Anda di halaman 1dari 11

Luka dan pendarahan

Arteri mayor merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung ke

berbagai organ yang ada di tubuh. Pulse point atau tempat perabaan nadi adalah

tempat dimana kita dapat menemukan aliran nadi dari seseorang dan

mengukurnya.1
Gambar 1 dan 2. Anatomi dan pulse point.1

Definisi luka adalah kerusakan integritas jaringan biologis, termasuk kulit, selaput

lendir, dan jaringan organ. Berbagai jenis trauma dapat menyebabkan hal ini, dan

sangat penting untuk memastikan luka dibersihkan dan dibalut dengan benar

untuk membatasi penyebaran infeksi dan cedera lebih lanjut.2

Perdarahan adalah kehilangan darah secara akut dari pembuluh darah yang rusak.

Pendarahan bisa kecil, dan juga bisa signifikan. Perdarahan dapat bersifat

eksternal atau internal.3

Ada beberapa klasifikasi luka yang terbagi menjadi empat golongan. Untuk

golongan pertama luka dianggap bersih, tidak terinfeksi, tidak ada peradangan,

dan tertutup. Jika pengeringan luka ini diperlukan, diperlukan metode

pengeringan tertutup. Selain itu, luka ini tidak masuk ke saluran pernapasan,
pencernaan, genital, atau saluran kemih. Selanjutnya yaitu golongn dua. Luka

dianggap clean - contaminated. Luka ini tidak memiliki kontaminasi yang tidak

biasa. Luka golongan dua masuk ke saluran pernapasan, pencernaan, genital, atau

saluran kemih. Namun, luka ini telah memasuki saluran ini dalam kondisi yang

terkendali. Luka golongan tiga dianggap terkontaminasi. Ini adalah luka baru dan

terbuka yang dapat diakibatkan oleh teknik interupsi steril atau kebocoran dari

saluran pencernaan ke dalam luka. Selain itu, sayatan yang dibuat yang

menyebabkan peradangan akut atau tidak bernanah dianggap sebagai luka

golongan tiga. Luka golongn empat dianggap dirty - infected. Luka ini biasanya

terjadi akibat perawatan luka traumatis yang tidak tepat.2

Menerapkan pertolongan pertama yang tepat pada luka dapat mempercepat proses

penyembuhan dan mengurangi risiko infeksi. Lepaskan semua pakaian atau

kotoran dari luka. Cari sumber perdarahan dan mungkin ada lebih dari satu

cedera. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama pada

luka dan pendarahan seperti, menyingkirkan benda penyebab luka dan pendarahan

yang terlihat jelas, tetapi jangan mencoba membersihkan lukanya. Jangan

keluarkan benda besar atau tertanam sangat dalam. Tutupi luka dengan kasa steril

atau kain bersih, tekan dengan kuat dengan telapak tangan sampai pendarahan

berhenti, dan jangan tekan pada cedera mata atau benda yang terlalu dalam.

Jangan menekan luka di kepala jika adanya patah tulang tengkorak, Bungkus luka

dengan perban tebal atau kain bersih dan tape. Angkat luka di atas ketinggian

jantung jika memungkinkan, jika memungkinan beri korban selimut agar tetap

hangat, dan yang terakhir gunakan tourniquet.4


Pembalut memiliki fungsi sebagai penekan untuk menghentikan pendarahan,

menjadi penutup, dan support untuk bagian tubuh yang cedera atau terluka.

Menutupi luka pada kulit membantu mengendalikan pendarahan dan melindungi

dari infeksi. Pembalut adalah bantalan dari kain kasa atau kain yang dapat

ditempelkan langsung pada luka untuk menyerap darah dan cairan lainnya. Perban

kain menutupi pembalut dan menahannya di tempatnya.5,6

Primary survey merupaka hal yang dilakukan pertama kali apabila menemukan

terdapat korban yang terluka, yaitu dengan melakukan metode ABCDE. Dimana

A sebagai Airway, B sebagai Breathing, C sebagi Cirulation, D sebagai

Disability, dan E sebagai Exposure. Setelah melakukan primary survey, barulah

dapat dilakukan penatalaksanaan awal dan pengobatan luka. Kemudian apabila

korban sudah dalam kondisi stabil dan tidak dalam keadaan yang darurat, kita

dapat melakukan secondary survey pada korban, dimana pada survei ini bertujuan

untuk mengetahui beberapa data korban dana pa yang membuat korban terluka.7

Luka juga bisa menjadi sekunder akibat upaya awal yang gagal pada penutupan

luka. Apa pun penyebabnya, penanganan luka awal seringkali mengikuti jalur

yang serupa. Penutupan luka yang sukses dan hasil penyembuhan seringkali

bergantung pada kepatuhan terhadap prinsip dasar penilaian luka, perawatan yang

tepat, dan penilaian ulang. Maka dari itu dibutuhkan tatalaksana awal luka yang

baik.8
Gambar 3. Bagan alir poin keputusan yang representatif dan opsi untuk

Tata laksana awal luka.8

Prinsip dasar pendarahan pada luka adalah pendarahan eksternal diatasi dengan

pemberian tekanan langsung dan pembalutan. Perlu diingat untuk jangan cabut

objek jika terdapat objek yang tertancap di luka, beri tekanan sekitar objek yang

