TRAUMA TEMBUS
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Gambar : Trauma tumpul di daerah abdomen
Gambar : Luka tusuk karena stang sepeda di quadran kanan atas
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Gambar : Luka tusuk mengenai organ liver
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
MANIFESTASI KLINIS
Kasus trauma abdomen ini bisa menimbulkan manifestasi klinis
meliputi : nyeri tekanan diatas daerah abdomen, distensi abdomen,
demam, anorexia, mual dan muntah, takikardi, peningkatan suhu
tubuh, dan nyeri spontan (NANDA NIC-NOC, 2015).
Pada trauma non-penetrasi (tumpul) biasanya terdapat adanya :
Jejas atau ruktur dibagian dalam abdomen
Terjadi perdarahan intra abdominal
Apabila trauma terkena usus, mortilisasi usus terganggu
sehingga fungsi usus tidak normal dan biasanya akan
mengakibatkan peritonitis dengan gejala mual, muntah, dan
BAB hitam (melena)
Kemungkinan bukti klinis tidak tampak sampai beberapa jam
setelah trauma
Cedera serius dapat terjadi walaupun tak terlihat tanda kontusio pada dinding
abdomen
Pada trauma penetrasi (tajam) biasanya terdapat :
1. Trauma penetrasi
Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding
abdomen, seorang ahli bedah yang
berpengalaman akan memeriksa lukanya secara
lokal untuk menentukan dalamnya luka.
Pemeriksaan ini sangat berguna bila ada luka
masuk dan luka keluar yang berdekatan.
Skrinning pemeriksaan rontgen
IVP atau Urogram Excretory dan CT Scanning
Uretrografi.
Sistografi
Penanganan pada trauma benda tumpul di rumah
sakit :
Dasar pemeriksaan fisik ‘head to toe’ harus dilakukan dengan singkat tetapi
menyeluruh dari bagian kepala ke ujung kaki.
Pengkajian data dasar menurut Brunner & Suddart (2001), adalah :
1. Aktifitas/istirahat
Data Subyektif : Pusing, sakit kepala, nyeri, mulas,
Data Obyektif : Perubahan kesadaran, masalah dalam keseim Bangan cedera
(trauma)
2. Sirkulasi
Data Obyektif: kecepatan (bradipneu, takhipneu), polanapas (hipoventilasi,
hiperventilasi, dll).
3. Integritas ego
Data Subyektif : Perubahan tingkah laku/ kepribadian (tenang atau dramatis)
Data Obyektif : Cemas, Bingung, Depresi.
4. Eliminasi
Data Subyektif : Inkontinensia kandung kemih/usus atau mengalami gangguan
fungsi.
5. Makanan dan cairan
Data Subyektif : Mual, muntah, dan mengalami perubahan Selera makan.
Data Obyektif : Mengalami distensi abdomen.
6. Neurosensori.
Data Subyektif : Kehilangan kesadaran sementara, vertigo
Data Obyektif : Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan status
mental,Kesulitan dalam menentukan posisi tubuh.
7. Nyeri dan kenyamanan
Data Subyektif : Sakit pada abdomen dengan intensitas dan lokasi yang berbeda,
biasanya lama.
Data Obyektif : Wajah meringis, gelisah, merintih.
8. Pernafasan
Data Subyektif : Perubahan pola nafas.
9. Keamanan
Data Subyektif : Trauma baru/ trauma karena kecelakaan.
Data Obyektif : Dislokasi gangguan kognitif. Gangguan rentang gerak.
1. Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
perdarahan
2. Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau
luka penetrasi abdomen.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan,
tidak adekuatnya pertahanan tubuh.
4. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi dan perubahan
status kesehatan
5. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan
fisik
JURNAL TERKAIT
HUBUNGAN PENATALAKSANAAN OPERATIF TRAUMA ABDOMEN DAN
KEJADIAN LAPAROTOMI NEGATIF DI RSUP PROF. DR. R.D.KANDOU
MANADO, 2016
INDAH J. UMBOH, HEBER B. SAPAN, HARSALI LAMPUS B
SIMPULAN: TIDAK TERDAPAT HUBUNGAN ANTARA JENIS TRAUMA
DENGAN LAPAROTOMI
NEGATIF.LAPAROTOMI SELEKTIF DAPAT DILAKUKAN PADA KASUS
TRAUMA ABDOMEN UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA LAPAROTOMI
NEGATIF