Search and Rescue (SAR) adalah kegiatan pencarian dan penyelamatan yang
bertujuan untuk menemukan dan menyelamatkan orang yang hilang atau terluka. Navigasi
darat dan penggunaan GPS (Global Positioning System) merupakan dua aspek kunci dalam
pelaksanaan operasi SAR.
Navigasi Darat:
1. Peta Topografi :
- Penggunaan peta topografi menjadi dasar navigasi darat.
- Menyediakan informasi detail mengenai kontur tanah, sungai, dan elemen penting
lainnya.
2. Bantuan Navigasi :
- Kompas: Penting untuk menentukan arah dan menjaga orientasi.
- Alat pengukur jarak seperti odometer dan pengukur langkah dapat membantu
dalam pergerakan.
4. Komunikasi :
Memiliki sistem komunikasi yang efektif antara anggota tim SAR sangat penting.
2. Peralatan GPS :
- Penerima GPS portabel atau perangkat yang terintegrasi dalam peralatan komunikasi
modern.
- Pemantauan posisi real-time membantu tim SAR untuk melacak pergerakan dan
memperkirakan lokasi korban.
4. Pelatihan:
- Pelatihan dalam penggunaan GPS dan navigasi darat sangat penting bagi anggota tim
SAR untuk meningkatkan keterampilan mereka.
6. Tahapan Evakuasi:
Penyelamatan Pertama (First Responder) :
- Melakukan langkah-langkah awal penyelamatan dan pertolongan pertama.
- Penyelamatan Secara Bertahap :
- Melakukan evakuasi secara bertahap dengan memperhatikan keselamatan korban
dan penolong.
WATER RESCUE
Pengertian
– Kram/kejang otot
– Panik
– Faktor kesehatan
– Bunuh diri
Berani
Punya niat
Sehat jasmani dan rohani
Bisa berenang
Punya kemampuan untuk menolong (berpengetahuan)
Fisik yang sehat
Percaya diri
Keahlian
A) Pengamatan
Jika ingin memotong atau menyeberang air jangan 90 derajat tetapi ikuti arus.
a) Raih
Raih korban dengan tangan/alat tertentu jika korban belum terlalu jauh dengan
kita. Usahakan memakai alat yang bisa terapung.
b) Lempar
Lempari korban dengan benda yang bisa terapung dan tarik korban pelan-pelan.
Lalu angkat korban keluar dari air.
c) Dayung
Dekati korban dengan perahu lalu angkat korban dari dalam air ke atas perahu.
d) Renang
Dekati korban dengan berenang. Tarik korban dari belakang dan tenangkan.
Bawa korban keluar dari air.
1. Reach (Pertolongan yang dilakukan dari / pinggir kolam / dermaga dengan cara
meraih korban karena posisinya di pinggir atau dengan menggunakan alat sepeti
galah, kayu, dan lain-lain).
2. Throw (Lanjutan dari metode reach dimana pertolongan dengan cara melempar
alat apung dan penolong berada pada daerah aman).
3. Row (Pertolongan yang dilakukan jika kedua langkah diatas sudah tidak dapat
dilakukan, maka penolong harus mendekat kearah korban dengan menggunakan
kapal kecil untuk mendekat ke korban lalu melakukan reach / throw).
5. Tow / Carry (Paling beresiko tinggi bagi penolong, karena harus langsung
kontak dengan korban).
– Galah – Pelampung
sebuah sistem proteksi gedung terhdapat bahaya bencana kebakaran dengan menggunakan
banyak jenis media. Dalam beberapa sistem proteksinya, beberapa media yang digunakan untuk
fire fighting adalah sistem fire hydrant, fire sprinkler, dan fire alarm sistem.
APAR foam, berfungsi untuk memadamkan api pada kelas tipe A, B, dan D
APAR Dry Chemical Powder, berfungsi untuk memadamkan api pada kelas tipe
A, B, C, dan E
APAR CO2, berfungsi untuk memadamkan api pada kelas tipe B, C, D, dan E
2. Pemadam portable
Sama halnya dengan APAR. Pemadam portable ini juga mudah dibawa kemana-mana dan
dioperasikan oleh satu orang saja. Umumnya, pemadam portable ini berukuran satu hingga dua
kilogram saja, maka tak heran jika ini digunakan sekali saja untuk memadamkan api berukuran
kecil. Setelah dipakai, biasanya ini perlu untuk diisi ulang lagi.
Yaitu tipe alat pemadam yang dapat digunakan secara otomatis. Biasanya ini dipasang di
plafon. Alat ini akan berfungsi jika terdapat asap atau api yang terdeteksi oleh sensor
Alat pemadam ini biasanya ditempatkan di area pengisian bahan bakar. Beratnya mencapai 20-
80 kg, sehingga membutuhkan lebih dari dua orang untuk mengoperasikannya.
5. Hydrant
Alat pemadam ini berfungsi sebagai sumber air saat terjadi kebakaran. Biasanya ini
ditempatkan di area tertentu di trotoar.
Itulah lima tipe alat pemadam yang umum digunakan untuk menangani musibah kebakaran.
Mencegah kebakaran akan jauh lebih baik daripada memadamkannya.
Proses penelitian dan evaluasi kejadian kebakaran untuk menentukan penyebab, dampak, dan
tindakan pencegahan.
A. Pengumpulan Data
Penyebab Kebakaran:
1. Perilaku Api:
Pengaruh Cuaca:
Faktor Manusia:
Faktor Struktural:
Pencegahan Kebakaran:
A. Metode Investigasi
Pendekatan Ilmiah:
Kasus-Kasus Terkenal:
Tinjauan singkat terhadap beberapa kasus kebakaran terkenal dengan analisis penyebab dan
pelajaran yang diambil.
V. Kesimpulan
Analisis kebakaran menjadi kunci untuk memahami sebab-sebab kejadian tersebut dan
memberikan kontribusi positif terhadap pencegahan kebakaran di masa depan.
Tanggap darurat kebakaran adalah serangkaian tindakan yang harus diambil ketika
terjadi kebakaran untuk meminimalkan risiko, melindungi diri dan orang lain, serta
memberikan bantuan kepada korban. Berikut adalah panduan untuk tanggap darurat kebakaran:
4. Hindari Asap:
benda, dan lingkungan. Berikut adalah beberapa aspek penting dari manajemen
penanggulangan kebakaran:
1. Perencanaan Kebakaran:
- Menyusun rencana darurat kebakaran yang mencakup tata cara evakuasi, lokasi peralatan
pemadam kebakaran, dan komunikasi darurat.
-Pemeliharaan Peralatan:
- Memastikan peralatan pemadam kebakaran dalam kondisi baik dan teratur diperiksa.
- Pemasangan dan pemeliharaan peralatan deteksi kebakaran seperti alarm asap dan sprinkler.
- Pelatihan Reguler:
- Melakukan pelatihan rutin kepada staf mengenai prosedur evakuasi, penggunaan pemadam
kebakaran, dan pertolongan pertama.
-Simulasi Evakuasi:
- Melakukan simulasi evakuasi secara berkala untuk memastikan kesiapan dan keefektifan
rencana darurat.
- Pemeriksaan Rutin:
- Melakukan pemeriksaan rutin terhadap bangunan, instalasi listrik, dan sistem penanggulangan
kebakaran.
- Audit Keselamatan:
- Melakukan audit keselamatan kebakaran secara berkala oleh pihak yang kompeten.
5. Pengelolaan Risiko:
6. Komunikasi Darurat:
- Membangun sistem komunikasi darurat yang efektif dan memastikan semua orang dapat
menerima informasi penting.
- Tim Investigasi:
- Penetapan Peran:
- Menetapkan peran dan tanggung jawab yang jelas untuk anggota staf terkait dengan
penanggulangan kebakaran.
9. Kesadaran Masyarakat:
- Pendidikan Masyarakat:
9. Evaluasi Pasca-Rescue :
- Analisis Keberhasilan dan Pembelajaran :
- Mengevaluasi proses penyelamatan secara menyeluruh dan mengidentifikasi
area untuk perbaikan.
- Peningkatan Keterampilan:
- Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan keterampilan dan respons tim
di masa mendatang.
Vertical rescue memerlukan penolong yang terlatih dan peralatan yang memadai.
Dengan pendekatan yang hati-hati, komunikasi yang efektif, dan pemahaman mendalam
terhadap teknik dan peralatan, penyelamatan di ketinggian dapat dilaksanakan dengan efisien
dan aman.
VERTIKAL RESCUE
Vertikal rescue merupakan salah satu teknik dalam operasi SAR yang difokuskan
pada penyelamatan di daerah yang sulit dijangkau secara horizontal, seperti tebing, jurang,
atau bangunan tinggi. Teknik ini memerlukan keahlian khusus dan peralatan yang dirancang
untuk mengatasi tantangan vertikal. Dalam materi ini, kita akan membahas prinsip-prinsip
dasar, peralatan, dan prosedur yang terlibat dalam vertikal rescue.
1. Peralatan Utama :
b. Helmet (Helm) :
Helm diperlukan untuk melindungi kepala dari potensi bahaya jatuh benda atau
batuan kecil selama penyelamatan.
f. Anchors (Angkur) :
Poin penahan atau angkur yang kuat diperlukan untuk memastikan stabilitas
selama penyelamatan vertikal
3. Prinsip-Prinsip Penting:
a. Komunikasi:
Komunikasi yang efektif antara rescuer dan tim sangat penting. Pemahaman
perintah dan sinyal komunikasi standar sangat diperlukan.
b. Evaluasi Risiko :
Evaluasi risiko harus dilakukan sebelum memulai penyelamatan. Identifikasi
potensi bahaya dan membuat perencanaan yang meminimalkan risiko.
c. Pelatihan:
Rescuer harus menjalani pelatihan khusus dalam vertikal rescue, termasuk
teknik mengamankan tali, penggunaan alat pengaman, dan pengetahuan tentang
medan vertikal.
Kesimpulan
d. bahwa . . .
-2-
Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28A, dan Pasal 28I ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
dan
BAB I
KETENTUAN
UMUM
Pasal 1
3. Siaga . . .
-3-
10. Kondisi . . .
-4-
17. Petugas . . .
-5-
Pasal 2
BAB II
Pasal 3
kemanusiaan;
kebersamaan;
kepentingan umum;
keterpaduan;
efektivitas;
efisiensi berkeadilan;
kedaulatan; dan
nondiskriminatif.
Pasal 4
Penyelenggaraan Pencarian dan Pertolongan bertujuan:
b. mencegah . . .
-6-
BAB III
Pasal 5
Pasal 6
Penyelenggaraan Pencarian dan Pertolongan meliputi:
kelembagaan;
pendanaan;
ketentuan pidana.
Pasal 7 . . .
-7-
Pasal 7
Kecelakaan;
Bencana; dan/atau
Pasal 8
Pasal 9
pengaturan;
pengendalian; dan
pengawasan.
memberi . .
.
-8-
BAB V
Pasal 10
perkembangan . . .
-9-
Pasal 11
Pasal 12
BAB IV . . .
- 10 - BAB VI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18 . . .
- 11 -
Pasal 18