Anda di halaman 1dari 16

PALATOSKISIS

Oleh : Ayu Dwi Zulia


Anatomi
• Palatum terdiri atas palatum durum dan palatum molle yang
bersama-sama membentuk atap rongga mulut dan lantai dasar
rongga hidung.

• Terdapat enam otot yang melekat pada palatum durum yaitu


muskulus
levator palatina, muskulus konstriktur pharingeus superior, muskul
us uvula, muskulus palatopharyngeus, muskulus palatoglosus dan
muskulus tensor veli palatina
PENYEBAB EMBRIOLOGI
• Kegagalan bertemunya prosesus nasomedial dan nasolateral
• Kegagalan migrasi dan mesodermal
Definisi Palatoskisis
• Palatoskisis disebut juga cleft palate atau celah palatum
merupakankelainan kongenital pada wajah, kelainan tersebut
berupa atap mulut atau palatum yang tidak berkembang secara
normal pada masa pertumbuhan di dalam kandungan yang
mengakibatkan palatum terbuka sampai ke kavum nasi sehingga
menyebabkan adanya hubungan antara mulut dengan hidung
Epidemiologi
• Prevalensi sekitar 1 - 2 /1000 kelahiran di berbagai
negara di dunia.
• Orang Asia lebih banyak dibandingkan Kaukasia, atau
Kulit hitam.
• Laki-laki lebih banyak dari pada perempuan.
• Rasio celah pada satu sisi dibanding celah dua sisi
adalah 2 : 1.
Etiologi
• Penyebab celah merupakan multifaktor (gabungan
genetik dan linkungan).
• Faktor lingkungan dalam rahim;
- Merokok dan alkohol
- Obat-obatan (aspirin, talidomid, fenitoin,
metotreksat, natrium valproat, dll.)
- Defisiensi nutrisi
- Infeksi (rubella)
Perkembangan
palatum
Klasifikasi
Klasifikasi dari American Cleft Association yaitu :
• Celah palatum primer (anterior):
- Bibir
- Alveols
• Celah palatum sekunder (posterior):
- Celah palatum durum
- Celah palatum mole
- Uvula

Celah dapat lengkap atau tidak, melibatkan seluruh


struktur anatominya atau tidak, unilateral atau bilateral.
Gambar: palatoskisi
Komplikasi
• Kesukaran dalam asupan nutrisi.
• Hambatan fungsi bicara seperti bicara hipernasal,
artikulasi kurang jelas.
• Infeksi telinga dan gangguan pendengaran.
• Infeksi sinus nasalis, hipertrofi tonsil dan adenoid.
• Malformasi, malposisi, dan kehilangan gigi.
• Masalah tampilan kosmetik.
Diagnosis
• USG kandungan
• Pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil dilakukan
untuk mengetahui adanya penyakit toksoplasmosis,
cytomegalovirus dan rubella pada ibu hamil yang
beresiko, ex : pemeriksaan kadar immunoglobulin
IgM dan IgG dalam serum ibu hamil
• Pemeriksaan fisik

• Bayi dengan celah palatum saat menangis akan mengeluarkan


suara mendesis karena terjadi kebocoran udara ke rongga
hidung dan mengalami kesulitan saat menyusui.

• Pemeriksaan rongga mulut dapat rutin dilakukan


setelah bayi lahir, pemeriksaan dapat dimulai dari bentuk waj
ah, lengkung alveola yang sempit bahkan sampai tidak
terbentuk. Bila ditemukan adanya fistula pada palatum lunak
dan keras dapat dicurigai adanya celah palatum
penatalaksanaan
PALATOPLASTY:
* Pada usia ± 20 bulan saat anak mulai belajar
bicara
Penatalaksanan
• Membantu pemasukan nutrisi.
• Infeksi yang ada harus segera diobati dengan
antibiotik.
• Penanganan secara keseluruhan melibatkan berbagai
disiplin ilmu; (ahli bedah maksilofasik, otolaringologi,
pedodontis, ortodontis, prostodontis, ahli patologi alat
bicara, ahli genetika manusia, ahli psikologi, dan
pekerja sosial).
Pencegahan
• mengubah gaya hidup dan pola makan pada
saat ibu hamil.
Menghindari merokok
menghindari alkohol
Nutrisi, pemberian nutrisi yang adekuat pada
saat hamil terutama usia kehamilan trimester
pertama. Ex : vit. A & asam folat.
kesimpulan
• Palatoskisis adalah kelainan pada palatum yang
menyebabkan terdapat celah pada palatum. Penyebab
terjadinya palatoskisis ialah multifaktorial seperti genetik
dan non genetik.

• Penutupan celah palatum durum dan palatum molle


umumnya dilakukan 1 tahap pada pasien berusia 11-12
bulan dan dapat juga dilakukan 2 tahap
yaitu penutupan palatum molle ketika pasien berumur 3-
4 bulan dan tahap ke-
2 saat penutupan palatum durum ketika pasien berumur
18 bulan. Teknik yang dipilih tergantung pada tipe celah
palatumnya

Anda mungkin juga menyukai