Anda di halaman 1dari 31

LUKA BAKAR

Presentan:
Ayu Dwi Zulia
1410070100096

Preseptor :
dr. Khomeini Sp.B

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH


KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU BEDAH
RSI SITI RAHMAH PADANG
2019
PENDAHULUAN

Cedera yang cukup Luka bakar menyebabkan


sering dihadapi para hilangnya integritas kulit
dokter. dan juga menimbulkan
efek sistemik yang sangat
kompleks

Morbiditas dan derajat Selain beratnya luka bakar,


cacat yang relative tinggi umur dan keadaan
dibandingkan dengan kesehatan penderita
sebelumnya merupakan
cedera oleh sebab lain. faktor yang sangat
mempengaruhi prognosis
ANATOMI DAN FISIOLOGI
KULIT
PENGERTIAN

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar


tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh.

Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa


sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi.

Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari


letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata,
penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit
tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan
bokong.
LAPISAN KULIT
EPIDERMIS

lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler.


Terdiri dari epitel berlapis gepeng
bertanduk, mengandung sel melanosit,
Langerhans dan merkel. Tebal epidermis
berbeda-beda pada berbagai tempat di
tubuh, paling tebal pada telapak tangan
dan kaki.
DERMIS

Dermis merupakan bagian yang


paling penting di kulit yang sering
dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri
atas jaringan ikat yang menyokong
epidermis dan menghubungkannya
dengan jaringan subkutis. Tebalnya
bervariasi, yang paling tebal pada
telapak kaki sekitar 3 mm.
3. Subcutis

• Subcutis terdiri atas lobulus jaringan


lemak yang dipisahkan oleh septa yang
terdiri atas jaringan ikat kolagen dan
pembuluh darah. Lapisan ini berfungsi untuk
melindungi tubuh dari trauma mekanis dan
dingin, disamping untuk cadangan energi.
LUKA BAKAR
DEFINISI
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka
bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus
sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut.
EPIDEMIOLOGI
WHO Global Burden Disease tahun 2004 :
Diperkirakan 310.000 orang meninggal akibat
luka bakar, dan 30% pasien berusia kurang dari
20 tahun.

Di Amerika Serikat, kurang lebih 250.000


orang mengalami luka bakar setiap Di Indonesia, belum ada angka pasti
tahunnya. Dari angka tersebut, 112.000 mengenai luka bakar, tetapi dalam
penderita luka bakar membutuhkan Riskesdas tahun 2013, Indonesia
tindakan emergensi, dan sekitar 210 memiliki prevalensi luka bakar sebesar
penderita luka bakar meninggal dunia. 0,7%.
ETIOLOGI

Benda Zat
Flame Panas kimia

Radiasi scalds
Uap
Panas

Gas Aliran
Sunburn
Panas Listrik
KLASIFIKASI
DERAJAT I
- Merusak epidermis sehingga masih menyisakan
banyak jaringan untuk melakukan regenerasi
- Sembuh dalam 5-7 hari dan dapat sembuh secara
sempurna.
- Luka tampak sebagai eritema dan timbul dengan
keluhan nyeri dan atau hipersensitivitas lokal.
- Contoh luka bakar derajat I adalah sunburn.
KLASIFIKASI
DERAJAT II
- Lesi mengenai epidermis dan kedalaman dermis

- Kemerahan/ campuran bulla, epidesmis rusak, bengkak,


permukaan basah, berair, nyeri, sensitif pada udara.
- Derajat II A (Dangkal) :
- Kerusakan mengenai bagian dermis dan lapisan atas dari
dermis. Penyembuhan spontan 10-14 hari tanpa terbentuk
sikatrik.
- Derajat II B (Dalam) :
- Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis & sisa2
jaringan epitel sehat tinggal sedikit. Penyembuhan lama >1
bulan, disertai parut hipertropi.
KLASIFIKASI
DERAJAT III

- Wrna kulit bisa terlihat putih/pucat/kehitaman & kaku,


kulit rusak, tampak jaringan lemak, permukaan kering,
tidak nyeri, edema.

- Tidak tersisa jaringan epitel yang dapat menjadi dasar


regenerasi sel spontan, sehingga untuk menumbuhkan
kembali jaringan kulit harus dilakukan cangkok kulit.
Berdasarkan
Keparahan Luka Bakar

Berat Sedang Ringan


- Derajat II- > 25 % atau lebih pada org
dewasa. - Luka bakar derajat II 15 – 25 % pada
- Luka bakar derajat II <15%
- Luka bakar derajat II 20% atau lebih dewasa,
- Luka bakar derajat II <10% pada
pada anak-anak. - Luka bakar Derajat II 10-20% pada
anak2.
- Luka bakar derajat III 10% atau lebih anak2.
- Luka bakar mengenai wajah, telinga, - Luka bakar derajat III <2%
- Luka bakar dearajat III <10%
mata, genitalia/perineum.
Fase Luka Bakar
1. Fase awal/ akut/ shock
• Terjadi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit.

2. Fase setelah shock berakhir/ diatasi/ sub akut


• Bila ada luka terbuka dapat terjadi masalah inflamasi, infeksi yang dapat
menimbulkan sepsis dan penguapan cairan dan panas tubuh. (evaporatif
heat loss)

3. Fase lanjut
• Periode penutupan luka sampai maturasi. Masalah yang mungkin timbul
berupa kontraktur, jaringan parut dan deformitas jaringan/ organ.
Berat dan Luas
Luka Bakar
Berat luka bakar bergantung pada dalam, luas, dan letak luka. Luas luka
bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh.

Estimasi luas luka bakar menggunakan luas


permukaan palmar pasien. Luas telapak tangan
individu mewakili 1% luas permukaan tubuh. Luas
luka bakar hanya dihitung pada pasien dengan
derajat luka II atau III.

Rumus 9 atau rule of nine untuk orang dewasa


Metode yang
diperkenalkan untuk
kompensasi besarnya porsi
massa tubuh pada anak
INDIKASI RAWAT INAP PASIEN LUKA BAKAR

Menurut American Burn Association, diindikasikan untuk dirawat inap bila:


1. Luka bakar derajat III > 5%
2. Luka bakar derajat II > 10%
3. Luka bakar derajat II atau III yang melibatkan area kritis (wajah, tangan, kaki, genitalia,
perineum, kulit di atas sendi utama)  risiko signifikan untuk masalah kosmetik dan
kecacatan fungsi
4. Luka bakar sirkumferensial di thoraks atau ekstremitas
5. Luka bakar signifikan akibat bahan kimia, listrik, petir, adanya trauma mayor lainnya,
atau adanya kondisi medik signifikan yang telah ada sebelumnya
6. Adanya trauma inhalasi
TINDAKAN BEDAH
• Eskarotomi dilakukan juga pada luka bakar
derajat III yang melingkar pada ekstremitas atau
tubuh. Hal ini dilakukan untuk sirkulasi bagian
distal akibat pengerutan dan penjepitan dari
eskar.

• Debridemen diusahan sedini mungkin untuk


membuang jaringan mati
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah


1

• Urinalisis
2

• Pemeriksaan keseimbangan elektrolit


3

• Analisis gas darah


4

• Radiologi – jika ada indikasi ARDS


5

• Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis SIRS dan MODS
6
PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR

Airway breathing circulation disability environtment

Bebaskan Berikan 02 Pantau Lepaskan


jalan nafas tekanan darah pakaian
Nilai GCS penderita
& nadi

Nilai adanya Kenali & atasi


trauma inhalasi keracunan CO
Periksa luas
Resusitasi luka bakar
cairan
Intubasi bila
terdapat
indikasi Periksa adanya
trauma
penyerta lain
DUA PULUH EMPAT JAM PERTAMA (HARI 1)

Survei primer :
A = Airway

adakah trauma inhalasi: anamnesa, suara serak (stridor)→observasi selama 24 jam bila perlu pasang ET atau lakukan
trakheostomi

B = Breathing

Gangguan nafas karena eschar yang melingkar dada, trauma thorax dll→lakukan escharotomi atau penanganan
trauma thorax yang lain

C = Circulation

Dilakukan resusitasi cairan. Bila penderita syok maka diatasi dulu syoknya dengan infus RL diguyur sampai nadi teraba
atau tekanan darah >90mmHg. Baru kemudian lakukan resusitasi cairan. Cairan yang dibutuhkan dalam penanganan
syok tidak dihitung. Resusitasi cairan yang sering digunakan adalah cara Baxter.
REHIDRASI CAIRAN

Rumus Baxter : 4cc x kgBB x %luka bakar

- Setengah dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam


pertama dan sisanya diberikan selama 16 jam berikutnya)
- Pasang kateter untuk memonitor produksi urin.
- Cairan yang diberikan biasanya RL karena terjadi defisit
Diharapkan produksi urin ½ - 1cc/KgBB/jam
ion Na.
- Pasang CVP pada luka bakar >/=40% dan pada
penderita yang mengalami kesulitan untuk
Cara Evans :
mengukur tekanan darah.
1. %luka bakar x kgBB menjadi NaCl per 24 jam
2. %luka bakar x kgBB menjadi ml plasma per 24 jam
3. Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan,
diberikan 2000cc glukosa 5% per 24jam.
Survei Sekunder:
 Penilaian luas luka bakar dan derajat kedalamannya. Biasanya dihitung sebelum resusitasi cairan definitive
 Pasang NGT. Untuk dekompresi penderita yang mengalami ileus paralitik dan untuk memasukkan makanan
 Cuci luka dengan NaCl dan savlon, keringkan, olesi dengan salep (Dermazin) kemudian rawat luka secara
tertutup
 Pemeriksaan laboratorium darah dan Analisa Gas Darah tiap 24 jam
 Pemberian analgetika dan antibiotika
Terapi Luka Bakar Kimia

• Silvadene digunakan untuk luka bakar pada kulit dan berguna dalam
pencegahan infeksi pada luka bakar derajat 2 dan 3.
Antibiotik • Dioleskan pada kulit 1 atau 2x sehari.
• Eritromicin salep (bacitracin) digunakan untuk mencegah infeksi pada luka
bakar yang terdapat di bagian mata

• Morfin dan asetaminofen diberikan untuk penatalaksanaan nyeri dan


Analgetik mungkin dapat bertindak sebagai sedatif yang penting bagi pasien yang
mengalami cedera pada daerah mata

Anti Inflamasi Non • Advil, Motrin, Ansaid, Naprosyn, dan anaprox adalah obat anti inflamasi
Steroid yang digunakan untuk menghilangkan nyeri ringan sampai sedang
Terapi Luka Bakar Elektrik

Terapi Cairan Osmosis diuretik

Ringer lactat sebagai


pengganti volume cairan
Manitol adalah diuretik
tubuh.
osmosis digunakan untuk
mengembalikan dan
Pemberiannya melalui jalur
mempertahankan urin
intra vena dan harus
output
dihentikan apabila terdapat
tanda-tanda edema pulmo
PROGNOSIS
• Prognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung pada
dalam dan luasnya permukaan luka bakar, dan penanganan sejak awal
hingga penyembuhan. Selain itu faktor letak daerah yang terbakar,
usia dan keadaan kesehatan penderita juga turut menentukan
kecepatan penyembuhan.
• Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien. Penyulit yang timbul
pada luka bakar antara lain gagal ginjal akut, edema paru, SIRS, infeksi
dan sepsis, serta parut hipertrofik dan kontraktur.
KOMPLIKASI

Fase awal, fase akut, • syok, gangguan keseimbangan cairan dan


elektrolit
fase syok

• SIRS : trauma, luka bakar, reaksi autoimun, sirosis,


Fase setelah syok pankreatitis, dll.
berakhir, fase sub akut • MODS ( Multi-system Organ Disfunction Syndrome)

• Hipertrofi Jaringan Parut


Fase lanjut • Kontraktur
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai