Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TRIAGE IGD

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TRIAGE IGD

Masalah : Kurangnya informasi tentang pembagian Triage IGD

Pokok Bahasan : Pengkategorian derajat kegawatan di IGD

Sub Pokok Bahasan : Contoh kasus sesuai pembagian Warna Triage

Sasaran : Keluarga Pasien

Hari/tgl : Sabtu, 26 September 2019

Pukul : 09.00 – selesai

Penyaji : dr.I Made Tisnasari , dr. IB Alit Raditya

Tempat : Ruang tunggu Poli Spesialis

A. LATAR BELAKANG
Triage adalah tindakan untuk mengelompokkan pasien/skrining berdasarkan

pada beratnya cedera yang diprioritaskan berdasarkan ada tidaknya gangguan pada

A (Airway), B (Breathing) dan C (Circulation). Triase juga mencakup pengertian

mengatur rujukan sedemikian rupa sehingga penderita mendapat perawatan

sebagaimana mestinya.
Sistem Triage adalah Proses di mana seseorang klinisi menilai tingkat urgensi

pasien.
Triage: Sistem triage adalah struktur dasar dimana semua pasien yang datang

dikategorikan ke dalam kelompok tertentu dengan menggunakan standar skala

penilaian urgensi atau struktur.


Re-triage: status klinis adalah merupakan kondisi yang dinamis. Jika terjadi

perubahan status klinis yang akan berdampak pada perubahan kategori triage, atau

jika didapatkan informasi tambahan tentang kondisi pasien yang akan

mempengaruhi urgensi (lihat di bawah), maka triage ulang harus dilakukan. Ketika

seorang pasien kembali diprioritaskan, kode triage awal dank ode triage

selanjutnya harus didokumentasikan. Alasan untuk melakukan triage ulang juga

harus didokumentasikan.
Urgensi: Urgensi ditentukan berdasarkan kondisi klinis pasien dan digunakan

untuk menentukan kecepatan intervensi yang diperlukan untuk mencapai hasil

yang optimal Tingkat urgensi adalah tingkat keparahan atau kompleksitas suatu

penyakit atau cedera. Sebagai contoh, pasien mungkin akan diprioritaskan ke

peringkat urgensi yang lebih rendah karena mereka dinilai cukup aman bagi

mereka untuk menunggu memperoleh pemeriksaan emergensi, walaupun mereka

mungkin memerlukan rawat inap di rumah sakit untuk kondisi mereka atau

mempunyai kondisi morbiditas yang signifikan dan resiko kematian.


B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 15 menit diharapkan klien

mampu memahami tentang Sistem Triage IGD

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 15 menit diharapkan klien

mampu :
a. Menyebutkan pengertian Triage
b. Menyebutkan alasan dari Pembagian Triage per Kasus
c. Menyebutkan manfaat penggunaan skala prioritas menggunakan

sistem Triage.
d. Mengetahui contoh kasus dari masing masing warna Triage

C. MATERI PENYULUHAN
a. Definisi Triage IGD
b. Mengapa di di perlukan Triage
c. Pelaksanaan Triage di RSBR
d. Contoh kasus menurut warna Triage
D. METODE PENYULUHAN

1. Ceramah

2. Diskusi

E. ALAT PENYULUHAN
1. Leaflet
F. MATERI
(Terlampir)
G. LANGKAH KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Keterangan


1 3 menit Pendahuluan Dapat menjawab

a) Memberi salam salam dan menyimak

a) Menyampaikan pokok bahasan

b) Menyampaikan tujuan
2 10 menit Isi penyampaian materi tentang Memperhatikan

a) Definisi Triage IGD

a) Mengapa di perlukan Triage

b) Pelaksanaan Triage di RsBR

c) Contoh kasus, menurut Warna Triage

3 5 menit Penutup Memperhatikan, aktif

a) Kesimpulan tanya jawab dan


b) Diskusi menjawab salam

c) Memberi salam penutup

H. SETTING TEMPAT

PENYAJI
PESERTA PESERTA PESERTA

I. RENCANA EVALUASI
a. Struktur
- Diharapkan alat penunjang saat dilakukan penyuluhan tersedia dan

sesuai dengan materi yang disajikan


- Diharapkan materi penyuluhan ringan dan mudah dimengerti oleh

sasaran penyuluhan
- Materi sudah siap dan dipelajari 3 hari sebelum penkes
- Media sudah 5 hari sebelum penkes
- Tempat sudah siap 2 jam sebelum penkes
- SAP sudah siap 5 hari sebelum penkes
b. Proses
- Diharapkan penyuluhan berjalan dengan lancar
- Peserta memperhatikan penjelasan perawat
- Peserta aktif bertanya, memberikan pendapat serta mau berpartisipasi

dalam diskusi mengenai Triage


- Media dapat digunakan secara efektif
- Diharapakan peserta penyuluhan tidak meninggalkan tempat pada saat

penyuluhan berlangsung
c. Hasil
- Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 15-20 menit diharapkan

klien mampu memahami tentang pengertian dasar Triage


- Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 15-20 menit diharapkan

klien mampu :
- Menyebutkan pengertian Triage
- Menyebutkan alasan dari Pembagian Triage per Kasus
- Menyebutkan manfaat penggunaan skala prioritas menggunakan

sistem Triage.

- Mengetahui contoh kasus dari masing masing warna Triage

Lampiran Materi

I. PENGERTIAN

Triage adalah tindakan untuk mengelompokkan pasien/skrining berdasarkan

pada beratnya cedera yang diprioritaskan berdasarkan ada tidaknya gangguan

pada A (Airway), B (Breathing) dan C (Circulation). Triase juga mencakup

pengertian mengatur rujukan sedemikian rupa sehingga penderita mendapat

perawatan sebagaimana mestinya.

Sistem Triage adalah Proses di mana seseorang klinisi menilai tingkat urgensi

pasien.

Triage: Sistem triage adalah struktur dasar dimana semua pasien yang datang

dikategorikan ke dalam kelompok tertentu dengan menggunakan standar skala

penilaian urgensi atau struktur.

Re-triage: status klinis adalah merupakan kondisi yang dinamis. Jika terjadi

perubahan status klinis yang akan berdampak pada perubahan kategori triage,

atau jika didapatkan informasi tambahan tentang kondisi pasien yang akan

mempengaruhi urgensi (lihat di bawah), maka triage ulang harus dilakukan.

Ketika seorang pasien kembali diprioritaskan, kode triage awal dank ode triage
selanjutnya harus didokumentasikan. Alasan untuk melakukan triage ulang juga

harus didokumentasikan.

Urgensi: Urgensi ditentukan berdasarkan kondisi klinis pasien dan digunakan

untuk menentukan kecepatan intervensi yang diperlukan untuk mencapai hasil

yang optimal Tingkat urgensi adalah tingkat keparahan atau kompleksitas suatu

penyakit atau cedera. Sebagai contoh, pasien mungkin akan diprioritaskan ke

peringkat urgensi yang lebih rendah karena mereka dinilai cukup aman bagi

mereka untuk menunggu memperoleh pemeriksaan emergensi, walaupun mereka

mungkin memerlukan rawat inap di rumah sakit untuk kondisi mereka atau

mempunyai kondisi morbiditas yang signifikan dan resiko kematian

PRIORITAS PASIEN

A. Prinsip-prinsip triage :

“Time Saving is Life Saving (respon time diusahakan sependek mungkin), The

Right Patient, to The Right Place at The Right Time serta melakukan yang terbaik

untuk jumlah terbanyak” dengan seleksi korban berdasarkan :

1. Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit.

2. Dapat mati dalam hitungan jam.

3. Trauma ringan.

4. Sudah meninggal.

Dari yang hidup dibuat prioritas.

Prioritas : penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan

pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul.


B. Tingkat prioritas :

1. Prioritas I (prioritas tertinggi) warna merah untuk berat dan biru untuk sangat

berat. Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah

segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar. Penanganan dan

pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan

sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak, syok

hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, combutio (luka bakar)

tingkat II dan III > 25%

2. Prioritas II (medium) warna kuning. Potensial mengancam nyawa atau fungsi

vital bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan

pemindahan bersifat jangan terlambat. Contoh: patah tulang besar, combutio

(luka bakar) tingkat II dan III < 25 %, trauma thorak/abdomen, laserasi luas,

trauma bola mata.

3. Prioritas III(rendah) warna hijau. Perlu penanganan seperti pelayanan biasa,

tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka

superficial, luka-luka ringan.

4. Prioritas 0 warna Hitam. Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat

parah. Hanya perlu terapi suportif. Contoh henti jantung kritis, trauma kepala

kritis.

C. Penilaian dalam triage

1. Primary survey (A,B,C) untuk menghasilkan prioritas I dan seterusnya.


2. Secondary survey (Head to Toe) untuk menghasilkan prioritas I, II, III, 0 dan

selanjutnya.

3. Monitoring korban akan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan pada

A, B, C, derajat kesadaran dan tanda vital lainnya.

4. Perubahan prioritas karena perubahan kondisi korban.

D. Pemimpin triage

Hanya melakukan :

1. Primary survey.

2. Menentukan prioritas.

3. Menentukan pertolongan yang harus diberikan.

Keputusan triage harus dihargai. Diskusi setelah tindakan. Hindari untuk tidak

memutuskan sesuatu. Pemimpin triage tidak harus dokter, perawat pun bisa atau

orang yang terlatih tergantung sumber daya manusia di tempat kejadian.

E. Tim triage

1. Bertanggung jawab.

2. Mencegah kerusakan berlanjut atau semakin parah.

3. Pilah dan pilih korban.

4. Memberi perlindungan kepada korban.

F. Dokumentasi/rekam medis triage


1. Informasi dasar : nama, umur, jenis kelamin, cedera, penyebab cedera,
pertolongan pertama yang telah diberikan.
2. Tanda-tanda vital : tensi, nadi, respirasi, kesadaran.
3. Diagnosis singkat tapi lengkap.
4. Kategori triage.
Urutan tindakan preoperatif secara lengkap

DAFTAR PUSTAKA
Depkes R.I. 2001. Pedoman Pengendalian Infeksi Nasokomial di Rumah Sakit. Jakarta:
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Spesialistik.

Potter, Patricia A & Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC

Schaffer, et all 2000. Device-Assosiate Nasokomial Infeksi In intensif Care Unit. USA:
American College of Physicians.

Efriani, I K. 2012. Pengaruh Supervisi Terhadap Kepatuhan Perawat Dalam


Melaksanakn Five Moment Hand Hygiene Di Ruang Triage IRD RSUP Sanglah
Denpasar. Skripsi tidak diterbitkan. Denpasar : Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Triage di RSU Bhakti Rahayu


1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan dari kegitan ini adalah pembuatan pre planning,
penyajian materi, Leaflet, tempat dan alat-alat lainnya disiapkan oleh anggota
kelompok yang dibantu oleh dr. Ni Made Tisnasari ,Pemberitahuan penyuluhan
dilakukan 10 menit sebelum penyuluhan di Poli Spesialis RSU Bhakti Rahayu.
Kemudian dilakukan pengecekan tugas masing-masing anggota, kendala yang
ada dihadapi langsung oleh penanggungjawab kegiatan.

2) Tahap pelaksanaan
Acara dilaksanakan hari Sabtu, 26 September 2019 pada pukul 09.00
Wita, dilaksanakan selama 15-20 menit. Acara dimulai dengan penyuluhan
tentang Triage yg di gunakan oleh RSU Bhakti Rahayu .

3) Evaluasi
a. Struktur
Pengunjung RSU Bhakti Rahayu yang mengikuti penyuluhan
sebanyak 5 orang.
Setting tempat sudah sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan
perlengkapan yang digunakan selama penyuluhan (leaflet) tersedia dan sudah
digunakan sebagaimana mestinya.
Penggunaan bahasa sudah komunikatif dalam penyampaian,
pengunjung RSU Bhakti Rahayu cukup paham dengan apa yang disampaikan
selama jalannya penyuluhan.

b. Proses
Pelaksanaan kegiatan pukul 09.00 – 10.00 Wita sesuai dengan jadwal
yang direncanakan. Pengunjung RSU Bhakti Rahayu yang diberikan
penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif dan mampu berdiskusi serta
mampu menjelaskan beberapa pertanyaan yg diberikan oleh moderator.

c. Hasil
o 50 % pengunjung mampu menyebutkan pengertian tentang Triage.
o 75 % Menyebutkan alasan dari Pembagian Triage per Kasus

o 50 % Menyebutkan manfaat penggunaan skala prioritas menggunakan sistem


Triage.
o 75 % Mengetahui contoh kasus dari masing masing warna Triage

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai