Transportasi korban adalah kegiatan untuk mengangkut korban dari lokasi bencana ke
fasilitas kesehatan yang memadai dengan proses yang aman dan tepat.1 Transportasi
korban bertujuan untuk membantu dalam proses penanganan korban serta
meminimalisir terjadinya kecacatan dan kematian.2 Terdapat dua prinsip transportasi
korban. Pertama, korban dirujuk hanya dalam keadaan stabil, di mana keadaan korban
tidak memburuk dan tidak akan menyebabkan kematian sepanjang perjalanan. Kedua,
perawatan korban harus tetap optimal sepanjang perjalanan. Korban harus didampingi
oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan pertolongan ABC (airway,
breathing, circulation) dan keahlian lainnya yang sesuai dengan kebutuhan korban.3
Untuk menunjang dan mempermudah proses transportasi korban, ada beberapa alat
yang dapat digunakan. Alat bantu yang digunakan untuk membantu tranportasi
korban:10
- Tandu
Alat untuk mengangkat dan memindahkan korban untuk dibawa. Korban
berbaring di atas tandu, kemudian tandu tersebut diangkat dan dipindahkan oleh
beberapa orang.
- LSP
Tandu untuk memindahkan korban sekaligus alat fiksasi, biasa digunakan pada
korban dengan fraktur servikal. Korban dipindah dengan teknik log roll dan
memposisikan korban ke arah penyelamat, lalu korban diletakkan secara
bersamaan dengan tandu. Setelah itu, pengaman tali laba-laba dipasang, fiksasi
kepala, dan korban dipindahkan ke tandu ambulans.
- Scoop stretcher
Tandu ini biasa digunakan untuk memindahkan korban dengan akses terbatas.
Tandu ini mudah digunakan dalam keadaan tersebut karena perangkatnya dapat
dipisah dan terdapat strap untuk menahan posisi korban. Tandu ini sebaiknya
tidak digunakan pada korban cedera servikal.
Referensi