Anda di halaman 1dari 6

DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PADA LUKA BAKAR

1. Anamnesis : Pengambilan suatu anamnesis yang mnyeluruh merupakan tugas yang


sangat penting. Anamnesis harus mencakup semua rincian tentang kecelakaannya.

a) Waktu dan lama kontak

b) Lokasi – ruang terbuka atau tertutup (kemungkinan cedera paru lebih besar di
ruang tertutup)

c) Sumber panas – api (biasanya luka bakar dalam), air panas (jarang dengan
ketebalan penuh), dll.

d) Kemungkinan cedera lainnya ledakan dengan serpih serpih tajam atau kaca,
kecelakaan kendaraan bermotor, dll.

e) Penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya, termasuk panyakit pembuluh


koroner, DM, penyakit paru kronis, penyakit cerebrovaskuler, dan AIDS,
memperburuk prognosis sehingga perlu dicatat.

Anamnesis juga harus meliputi riwayat AMPLET yang bisa didapat dari pasien dan
keluarga:

A : Allergies (adakah alergi pada pasien, seperti obat-obatan, makanan)

M : Medications (obat-obatan yang diminum seperti sedang menjalani

Pengobatan, obat-obatan herbal, atau penyalahgunaan alkohol)

P : Previous illness (riwayat medis pasien seperti penyakit yang pernah

Diderita seperti diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, dll)

L : Last meal (obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi, dikonsumsi berapa

jam sebelum kejadian)

E : Events, hal-hal yang bersangkutan dengan sebab luka bakar (kejadian yang

menyebabkan terjadinya keluhan utama)

T : Tetanus, riwayat imunisasi

2. Berat badan sebelum terjadinya luka bakar


Cairan yang diberikan pada resusitasi bergantung pada berat badan pasien sebelum
terjadinya luka bakar. Jika pasien telah menerima volume cairan resusitasi yang cukup
besar sebelum dilakukan perhitungan cairan, maka perkirakan berat badan pasien
sebelum mengalami luka bakar dari pasien itu sendiri ataupun dari keluarga jika
memungkinkan.

3. Pemeriksaan Head to Toe


● Kepala/maksilofasial
● Cervikal spine dan leher
● Dada
● Abdomen
● Perineum, genitalia
● Punggung
● Muskuloskeletal
● Vaskular
● Neurologis

Pasien luka bakar merupakan pasien trauma dan evaluasinya perlu dilakukan secara
aman dan tangkas menurut petunjuk Advanced Trauma Life Support dari Amerika
College of Surgeons. Penyebab ketidakstabilan yang paling dini yang timbul pada pasien
luka bakar adalah cedera inhalasi yang berat, yang menimbulkan kerusakan jalan napas
atas dan obstruksi atau keracunaan karbon monoksida yang mendekati letal. Pada
pengamatan pertama harus dengan cepat dapat mengenali kesulitan-kesulitan ini. Pada
pengematan kedua yang menyeluruh dapat dideteksi adanya cedera-cedera lain yang
menyertainya. Perubahan status neurologic dapat menunjukkan adanya trauma kepala
tertutup. Tanda-tanda vital dan penilaian perifer memungkinkan interpretasi perubahan-
perubahan selanjutnya.

4. Estimasi derajat luka bakar


Berat luka bakar bergantung pada dalam, luas, dan letak luka. Usia dan kesehatan
pasien sebelumnya akan sangat mempengaruhi prognosis. Adanya trauma inhalasi
juga akan mempengaruhi berat luka bakar.
Jaringan lunak tubuh akan terbakar bila terpapar pada suhu di atas 46 oC. Luasnya
kerusakan akan ditentukan oleh suhu permukaan dan lamanya kontak. Luka bakar

2
menyebabkan koagulasi jaringan lunak. Seiring dengan peningkatan suhu jaringan
lunak, permeabilitas kapiler juga meningkat, terjadi kehilangan cairan, dan
viskositas plasma meningkat dengan resultan pembentukan mikrotrombus.
Hilangnya cairan dapat menyebabkan hipovolemi dan syok, tergantung banyaknya
cairan yang hilang dan respon terhadap resusitasi. Luka bakar juga menyebabkan
peningkatan laju metabolik dan energi metabolisme.
Semakin luas permukaan tubuh yang terlibat, morbiditas dan mortalitasnya
meningkat, dan penanganannya juga akan semakin kompleks. Luas luka bakar
dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. Ada beberapa metode cepat
untuk menentukan luas luka bakar, yaitu:
a) Estimasi luas luka bakar menggunakan luas permukaan palmar pasien. Luas
telapak tangan individu mewakili 1% luas permukaan tubuh. Luas luka bakar
hanya dihitung pada pasien dengan derajat luka II atau III.
b) Rumus 9 atau rule of nine untuk orang dewasa
Pada dewasa digunakan ‘rumus 9’, yaitu luas kepala dan leher, dada, punggung,
pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan,
paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing
9%. Sisanya 1% adalah daerah genitalia. Rumus ini membantu menaksir
luasnya permukaan tubuh yang terbakar pada orang dewasa.

3
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala anak
jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Karena perbandingan luas
permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi, dan rumus
10-15-20 untuk anak.

4
c) Metode Lund dan Browder
Metode yang diperkenalkan untuk kompensasi besarnya porsi massa tubuh di
kepala pada anak. Metode ini digunakan untuk estimasi besarnya luas permukaan
pada anak. Apabila tidak tersedia tabel tersebut, perkiraan luas permukaan tubuh
pada anak dapat menggunakan ‘Rumus 9’ dan disesuaikan dengan usia:
● Pada anak di bawah usia 1 tahun: kepala 18% dan tiap tungkai 14%. Torso dan
lengan persentasenya sama dengan dewasa.
● Untuk tiap pertambahan usia 1 tahun, tambahkan 0.5% untuk tiap tungkai dan
turunkan persentasi kepala sebesar 1% hingga tercapai nilai dewasa.

Lund and Browder chart illustrating the method for calculating the percentage
of body surface area affected by burns in children.
Kategori Penderita luka bakar :
Berdasarkan berat/ringan luka bakar, diperoleh beberapa kategori luka bakar menurut
American Burn Association :
1. Luka bakar berat/kritis (major burn)
- Derajat II-III >20% pada pasien berusia dibawah 10 tahun atau diatas usia 50
tahun.
- Derajat II-III >25% pada kelompok usia selain disebutkan di atas

5
- Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum.
- Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan luas
luka bakar
- Luka bakar listrik tegangan tinggi
- Disertai trauma lainnya
- Pasien-pasien dengan risiko tinggi

2. Luka bakar sedang (moderate burn)


- Luka bakar dengan luas 15-25% pada dewasa, dengan luka bakar derajat tiga
kurang dari 10%
- Luka bakar dengan luas 10-20% pada anak usia <10 tahun atau dewasa >40
tahun, dengan luka bakar derajat tiga kurang dari 10%
- Luka bakar dengan derajat tiga <10% pada anak maupun dewasa yang tidak
mengenai muka, tangan,kaki dan perineum.

3. Luka bakar ringan


- Luka bakar dengan luas <15% pada dewasa
- Luka bakar dengan luas <10% pada anak dan usia lanjut
- Luka bakar dengan luas <2% pada anak segala usia; tidak mengenai muka, kaki
dan perineum.

5. Pemeriksaan laboratorium
Hitung darah lengkap, elektrolit dan profil biokimia standar perlu diperoleh segera
setelah pasien tiba difasilitas perawatan. Konsentrasi gas darah dan karboksi-
hemoglobin perlu segera diukur oleh karena pemberian oksigen dapat menutupi
keparahan keracunan karbon monoksida yang dialami penderita.

Anda mungkin juga menyukai