Anda di halaman 1dari 28

PENGENALAN SAR DASAR

JUNGLE SCHOOL KAPALASASTRA 2018

*lambang Basarnas
TUJUAN PENGETAHUAN SAR
Agar diperoleh pengertian yang benar oleh setiap insan dan potensi SAR untuk
memudahkan dalam setiap pelaksanaan SAR

DEFINISI SEARCH AND RESCUE


SEARCH AND RESCUE adalah pencarian dan pertolongan yang meliputi usaha mencari,
menyelamatkan, memberian pertolongan terhadap orang atau material yang
dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam suatu musibah. Baik musibah
pelayaran, penerbangan, serta musibah / kecelakaan rekreatif atau bencana alam.

FALSAFAH SEARCH AND RESCUE


SAR adalah kewajiban yang beraspek penuh kemanusiaan, karenanya dilaksanakan dengan
suka rela tanpa pamrih apapun
SAR diberikan kepada siapa saja, kapan saja, dimana saja, tanpa membedakan kebangsaan,
ras, kepercayaan,kedudukan, dan asal-usul mereka yang membutuhkan pertolongan
SASARAN SEARCH AND RESCUE
Sasaran utamanya adalah keselamatan jiwa manusia, baru kemudian keselamatan harta
benda

RUANG LINGKUP SAR


SAR mempunyai ruang lingkup Nasional dan Internasional

TUJUAN SEARCH AND RESCUE


* Menyelamatkan jiwa manusia dan harta benda serta barang yang ditimpa musibah
kecelakaan / bencana sebanyak mungkin dengan cara yang effisien dan effektif
* Memberi rasa aman. Rasa pasti , dan rasa tidak was-was pada orang yang terkena
musibah.
* Memenuhi dan melaksanakan kewajiban internasional dalam rangka kerja sama
dan hubungan antar bangsa dan keluarga dunia

WEWENANG SEARCH AND RESCUE


SAR mempunyai wewenang sebatas pada usaha pencarian, pertolongan, serta evakuasi,
sampai korban musibah diserahkan kepada pihak yang lebih berwenang.
PENYELENGGARAAN OPERASI SAR

• OPERASI SAR diaktifkan segera setelah diketahui adanya musibah atau


diketahui adanya suatu keadaaan darurat
• OPERASI SAR dihentikan bila korban musibah telah berhasil
diselamatkan atau bila telah diyakini keadaaan darurat tidak terjadi
atau bila hasil analisa / evaluasi bahwa harapan untuk
menyelamatkan korban sudah tidak ada lagi
TINGKAT KEADAAN DARURAT
I. UNCERTAINTY PHASE (INCERFA)
Adalah suatu keadaan darurat yang ditunjukkan dengan adanya keraguan
mengenai keselamatan jiwa seorang karena diketahui kemungkinan mereka
dalam menghadapi kesulitan.
II. ALERT PHASE (ALERFA)
Adalah suatu keadaan darurat yang ditunjukkan dengan adanya
kekhawatiran mengenai keselamatan jiwa seseorang karena adanya
informasi yang jelas bahwa mereka menghadapi kesulitan yang serius yang
mengarah pada kesengsaraan.
III. DISTRESS PHASE (DETRESFA)
Adalah suatu keadaan darurat yang ditunjukkan bila bantuan yang cepat
sudah dibutuhkan oleh seseorang yang tertimpa musibah karena telah
terjadi ancaman serius atau keadaan darurat bahaya. Berarti, dalam suatu
operasi SAR informasi musibah bias ditunjukkan tingkat keadaan darurat dan
dapat langsung pada tingkat Detresfa yang banyak terjadi.
ORGANISASI MISI OPERASI SEARCH AND RESCUE
SC ( SAR COORDINATOR )
Dijabat oleh seorang pejabat kerena fungsi dan wewenangnya mampu memberikan
dukungan kepada Kantor SAR untuk menggerakkan unsur-unsur SAR (Ketua Basarnas)

SMC ( SEARCH MISSION COORDINATOR )


Dijabat oleh seseorang yang karena memiliki kemampuan / kwalifikasi yang ditentukan.
Dan tugasnya adalah melaksanakan evaluasi kejadian, perencanaan serta koordinasi
pencarian. Tugas ini berlaku untuk satu kejadian SAR

OSC ( ON SCENE COMANDER )


Dijabat oleh seseorang yang ditunjuk SMC untuk mengkoordinasikan serta mengendalikan
unsur SAR dilapangan, OSC ini ada bila SMC merasa perlu untuk kelancaran tugas.

