Anda di halaman 1dari 3

TEKNIK PENGGUNAAN E-SAR

1. Preliminary Mode
Cara/teknik pendahuluan dengan mencari atau mengumpulkan data dan
informasi subjek mulai dari tim pencari dimintakan bantuannya sampai
kedatangannya ke lokasi. Terbentuknya formasi rencana pencarian awal,
perhitungan dan perkiraan posisi subjek yang hilang.
2. Confinement Mode
Cara/teknik membuat garis batas untuk mengurung subjek yang hilang agar
tetap berada dalam area pencarian. Kapan digunakan :
a. Pada awal operasi pencarian
b. Bila salah perhitungan, maka subjek akan bergerak lebih jauh
Metode yang digunakan :
a. Trail block
Tim kecil dengan kemampuan handal diberi tugas menutup semua jalan
setapak. Tugasnya mencatat setiap orang yang masuk dan keluar area
pencarian.
Catatan : Tempat tidak boleh kosong
b. Road block
Tim pencari bertugas menutup jalan utama yang diperkirakan kemungkinan
subjek akan melalui jalan tersebut. Tugasanya mencatat setiap orang yang
keluar masuk area pencarian, biasanya tugas ini dikerjakan oleh kelompok hobi
(seperti : penggemar jeep, harley, dll).
c. Look out
Tim pencari ditempatkan pada posisi yang dapat mengamati daerah yang
cukup luas atau ekstrim sehingga dapat melihat jauh dan berusaha memancing
atau menarik subjek untuk mendekat.
Cara menarik perhatian subjek: membuat asap, bunyi–bunyian, lampu, dll
d. Camp in
Tim pencari ditempatkan di cabang pertemuan jalan setapak atau pertemuan
sungai yang memungkinkan tempat tersebut jadi perhatian subjek untuk ke
lokasi tersebut.
e. Track traps
Tim pencari yang bertugas menjebak subjek dengan memperhatikan jejak–
jejak yang dilaluinya dan melakukan pengecekan secara periodik.
f. String line
Tim pencari membuat bentang tali untuk menarik perhatian subjek. Teknik
ini umumnya digunakan pada daerah berpohon lebat dan bersemak.
3. Detection Mode
Cara/teknik dengan memeriksa tempat–tempat yang dicurigai bila dirasa perlu
maka pencarian dapat dilakukan dengan cara penyapuan diperhitungkan untuk
menemukan subjek atau barang ceceran subjek.
Metode ini terbagi menjadi:
a. Tipe I
✓ Pencarian dengan memeriksa area yang diduga terdapat subjek
✓ Pencarian dilakukan tergesa–gesa
✓ Hasil penyelidikan untuk rencana pencarian selanjutnya.
✓ Kapan digunakan :
 Pada awal operasi pencarian
 Setiap saat untuk memeriksa area yang diyakini belum tersapu serta
untuk pemeriksaan ulang.
 Metode yang digunakan dengan mobilisasi tinggi mengecek : jalan
setapak, sungai, daerah/ medan yang sulit, dll.
b. Tipe II
✓ Pencarian dilakukan dengan cepat dan sistematis pada daerah yang luas
dengan personil terbatas.
✓ Teknik pencarian dengan penyapuan yang akan menghasilkan
kemungkinan ketamu subjek atau ceceran cukup tinggi.
✓ Kapan digunakan :
 Pada awal operasi pencarian
 Pada situasi search area yang luas dan tidak ada daerah khusus
yang bisa di identifikasi.
c. Tipe III
✓ Pencarian dilakukan dengan cermat dan sistematis serta ketat pada
daerah pencarian yang kecil dengan personil memadai
✓ Teknik pencarian dengan penyapuan yang akan menghasilkan
kemungkinan subjek cukup tinggi.
✓ Kapan digunakan :
 Bila metode tipe II sudah dilakukan
 Search area terbatas, tim pencari mencukupi
 Penemuan bukti – bukti yang pasti.
4. Tracking Mode
Cara/teknik dengan mengikuti jejak atau barang tercecer yang ditinggalkan
subjek.
5. Evacuation Mode
Cara/teknik pemberian perawatan kepada korban dan membawanya ke tempat
yang memungkinkan untuk perawatan lebih lanjut.

6. Triase
Sistem triase adalah upaya pemilahan prioritas pasien berdasarkan urgensi
dilakukannya tatalaksana dan pertimbangan sumber daya yang tersedia untuk
tatalaksana tersebut. Hal ini didasarkan pada prioritas ABC (Airway dengan
proteksi cervical spine, Breathing, Circulation dengan kontrol perdarahan).
Dalam triase perlu dilakukan pencatatan usia, tanda vital, mekanisme cedera,
urutan kejadian, dan perjalanan penyakit pada fase pra Rumah Sakit. Peningkatan
pelayanan kesehatan diperlukan pada kasus ketidakstabilan tanda vital, kelainan
jantung paru, cedera multiple, usia lanjut, dan cedera neurologis berat yang
diderita sebelumnya. Apabila terjadi peningkatan atau perburukan, dilakukan
retriase.

7. Prinsip triase
Berikut adalah prinsip -prinsip sistem triase, antara lain:
• Derajat keparahan/ancaman jiwa
Prioritas lebih diberikan kepada pasien dengan gangguan sirkulasi dan
neurologis ketimbang pasien dengan ancaman gangguan jalan napas jika dilihat
dari perspektif tingkat kemungkinan hidup.
• Derajat keparahan cedera
Sebagai contoh, prioritas lebih diberikan kepada pasien dengan fraktur terbuka
disertai perdarahan ketimbang pasien dengan fraktur tertutup salah satu tulang.
• Kemungkinan bertahan hidup
Prioritas utama tidak selalu diberikan kepada pasien dengan cedera hebat, namun
juga memerlukan pertimbangan kemungkinan bertahan hidup pasien tersebut.
• Sumber daya
Pasien dengan kebutuhan yang melebihi kapabilitas tersedianya sumber daya
mendapatkan prioritas lebih rendah hingga terpenuhinya kebutuhan sumber daya.
• Faktor waktu, jarak, dan lingkungan
Prioritas lebih diberikan kepada cedera yang dapat ditangani dalam waktu
singkat walaupun cedera tersebut tergolong ringan dan memiliki ancaman jiwa
minimal. Faktor jarak dan lingkungan menuju fasilitas kesehatan definitif menjadi
bahan pertimbangan untuk efisiensi waktu.
8. Tag triase
Tag (label berwarna dengan form data pasien) yang dipakai oleh petugas triase
untuk mengindentifikasi dan mencatat kondisi dan tindakan medik terhadap
korban.
• Prioritas Nol (Hitam) :
Pasien mati atau cedera fatal yang jelas dan tidak mungkin diresusitasi.
• Prioritas Pertama (Merah) :
Pasien cedera berat yang memerlukan penilaian cepat serta tindakan medik dan
transport segera untuk tetap hidup (misal : gagal nafas, cedera torako-abdominal,
cedera kepala atau maksilo-fasial berat, syok atau perdarahan berat, luka bakar
berat).
• Prioritas Kedua (Kuning) :
Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera yang kurang berat dan
dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat. Pasien
mungkin mengalami cedera dalam jenis cakupan yang luas (misal : cedera
abdomen tanpa syok, cedera dada tanpa gangguan respirasi, fraktur mayor tanpa
syok, cedera kepala atau tulang belakang leher tidak berat, serta luka bakar
ringan).
• Prioritas Ketiga (Hijau) :
Pasien dengan cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera,
memerlukan bantuan pertama sederhana namun memerlukan penilaian ulang
berkala (cedera jaringan lunak, fraktur dan dislokasi ekstremitas, cedera maksilo-
fasial tanpa gangguan jalan nafas, serta gawat darurat psikologis).

Anda mungkin juga menyukai