Anda di halaman 1dari 14

No Triage Di Indonesia ESI ATS

1. Definisi Triage suatu system untuk Emergency Severity Index (ESI) Australian Triage Scale (ATS)
mengkaji memprioritaskan pasien merupakan instrumen triase merupakan skala yang digunakan
di IGD sesuai dengan kondisi yang andal dan valid untuk untuk mengukur urgensi klinis
klinis dan tepat waktu. instalasi gawat darurat (IGD). sehingga paten terlihat pada
Emergency Severity Index (ESI) waktu yang tepat, sesuai dengan
Di Indonesia, istilah triage juga di adalah salah satu algoritma urgensi klinisnya.
sebut triase. Kedua istilah tersebut triase gawat darurat yang paling
memiliki esensi yang sama, yaitu populer di Amerika Serikat dan
istilah untuk menyortir atau semakin luas diadopsi secara
menggolongkan pasien internasional.
berdasarkan berat cedera dan untuk Triase ESI dikenal sangat simpel
menentukan jenis perawatan dan penggunaannya tidak perlu
berdasarkan tingkat menunggu dokter triase karena
kegawatdaruratan trauma, dapat dilakukan oleh seorang
penyakit, dan cedera perawat triase.

2. Tujuan Tujuan untuk menetapkan kondisi Tujuannya untuk meningkatkan Tujuan pelatihan adalah untuk
yang paling mengancam nyawa keselamatan dan efisiensi meningkatkan konsistensi peserta
agar dapat mengerahkan segala pelayanan IGD. dalam menetapkan kategori triase
daya upaya dan fokus untuk meningkatkan akurasi triase di dan menurunkan lama pasien
melakukan pertolongan medis pada IGD karena pasien dengan berada di UGD.
pasien sampai keluhan pasien dan resiko tinggi masuk ke dalam
semua parameter hemodinamik kategori ESI 1 dan 2 meningkat
terkendali. setelah implementasi triase ESI.

3. Langkah-langkah 1. Pasien datang


diterima A: Apakah pasien membutuhkan ATS Kategori 1 keadaan
mengancam kehidupan harus
petugas atau paramedic intervensi penyelamatan jiwa
segera di lakukan tindakan.
UGD segera: Jika ya, pasien masuk ke Gambaran klinis :
henti jantung, henti napas,
2. Diruang triase dilakukan ESI level 1. Jika tidak, lanjutkan
Distress pernapasan dll.
anamneses dan ke poin keputusan B ATS Kategori 2 penilaian dan
pemeriksaan singkat dan B: Apakah pasien dalam pengobatan dalam waktu 10 menit
(sering secara Bersamaan)
cepat (selintas) untuk kondisi berisiko tinggi, Ancaman terhadap kehidupan /
menentukan derajat disorientasi, kebingungan, organ tubuh akan rusak atau
gagal jika tidak di lakukan
kegawatannya oleh distress, atau sangat nyeri: Jika tindakan dalam 10 menit.
perawat. ya, pasien masuk ESI level 2. Gambaran klinis :
3. Bila jumlah penderita / Jika tidak, lanjutkan ke poin Risiko gangguan jalan napas,
sesak napas, sirkulasi terganggu.
korban yang ada lebih dari keputusan C ATS Kategori 3
Pemeriksaan dan pengobatan
50 orang, maka triase dapat C: Apakah pasien dalam waktu 30 menit. dan
dilakukan di luar ruang memerlukan pemeriksaan berpotensi mengancam
kehidupan.
triase (di depan gedung penunjang: Jika tidak, pasien
Gambaran klinis :
IGD) masuk ESI level 5. Jika butuh 1 Hipertensi berat, kehilangan
4. Penderita dibedakan pemeriksaan, pasien masuk ESI banyak darah, napas pendek dll.
ATS Kategori 4 
menurut kegawatannya level 4. Jika butuh banyak Pemeriksaan dan pengobatan di

