (cardiac arrest ) pada seseorang
dimana fungsi-fungsi tersebut mengalami kegagalan total oleh
suatu sebab yang datangnya secara tiba-tiba dan tak terduga.
Pada umumnya resusitasi jantung paru dilakukan pada

orang-orang yang mengalami


mendadak dengan henti tersebut
catatan orang jantung dan atau henti
mempunyai napas
harapan
untuk hidup normal apabila kedua organ tersebut dapat berfungsi
normal kembali.
Jadi resusitasi jantung paru tidak perlu dilakukan pada
penderita yang sudah lama dalam stadium terminal suatu penyakit
yang tak mungkin dapat disembuhkan. Resusitasi akan berhasil
apabila dilakukan segera setelah kejadian henti Jantung atau henti
napas pada saat kerusakan otak yang menetap ( “irreversible” )
belum terjadi.
Kerusakan otak yang menetap akan terjadi apabila
kekurangan 02 dalam darah tidak segera dikoreksi atau apabila
sirkulasi terhenti lebih dari 3 - 5 menit.
Pedoman dasar resusitasi jantung paru yang dianjurkan saat
ini berasal dari World Federation of Societies of 
Anesthesiologist (London,1958) dan America Heart
Association (JAMA Supplement 227.833.868,1974) dikeluarkan
dalam bentuk buku penuntun dan dicetak dalam 11 bahasa.
Pedoman ini terus mengalami pembaharuan dan perbaikan yaitu
pada tahun 1980 dan terakhir tahun 1985, yang dibahas pada
National Conference on Cardiopulmonary Resuscitation (CPR )
dan Emergency Cardiac Care (ECC ) dan direvisi tahun 2000.

GEJALA dan TANDA -TANDANYA


 Akibat terhentinya pernapasan dan atau sistem sirkulasi akan
timbul :
 Penderita tak bernapas tampak kebiru-biruan ( sianosis)

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 40

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 40/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

 Denyut nadi/arteri besar tak teraba, denyut jantung tak


terdengar 
 Kehilangan kesadaran
 Pupil (orang-orangan mata) melebar 
 Warna kulit pucat, abu-abu agak kebiru-biruan.

Faktor-faktor
pengetrapan utama
resusitasi yangparu
jantung mempengaruhi
ialah : keberhasilan dari
 Kecepatan pengetrapan resusitasi jantung paru
 Efektivitas dari metode yang dipakai
Pelaksanaan resusitasi jantung paru yang, dapat dilakukan
oleh orang awam yaitu tahapan A, B, C, D, E.
PRINSIP RESUSITASI
 A : lakukan Assesment terhadap tempat kejadian dan korban
 A : Airway dengan Kontrol terhadap leher 
B : Breathing
C : Circulation dan kontrol pendarahan
D : Disability (Tingkat kesadaran)
E : Exposure dan kontrol lingkungan eg. Hipotermia.

A : Airway dengan Kontrol terhadap leher 


Untuk mengatasi obstruksi atau sumbatan jalan napas dapat
dilakukan dengan cara-cara yang sederhana yaitu dengan cara
mengangkat pangkal lidah dari dinding tenggorokan bagian
belakang

Cara-caranya adalah sebagai berikut : ( Bila penolong merasa


yakin korban tidak mengalami cedera tulang leher)  

41 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 41/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

a. Letakkan penderita terlentang, (pasang penyangga leher 


 jika korban mengalami cedera multipel) tengadahkan kepala
penderita ke belakang dengan satu tangan, sedangkan
tangan yang lain menopang dagu ke arah yang searah.
Dengan cara ini secara otomatis pangkal lidah tertarik ke
depan yang akhirnya akan membuka jalan napas atau
saluran udara.
b.  Apabila ini tidak berhasil coba tindakan diatas ditambah
dengan memiringkan kepala, sehingga diharapkan pangkal
lidah karena gravitasi akan jatuh pada satu sisi, maka
bagian atas saluran akan terbuka.
c.  Apabila ini juga tidak berhasil, tengadah kepala, dorong
rahang bawah melalui sudut rahang bawah kedepan, hal ini
akan mendorong pangkal lebih lidah kedepan sehingga
saluran napas jadi bebas.
d.  Apabila diperkirakan sumbatan jalan napas oleh
sebab-sebab lain seperti adanya muntahan, darah, lendir 
yang banyak serta benda asing lain, bersihkan rongga
mulut.
Caranya:
 Miringkan kepala sedemikian sehingga ujung bibir 
bagian bawah akan merupakan bagian terendah, apabila
penyebab sumbatan berupa cairan akan dapat mengalir 
melalui ujung bibir bagian bawah.
 Kalau perlu buka mulut dan bersihkan dengan dua
 jari yang dibalut dengan kain. Yang paling baik dilakukan
penyedotan dengan alat penghisap.
 Bila benda itu padat dapat diambil langsung dijepit
dengan dua jari. Didalam hal orang-orang yang tertelan
atau tersedot benda padat dimana dilaporkan di Amerika
terdapat kematian 3.000 kasus/ tahun.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 42

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 42/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

 Bila penderita masih sadar pukul punggungnya 3-5


kali diikuti dengan 3-5 kali penekanan perut bagian atas.
Ulangi usahakan pengambilan benda asing itu.
 Penderita tidak sadar, baringkan miring dan pukul
punggungnya 3- 5 kali ikuti dengan 3-5 kali penekanan
perut bagian atas.

B : Breathing
 Akibat tindakan-tindakan seperti yang dilakukan diatas maka
sekarang saluran napas penderita terbuka dan perlu tindakan lebih
lanjut, apakah penderita tersebut masih bernapas spontan atau
tidak, sebab dengan proses menengadahkan kepala tersebut
kadang-kadang penderita dapat bernapas seperti sediakala.
Untuk mengetahui apakah penderita yang tidak sadar masih
bernapas secara spontan atau tidak, maka letakkan telinga dekat
hidung atau mulut korban sambil menjaga jalan tetap napas dalam
keadaan terbuka (leluasa).
a. Perhatikan dada dan perut
penderita naik atau turun.
b. Dengarkan suara aliran
udara pernapasan.
c. Rasakan hembusan udara
yang kemungkinan keluar 
dari mulut atau hidung
penderita.
 Apabila ketiga hal tersebut diatas masih ada berarti
pemafasan penderita masih ada.
Untuk lebih mempersiapkan penderita bernapas dengan baik,
posisi penderita harus diubah kedalam keadaan posisi yang lebih
baik (lihat recovery position). Bila ketiga hal diatas ini tidak
terjadi, maka berarti penderita sudah tidak bernapas yang disebut
henti napas atau apnoe.

43 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 43/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Dengan demikian kita harus dengan sigap, cepat, segera dan


tepat melakukan pernapasan buatan.

Bantuan pernapasan dari mulut ke mulut ( mouth to mouth)


a. Dengan kedua jari tutuplah lubang hidung penderita

b. Posisi kepala penderita


menengadah dan senantiasa
dagu ditekanadasearah
dalam keadaan
dengan
penengadahkan kepala. ( Bila penolong merasa yakin
korban tidak mengalami cedera tulang leher)  
c. Sipenolong ambil napas yang dalam (menghisap udara),
d. Tiupkan udara secara kuat sambil perhatikan dada
penderita mengembang atau tidak.
e. Bila dada penderita mengembang berarti sudah ada proses
pemberian oksigen kedalam paru-paru penderita
(oksigenisasi) Selanjutnya mulut penolong dilepaskan dari
mulut penderita kemudian sipenolong mengambil napas

sedang penderita
napas. Bila diberi kesempatan
yang mengembang adalahuntuk
perutmengeluarkan
bagian atas,
berarti udara masuk lambung, tekan perut yang
mengembung ini untuk mengeluarkan udara dengan posisi
kepala miring.
f. Selanjutnya berikan berulang-ulang napas buatan tersebut
dengan frekuensi napas biasa 12-16 kali per menit,
sehingga diharapkan terjadi napas spontan dari penderita.

Bantuan pernapasan dari mulut ke hidung ( mouth to nose)

a. Mulut korban ditutup dengan menekan dagu ke arah hidung


dan dahi kebelakang.
b. Seperti proses diatas (dari mulur ke mulut) tiupkanlah napas
melalui hidung penderita.
c. Proses selanjutnya seperti diatas (bantuan napas dari
mulut-mulut ke mulut).

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 44

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 44/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

C : Circulation dan kontrol pendarahan


Raba pembuluh-pembuluh darah besar didaerah pangkal
kaki dan perut bagian bawah ( arteri Femoralis) dan atau pembuluh
darah di leher ( Arteri Carotis).
 Apabila ternyata tak teraba berarti peredaran darah terhenti
maka dalam waktu 30 detik penderita menjadi tidak sadar dan
dalam 60 detik napasnya akan berhenti ( apnoe).
Bantuan sirkulasi berarti kita mengembalikan fungsi
peredaran darah pada penderita.
a. Apabila teraba, berikan pernapasan buatan saja sampai
penderita bernapas spontan dengan cara-cara tersebut
diatas. Apabila kemudian denyutan arteri karotis/arteri
femoralis melemah/tak teraba, lakukan (b).
b. Apabila arteri karotis/arteri femoralis tak teraba, pernapasan
buatan harus dilakukan bersamaan dengan kompresi
 jantung luar (cardiac massage).
Cara-caranya adalah sebagai berikut :
1) Letak penderita tetap pada posisi seperti dalam proses
pernapasan buatan dengan punggungnya diberi alas
yang keras.
2) Carilah jakun pada Leher dengan dua atau tiga jari
tangan.
3) Geserlah jari-jari tersebut ke arah celah disebelah kiri
atau kanan jakun, kemudian rabalah secara lembut
selama 5 s/d 10 detik, apakah teraba denyutan nadi
pada celah tersebut.
4) Bila tidak teraba denyut nadi, berarti penderita
mengalami henti jantung (cardiac arrest ).

45 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 45/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Tatacara Resusitasi Jantung Paru


Teknik ini terdiri dari kompresi dada terus menerus dengan

laju,
paru yaitu 100setiap
setelah kompresi per menit,
kompresi dengan
sternum duabelas.
kelima pengembangan

Teknik ini tidak ada perbedaan jika dilakukan oleh satu


atau dua penolong rumusnya tetap 2 : 15.
Pengembangan paru hendaknya dilakukan selama gerak
keatas setiap kompresi dada kelima belas. Tempatkan diri pada
sisi-sisi pasien yang berlawan untuk memudahkan pergantian
peran. Penolong pertama (yang memberikan pernapasan), dan
mengekstensikan kepala pasien. Penolong kedua memulai
kompresi dada luar. Penolong pertama menginterposisikan satu
pengembangan paru cepat sesudah setiap kompresi sternum
kelima, tanpa menggangu kompresi, dengan laju 100 kali per 
menit.
Selama pernapasan dan aliran darah spontan belum timbul,
resusitasi harus. terus dilakukan dan tidak boleh berhenti lebih
lama dari 5 detik.
Meskipun dalam perjalanan atau waktu pemberian
obat-obatan. Pupil (orang-orangan mata) yang mengecil dan
refleks cahaya yang membaik menandakan bahwa resusitasi yang
dilakukan cukup efektif.

Tanda-tanda berhasilnya Resusitasi Jantung Paru ( RJP )


1. Perubahan kulit penderita dari biru (gelap) menjadi merah
2. Kulit penderita relatif hangat dibandingkan dengan
sebelumnya.
3. Bernapas secara spontan dan cukup.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 46

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 46/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

4. Teraba denyut pembuluh nadi pada pembuluh nadi


pergelangan (arteria radialis), maupun pada arteri-arteri
leher (arteria carotis comunis, pada pangkal paha ( arteria
femoralis).
5. Pupil mengecil dan refleks terhadap cahaya positif.

KOMPLIKASI AKIBAT RESUSITASI JANTUNG PARU


1. Lambung berisi udara yang ditiupkan pada penderita, dapat
mengakibatkan isi lambung masuk ke paru-paru (aspirasi)
2. Patah tulang iga, tulang dada karena kemungkinan
rapuhnya tulang penderita ( asteo porosis ) atau pijitan
terlalu kuat.
3. Adanya udara atau darah didalam selaput paru-paru
(haemothorax ).
4. Kerusakan jaringan paru-paru, saluran usus yang berada

dalam
selaputrongga dada,
jantung, hati, pleura
lambung(selaput paru). Perikardium atau
dan limpa.

PENGHENTIAN RESUSITASI JANTUNG PARU


 Ada beberapa
Untuk menentukan kapan resusitasi dihentikan perlu ditelaah
definisi tentang kematian.
a. Definisi Kematian :
Resusitasi modern mengubah definisi kematian. Mati klinis
iakah apnoe (tak ada gerakan napas yang spontan) dan
terhentinya sirkulasi total (Jantung) dengan semua aktifitas
cerebral terhenti akan tetapi masih reversible. Oleh karena
itu tindakan-tindakan resusitasi sedini mungkin sesudah
pasien meninggal akan memperoleh hasil yang optimal
dengan kembali berfungsinya semua alat tubuh fital
termasuk fungsi otak yang normal.

47 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 47/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

b. Kematian Serebral (kematian kortikal) kerusakan


irreversible otak besar khususnya neocortex.
Kematian otak (kematian otak total) ialah kematian serebral
ditambah necrosis bagian otak lainnya termasuk otak kecil
midbrain dan batang otak. Kematian serebral dan kematian
otak total sering menjadi jelas setelah ada perbaikan
sirkulasi dengan tindakan resusitasi, dengan atau tanpa
kemajuan pasca status neurologis.
Banyak pasien setelah menderita cardiac arrest mengalami
kematian otak didalam minggu pertama.
Banyak ahli dibidang medis atau hukum mendefinisikan
kematian sebagai kematian otak walaupun jantung mungkin masih
berdenyut dan pernapasan masih dapat dipertahankan dengan
mesin.
Kematian biologis (kematian panorganik) ialah kematian akibat
terjadinya nekrosis diseluruh jaringan mulai neuron serebral.
Nekrosis neuron serebral terjadi setelah sirkulasi terhenti
selama 1 jam kemudian diikuti oleh jantung, ginjal, paru dan hati
yang akan mengalami nekrosis dalam 2 jam tanpa sirkulasi, kulit
masih dapat bertahan berjam-jam bahkan berhari-hari.
Kematian sosial (Keadaan vegetatif yang menetap) ialah
kerusakan otak yang sudah parah dan menetap pada penderita
yang tak sadar tanpa ada reaksi, tetapi masih mempunyai aktifitas
EEG dan refleks.
Ini dapat disebabkan kematian serebral dan kematian otak.
Pada kematian serebral EEG tak ada, sedangkan pada kematian
otak ditambah dengan hilangnya semua refleks otak dan hilangnya
usaha pernapasan spontan.
Dalam keadaan vegetatif masih dapat terjadi sirkulasi tidur 
dan bangun. Pada gangguan pernapasan atau sirkulasi
mendadak, tenaga medis atau orang awam yang terlatih harus

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 48

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 48/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

segera melakukan resusitasi ditempat kejadian, tidak ada waktu


untuk konsultasi. Sesudah dilakukan resusitasi darurat diketahui
bahwa pasien tersebut berada dalam stadium akhir suatu penyakit
yang tak dapat disembuhkan atau hampir dipastikan bahwa fungsi
serebral tak dapat pulih kembali (misal setelah 1-1,5 jam tanpa
denyut nadi pada suhu biasa tanpa massage jantung) maka
semua usaha resusitasi dapat dihentikan.
Keputusan untuk mengakhiri resusitasi sedapat mungkin
harus dibuat oleh seorang dokter dan ia harus. menggunakan
pengalaman dan pengetahuannya.
Sebagai pegangan/pertimbangan dalam memutuskan
menghentikan resusitasi antara lain:
1.  Apakah selama dilakukan resusitasi kardiopulmonal
ada respons.
2. penolong terlalu capai sehingga tak sanggup
meneruskan resusitasi.
3. pasien dinyatakan mati.
4. setelah dimulai resusitasi, ternayata diketahui bahwa
pasien berada pada stadium terminal suatu penyakit yang
tak dapat disembuhkan atau hampir dapat diapstikan
bahawa fungsi serebral tak akan pulih ( yaitu ½ - 1 jam
terbukti tak ada nadi pada normotermia [( 37oC) tanpa RJP]

Transportasi
Yang dimaksud dengan transportasi penderita gawat darurat
prarumah sakit adalah memindahkan penderita dari lokasi/tempat
kejadian sampai kerumah sakit, termasuk antara lain :
1. Cara mengangkat penderita dan hal yang harus
diperhatikan
2. Alat transportasi yang digunakan serta persyaratannya
3. Menyerahkan penderita kepada pihak rumah sakit.

49 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 49/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Pada negara maju biasanya terdapat kelompok/unit


pelayanan ambulans ("   Ambulance- Service"  ). Di negara kita
sudah terdapat dibeberapa kota besar seperti Jakarta dan
Surabaya yang dikenal dengan Ambulans 118. Bila didapatkan
pelayanan ambulans tersebut maka masyarakat tidak perlu
khawatir untuk memikirkan transportasi penderita gawat darurat.
Karena anggota (crew ) ambulans biasanya telah terlatih dan cukup
terampil untuk penanganan transportasi penderita. Tetapi hal
seperti ini masih sulit dijumpai diberbagai tempat di Indonesia ini.
Maka sebelum terbentuknya kelompok pelayanan ambulans
sebaiknya pengetahuan tentang transportasi penderita ini
disebarluaskan pula pada masyarakat.

Cara mengangkat Penderita


Hal ini penting untuk diketahul pada saat mengangkat/
memindahkan penderita adalah.
 Jalan napas tetap terbuka (posisi kepala harus benar)
 Perdarahan aktif telah dihentikan (misalnya dengan balut
tekan)
 Bila terdapat patah tulang telah dilakukan imobilisasi
(misalnya dengan pemasangan bidai)
 Tak memperberat keadaan penderita (terutama pada
medan/ lokasi yang tak biasa/sulit, misainya pendefita yang
terjepit diantara kendaraan dll.)
 Sebaiknva disertai catatan keadaan penderita bila penolong
pada pertolongan pertama berbeda dengan penolong yang
akan melakukan transportasi penderita.

 Alat Transportasi
Walaupun telah dikeluarkan Surat Keputusan Direktur 
Jendral Pelayanan Medik, tentang standarisasi pelayanan

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 50

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 50/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

ambulans, masih terdapat heberapa hal yang memerlukan


perbaikan. Karena penggunaan alat transportasi untuk membawa
penderita gawat darurat memerlukan persyaratan khusus yang
berlaku baik pada penggunaan alat transportasi darat, udara
maupun laut.

Persyaratan tersebut antara lain :


1. Tidak memperberat keadaan penderita, antara lain:
Suspensinya

Kebisingan minimal

Getaran minimal
Kecepatan tertentu
2. Mempunyai peralatan bantu untuk mempertahankan
keadaan penderita selama perjalanan, antara lain:
Memiliki tabung oksigen

Memiliki suction
 Memiliki ambu-bag
 Cairan infus dan perlengkapannya dll.
3. Mempunyai peralatan bantu untuk mengeluarkan penderita
dari jepitan/reruntuhan, antara lain :
 gergaji/pemotong besi
 dongkrak peregang besi dll.
4. Memiliki ruangan dimana tenaga medis/paramedis dapat
bekerja di dalamnya.

Untuk petugas
sehingga ambulans
bisamobil, karoserinya
berdiri di dalamnya. harus tinggi

5. Mudah dikenal oleh masyarakat


Mempunyai ciri tertentu (bentuk dan warna tulisan)

51 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 51/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

6. Dilengkapi dengan petugas/crew ambulans yang


mempunyai pengetahuan dalam
 mengemudikan kendaraan
 menggunakan alat komunikasi
 memberikan pertolongan pertama pada penderita gawat
darurat
 mematuhi ketentuan-ketentuan yang bertaku

Penyerahan penderita ke Rumah Sakit


Sebaiknya petugas yang membawa penderita memberikan
catatan lengkap tentang keadaan dan tindakan yang telah
dilakukan pada penderita. Bila tak ada catatan tersebut maka
semua keterangan yang diketahui diberikan secara lisan kepada
petugas medis di rumah sakit.

Karena banyak terjadi penderita ditinggalkan di rumah sakit


tanpa diberikan keterangan pada petugas rumah sakit. Hal ini
penting terutama pada korban kecelakaan Ialu lintas tanpa disertai
keluarga atau pada keadaan dimana terjadi bencana dengan
korban masal.

EVAKUASI

PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan operasi pertolongan akan mendatangkan
penyesalan bila rescuer yang melaksanakan evakuasi tidak
betul-betul memahami dan mampu melakukan teknik-teknik
memindahkan korban (evakuasi ). yang akhirnya akan berakibat
korban meninggal dalam evakuasi. Melakukan Evakuasi yang
perlu di ingat bahwa evakuasi merupakan langkah akhir dari
operasi pertolongan, oleh sebab itu belumlah berakhir operasi
SAR sebelum rescuer berhasil mengevakuasi Survivor dari lokasi

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 52

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 52/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

kejadian ke tempat yang mempunyai fasilitas kesehatan memadai


atau survivor sudah berada di tangan instansi berwenang atau bila
korban sudah sampai di rumah sakit.
Dari uraian diatas evakuasi adalah upaya memindahkan
korban dari lokasi kejadian ke tempat yang memadai untuk

diberikan
kondisinya, pertolongan atau hidupnya.
guna kelangsungan ditindak lanjuti sesuai dengan

Melakukan evakuasi bila menemukan korban dalam keadaan


hidup maka rescuer harus dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya, oleh sebab itu seorang rescuer harus mempunyai
pengetahuan dan keterampilan memberikan pertolongan pertama
dan teknik evakuasi, kedua komponen ini sangat mutlak dikuasai
oleh seorang rescuer.

PEDOMAN YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Keamanan korban
atau dekat, pada saat
seorang evakuasi,
rescuer harusapakah
cepatjaraknya jauh
mengambil
keputusan amankah korban selama dalam pemindahan/
perjalanan atau tambah menderita.
2. Peralatan yang digunakan memadai atau tidak, jika tidak
memadai dalam menunjang evakuasi maka rescuer harus
mengupayakan peralatan atau menunda evakuasi.
3.Menjaga kestabilan kondisi selama evakuasi
4. Kecepatan korban sampai ke rumah sakit dengan tetap
memperhatikan keamanan dan kestabilan korban.
5. Pengawasan dan pengamatan kondisi korban selama dalam
perjalanan dan bila mungkin maka dalam perjalanan
dilakukan resusitasi kalau memang korban membutuhkan
guna mempertahankan hidupnya.

LANGKAH YANG PERLU DILAKUKAN BAGI SEORANG


RESCUER

53 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 53/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

adalah “bagaimana menolong korban sebanyak-banyaknya


dengan keadaan selamat ” . hal ini sesuai dengan tujuan dari
pelaksanaan operasi SAR oleh karenanya menjaga korban tetap
hidup, selamat. Untuk itu dalam melakukan evakuasi perlu
memperhatikan :

1. Kondisi korban sudah stabil


Jalan nafas terbuka
pernafasan baik
denyut nadi dan jantung baik.
Bila hal ini sudah terpenuhi maka korban harus diupayakan
untuk posisi miring stabil miring penyembuhan dan jika
mungkin selama dalam evakuasi posisi seperti ini.
2. Pendarahan terkontrol
Bila terjadi pendarahan maka upayakan pendarahan
dapat dihentikan, dengan penekanan langsung atau dengan
penekanan pada nadi diatas bagian yang mengalami
pendarahan, jangan melakukan penghentian pendarahan
dengan cara turniket karena dapat merusak bagian tubuh
yang ada dibawahnya karena tidak adanya supply darah.
3. Patah tulang sudah di imobilisasi
Bila mendapatkan trauma pada tulang lakukan
pembidaian terlebih dahulu agar tidak akan memperparah
kondisi korban, dalam melakukan pembidaian dapat
rnenggunakan bidai angin atau menggunakan bidai dari
papan. Anda dapat melakukan dengan memfixer dua sendi
dari masing sisi yang terluka. jika membidai dengan spalk
angin dan evakuasi dilakukan melalui udara maka spalk
angin jangan diisi terlalu banyak, karena makin tinggi tempat
dari permukaan tanah maka tekanan udara dari luar makin
berkurang sehingga akan menekan bagian tubuh yang di
spalk.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 54

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 54/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

4. Luka sudah ditutup dengan kain steril


Kemungkinan korban yang anda ditemukan mengalami
luka yang cukup parah maka rescuer harus berusaha
menutup luka tersebut dengan kain yang steril.
5. Tata letak korban sudah sesuai
Korban yang akan dievakuasi harus pada posisi sesuai
dengan derita yang dialaminya, apakah korban dapat tidur 
atau harus pada posisi miring.
6. Pengawasan medik selama transportasi
Tidak jarang korban meninggal selama dalam
perjalanan menuju rumah sakit sehingga sia-sialah upaya
penyelamatan, ini bisa terjadi karena kondisi yang salah
selama transportasi atau saat transportasi perlu dilakukan
pemberian nafas buatan atau kompresi jantung ini tidak
dilakukan.

LOKASI KEJADIAN dan LANGKAH YANG DIAMBIL


1. Lokasi kejadian adalah merupakan pertimbangan tersendiri
dalam melakukan rencana evakuasi, rescuer harus
mempertimbangkan dimana akan melakukan evakuasi,
bagaimana lokasinya? mungkin didarati oleh Helikopter atau
tidak, apakah lokasinya di jurang atau diatas tebing ini akan
mempengaruhi alat yang akan digunakan.
2. Musibah akan terjadi dimanapun tempatnya sesuai dimana
manusia beraktivitas, bisa di gunung, di tebing, di jurang, di
hutan, di laut dll, namun semuanya harus dapat dilakukan
upaya pertolongan dan penyelamatannya.
3. Langkah selanjutnya adalah mencari lintasan yang paling
mudah dilalui dan paling cepat ditempuh kemudian
memperkirakan cuaca dilokasi kejadian, masalah cuaca ini
dapat menghambat operasi SAR. Didaerah pegunungan

55 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 55/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

cuaca cerah biasanya hanya beberapa jam saja, biasanya


pada pagi hari saat cuaca cerah inilah yang harus
dimanfaatkan tim penolong untuk mencapai dan
mengupayakan evakuasi para Survivor.

JENIS EVAKUASI
1. Evakuasi dilihat dari Kondisi medan
a. Evakuasi Horizontal adalah kegiatan evakuasi yang
dilakukan pada kondisi medan tidak sulit dan umumnya
mudah dijangkau oleh rescuer atau petugas kesehatan
yang berupaya melakukan pertolongan dan orang
awampun dapat melakukannya contoh dilapangan,
perkampungan, ladang dll.
b. Evakuasi Vertical/Vertical Rescue  adalah kegiatan
evakuasi yang kondisi medannya sulit dijangkau oleh
orang awam yang belum mempunyai kecakapan rescue
contoh jurang, tebing, hutan, sungai dll.

2. Evakuasi dilihat dari Peralatan


a. Evakuasi Manual  adalah upaya pemindahan korban
yang dilakukan tanpa menggunakan peralatan, hal ini
biasa dilakukan evakuasi pada yang jaraknya pendek.
Cara ini bisa dilakukan satu orang, dua orang, tiga orang
atau empat orang, evakuasi seperti ini sering digunakan
oleh petugas Pemadam Kebakaran karena evakuasi
pada musibah kebakaran membutuhkan kecepatan
dalam memindahkan korban. Korban bisa, digendong,
dibopong atau dipanggul seperti terlihat digarnbar.
Pertolongan terhadap kasus musibah kebakaran
memang agak mengabaikan kondisi korban karena
menyelamatkan jiwa dan ancaman api harus menjadi
pertimbangan utama dengan tetap memperhitungkan

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 56

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 56/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

keselamatannya sendiri. Beberapa hal yang


menyebabkan harus bertindak demikian diantaranya.
1) Keselamatan penolong dari panasnya api yang
berkobar.
2) Kondisi yang cepat memburuk sehingga pada
akhirnya menyulitkan orang yang akan ditolong dan
penolongnya.
b. Evakuasi  Mekanik adalah evakuasi dengan
menggunakan peralatan evakuasi mekanik umumnya
dipergunakan pada kondisi medan yang sulit dan ini yang
akan dijelaskan lebih jauh. Salah satu alat yang
dipergunakan dalam melakukan evakuasi adalah Tandu
bagaimana membawa korban diatas tandu? tentunya
tidak sembarang mengangkat! karena tetap harus
mernpertimbangkan keamanan dan kenyamanan korban,
bila membawa korban, usahakan kepala lebih tinggi dari
kaki bila korban tidak ada tanda-tanda syok atau korban
karena Ganguan pernapasan asma atau gangguan
pernapasan karena tenggelam, membawa korban
usahakan kaki berada didepan terutarna korban sadar 
dan komunikatif, kecuali jalan menanjak, apabila akan
memasukan korban ke dalam ambulan maka harus
diperhatikan kondisi korban terlebih dahulu dan kepala
masuk lebih awal. Pertimbangan ini diambil bahwa
fasilitas pertolongan pertama semua berada didepan.
Korban yang mengalami gangguan pernafasan
karena tenggelam biasanya akan lebih nyaman bila
posisinva agak duduk, sebaiknya korban yang tenggelam
 jangan dipaksa untuk tidur lebih baik dibuat posisi miring
stabil karena bila korban muntah bisa langsung terbuang
dan tidak menyumbat jalan nafasnya dengan demikian
 jalan nafas tetap terbuka.
c. Teknik pengangkatan yang benar 

57 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 57/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Dalam pengangkatan, kekuatan otot merupakan


kekuatan dasar, seorang rescuer akan dituntut
mengangkat, menarik atau mendorong benda, bila
pengangkatan salah melakukan, akan mengakibatkan
resiko serius terhadap tulang belikat atau
membahayakan otot perut dan otot tulang belakang.
Pengangkatan yang benar adalah menggunakan otot
kaki dan paha karena kaki inilah yang menopang tubuh,
caranya adalah rescuer menundukan badan, lutut
dibengkokan, punggung lurus dan kaki ditempat dengan
benar/ kokoh untuk menahan beban. Pegang yang kuat
dan angkat beban secara benar pengangkatan dengan
daya dorong kaki sampai kaki lurus.

Upayakan beban dekat dengan badan dan tulang


punggung lurus, beban dipusatkan di otot paha dan kaki,
dengan demikian cidera otot perut dapat dihindari, bila
merasa salah letakan korban dan ulangi pengangkatan
sampai benar. Jika pengangkatan dilakukan tim maka
aba-aba harus muncul dari komandan tim sehingga
kekompakan dan korban merasa nyaman, tidak oleng,
sebagai komando sebaiknya berada didepan dan dekat
dengan kepala korban sehingga sernua yang tejadi pada
korban pimpinan tim tahu.
Pengangkatan adalah kegiatan yang tidak dapat
terlepas dari evakuasi oleh sebab itu pengangkatan harus
yang benar agar tidak menimbulkan cidera yang akhirnya
akan memperlambat jalannya pelaksanaan operasi
evakuasi.

KOMPONEN EVAKUASI

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 58

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 58/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Dalam melakukan evakuasi ada beberapa komponen yang


harus mendapat perhatian dan ini merupakan rangkaian kait
mengkait satu sama lain yaitu :
1. Safety
2. Perlengkapan
3. Tali temali
4. Anchoring
5. Belaying
6. Descent/Ascent
7. Lifting/ Lowering

SAFETY
1. Umum.
Safety, ini adalah faktor yang paling penting dalam
melaksanakan kegiatan evakuasi, karena pada umumnya
operasi SAR berada pada daerah yang jauh dari pemukinan
penduduk dan kondisi medan yang curam-curam serta
bebatuan yang labil dan tebing yang ekstrim sehingga
pertimbangan keselamatan harus selalu diutamakan baik untuk
rescuer maupun Korban/ Survivor.

2. Faktor Keselamatan.
Diri penolong (Rescuer ) sejauh mana kondisi
memungkinkan untuk menolong dengan pertimbangan tanpa
menggunakan peralatan?, tentunya pertolongan terhadap
korban yang berada pada tempat yang kondisinya tidak
membahayakan pada penolong. Bila akan memberikan
pertolongan korban musibah kebakaran masker harus
digunakan dan bila masker tidak ada maka jangan memberikan
pertolongan. Karena bila memaksakan akan menambah korban
baru. Kemungkinan anda sebagai rescuer dalam kondisi
tertentu harus dipertimbangakan sejauh mana kemampuan

59 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 59/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

yang anda miliki, hal ini sangat membahayakan bila rescuer 


hanya mangandalkan keberanian. kejujuran seorang rescuer/
penolong adalah sangat diharapkan dalam melakukan kegiatan
evakuasi, kegiatan evakuasi adalah kegiatan bukan mencari
prestasi tapi kegiatan kemanusiaan yang memerlukan
pengetahuan dan keterampilan khusus, bila tidak mampu
kemudian memaksakan, kejadian selanjutnya sudah bisa
diterka korban akan bertambah. Bila mendapatkan korban
diatas tebing, maka untuk mencapainya harus melakukan
pemanjatan maka harus memilih personil penolong yang
berkemampuan teknik dan fisik memanjat sehingga bisa
mencapai sasaran dengan aman.
Dalam melakukan pengamanan terhadap diri sendiri ini
dapat dilakukan langkah - langkah:
a. Pengenalan peralatan pengamanan bagi seluruh anggota
tim. Ini sangat mutlak bagi tim penolong yang akan bekerja
di tempat yang unsur bahayanya tinggi seperti di tebing atau
diatas gedung bertingkat, menara dan lain-lain. Setiap
rescuer harus menggunakan sabuk pengaman ( save belt  )
atau menggunakan seat harnes yang dilengkapi webing dan
carabiner, sehingga bila akan mulai bekerja tinggal
mengkaitkan ke anchor.
b. Membuat tambatan/ anchor yang akan digunakan untuk
tempat kaitan hal ini dilakukan sebelum melakukan kerja.
c. Pengecekan Peralatan yang akan digunakan seperti tali
apakah dalam keadaan baik atau tali mengalami cacat
dibagian tertentu bila mungkin dibuat simpul kupu-kupu
pada bagian yang cacat namun bila tidak mungkin lagi maka
tali harus diganti dengan tali yang baru.
d. Menunjuk seseorang sebagai pengawas terhadap sernua
barang yang digunakan karena saat digunakan terjadi friksi
atau kemungkinan carabiner belum terkunci, pulley apakah
ada keretakan demikian pula peralatan lain harus melalui
pengecekan.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 60

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 60/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

e. Orang disekeliling.
Yang perlu juga diperhatikan adalah orang disekitar korban
ini yang harus diselamatkan terlebih dulu dengan keluar dari
daerah bahaya, karena bila orang disekitar ini tidak
diamankan dulu maka kemungkinan akan menambah
korban baru.
3. Korban.
Korban sendiri adalah prioritas terakhir dalam
mempertimbangkan faktor keselamatan namun demikian tidak
berarti akan dilakukan dengan berlama-lama, pelaksanakan
pertolongan korban akan cepat menangani korban untuk
evakuasi bila semua sarana yang dibutuhkan dalam evakuasi
tersedia.

PERALATAN
1. Pelaksanaan evakuasi dapat dilaksanakan dengan cepat dan
berhasil bila didukung. dengan kesiapan peralatan yang akan
digunakan dalam melakukan evakuasi, baik untuk masing-
masing rescuer maupun peralatan tim.
2. Peralatan Beregu/Tim
a. Tandu. Tandu ini banyak jenisnya yang dapat dipergunakan
dalam melaksanakan evakuasi diantaranya :
1) Tandu basket , tandu ini terbuat dari bahan fiber sangat
kuat menahan benturan baik sekali digunakan untuk
evakuasi di tebing atau di hutan, bentuknya cekung
seperti kapal, sehingga melindungi korban.
2) Tandu Skop,  tandu ini terbuat dari alumunium, sangat
cocok dipergunakan untuk mengevakuasi korban
terutama korban yang mengalami trauma tulang
belakang, karena sisinya bisa dibuka dengan hanya
menekan lock yang ada sisi atas dan bawah tandu

61 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 61/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

tersebut, setelah terbuka tinggal penolong melakukan


gerakan seperti orang mau menyekop.
3) Tandu spinal , tandu ini terbuat dari bahan yang keras
dan datar, dikhususkan untuk mengangkat korban yang
mengalami trauma leher dan tulang belakang, cara
penggunaannya adalah korban harus dibuat lurus sesuai
porosnva dari kepala hingga kaki kemudian dimiringkan
spinal ditempelkan dibagian belakang korban, letakkan
kembali korban sudah berada diatas tandu.
4) KED (Kedric Extraksi Diment ) ini adalah tandu yang
sudah dirancang sedemikian rupa diperuntukan korban
yang diakibatkan kecelakaan kendaraan.
5) Tandu Kanvas,  ini jenis tandu yang umumnya
dipergunakan hanya untuk mengangkat korban pada
kondisi tidak sulit.
6) Tandu Improvisasi ,  ini bisa terbuat dari jaket dengan

kayu
yang atau kayu
dibuat dengan ponco
sedemikian rupa bisa juga simpul
dengan tali dengan tali
jangkar,
dikaitkan satu sama lain hingga bisa berfungsi sebagai
tandu atau tandu yang dibuat dari ponco, jaket dll.
b. Tali Kernmantel 3 rool
Terdiri dari :
1) Kernmantel Dinamik 1 rool diameter 10,5 mm panjang
50 m
2) Kernmantel Statik 2 rool masing-masing diameter 11
mm panjang 100 m.

c. Chok Stopper 1 set


Chok terdiri dari sebuah sling yang dikaitkan pada
semacam bandul logam. Bandul logam berfungsi sebagai
pasak dan sling sebagai penghubung.
d. Carabiner 15 buah

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 62

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 62/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Carabiner adalah sebuah cincin yang berbentuk oval


atau D dan mempunyai gate yang fungsinya hampir seperti
peniti, carabiner umumnya dibuat dari alumunium alloy dan
mempunyai kekuatan 3500 kg posisi memanjang dan 800
kg pada posisi melebar.
 Ada dua jenis Carabiner yaitu.
1) Carabiner non Screwgate adalah Carabiner yang
dipergunakan untuk pengaman karena hanya dengan
snap dapat dengan mudah untuk mengaitkan ke anchor.
2) Carabiner Screwgate  adalah Carabiner yang
dilengkapi dengan baut sebagai pengunci yang umumnya
diperguna-kan untuk penghubung dan selalu bergerak
sehingga perlu pengaman untuk lock. Karabiner dengan
pengunci ini ada dua jenis kunci yaitu diputar dan ditarik.
Titik lemah dari carabiner adalah di pen as dari snap.
e. Jumar 2 set
Jumar adalah alat bantu untuk naik alat ini berupa
lempengan besi yang bagian ujung dilengkungkan seukuran
tali kernmantel 12 mm dan dilengkapi dengan gerigi-gerigi
yang berfungsi sebagai kunci, alat ini bila terbebani akan
menahan dan bila akan menggerakan maka tinggal
mendorong ke atas mengendorkan sedikit kuncinya.
Kekuatan alat ini berkisar 180 kg s/d 250 kg sesuai dengan
kekuatan yang dicantumkan pada alat tersebut.
f. Croll 2 set
Croll mempunyai fungsi yang sama dengan jumar yaitu
alat bantu naik, namun alat ini umumnya dipergunakan
didada dengan chest harnest dan tidak dilengkapi dengan
pegangan.
g. Webing 8 rool
Webing adalah tali pita yang berukuran kurang lebih 4
s/d 5 m dengan lebar 4 cm dapat dipergunakan untuk tali

63 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 63/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

tubuh, sling atau tali anchor. Dikalangan militer 


menyebutnya tali jiwa.
h.  Alas tali (pelindung) 3 helai
 Alas tali bisa menggunakan karung goni atau matras,
bila dapat menyiapkan dapat menggunakan fire hose rope

protector
karpet yangperalatan ini dapat
dapat digulung dibuat dengan
melindungi tali. menggunakan
i. Pulley 4 buah
Pulley adalah katrol mini yang terbuat dari alumunium
alloy, alat ini mempunyai daya beban vang cukup kuat,
berkisar 1600 kg s/d 1800 kg.
3. Peralatan Perorangan adalah perlengkapan yang selalu ada
pada tiap-tiap anggota tim terdiri :
a. Seat harnes 8 buah
Seat harnes adalah ikatan yang dipergunakan untuk

duduk saatAlatmelakukan
penurunan. kegiatan pemanjatan
ini bisa menggunakan webing atau atau
seat
harnest yang sudah jadi. Menggunakan seat harnes yang
sudah jadi akan lebih nyaman bila menggunakan seat
harnes yang lingkar pinggangnya lebar.
b. Mallion 8 buah
Mallion adalah seperti karabiner berbentuk oval atau
D, untuk menghubungkan kedua sisinya hanya
menggunakan screw dan tidak mempunyai snap alat ini
biasa digunakan posisi yang fix seperti pada seat harnes.
c. Prusik 8 buah
Prusik adalah kernmantel yang diameternya adalah 5
mm, 6 mm yang digunakan untuk prusik fliktion knot.
d. Descender autostop 2 buah untuk dua orang
 Adalah alat bantu untuk turun melalui tali, alat ini
mempunyai dua bagian pulley yang dilengkapi rem, alat ini

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 64

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 64/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

bila kena beban akan secara otomatis berhenti dan jika


akan turun kait yang berfungsi rem ditekan. Penekananpun
harus hati-hati karena bila terlalu kuat akan meluncur cepat.
 Alat ini sangat enak bila dipergunakan bekeija di ketinggian
tidak usah melakukan pengereman dan pada kenyataannya
bila sedang bekerja diketinggian orang dituntut konsentrasi
penuh.
e. Descendeur figure of eight 5 buah untuk lima orang
Descender figure of eight ini adalah alat yang
mempunyai dua cincin satu besar dan satu kecil membentuk
angka delapan. Dipergunakan untuk Rappeling, alat ini juga
digunakan untuk belayer pada pemanjatan dinding.
f. Helmet 8 buah
Helmet adalah pelindung kepala sebaiknya jangan
menggunakan helmet yang ringan agar tidak mengganggu
pergerakan.
g. Kacamata pengaman 8 buah
Kacamata Pengaman dimaksudkan untuk melindungi
mata dari debu atau pantulan sinar matahari, kacamata MI
adalah salah satu kelengkapan safety.
TALI TEMALI
Pengetahuan Tali-temali adalah merupakan pengetahuan
dasar yang harus dikuasai bagi seorang rescuer, bagaimana
membuat simpul, bagaimana merawat, bagaimana membuat
simpul yang gampang dan mudah dibuka adalah salah satu prinsip
tali-tamali
Sejauh mana kemampuan tali yang digunakan harus
betul-betul dikuasai sehinga rescuer punya keyakinan kemampuan
tali yang akan digunakan.

1. Tali

65 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 65/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Tali merupakan perlenglcapan pokok untuk Vertical


Rescue, kemudian personil yang mempunyai kemampuan dan
keterampilan tentang type, kegunaan dan mengatur tali.
banyak kasus tali untuk pertolongan adalah Syntetic fibre
kernmantel yang secara singkat akan dijelaskan di Bab ini.

2. Riwayat Tali
Sejarah/riwayat Tali sangat penting untuk mengetahui
performance tali, sudah berapa lama dan bagaimana kondisi
karena keselamatan tergantung pada bagaimana kemampuan
untuk mengangkat. Kondisi ini dapat dilihat pada catatan
riwayat tall menyangkut, usia, kondisi saat didapat, dan catatan
perawatan dan semua pelayanan pertolongan pada tali
tersebut. Contoh Matrik Riwayat Tali.

RIWAYAT TALI
TYPE TALI UKURAN
TGL PENGADAAN ASAL PEMBUAT
T Digunaka Untuk Ulasan penanggung
G n oleh Setelah  jawab
L digunakan

4. Konstruksi Kernmantel
Tali kernmantel terdiri 2 bagian yaitu
Kern - Core - Inti
Mantel - sheath - bungkus/Sarung

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 66

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 66/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Jadi Kernmantel adalah  tali yang mempunyai konstruksi


Inti terbuat dari serabut synteis, kuat untuk menahan beban
yang berat, Core ini dilindungi Tenunan/ anyaman yang
menyarungi Core, mantel ini menompang beban yang lebih
kecil, tetapi tetap memberi perlindungan Core dari gesekan,
lumpur dan sinar matahari. Karena konstruksi yang demikian
rupa tali kernmantel sangat kuat dan tahan hentakan, ringan
dan mudah dipegang. Tali ini juga menahan tahanan yang
tinggi terhadap putaran.

Tali Kernmantel ada dua jenis yaitu


1. Dinamic
2. Static

Kernmantel Dinamic
a. Elastisitas dan kemuluran, Tali Dinamic diproses
sedemikian rupa hingga menghasilkan Elastisitas yang
tinggi sehingga dapat menyerap beban yang jatuh, seperti
menahan pemanjat yang jatuh. Dinamic adalah tali untuk
Climbing, mempunyai kemuluran 60 %, Core pada
kernmantel ada yang berupa anyaman dan core yang model
lurus seperti dapat dillhat pada gambar dibawah.

b. Kekuatan, sarung tali menambah sedikit kekuatan, dan


melindungi Core/ inti dari pengaruh luar.
c. Keuntungan, Dinamis mempunyai kemampuan besar 
menahan kejut terhadap orang yang jatuh.

d. Kerugian, Kerugian yang paling pokok dari Dinamic rope


adalah bila digunakan rescue, ascent dan descent atau
untuk naik.
Peringatan : Tali Dinamic tidak dapat digunakan untuk Vertical 
Rescue.

67 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 67/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Kernmantel Static
a. Kemuluran, Tali static didesign agar sedikit mulur, normal
kemuluran 3 % untuk beban 1 orang atau 80 kg dan
maksimum 20 % untuk 350 kg
b. Elastisitas, Keregangan tali static sangat kecil dari inti serat
tali. Tali statik tidak menahan kejut, langsung menahan dari
subyek dan rescuer.
c. Perbandingan kekuatan dan pegangan, pembungkus tali
static cenderung padat dan pelindung yang kuat terhadap
serat inti/ core. Pembungkus ini menambah kekuatan tali.
Karena kepadatan ini menghasilkan tali agak kaku.
d. Keuntungan.
 Mempunyai kerenggangan sedikit
 Tahan kikisan dan gangguan dari lumpur berkurang
 Kekuatan tenaga memanjang cukup tinggi
e. Kerugian.
 Tidak dapat menahan kejut
 Keras dipegang dan kaku kurang lentur untuk
pembuatan simpul.
5. Ukuran dan daya beban tali.
a. Dalam melaksanakan evakuasi tali yang dipergunakan
adalah Kernmantel jenis static, kecuali evakuasi dengan
menggunakan wins, kernmantel dibuat untuk keperluan
pemanjatan dan pertolongan vertikal. Tali ini mempunyai
diameter 5 mm, 6 mm, 7 mm, sampai 12 mm, dibuat khusus
namun dapat digunakan untuk berbagai keperluan evakuasi
musibah atau bencana.
b. Untuk mengetahui berapa daya tahan tali ini, dapat dilihat
berdasarkan kekuatan yang ditentukan dari pabrik
pembuatnya yang dicantumkan dalam brosur tali tersebut,

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 68

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 68/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

tetapi sebagai perkiraan daya beban tali kermantel baru dan


belum pernah digunakan adalah.
1) 5 mm SWL 500 KG
2) 6 mm SWL 700 KG
3) 7 mm SWL 1000 KG
4) 8 mm SWL 1200 KG
5) 9 mm SWL 1600 KG
6) 11 mm SWL 2000 KG
7) 12 mm SWL 2500 KG
6. Penghitungan pengurangan beban tali.
Bila tali sudah dipergunakan maka kemampuan tali akan
berkurang, dengan penghitungannya adalah kemampuan awal
dikurangi 1/3 dari kekuatan tali awal haslinya adalah SWL baru.
Contoh : Tali kernmantel 11 mm kemampuan menahan
bebannya 2500 kg, tali sudah digunakan maka kemarnpuan tali
tersebut adalah 1/3 x 2500 kg = 830 kg.
 jadi kemampuan tali baru = 2500 kg - 830 kg = 1670 kg.
7. Perawatan
Semua barang yang dipergunakan setiap operasi
pertolongan tidak selalu akan habis sekali pakai oleh
karenanya rescuer harus mempunyai pengetahuan bagaimana
merawat semua perlengkapan termasuk tali sehingga tali yang
dipergunakan dapat tetap terawat dan terpelihara. Untuk tetap
terpelihara maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Hindari memotong tali jika tidak perlu, bila harus memotong

ujung tali harus diikat dengan rapat, hindari pemotongan


yang berulang-ulang guna menghindari tali berjumbai. Untuk
keperluan sementara sebuah simpul delapan dapat
diikatkan pada ujung tali atau diplester. Untuk tali kawat baja
dapat diikat dengan kawat.

69 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 69/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

b. Hindari menggunakan simpul permanen karena dapat


merusak serat-seratnya sehingga mengurangi kekuatan tali.
c. Sedapat mungkin hindari menarik tali pada permukaan yang
kasar dan tajam
d. Selalu gunakan simpul dan ikatan yang aman.
Tekukan/lipatan atau simpul dapat mengakibatkan sebagian
dari tali menerima beban yang lebih.
e. Gunakan ukuran tali yang tepat pada pulley agar tidang
merusak tali atau pulleynya.
f. Hindari hentakan beban atau beban yang berlebihan.
g. Jangan menginjak tali, karena dapat menyebabkan
kerusakan tali akibat pasir atau kotoran masuk ke dalam
serat tali.
h. Hindari melewatkan tali pada sisi yang tajam, jika hal ini
tidak mungkin beri alas untuk menghindari kerusakan tali.
i. Tali yang digunakan dilumpur, pasir atau tanah harus dicuci
setelah digunakan. Pencucian dilakukan dengan air bersih
yang mengalir hindari penggunaan air yang mengandung
garam.
 j. Hindari mengeringkan tali dekat api atau sumber panas
lainnya. Bentangkan tali pada tangga secara horizontal
sehingga udara bebas bersirkulasi di sekitar tali.
k. Hindari tali terkena bahan-bahan yang berkontaminasi
seperti zat asam alkalik dan larutan sejenis lainnya.
l. Usahakan tempat penyimpanan bebas dari binatang
pengerat dan binatang pengganggu lainnya.
m.  Apabila tali harus disimpan sementara di tempat terbuka tali
harus ditutup dengan terpal atau benda lain untuk
mencegah kerusakan tali.
n. Lakukan pemeriksaan secara berkala agar kondidi tali dapat
diketahui.
8. Cara menggulung tali.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 70

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 70/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Cara menggulung tali dapat dilakukan dengan tiga cara :


a. Gulungan/ikatan rantai   (chaining ) , gulungan ini adalah
sangat mudah bila akan digunakan, pertama tali lipat empat,
kemudian bagian tali yang panjang ditarik melewati lobang
lingkaran tali sehingga membentuk rantai.

b. Gulungan Lipat   (Hanking ), gulungan lipat digunakan untuk


memperkecil lipatan tali, tali dibentangkan di atas telapak
tangan dimulai dengan lipatan kedua sisi tangan sampai
kedua sisi telapak tangan penuh dan lipatan habis. Tali
dapat diletakan dipunggung.
c. Gulungan Putar  (Coilling ) adalah cara menggulung tali
terus berputar berputar hingga habis dan membentuk
lingkaran, gulungan ini dapat dipergunakan untuk
menggendong dengan membagi gulungan menjadi 2 (dua)
sama besar.
9. Simpul
Simpul  banyak jenisnya namun bila mengingat semuanya
mungkin seorang rescuer akan bingung menggunakannya saat
melakukan operasi pertolongan oleh sebab ltu simpul pokok
yang harus dikenal, dipahami dan mahir membuatnya terdiri 8
(delapan) simpul pokok yaitu.
a. Simpul delapan
b. Simpul kambing
c. Simpul kupu-kupu
d. Simpul prusik
e. Simpul round turn and two half hits
f. Singpul pangkal
g. Simpul Jangkar 
h. Simpul pits.
JANGKAR/ANCHOR/TAMBATAN
 Anchor dibutuhkan dalam kegiatan pertolongan dan
penyelamatan, Anchor berfungsi untuk mengamankan tali

71 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 71/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

terhadap beban dari benda yang tergantung pada tali selain itu
anchor berguna untuk menahan beban korban dan rescuer dalam
operasi pertolongan, oleh karenanya anchor adalah tindakan awal
dalam setiap pelaksanaan kegiatan Evakuasi.
Dalam pembuatan Anchor dapat diperoleh dari berbagai

macam seperti :
1. Alam = pohon, batuan, celah batu.
2. Buatan = patok kayu/ besi, tembok, tiang pancang, chasis
kendaman dll.
3. Gabungan = semua yang ditemukan dilokasi kejadian
misalnya dari besi bertulang, tiang pintu dll.
Pada kegiatan operasi pertolongan, penggunaan anchor 
dianjurkan lebih darl satu ini demi keamanan. Juga memperhatikan
kondisi lokasi yang akan dipergunakan apabila akan
menggunakan anchor buatan, cara pembuatannya diatur saling
menunjang satu sama lain dan sedapat mungkin masing-masing
anchor mempunyai beban yang sama.
1. Anchor/tambatan dari AlamTambatan yang ditemukan sudah
siap dialam seperti pohon, batu besar atau batu yang menonjol
ini harus dipilih dengan hati-hati dan harus yang mampu
menahan dan mengarahkan beban.
 Anchor sebelum digunakan sebaiknya diyakini dulu bahwa
anchor kuat dan aman namun bila masih meragukan maka
sebelumnya harus diuji terlebih dulu dan bila perlu diperkuat
dengan :
a. menggunakan tiang pancang dan ikatan.
b. mengikat pada chasis kendaraan.
c. mengamankan terlebih dulu pada salah satu titik yang kuat
dan kernudian dllilitkan pada pohon ke dua.
d. dengan menggunakan webing yang diikat pada beberapa
pohon dan diarahkan pada titik tengah, dapat bekerja lebih
baik apabila tidak terdapat satu pohon yang kuat menahan
beban. Sudut yang dibentuk tidak boleh melebihi 45 derajat.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 72

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 72/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

2. Tambatan buatan
Patok adalah kelengkapan yang digunakan, bila lapangan yang
sulit kita dapatkan tambatan dari alam, dalam pembuatan
tambatan buatan periksalah dulu kondisi tanahnya.
Penggunaan patok yang cocok sebagai tambatan dengan
beban maximum 2 ton, dapat menggunakan patok tunggal
berada di depan ditambah penguat lain dengan system
pembuatan 1 dan 1, 2 dan 1. 3, 2 dan 1 atau sesuai kebutuhan.

Dalam pembuatan tambatan buatan ini perlu memperhatikan :


a. Patok harus ditancap pada tanah dengan suclut 45 derajat
dari tali tarikan, dengan 2/3 panjang patok yang berada di
tanah. Patok yang paling kuat berada paling dekat dengan
beban.
b. Tali yang dihubungkan dengan patok harus membentuk
sudut 90 derajat dengan patok dan diarahkan pada pangkal
patok yang dibelakang. Penentuan jarak antar patok tidak
boleh kurang dari 1 meter.
c. System tambatan harus diawasi setiap saat.
d. Sebagai pedoman kasar untuk keamanan pembebanan.
Patok baja yang berukuran 1,5 m x 25 mm mampu
menahan 350 kg/patok.
BELAY
1. Pengertian
Belay adalah upaya menghambat suatu gerakan yang tak
terkendali dari climber atau rappeller yang jatuh atau rasa
takut yang berlebihan sehingga tidak dapat mengontrol diri.
Belayer sangat melakukannya
rescuer harus mutlak ada pada kegiatan
karena korbanpemanjatan jika
berada diatas
tebing.
2. Alat yang digunakan :
a. Belay Plate
b. Carabiner 

73 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 73/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

c. Figure of eight
d. Descendeur Autostop

3. Pemasangan
a. Belay Plate, Tekuk tali masukan ke dalarn lobang Belay
Plate kemudian tekukan kaitkan dengan karabiner. Alat ini
sangat menghambat pergerakan tali.
b. Carabiner , Bila menggunakan karabiner maka Italian Hit
simpul yang dipergunakan, cara ini cukup baik dan lancar 
pergerakan tali namun tali melintir.
c. Figure of eight, Ada dua cara yang dapat dipergunakan bila
menggunakan alat ini.
1) Tall ditekuk dimasukkan pada lobang Figure of eight
yang kecil kemudian tekukan dikaitkan dengan karabiner.
2) Pergunakan sesuai dengan pemasangan tali saat akan
melakukan rappeling yaltu tali ditekuk kernudian
dirnasuk-kan ke dalam lobang figure of eight yang besar 
kernudlan tekukan melingkar diluar bagian kecil dari
figure of eight.

d. Descender autostop, alat ini belay cukup bagus,


pemasangannya sama dengan mernasang bila akan
digunakan untuk turun, yaitu gambar yang ada pada
Descendeur harus berhadapan dengan kita, ikuti tali sesuai,
dengan gambar yang ada.
4. Jenis Belay
a. Static Belay adalah belay yang dilakukan oleh belayer dari
atas
b. Dinamic belay adalah belay yang dilaksanakan dengan
belayer dibawah.
5. Fungsi

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 74

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 74/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Seperti dijelaskan pada pengertian diatas maka seorang


belayer dapat dikatakan salah satu orang yang membantu
keselamatan dari Climber atau rappeller oleh karenanya pada
setiap kegiatan Climbing atau rappeling Belayer seyogyanya
ada. Orang yang melakulcan fungsi belay disebut belayer.

 ASCEND
1. Pengertian
 Ascent adalah kegiatan untuk menaiki suatu tempat dengan
teknik dan peralatan tertentu sesuai dengan kondisinya. Cara
ini dapat terbagi menjadi 3 kegiatan :
a. Ascent Friktion Knot/Prusiking yaitu pemanjatan melalui
tali dengan mengandalkan friksi yang dibuat oleh tali itu
sendiri. Peralatan yang digunakan :
1) Tali utama
2) Prusik rope (kernmantel ukuran 6 mm 2 utas masing 1
m)
3) Seat harnest
Caranya pemasangan adalah prusik disimpulkan pada
tali utarna, tali yang satu dikaitkan ke seat harnes yang
sudah digunakan dan tali satu lagi dipergunakan untuk
kaki. Berfungsi sebagai pendorong, pergerakannya
adalah bergantian antara badan dan kaki, pada saat
berturnpu di badan maka simpul yang di kaki digeser ke
atas, sedang saat beban tertumpu di kaki dan berdiri
maka tali yang terikat di seat harnes digeser ke atas
seterusnva sampai tujuan akhir yang dikehendaki.
4) Simpul yang dipergunakan untuk prusiking ada 3
macam :
a) Prusik Knot, simpul ini adalah dua kali simpul
 jangkar yang dimasukan ke dalam.
75 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 75/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

b) Klemheist knot, mempunyai fungsi yang sama


dengan Prusik knot, tetapi cara ini lebih mudah dan
mampu menahan beban juga dapat mempergunakan
pita/ webing.
c) Bachmann knot, juga mempunyai kesamaan dan
merupakan aplikasi dari dua perlengkapan yaitu antara
tali dan carabiner, carabiner disini juga berfungsi
sebagai pegangan, caranya adalah carabiner masukan
ke dalarn lop tali, tempelkan carabiner pada tali
kemudian lilit sepanjang penampang carabiner yang
tertempel pada tali, kelebihan lop kaitkan dengan
karabiner di badan atau di kaki.
b. Ascent Mekanical System adalah kegiatan pemanjatan
yang menggunakan peralatan lengkap, cara ini adalah yang
paling enak, mudah, dan tidak menguras tenaga karena
saat posisi berdiri penahan yang ada di dada terbawa oleh

gerakan badan ke atas.


1) Peralatan yang digunakan
a) Tali utama
b) Seat harnest
c) Karabiner untuk penghubung antara alat dengan alat
atau dengan tali
d) Webing untuk lop di badan dan kaki,
e) Delat MR untuk penghubung dengan seat harnest
f) Croof untuk di gunakan bersama harmenst dada
g) Jumar alat bantu naik
2) Prosedur 
a) Gunakan seat harnest dan chees harnest.
b) Pasang Crool pada chees harnest dan hubungkan
ke seat harnest.
c) Pasang crool pada tall utana.
d) Pasang jumar yang sudah dilengkapi dengan foot
lop pada posisi diatas crool lop yang satunya kaitkan

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 76

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 76/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

ke karabiner vang tertahan pada seat harnest yang


berfungsi sebagai pengaman dan lop yang dikaki
untuk pijakan guna mendorong ke atas.
Saat posisi berdiri tali tegang ke bawah karena akan
mempermudah pergeseran crool.Blia telah
melakukan prosedur diatas maka secara bersamaan
crool yang berfungsi sebagal penahan beban badan
akan naik bersamaan saat berdiri.

c. Pemanjatan Tebing/Rock Climbing


Ini adalah merupakan upaya awal sebelum ascent
mekanical maupun prusiking dilakukan dan kejadian ini
adalah bila korban yang akan ditangani berada diatas
sedang jalan lain tidak ada maka satu-satunya jalan adalah
dengan pemanjatan. Bila kondisi demikian seorang
penolong harus berupaya naik untuk membantu
menyelamatan korban. Kegiatan pemanjatan membutuhkan
penguasaan teknik memanjat, selain kemampuan fisik dan
mental. Yaitu :
1) Bagaimana kemampuan rescuer.
2) Pelajari kondisi medan yang akan dipanjat.
3) Rencanakan route yang paling mungkin dilalui dengan
perlengkapan yang ada.
4) Prediksi waktu yang dibutuhkan sehingga mungkin perlu
disiapkan perbekalan.
5) Periksa seluruh peralatan yang akan dipergunakan
selama pemanjatan.
6) Berdoa kepada yang maha kuasa ini akan menambah
daya juang.
Tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan
pemanjatan adalah

77 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 77/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

 Mengamati, untuk mengenal medan dengan


tujuan dapat menentukan lintasan.
 Merencanakan teknik yang akan digunakan
langkah demi langkah.
 Mempersiapkan perlengkapan.

Melakukan pemanjatan sesuai dengan lintasan


yang direncanakan.
 Mengatur energi.
Tehnik memanjat pada dasarnya tumpuan terkuat
adalah kaki bagaimana upaya seseorang yang melakukan
pemanjatan, dan selalu pada posisi yang stabil artinya
bahwa beban tubuh adalah beban yang harus ditanggung
oleh kaki sedangkan tangan hanya dapat menahan tubuh
sementara saja. Bila beban tubuh selalu bertumpu pada
kaki maka seorang rescuer yang melakukan pemanjatan
akan dapat bertahan leblh lama dan mempunyai
kesempatan besar untuk bergerak.
Pada umumnya dinding tebing terdapat bermacam-
macam cracks dan ledges karena adanya pengaruh iklim,
suhu dan lain-lain, dinding tebing mengalami kontraksi dan
ekspansi yang menyebabkan rnunculnya celah, tonjolan dan
berbagai bentuk lainnya kondisi inilah yang membuat
seseorang dapat melakukan pemanjatan tanpa melakukan
peralatan lain seperti Bor dll.
Bagi pemanjat pemula biasanya, mempunyai kecende-
rungan untuk menempelkan badannya ke tebing hal ini
 justru
tumpuan akan mengakibatkan
kaki, yang akan timbulnya
memberikanmomen gaya untuk
peluang pada
tergelincir. Berat badan sebaiknya terkosentrasi pada kaki.
Dalam memanjat usahakan tidak menjangkau terlalu
 jauh, sehingga berat badan tetap terkonsentrasi pada kaki,
hindarkan gerakan yang terlatu cepat dan tergesa-gesa

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 78

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 78/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

karena akan membahayakan. Kecepatan gerak ini akan


timbul dengan sendirinya bila sering melakukan
latihan-latihan, demikian juga menyilangkan kaki dapat
menghilangkan kesimbangan terutama bagi tingkat pemula.
Prinsip pergerakan pemanjatan adalah 1 berbanding 3
atau 3 berbanding satu artinya adalah 3 bertumpu dengan
sempurna sedang yang satu mencari tumpuan lain.

Pelaksanaan Pemanjatan.
Kegiatan pemanjatan tebing adalah kegiatan yang
penuh resiko oleh karenanva pemanjatan tidak boleh
dilaksanakan sendiri, belayer adalah teman yang ikut
menjamin keselamatan, rescuer dalam melakukan
pemanjatan, Dalam malakukan pengamanan ada dua cara
melakukan pengamanan belay kita kenal ada dua istilah

yaituStatic

. belay, adalah pendaki dibelay dari atas.
• Dynamic belay, adalah pemanjat pertama dibelay dari
bawah.

DESCENDING/RAPPELING
1. Pengertian.
Teknik ini adalah teknik yang dipergunakan untuk turun dengan
menggunakan peralatan utama dan tali peralatan pokok,
kegiatan rappeling rescuer sepenuhnya tergantung di tali.

2. adalah
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik ini

a. Tali sebagai jalur utama.


b. Gaya berat beban dan gaya tolak kaki sebagai penggerak
untuk turun.

79 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 79/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

c. Penggunaan salah satu tangan sebagai keseimbangan dan


satu lagi sebagai pengaman atau rem.
d. Peralatan yang dipergunakan
 Tali sebagai peralatan utama
 Seat harnes


Carabiner 
Figure of eight/Descender auto stop/1 karabiner/2
karabiner 
 Sarung tangan
 Helmet
3. Prosedur.
Dalam melakukan rappeling/ descent usahakan posisi badan
tegak lurus dengan tebing dan jangan terlalu cepat bergerak
bila tidak diperlukan sekali untuk itu dapat dilakukan prosedur 
sebagai berikut.
a. Chek anchor dan tali yang akan digunakan sebelum
melakukan kegiatan lain.
b. Chek harnest apakah sudah betul dan screw sudah terkunci.
c. Kaitkan pengaman pada anchor yang sudah disiapkan.
d. Pasang tali pada alat yang akan dipergunakan.
e. Kaitkan alat pada karabiner seat harnes.
f. Yakinkan bahwa tali tidak menyimpul
g. yakinkan bahwa semua sudah sesuai prosedur.
h. Chek pengereman dengan menggunakan tangan kanan atau
kiri.
i. Pastikan bahwa tali sudah sampai bawah/dasar.
 j. Lepas pengaman dan tangan yang berfungsi sebagai rem
tetap bekerja.
k. Lakukan pergerakan penurunan sesuai dengan kondisi yang
dibutuhkan.
l. Lihat kemana hendak turun pusatkan penglihatan pada
tempat yang akan dijadikan tumpuan.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 80

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 80/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

LIFTING
1. Pengertian.
Lifting adalah upaya pertolongan terhadap korban yang berada
di jurang, untuk diangkat ke permukaan, kegiatan ini yang
terpenting adalah bagaimana seorang pimpinan tim mengatur 

anggota timnya untuk melakukan evakuasi.


2. Prosedur kegiatan yang harus dilakukan adalah
a. Merencanakan dengan pertimbangan prediksi kondisi
korban yang akan ditolong.
b. Rappefing untuk mengamati kondisi lingkungan masih
bahaya atau tidak dan memberikan pertolongan pertama,
dan melaporkan kondisi korban kepada ketua tim.
c. Meminta bantuan tenaga, bila dibutuhkan.
d. Memasang tali temali sesuai system yang akan
dipergunakan.
e. Memberi alas tali guna menghindari friksi.
f. Memberi komando siap bila. kondisi korban sudah
direhabilitasi dan siap diangkat.
g. Pimpinan tim harus selalu bisa mengawasi pergerakan
evakuasi.
h. Korban harus bersamaan tim penolong, hal ini untuk
menjaga kemungkinan adanya hambatan dalam perjalanan.
i. Bila masih ada penolong yang berada dibawah harus
berupaya naik dengan cara ditarik dari atas atau naik
dengan cara Ascent mekanical/ prusiking.
Catatan : Orang pertama yang menemukan korban dan akan
akan memberikan pertolongan harus meyakinkan korban
bahwa, korban akan ditolong supaya yakin bahwa dirinya pasti
selamat.
3. System tali-temali yang digunakan untuk mengangkat
bermacam-macam diantaranya :
a. Countre balance

81 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 81/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

pengangkatan. dengan sistem ini dilakukan bila kondisi


terpaksa dikarenakan tidak ada personil lain. Beban yang
akan kita angkat mempunyai berat yang tetap tidak ada
pengurangan.
Prosedur pelaksanaan.
1) Pasang anchor di atas sebagai tumpuan Pulley
2) Masukan tali pada Pulley
3) Pasang Jumar pada sisi tali yang terbebani korban
4) Ikat korban pada Tali yang terpasang Jumar.
5) Rescuer sebagai penyeimbang melakukan Ascending
6) Bila korban tidak naik bantu naik dengan cara
menarik pakai webing.
4. Basic Mechanical Advantade System
a. System ini biasa disebut dengan Z Rig. Bila kita
menggunakan sistem ini maka kita akan memperoleh
perbandingan 3 : 1 artinya adalah behan korban akan

berkurang sepertiganya.
Peralatan yang dipergunakan
- Tali Kernmantel Statik 2 Rool
- Pulley 3 buah
- Jumar untuk penahan dan ascent 3 buah
- Webing untuk anchor  6 buah
- Crool untuk ascent 2 buah
- Seat harnes untuk sernua anggota 7 buah
- tim 15 buah
- Carabiner untuk semua penghubung 2 pasang
- alat 2 buah
-- Sarung tangan
Prusik untuk menahan beban jumar  2
3 buah
buah
-  Alas Tali 7 buah
Figure of eight/Descender auto stop
Sefl belt
b. M System

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 82

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 82/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Risyng dengan metoda M System ini membutuhkan tali


sepanjang 3 x tinggi tebing ditambah separuh dari tinggi
tebing. Cara ini akan mengurangi separuh dari berat beban
yang diangkat.
Peralatan yang dibutuhkan
- Tali kernmantel 2 Roll
- Pulley 4 Buah
- Jumar untuk penahan dan ascent 3 Buah
- Webing untuk anchor  6 Buah
- Crool untuk ascent 2 Buah
- Seat harnes untuk semua anggota 7 Buah
- tim 15 Buah
- Carabiner untuk semua penghubung 7 pasan
- alat 2 g
- Sarung tangan 2 Buah
- Prusik untuk menahan beban jumar  3 Buah
-  Alas Tali 7 Buah
Figure of eight/Descender auto stop Buah
Sefl belt

LOWERING SYSTEM

1. Pengertian.
Lowering system adalah upaya menurunkan korban yang
berada di ketinggian, kasus seperti ini biasanya terjadi pada
orang yang melakukan pekerjaan di ketinggian ditebing atau di
gedung bertingkat.

2. Dalam melakukan lowering ada 2 macam yang dapat


diterapkan, penggunaannya tergantung situasi dan kondisinya.
a. Tyrolion
b. Low Top belay, Low under belay
3. Kedua teknik tersebut tergantung dimana akan dipergunakan,
pada musibah kebakaran dengan korban cukup banyak yang

83 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 83/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

terjebak di gedung akan lebih cepat menggunakan system


Tyrolion, namun cara ini memerlukan spasi untuk awal orang/
korban meluncur. Pada musibah kebakaran memang harus
berpacu dengan waktu, karena makin lama semakin parah dan
menambah faktor kesulitan. Namun bila kondisi tidak
mengharuskan evakuasi dengan cepat maka system lowering
top belayer adalah yang paling diharapkan karena pemberian
 jaminan keselamtan jiwa korban yang ditolong adalah menjadi
prioritas.

4. Lowering ini sama dengan lifting dalam hal


managementnya dan peralatan hanya bedanya adalah rescuer 
pertama harus melakukan pemanjatan baru yang lain dapat
naik dengan Ascent mekanical atau Prusiking.

5. Prosedur yang harus dilakukan :


a. Pembagian tugas dengan pertimbangan kondisi lokasi dan
prediksi korban yang akan ditolong.
b. Menunjuk rescuer yang akan melakukan pemanjatan.
c. Memasang anchor-anchor sesuai kebutuhan.
d. Melakukan pemanjatan dengan static belay.
e. Setelah menjumpai korban melaporkan kondisi korban pada
ketua tim.
f. Memberikan pertolongan pertama.
g. Membuat tambatan dan system tali temali yang akan
dipergunakan.
h. Melakukan evakuasi.

SEDAN CHAIR (TANDU)


1. Pelaksanaan evakuasi dapat dilaksanakan dengan cepat dan
berhasil bila didukung. dengan kesiapan peralatan yang akan
digunakan dalam melakukan evakuasi, baik untuk masing-
masing rescuer maupun peralatan tim.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 84

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 84/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

2. Peralatan Beregu/ Tim


a. Tandu. Tandu ini banyak jenisnya yang dapat dipergunakan
dalam melaksanakan evakuasi diantaranya :
1) Tandu basket , tandu ini terbuat dari bahan fiber sangat
kuat menahan benturan baik sekali digunakan untuk
evakuasi di tebing atau di hutan, bentuknya cekung
seperti kapal, sehingga melindungi korban.
2) Tandu Skop,  tandu ini terbuat dari alumunium, sangat
cocok dipergunakan untuk mengevakuasi korban
terutama korban yang mengalami trauma tulang
belakang, karena sisinya bisa dibuka dengan hanya
menekan lock yang ada sisi atas dan bawah tandu
tersebut, setelah terbuka tinggal penolong melakukan
gerakan seperti orang mau menyekop.
3) Tandu spinal , tandu ini terbuat dari bahan yang keras

dan datar, dikhususkan


mengalami unluk
trauma leher danmengangkat korban yang
tulang belakang, cara
penggunaannya adalah korban harus dibuat lurus sesuai
porosnva dari kepala hingga kaki kemudian dimiringkan
spinal ditempelkan dibagian belakang korban, letakkan
kembali korban sudah berada diatas tandu.
4) KED (kedric extraksi diment  ) ini adalah tandu yang
sudah dirancang sedemikian rupa diperuntukan korban
yang diakibatkan kecelakaan kendaraan.
5) Tandu Kanvas,  ini jenis tandu yang umumnya
dipergunakan hanya untuk mengangkat korban pada
kondisi tidak sulit.
6) Tandu Improvisasi ,  ini bisa terbuat dari jaket dengan
kayu atau kayu dengan ponco bisa juga tali dengan tali
yang dibuat sedemikian rupa dengan simpul jangkar,
dikaitkan satu sama lain hingga bisa berfungsi sebagai
tandu atau tandu yang dibuat dari ponco, jaket dll.

85 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 85/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Benda ini digunakan untuk membawa korban ke ambulan atau


keperlindungan. Tandu kuat yang standar dapat ditemukan
ditempat olahraga, sekolah, pertokoan, dan tempat-tempat
kerja. Tandu sederhana dari kanvas dan tongkat-tongkat
digunakan khusus termasuk tandu Ortopedi dan macam-
macam tandu untuk penyelamatan.

 Aturan umum dalam menggunakan tandu :


 Periksa tandu secara tetap untuk melihat tanda-tanda
penggunaan atau sobekan.
 Uji selalu tandu untuk menyakinkan bahwa mereka
dapat digunakan untuk mendukung berat badan korban.
 Saat meletakan korban ditandu, jelaskan kepada korban
tentang apa yang sedang terjadi.
 Ikat selalu korban yang tidak sadar, atau seseorang
yang harus diangkut melalui jarak yang jauh.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 86

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 86/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

TINDAKAN DARURAT

APAKAH ANDA DAN  PERIKSA KESADARANNYA
JAUHKAN KORBAN DARI  BEBASKAN SALURAN 
KORBAN BERADA  DALAM  BAHAYA  PERNAPASAN
PINDAHKAN KORBAN HANYA  PERIKSA KONDISI PERNAPASAN
BAHAYA ?  

• RAWAT JIKA TERDAPAT LUKA-
APAKAH  KORBAN 
LUKA
 
ya
tidak

APAKAH KORBAN 
APAKAH  KORBAN  BUKA DAN BERSIHKAN 
BERNAPAS  DENGAN  
DAPAT BERNAPAS ? SALURAN  PERNAPASAN
BERSUARA ?
ya ya

TIDAK
tidak

 RAWAT / OBATI  LUKA-LUKA YANG MENGANCAM 


KESELAMATAN
 TEMPATKAN KORBAN  DALAM POSISI  PEMULIHAN
APAKAH ADA   MEMANGGIL MEMINTA BANTUAN
 / PERTOLONGAN
DENYUT  NADI ?
 BERIKAN 10 BANTUAN PERNAPASAN  DARI MULUT 
ya KE MULUT
 MEMANGGIL BANTUAN  AMBULANS
 LANJUTKAN  BANTUAN  PERNAPASAN  SAMPAI  
PERTOLONGAN  DATANG

tidak

 MEMANGGIL AMBULANS
 BERIKAN BANTUAN PERNAPASAN  DAN TEKAN / POMPA DADANYA  
SAMPAI  PERTOLONGAN  DATANG

87 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 87/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

FIRST AID AND MOUNTAIN RESCUE

1. MOUNTAIN HYPORTHERMIA (Penyakit Hypothermia)


ENVIROMENTAL FACTORS (Faktor Lingkungan)
WINDCHILL =

WETCOLD =
INDIVIDUAL FACTORS (Faktor Individu)
INSUFFICIENT OR INADEQUATE CLOTHING =  pakaian

yang tidak layak dan tidak cukup


EXHAUSTION = kelelahan

DEHYDRATION = dehydrasi (kekurangan air)


LACK OFTRAINNING & CONDITIONING = kurang latihan


dan pengkondisian
PHYSIQUE = Fisik 

MORALE = Moral 

ILNESS, INJURY = Penyakit , Luka


RECOGNATION & TREATMENT (pengenalan dan perawatan)
SYMPTOMS OF HYPOTHERMIA = Gejala-gejala

Hypothermia
SYMPTOMPS OF DEEP HYPOTHERMIA = Gejala-gejala

Hypothermia yang parah


EARLY TREATMENT ON THE MOUNTAIN = Perawatan

 Awal di Gunung 
TREATMENT AT BASE = Perawatan Dasar 

2. EFFECT OF HEAT

WATER REQUIREMENTS = Syarat-syarat air 
 SALT REQUIREMENTS = Syarat-syarat Garam
  ACCLIMATISATION = Penyesuaian diri terhadap iklim
 SUNBURN = Luka bakar akibat sinar matahari 
 EFFECT OF GLARE = efek dari silau
 HEAT DISORDERS = Gangguan akibat panas

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 88

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 88/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

 HEAT EXHAUSTION = Kelelahan akibat panas


 HEAT STROKE = Serangan panas
 HEAT SYNCOPE =
 PRICKLY HEAT = Panas yang menusuk 
3. SHOCK (shok/kejutan)
4. BLEEDING (Pendarahan)
5. SPINE INJURIES (Luka tulang belakang)
6. BROKEN LEG, ARM, COLLAR-BONE (Patah Kaki, tangan
dan tulang tengkorak kepala)
7. SPRAINED ANKLE (Mata kaki yang keseleo)
8. BURN AND SCALDS
9. MOUNTAIN RESCUE
  ACCIDENT PROCEDURE = Prosedur penanganan
kecelakaan

PLAN OF ACTION = Rencana tindakan
 CALLING FOR HELP = meminta bantuan
 SENDING FOR HELP = Mengirimkan bantuan
 SELF HELP = pertolongan diri sendiri 
10. EVACUATIONS (Pengungsian)
 PIGGY BACK = gotong royong 
 RUCSACK CARRY = membawa ransel 
 ONE-MAN SPILT ROPE CARRY =
 TWO-MAN SPLIT ROPE CARRY =
 TWO-MAN RUCSACK (OF CROSSED SLING) AND
POLE CARRY =
 SEDAN CHAIR = Tandu
 ROPE STRETCHER = Peregang tali 
 HOISTING = menaikkan
 LOWERING = menurunkan

89 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 89/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

Penutup
Pengetahuan yang lebih lengkap sebaiknya disampaikan
pada kelompok yang berminat untuk mengikuti pendidikan

pertolongan pertama pada penderita gawat darurat.


Karena keterbatasan waktu maka uraian kali ini hanya
merupakan gambaran umum untuk diketahui dan memahami
usaha pertolongan yang dilakukan.

FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE 90

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 90/91
7/16/2019 First Aid & Mountain Rescue

LEMDIKANAS

DAFTAR PUSTAKA

 St. John Ambulance


Mr Andrew K Marsden Medical Director, publications
Mr Jim Mc Kenzie Training Manager 
 St. Andrew’s Ambulance Association
Mr Roy Scott Chief Medical Officer 
Mr George Watt Director Of Training 
 British Red Cross
Sir Cameron Moffat Chief Medical Adviser 
Mr Tony Kemp Senior Training Officer (First Aid)
 First Aid In The Community 
 A Manual For Red Cross And Red Crescent Volunteers In
 Asia (Internasional
Crescent Federation Of Red Cross And Red 
Sosieties, 1995 
  Atkinson,R.S., etal: A Synopsis of Anaesthesia, 10t. edPG
PublishingLtd, Bristol,1988.
 Safar P , Cardio Pulmonary Cerebral Resusitation. Laerdal 
Norway,1981.
 Snow J.C ., Manual of Anesthesic, 1st Ed,Boston, Little,
Brown Co,1977.
 Departemen Perhubungan Badan SAR Nasional 
Pelatihan Search And Rescue Kepemudaan, 1997 
 Panduan Kegiatan Pengembaraan Hutan Gunung 
Sungai , 1992 
 Gizi Seimbang 
Depkes R.I. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat 

91 FIRST AID & MOUNTAIN RESCUE

http://slidepdf.com/reader/full/first-aid-mountain-rescue 91/91

Anda mungkin juga menyukai