tertancap. Pendarahan internal tidak dapat diatasi dengan first aid namun beberapa

hal yang dapat dilakukan meliputi tidak memberi makanan atau minuman pada

korban dan mengangkat kaki korban di atas level jantung jika memungkinkan.4

Penatalaksanaan perdarahan akan bervariasi berdasarkan lokasi anatomi, luasnya

cedera, presentasi pasien, dan sumber daya yang tersedia. Resusitasi dengan

cairan IV diperlukan jika pasien menunjukkan tanda-tanda hipovolemia.

Resusitasi cairan dasar adalah dengan menempatkan dua infus lubang besar, infus
normal salin atau ringer laktat dan memulai protokol transfusi. Pemberian produk

darah harus dalam jumlah yang setara (1:1:1 PRBC, FFP, trombosit) dan

ditransfusikan sesuai kebutuhan. Pasien yang menerima transfusi harus memiliki

pemantauan untuk hipotermia. Tujuan pengobatan adalah mengembalikan volume

intravaskular dan mempertahankan pengiriman oksigen sampai sumber

perdarahan dapat teratasi. Target mean arterial pressure (MAP) adalah tekanan

yang lebih besar dari 65mmHg. Untuk trauma tembus, sasaran tekanan darah

sistolik lebih besar dari 90mmHg. Untuk cedera otak, target MAP adalah 105

mmHg atau lebih tinggi, dan SBP lebih besar dari 120 mmHg. Juga penting untuk

memantau produksi asam laktat, dan asidosis metabolik yang memburuk karena

hal ini dapat menyebabkan hilangnya vasokonstriksi perifer dan kolaps

kardiovaskular. Untuk luka luar yang traumatis, tekanan langsung dan

penempatan torniket proksimal ke sumber perdarahan dapat menjadi intervensi

yang menyelamatkan nyawa.3

Luka bakar

Luka bakar adalah luka pada kulit atau jaringan organik lainnya yang terutama

disebabkan oleh panas atau karena radiasi, radioaktivitas, listrik, gesekan atau
kontak dengan bahan kimia. Meskipun semua luka bakar melibatkan kerusakan

jaringan akibat transfer energi, penyebab yang berbeda dapat dikaitkan dengan

respon fisiologis dan patofisiologis yang berbeda. Misalnya, nyala api atau

minyak panas dapat menyebabkan luka bakar yang dalam, sedangkan luka lepuh

(yaitu, dari cairan atau uap panas) cenderung tampak lebih dangkal pada awalnya,

karena cepatnya dilusi sumber dan energi.9,10

Menurut American Burn Association, ada 5 kategori luka bakar berdasarkan

kedalaman luka bakar: superfisial (first degree), ketebalan parsial superfisial

(second degree), ketebalan parsial dalam (second degree), ketebalan penuh (third

degree), dan ketebalan penuh yang dalam (fourth degree).11

Stop, drop and roll adalah teknik keselamatan kebakaran sederhana yang diajarkan

kepada anak-anak, personel layanan darurat, dan pekerja industri sebagai

komponen pelatihan kesehatan dan keselamatan. Metode ini adalah metode untuk

memadamkan api pada pakaian atau rambut seseorang tanpa, atau sebagai

tambahan, penggunaan peralatan pemadam kebakaran konvensional.12

Dasar klasifikasi luka bakar adalah kedalaman. Saat memeriksa luka bakar, ada

empat komponen yang diperlukan untuk menilai kedalaman: penampilan, pucat

karena tekanan, nyeri, dan sensasi. Luka bakar dapat dikategorikan berdasarkan

ketebalan menurut American Burn Criteria dengan menggunakan keempat elemen

tersebut. Luka bakar cenderung menjadi proses yang dinamis. Beberapa luka
bakar, terutama yang sebagian tebal, dapat berkembang selama 2 sampai 4 hari,

memuncak pada hari ke-3.13

Faktor utama yang perlu dipertimbangkan saat mengevaluasi kulit yang terbakar

adalah luasnya luka bakar (biasanya dihitung dengan persentase total body

surface area(% TBSA) yang terbakar) dan perkiraan kedalaman luka bakar

(superfisial, ketebalan sebagian, atau ketebalan penuh). Ada beberapa metode

untuk untuk mengestimasi persentase total luas permukaan tubuh yang terbakar.

Rule of nines merupakan metode dimana kepala mewakili 9%, masing-masing

lengan 9%, dada depan dan perut 18%, dada belakang dan punggung 18%,

masing-masing tungkai 18%, dan perineum 1%. Untuk anak-anak, kepala 18%,

dan kaki masing-masing 13,5%. Metode yang lebih akurat yakni Lund and

Browder Chart dimana masing-masing lengan adalah 10%, batang anterior dan

batang posterior masing-masing 13% dan persentase yang dihitung untuk kepala

dan kaki bervariasi berdasarkan usia pasien. Selanjut nya yaitu Palmar’s Surface.

Untuk luka bakar kecil, permukaan telapak tangan pasien (tidak termasuk jari)

mewakili sekitar 0,5% dari luas permukaan tubuh mereka, dan permukaan tangan

(termasuk telapak tangan dan jari) mewakili sekitar 1% dari luas permukaan tubuh

mereka.14

Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah hentikan proses pembakaran

sesegera mungkin. Ini mungkin berarti mengeluarkan orang tersebut dari area

tersebut, menyiram api dengan air, atau menutupi api dengan selimut. Jangan
menempatkan diri pada risiko terbakar juga, lepaskan pakaian dan perhiasan,

dinginkan luka bakar dengan air dingin atau hngat kuku selama 20 menit sesegera

mungkin setelah cedera. Jangan pernah menggunakan es, air es, atau krim apa pun

atau zat berminyak seperti mentega, dan yang terakhir berikan korban painkiller

seperti paracetamol atau ibuprofen.15

Menurut Kemenkes RI ada 12 kriteria rujukan luka bakar yaitu, luka bakar lebih

dari 10% Total Body Surface Area (TBSA), kedua Luka bakar lebih dari 5%

TBSA pada anak, ketiga Luka bakar full thickness lebih dari 5% TBSA, yang ke

empat luka bakar pada area khusus (Wajah, tangan, kaki, genitalia, perineum,

sendi utama, dan luka bakar yang mengelilingi ekstremitas serta luka bakar pada

dada), Luka bakar dengan trauma inhalasi, yang kelima luka bakar dengan trauma

inhalasi, ke enam luka bakar listrik, ketujuh luka bakar kimiawi, yang kedelapan

adalah luka bkar yang menyertai penyakit sebelumnya, kesembilan yaitu luk bakar

yang disertai trauma mayor, yang ke sepuluh luka bakar pada usia ekstrem: anak

sangat muda dan orang tua, ke sebelas luka bakar pada wanita hamil, dan yang

terakhir luka bakar bukan karena kecelakaan.16


Referensi

1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology.

15th ed. New Jersey: John Wiley & Sons Inc; 2017.

2. Herman TF, Bordoni B. Wound Classification. StatPearls

Publishing; 2022.

3. Johnson AB, Burns B. Hemorrhage. StatPearls Publishing; 2023.

4. Severe bleeding: First aid [Internet]. Mayo Clinic. 2022 [cited

2023 Mar 24]. Available from: https://www.mayoclinic.org/first-

aid/first-aid-severe-bleeding/basics/art-20056661

5. Dasar-dasar pembalutan, penggunaan, dan perawatannya – UKM

KSR PMI UNIT UNIVERSITAS NEGERI MALANG [Internet].

Um.ac.id. [cited 2023 Mar 24]. Available from:

http://ksr.ukm.um.ac.id/dasar-dasar-pembalutan-penggunaan-dan-

perawatannya/

6. First aid: Bandaging [Internet]. Saint Luke’s Health System. [cited

2023 Mar 24]. Available from:

https://www.saintlukeskc.org/health-library/first-aid-bandaging

7. Amirsyah M. Tatalaksana awal pasien luka. Paper presented at:

Nasional Symposium & Workshop Aceh Surgery Update 2; 2017

Sep 16-17; Banda Aceh, Indonesia.

8. Dernell WS. Initial wound management. Vet Clin North Am Small Anim

Pract [Internet]. 2006;36(4):713–38. Available from:

http://dx.doi.org/10.1016/j.cvsm.2006.04.003
9. Burns [Internet]. Who.int. [cited 2023 Mar 24]. Available from:

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/burns

10. Jeschke MG, van Baar ME, Choudhry MA, Chung KK, Gibran

NS, Logsetty S. Burn injury. Nat Rev Dis Primers [Internet].

2020;6(1):11. Available from: http://dx.doi.org/10.1038/s41572-

020-0145-5

11. Noorbakhsh SI, Bonar EM, Polinski R, Amin MS. Educational

case: Burn injury-pathophysiology, classification, and treatment.

Acad Pathol [Internet].

2021;8(23742895211057240):23742895211057240. Available

from: http://dx.doi.org/10.1177/23742895211057239

12. Raatma LT. Stop, Drop, and Roll. Capstone Press; 1999.

13. Warby R, Maani CV. Burn Classification. StatPearls Publishing;

2022.

14. Schaefer TJ, Szymanski KD. Burn Evaluation And Management.

StatPearls Publishing; 2022.

15. Burns and scalds - treatment [Internet]. nhs.uk. [cited 2023 Mar

24]. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/burns-and-

scalds/treatment/

16. Kemkes.go.id. [cited 2023 Mar 24]. Available from:

https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1610415947_84

3237.pdf

Anda mungkin juga menyukai