dengan memberi kode pemeriksaan, lanjutkan ke poin mulai dalam waktu 60 menit dan
berpotensi mengacam kehidupan.
keputusan D
warna Gambaran klinis :
Perdarahan sedang.cedera dada
a) Segera – Immediate D: Apakah ada kelainan
tanpa gangguan pernafasan.
(MERAH). Pasien pada tanda-tanda vital pasien: ATS Kategori 5 (Less Urgent)
mengalami cedera Jika ya, pasien masuk ESI level Penilaian dan pengobatan dimulai
dalam waktu 120 menit
mengancam jiwa yang 2. Jika tidak, pasien masuk ESI Gambaran klinis :
level 3 Nyeri ringan, risiko ringan, dan
kemungkinan besar dapat
tidak ada gejala klinis.dll
hidup bila ditolong segera.
b) Tunda-Delayed (kuning)
pasien memerlukan
tindakan defintif tetapi
tidak ada ancaman jiwa
segera. Misalnya :
Perdarahan laserasi
terkontrol, dsb.
c) Minimal (hijau). Pasien
mendapat cedera minimal,
dapat berjalan dan
menolong diri sendiri atau
mencari pertolongan.
Misalnya : Laserasi minor,
memar dan lecet, luka
bakar superfisial.
d) Expextant (hitam). Pasien
mengalami cedera
mematikan dan akan
meninggal meski mendapat
pertolongan. Misalnya :
Luka bakar derajat 3
hampir diseluruh tubuh,
kerusakan organ vital, dsb.
e) Penderita/korban
mendapatkan prioritas
pelayanan dengan urutan
warna : merah, kuning,
hijau, hitam.
f) Penderita/korban kategori
triase merah dapat langsung
diberikan pengobatan
diruang tindakan UGD.
Tetapi bila memerlukan
tindakan medis lebih lanjut,
penderita/korban dapat
dipindahkan ke ruang
operasi atau dirujuk ke
rumah sakit lain.
g) Penderita/korban kategori
triase kuning yang
memerlukan tindakan
medis lebih lanjut dapat
dipindahkan ke ruang
observasi dan menunggu
giliran setelah pasien
dengan kategori triase
merah selesai ditangani.
h) Penderita kategori triase
hijau dapat dipindahkan ke
rawat jalan, atau bila sudah
memungkinkan untuk
dipulangkan, maka
penderita/korban dapat
diperbolehkan untuk
pulang.
i) Penderita kategori triase
hitam dapat langsung
dipindahkan ke kamar
jenazah.
4. Hal-ha yang Prinsip triage Emergency Severity Index (ESI) 1. Triase adalah titik kontak
harus memiliki 5 skala prioritas yaitu: pertama pasien pada saat
Triage seharusnya segera dan
diperhatikan 1) Prioritas 1 (label biru) kedatangan di IGD.
tepat waktu, penanganan dengan merupakan pasien-pasien 2. Untuk mengurangi antrian,
dengan kondisi yang proses triase dan registrasi
segera dan tepat waktu akan
mengancam jiwa (impending dilakukan secara simultan atau
mengatasi masalah pasien dan life/limb threatening problem) gunakan pendaftaran mobile (di
sehingga membutuhkan tindakan sisi tempat tidur pasien) oleh staf
mengurangi terjadi kecacatan yang
penyelematan jiwa yang segera. administrasi.
di akibatkan oleh kerusakan organ. Parameter prioritas 1 adalah 3. Triase di lakukan tidak >5
semua gangguan signifikan pada menit.
Pengkajian harus adekuat dan
ABCD. Contoh antara lain, 4. Setelah triase perawat senior
akurat, data yang didapatkan cardiac arrest, status epilptikus, melakukan pengkajian triase
menghasilkan diagnose masalah koma hipoglikemik dan lain- menggunakan ATS.
lain. 5. Kemudian memilah pasien ke
yang tepat, keputusan didasarkan
2) Prioritas 2 (label merah) dalam bagian-bagian ruangan
dari pengkajian, penegakan merupakan pasien-pasien IGD, bagian resusitasi/trauma,
dengan kondisi yang berpotensi akut atau sub acute. Semua
diagnose dan keputusan tindakan
mengancam jiwa atau organ pemeriksaan di IGD di selesaikan
yang diberikan sesuai kondisi sehingga membutuhkan dalam waktu 2 jam untuk
pertolongan yang sifatnya segera selanjutnya di transfer ke area
pasien.
dan tidak dapat ditunda. yang paling sesuai untuk
Parameter prioritas 2 adalah perawatan.
Klasifikasi Triage pasien-pasien haemodinamik
1. Tipe 1 : Traffic Director atau ABCD stabil dengan
or Non Nurse penurunan kesadaran tapi tidak
a. Hampir sebagian sampai koma (GCS 8-12).
Contoh prioritas 2 antara lain,
besar berdasarkan
serangan asma, abdomen akut,
system triage luka sengatan listrik dan lain-
lain.
b. Dilakukan oleh
3). Prioritas 3 (label kuning)
petugas yang tak merupakan pasien-pasien yang
membutuhkan evaluasi yang
berijasah
mendalam dan pemeriksaan
c. Pengkajian minimal klinis yang menyeluruh. Contoh
antara lain, sepsis yang
terbatas pada
memerlukan pemeriksaan
keluhan utama dan laboratorium, radiologis dan
EKG, demam tifoid dengan
seberapa sakitnya
komplikasi dan lain-lain.
d. Tidak ada 4) Prioritas 4 (label kuning)
merupakan pasien-pasien yang
dokumentasi
memerlukan satu macam sumber
e. Tidak menggunakan daya perawatan IGD. Contoh
antara lain pasien BPH yang
protocol
2. Tipe 2 : Cek Triage Cepat memerlukan kateter urine,
a. Pengkajian cepat vulnus laceratum yang
membutuhkan hecting sederhana
dengan melihat
dan lain-lain.
yang dilakukan 5) Prioritas 5 (label putih)
merupakan pasien-pasien yang
perawat beregistrasi
tidak memerlukan sumber daya.
atau dokter Pasien ini hanya memerlukan
pemeriksaan fisik dan anamnesis
b. Termasuk riwayat
tanpa pemeriksaan penunjang.
kesehatan yang Pengobatan pada pasien dengan
prioritas 5 umumnya per oral
berhubungan
atau rawat luka sederhana.
dengan keluhan Contoh antara lain, common
cold, acne, eksoriasi, dan lain-
utama
lain.
c. Evaluasi terbatas Dalam aplikasinya Australia
Triage memiliki tujuan dalam
d. Tujuan untuk
triagenya untuk membedakan
meyakinkan bahwa seberapa lama pasien dapat
menunggu untuk mendapatkan
pasien yang lebih
perawatan di emergency
serius atau cedera department sebagai evaluasi
keberhasilan. sedangkan Esi
mendapat
tidak menggunakan ekspektasi
perawatan pertama internal waktu untuk
mengevaluasi perawatan.
3. Tipe 3 : Comprehensive
ESI memfasilitasi pengambilan
Triage keputusan cepat melalui 3
pertanyaan primer:
a. Dilakukan oleh
(1) Apakah pasien ini
perawat dengan memerlukan intervensi segera?
(2) Apakah ini situasi berisiko
pendidikan yang
sesuai dan tinggi? dan
(3) Berapa banyak sumber daya
berpengalaman
yang dibutuhkan untuk
b. 4 sampai  5 sistem merawat?
kategori
Sebuah studi dari Amir pada
c. Sesuai protocol tahun 2015, ESI dapat
digunakan sebagai alat yang
valid dan dapat diandalkan
untuk menentukan tingkat
kegawatdaruratan di IGD tetapi
mungkin tidak mengungkapkan
hasil yang optimal di negara-
negara berkembang
dibandingkan dengan apa yang
telah dicapai di negara-negara
maju. Hal ini disebabkan karena
faktor sumber daya manusia
yang dianggap lebih bagus
dalam menerapkan sistem triase
ESI di negara maju dibanding
negara berkembang.

N CATS Triage Bencana di Indonesia MTS


o SALD START
1 Definisi CTAS adalah triase Model SALT Triage Metode START (Simple MTS merupakan skala yang
. dengan 5 level yang Untuk Insiden Korban triage and rapid sangat baik untuk membedakan
dikembangkan untuk Masal (Mass Casualty treatment) adalah sistem antara pasien dengan risiko
membantu tenaga Incident). SALT Triage triase yang mudah rendah dan tinggi, kematian
medis pada unit gawat singkatan (sort – assess digunakan dalam dalam jangka pendek, dan untuk
darurat – lifesaving – pemilahan mengunakan mengidentifikasi pasien yang
memprioritaskan interventions – label warna, warna akan membutuhkan rawat inap
pasien berdasarkan treatment/transport). merah merupakan setidaknya 24 jam sebelum
ketajaman dan risiko prioritas tertinggi yaitu pulang.
berbasis kolaborasi korban yang terancam
nasional dan jiwa jika tidak segera
internasional. dilakukan pertolongan
pertama. Dan sangat
efektif digunakan dalam
keadaan bencana dimana
jumlah korban lebih
banyak dari jumlah
penolong.

2 Tujuan Tujuan operasional Tujuan untuk menilai Tujuannya adalah untuk (1) Mengembangkan
. utamanya adalah sistem triase yang saat dengan cepat nomenklatur bersama.
menentukan waktu ini digunakan dan mengidentifikasi individu (2) Mengembangkan definisi
untuk pemeriksaan menggambarkan yang membutuhkan umum. (3) Mengembangkan
awal pasien oleh kekuatan dan perawatan, waktu yang metodologi triase yang kuat.
dokter. kelemahan dari sistem dibutuhkan untuk triase (4) Mengembangkan paket
ini. setiap korban kurang dari pelatihan. (5) Mengembangkan
60 detik. panduan audit untuk triase

3 Langkah- A. Step 1 : SORT 1. Kumpulkan semua 1. Identifikasi masalahnya


. langkah SALT penderita yang dapat / 2. Kumpulkan dan analisis
Dimulai dengan mampu berjalan sendiri informasi yang terkait dengan
menyortir pasien secara ke areal yang telah solusi
global melalui penilaian ditentukan, dan beri 3. Evaluasi semua alternatif dan
korban secara individu. merek label HIJAU. pilih satu untuk implementasi
Pasien yang bisa 2. Setelah itu alihkan 4. Terapkan alternatif yang
berjalan diminta untuk kepada penderita yang dipilih
berjalan ke suatu area tersisa periksa : 5. Pantau implementasi dan
tertentu dan dikaji pada 3. Pernapasan : evaluasi hasil
prioritas terakhir untuk a. Bila pernapasan
penilaian individu. lebih dari 30 kali / menit
Penilaian kedua beri label MERAH.
dilakukan pada korban b. Bila penderita tidak
yang diminta untuk bernapas maka upayakan
tetap mengikuti membuka jalan napas
perintah atau di kaji dan bersihkan jalan napas
kemampuan gerakan satu kali, bila pernapasan
secara terarah / gerakan spontan mulai maka beri
bertujuan. label MERAH, bila tidak
B. Step 2 ASSES beri HITAM.
Prioritas pertama c. Bila pernapasan
selama penilaian kurang dari 30 kali
individu adalah untuk /menit nilai waktu
memberikan intervensi pengisian kapiler.
menyelamatkan nyawa. 4. Waktu pengisian
Termasuk kapiler :
mengendalikan a. Lebih dari 2 detik
perdarahan utama; berarti kurang baik, beri
membuka jalan napas MERAH, hentikan
pasien, dekompresi perdarahan besar bila
dada pasien dengan ada.
pneumotoraks, dan b. Bila kurang dari 2
menyediakan penangkal detik maka nilai status
untuk eksposur kimia. mentalnya.
c. Bila penerangan
kurang maka periksa nadi
radial penderita. Bila
tidak ada maka ini berarti
bahwa tekanan darah
penderita sudah rendah
dan perfusi jaringan
sudah menurun.
5. Pemeriksaan status
mental :
a. Pemeriksaan untuk
mengikuti perintah-
perintah sederhana
b. Bila penderita tidak
mampu mengikuti suatu
perintah sederhana maka
beri
MERAH.
c. Bila mampu beri
KUNING.

4 Hal yang harus Pelayanan triase SALT Triage Sistem START tidak Metode ini di gunakan terutama
. di perhatikan menggunakan merupakan pemilahan harus dilakukan oleh untuk mengidentifikasi sindrom
klasifikasi Canadian korban berdasarkan penyedia layanan pasien yang datang ke instalasi
triage and scale kebutuhan terapi dan kesehatan yang sangat gawat darurat yang mengacu
(CTAS) National sumber daya yang terampil. Bahkan, dapat pada kondisi klinis seperti tanda-
guidelines dengan tersedia, yang dilakukan oleh penyedia tanda vital, tingkat kesadaran
mengklarifikasikan tujuannya adalah dengan tingkat pasien, derajat nyeri, dan derajat
pasien kedalam mengidentifikasi pasien pertolongan pertama obstruksi jalan nafas. Ketika
sistem triase lima yang membutuhkan pelatihan. pasien datang ke IGD, petugas
tingkat (level I = tindakan resusitasi triage langsung menganamnesa
resusitasi, levelII = segera, menetapkan metode tersebut pasien kemudian langsung
emergent, level III = pasien ke area mengunakan tingkat menentukan kategori pasien
urgen, level IV = perawatan untuk triase dan coding warna berdasarkan tingkat kegawatan
kurang urgen, dan memprioritaskan dalam yang mengkategorikan pasien dengan metode warna.
level V = tidak perawatan dan untuk korban bencana, yaitu :
mendesak) yang memulai tindakan a. Triase Tag Merah
didasarkan pada daftar diagnostik atau terapi. (“Immediate-
keluhan pasien. Tidak adanya delayed” atau T2
perbedaan antara atau Prioritas1) :
Hal penting yang kelompok simulasi Pasien yang
harus di miliki CTAS tatap muka dan hidupnya berbeda
adalah sebagai menonton video dalam bahaya
berikut: simulasi dapat lansung dan yang
1) utilitas dipengaruhi oleh membutukan
2) kehandalan, pengalaman berkerja pengobatan
responden sebagai segera
Dalam aplikasinya perawat di ruang b. Triase Tag
canadian Triage instalasi gawat darurat Kuning
memiliki tujuan dalam di rumah sakit yang (“tertundah-
triagenya untuk sudah terbiasa delayed” atau T2
membedakan seberapa melakukan pemilahan atau Prioritas 2) :
lama pasien dapat pasien berdasarkan Pasien yang
menunggu untuk prioritasnya walaupun hidupnya tidak
mendapatkan model SALT Triage dalam bahaya
perawatan di yang digunakan untuk langsung dan
emergency department pemilahan korban siapa yang yang
sebagai evaluasi masal di luar rumah akan
keberhasilan. sakit belum pernah membutukan
sedangkan Esi tidak mereka pelajari. Hal ini mendesak, tidak
menggunakan sesuai dengan hasil langsung,
ekspektasi internal penelitian lain tentang perawatan medis
waktu untuk triage yang menyatakan c. Triase tag Hijau
mengevaluasi ada hubungan antara (“Minimal” atau
perawatan. pengalaman pelatihan T3 atau Prioritas
dengan keterampilan 3): Pasien dengan
melakukan triage. luka ringan yang
akhirnya akan
memerlukan
pengobata
d. Triase tag Hitam
“hamil-
expectand” atau
tidak Prioritas):
Pasien yang mati
atau yang
memiliki luka
yang luas
sehingga mereka
tidak bisa
diselamatkan
dengan sumber
daya terbatas
yang tersedia.

Dapus :

Amandus Hieronimus, dkk. 2020. Nurses Assessment Accuracy and Self Confidence in Performing Short-AssessLifesaving
intervention-Treatment/Transport (SALT) Triage. Jurnal Keperawatan. Vol 11 No.2 : 121-126

Ariyana Hana & Ida Rosidawati. 2020. Literature Review: Penggunaan Triase Emergency Severity Index (Esi) Di Instalasi Gawat
Darurat (Igd). Vol 20 No 2 : 143-152

Atmojo Joko Tri, Dkk. 2019. Reliabilitas Sistem Triase Dalam Pelayanan Gawat Darurat : A Review. Jurnal Ilmiah Keperawatan.
Vol.7 No.2 : 23-31

Banoet Sofiyanti Normalinda, 2019. Efektifitas Penggunaan ATS (Australasian Triage Scale) Modifikasi Terhadap Response Time
Perawat Di Instalasi Gawat Darurat. Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.

Ernasi Dewi, Dkk. 2016. Keperawatan Gawat Darurat Ctas(Canadian Triage And Acuity Scale). Akademi Perawat Kesehatan
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat

Sirad Ryan Faisaldo, 2020. Triage Dalam Perawatan Gawat Darurat. Universitas Katolik Musi Charitas Graduate Student.

Iswahyuni Sri, Dkk. 2019. Manchester Triage System (MTS): A REVIEW. Avicenna Journal Of Health Research . Vol 2 No 2. : 82-
87
Sri Dheanindya. 2020. Asuhan Keperawatan Komunitas Dengan Penerapan Edukasi Triase Metode Start Pada Kelompok Ketahanan
Bencana Lingkungan Kelurahan (Kblk) Di Kelurahan Sapiran Kota Bukittinggi. Program Studi Pendidikan Profesi Ners Stikes
Perintis Padang

Anda mungkin juga menyukai