SRU ( SEARCH RESCUE UNIT )


adalah unsur SAR / fasilitas personil SAR yang secara nyata melaksanakan OPERASI SAR
TAHAP KEGIATAN OPERASI SAR

1. TAHAP MENYADARI ( AWARENESS STAGE )


2. TAHAP TINDAKAN AWAL ( INITIAL ACTION STAGE )
3. TAHAP PERENCANAAN OPERASI( PLANING STAGE )
4. TAHAP OPERASI SAR ( OPERATION STAGE )
5. TAHAP AKHIR PENUGASAN ( MISSION CONCLUSSION STAGE )
1. TAHAP MENYADARI ( AWARENESS STAGE )
Yaitu saat diketahui / disadari terjadinya keadaan darurat / musibah,
tindakan yang dilakukan adalah pencatatan data musibah berupa :
a. Nama Korban / pesawat udara / kapal
b. Posisi Kejadian
c. Jenis Musibah
d. Waktu Kejadian
e. Keadaan Cuaca di tempat kejadian
f. Keterangan lain yang diperlukan
2. TAHAP TINDAKAN AWAL ( INITIAL ACTION STAGE )
Yaitu saat dilakukan suatu tindakan sebagai tanggapan adanya musibah
yang terjadi, tindakan yang harus dilakukan adalah :
a. Evaluasi informasi kejadian / musibah
b. Penyiagaan fasilitas SAR
c. Pencarian awal dengan komunikasi
d. Pencarian lanjut dengan komunikasi
e. Penunjukan SMC ( SAR MISSION COORDINATOR )
3. TAHAP PERENCANAAN OPERASI( PLANING STAGE )
Yaitu pembuatan rencana operasi yang effektif meliputi :
a. Penentuan titik duga
b. Perhitungan luas area pencarian
c. Pemilihan dan penggunaan unsur SAR
d. Metode dalam pelaksanaan
e. Koordinasi dengan unsur-unsur terkait
4. TAHAP OPERASI SAR ( OPERATION STAGE )
Yaitu tahap saat dilakukan kegiatan :
a. Operasi Pencarian
b. Operasi Pertolongan
c. Operasi Pencarian dengan Pertolongan

Dalam tahap Operasi, kegiatan yang dilakukan adalah :


a. Breifing SRU,
b. Pemberangkatan SRU,
c. Pelaksanaan Pencarian / Pertolongan oleh SRU,
d. Penggantian SRU
e. Penarikan SRU ,
f. Debriefing
5. TAHAP AKHIR PENUGASAN ( MISSION CONCLUSSION STAGE )
Yaitu saat Operasi SAR dinyatakan selesai dan seluruh unsur SAR
dikembalikan ke kesatuan induk / organisasinya masing-masing.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
a. Pengembalian Unsur
b. Evaluasi Hasil Operasi
c. Pembuatan Laporan
EXPLORER SEARCH AND RESCUE (ESAR)

ESAR (Explorer Search And Rescue) merupakan salah satu ilmu SAR
yang dikembangkan untuk menangani situasi darurat (tersesat/hilang),
atau tertimpa musibah saat melakukan penjelajahan di alam bebas.
Penekanan ESAR lebih pada teknik pencarian yang dikerjakan oleh SRU
Darat (Ground Unit) sehingga Navigasi Gunung menjadi sesuatu yang
mutlak untuk dikuasai.
Faktor penting yang berpengaruh besar pada tingkat Kesulitan
operasi pencarian di Gunung :
• Sikap mental dan perilaku Subyek saat dimana dia harus tetap hidup.
• Minimnya pengalaman dalam menganalisa medan jelajah.
• Lebatnya hutan dan kontur yang ekstrim.
• Cuaca yang juga ekstrim dari hari ke hari.
• Rendahnya disiplin serta kemampuan Tim ESAR.
TAKTIK PENCARIAN, 5 MODE ESAR
• Preliminary
• Confinement
• Detection
• Tracking
• Evacuation
Preliminary
• Upaya untuk memperoleh Informasi mengenai :
• Data darurat Gunung Hutan
• Analisa Data Darurat
• Penentuan POD (Probability Of Detection)
• Perencanaan pencarian awal.
Confinement
Upaya melakukan pengurungan dengan maksud agar area pencarian
tidak semakin meluas dan memastikan bahwa si Subyek tetap berada
dalam area pencarian.
Pemikiran yang melatar belakangi confinement adalah menjebak
Subyek di dalam satu area yang kita ketahui batas-batasnya sampai
area itu dapat di sapu oleh tim pencari (dilakukan pencarian).
Di dalam praktek, Confinement mungkin tidak mudah di capai, tetapi
untuk daerah pencarian yang luas, ini akan sangat berharga dan suatu
kerja yang ada dasarnya.
Metode Confinement :
Trail Block
Team kecil di kirimkan untuk memblokir jalan setapak yang keluar masuk search
area. Mereka mencatat nama-nama dan data dari setiap orang yang meninggalkan
search area dan memberitahu yang yang akan masuk area tentang orang yang
hilang. Setidaknya satu orang tetap berjaga sepanjang waktu dan dapat
memperhitungkan bahwa tidak seorangpun dapat lolos lewat tanpa diketahui. Trail
block harus tetap di awasi sepanjang waktu sampai OSC/SMC memerintahkan
dalam bentuk lain. Trail Block di gunung bisa dilakukan dengan memblokir jalur-
jalur setapak yang dijadikan pintu keluar-masuk oleh para pendaki, dan jalur-jalur
setapak yang biasa digunakan oleh warga setempat untuk keluar-masuk hutan saat
mencari rumput ataupun kayu bakar.

Road Block
Dasarnya sama dengan Trail Block. Road Block dapat dikerjakan oleh tenaga
sukarela dengan memblokir jalan-jalan desa atau perkebunan dengan maksud
apabila Subyek lewat di jalur ini segera dapat tertangkap oleh tim pencari. Road
Block di gunung dapat dilakukan dengan menghadang di jalan lingkar yang
menyabuk di kaki gunung yang dicurigai kemungkinan Subyek melalui jalur tersebut
setelah lolos dari hutan.
Look Outs
Sering ada tempat-tempat di sekitar batas dari search area yang memberikan
pandangan yang luas ke dalam lembah atau sungai di sebelahnya,. Sebuah
tim kecil di tempatkan pada posisi itu sehingga dapat mengawasi daerah
sekitarnya dengan teropong, dan ada kemungkinan dapat mendeteksi
Subyek bila ia bergerak lewat di sana. Beberapa bentuk peralatan (asap,
bunyi-bunyian, lampu, bendera) dapat di gunakan untuk menarik perhatian
Subyek. Dapat juga dilakukan dengan tetap menempatkan seorang
pengamat, sementara tim kecil lain bergerak memeriksa beberapa lokasi lain
dan obyek-obyek mencurigakan yang berada di dalam jarak pandang
pengamat.

Camp In
Sebuah camp-in dapat juga berbentuk lookouts (pos pengamat), Trail block,
radio relay (penghubung radio), atau situasi lain dimana satu tim kecil
menempati lokasi-lokasi tertentu dimana posisinya mempunyai luas
pandangan yang baik, cabang/pertemuan dari jalan-jalan setapak, ataupun
pertemuan sungai. Pergunakan alat-alat yang dapat menarik perhatian
Subyek seperti pada Lookouts.
Track traps
Yaitu jalur setapak atau tempat-tempat tertentu yang kemungkinan besar
akan dilalui oleh korban karena tempat tersebut secara alamiah dan naluri,
besar kemungkinannya akan dipilih atau dilewati korban, misal jalur air, mata
air, gua, tempat datar dsb. Tim pencari dapat membuat jebakan buatan,
misal dengan menggemburkan tanah disekitar jalur. Periksalah secara
berulang area itu secara berkala untuk melihat jejak korban.

String lines
Lookouts, camp-in, khususnya akan efectif pada daerah-daerah terbuka
dimana luas pandang baik. Di daerah yang bersemak lebat, Tagged string
lines (bentangan tali yang bertanda) akan lebih efectif untuk menjebak
Subyek dan mengarahkan ke jalur setapak/pos SAR, selain juga string lines
dapat difungsikan untuk membatasi search area, dan menandai sektor
pencarian di daerah yang berhutan rapat.
Detection
Hasty Search
Pemeriksaan informal secepat mungkin pada daerah-daerah yang dicurigai
berdasarkan analisa dari data darurat. Ini dilakukan pada awal operasi
pencarian, dimana tim kecil (3 hingga 5 personil yang berpengalaman)
bergerak cepat (sebagai tim pencari pendahulu) memeriksa daerah-daerah
yang dicurigai, seperti patahan sungai, menyusur jalan-jalan cabang yang
umumnya dipilih oleh Subyek, alur-alur sungai (dari beberapa kasus, ada
kecenderungan dari subyek untuk memilih jalur turun gunung adalah
berjalan di tepi sungai dan menjadikan alur sungai sebagai guide, bahkan ada
yang nekad dengan berjalan didasar sungai).

Selain memeriksa beberapa titik duga, tim kecil ini juga akan banyak
membantu OSC/SMC dalam merencanakan search area.
Open Grid
Kriterianya adalah efisiensi, pemeriksaan yang cepat dan sistematis atas area yang luas, dengan metode
penyapuan yang akan menghasilkan hasil akhir yang tinggi dari setiap pencari per jam kerjanya. Nama lain dari
tipe ini adalah open grids (pencarian grid renggang / penyapuan renggang).
Metode ini digunakan pada :
Tahap awal operasi pencarian, terutama bila jangka waktu orang yang bertahan hidup diperkirakan sangat
pendek
Bila areal pencarian luas dan tidak ada areal tertentu yang dapat dicurigai dan tidak tersedia cukup tenaga
pencari yang dapat mengcover keseluruhan area.
Sasaran metode ini adalah :
pencarian yang tepat dan cepat pada areal yang luas.
Teknik yang digunakan
Sebuah tim kecil yang terdiri dari 3-6 orang, yang sejajar dengan jarak yang cukup lebar antara 10 meter
sampai 20 meter dengan arah yang telah ditentukan.
Ada baiknya ada seorang pemimpin tim yang bergerak mengawasi penyapuan, tugasnya :
Memperhatikan apakah penegang kompas dapat menjaga sudut kompas yang sejajar.
Mengatasi hal-hal yang muncul mendadak.
Memeriksa penemuan – penemuan yang ditemukan oleh tim.
Ada cara umum untuk mencegah regu pencari saling tumpang tindih satu sama lain atau tidak bisa menjaga
jarak yang telah ditentukan diantara mereka yaitu dengan memakai pita atau ribbon dan menggunakan
kompas.
Pada metode I dan II pada selang waktu tertentu regu berhenti untuk memperhatikan sekilas sekitarnya serta
memanggil survivor sambil menanti kemungkinan jawaban.
Close Grid
Kriterianya adalah kecermatan, pencarian dengan sistematika yang ketat atas
area yang lebih kecil menggunakan metode penyapuan yang cermat.
Dinamakan juga close grids (pencarian grid rapat/ penyapuan rapat).
Metode ini digunakan pada :
Kemungkinan objek yang ditemukan dalam areal pencarian pada metode
tipe II, lebih rendah dari apa yang diharapkan
Bila areal pencarian terbatas dan tenaga yang tersedia mencukupi
Sasaran metode ini adalah pencarian yang cermat atas areal yang spesifik
Teknik yang digunakan :
Penyapuan dengan jarak yang sempit. Jumlah anggota tim 3 – 9 orang
dengan jarak kira-kira antar personil 3 meter sampai 5 meter. Pita-pita atau
string line banyak digunakan untuk mengontrol dalam memberi tanda yang
jelas antara areal yang sudah dicari dan yang belum
Tracking
Yaitu mengikuti dan melacak jejak yang ditinggalkan oleh survivor atau
pelacakan terhadap barang-barang yang tercecer dari survivor.
Tracking bisa benar-benar dilakukan oleh orang – orang yang terlatih
dan berpengalaman serta mempunyai kemampuan melacak yang tinggi
antara lain membaca jejak, medan peta kompas, mengerti maksud dan
tujuan korban, makna dari benda-benda yang terjatuh dan sengaja
ditinggal korban atau dengan menggunakan anjing pelacak.
Evacuation
Usaha memberi perawatan darurat dan memindahkan Subyek ke tempat
penampungan yang layak (catatan: untuk operasi ESAR di gunung sebaiknya
disediakan tim khusus untuk Evakuasi Medan Sulit mengingat situasi medan
di gunung)
Tiga hal pokok yang harus dilakukan pencari apabila berhasil menemukan
Survivor dalam keadaan hidup:
A. Memberikan pertolongan pertama bila diperlukan. Dalam hal ini
personil harus benar-benar memiliki kemampuan pertolongan pertama,
karena kalau salah menangani akan mengakibatkan korban bertambah parah
bahkan bisa meninggal.
B. Meyakinkan pada survivor bahwa Ia akan selamat
C. Mengabarkan ke pangkalan pengendali tentang kondisi dan lokasi
ditemukannya survivor.
Bila survivor dalam keadaan meninggal :
A. Tidak boleh merubah posisi survivor sebelum ada perintah dari SMC.
B. Menjaga survivor dari segala gangguan yang mungkin terjadi
C. Melaporkan ke pangkalan untuk dievakuasi

Anda mungkin juga menyukai