Anda di halaman 1dari 10

PALATOSKISIS

Merupakan kelainan kongenital yang paling sering


dijumpai setelah labioskisis.
Suatu saluran abnormal yang melewati langit-langit mulut
dan menuju ke saluran udara dihidung.

Palatoskisis adalah adanya celah pada garis tengah palato yang disebabkan oleh
kegagalan penyatuan susunan palate pada masa kehamilan 7-12 minggu.
Etiologi

1. Faktor genetik
2. Isufisiensi
3. Kurang menkonsumsi asam folat, vit C dan Zn
4. Obat teratogenik
5. Faktor lingkungan
6. Infeksi
Manifestasi Klinis

Pada PalatoSkisis :
o Tampak ada celah pada tekak(uvula) , palato lunak, dan keras /foramen incisive
o Adanya rongga pada hidung
o Distorsi hidung
o Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa dengan jari
o Kesulitan dalam menghisap atau makan
o Distersi nasal sehingga bisa menyebabkan gangguan pernafasan
o Gangguan komunikasi verbal
 
Klasifikasi menurut struktur-struktur yang terkena menjadi:
a. Palatum primer : meliputi bibir, dasar hidung, alveolus dan palatum durum
dibelahan foramen incivisium.
b. Palatum sekunder : meliputi palatum durum dan molle posterior terhadap
foramen.
Klasifikasi menurut organ yang terlibat :
a. Celah bibir (labioskizis)
b. Celah di gusi (gnatoskizis)
c. Celah dilangit (Palatoskizis)
d. Celah dapat terjadi lebih dari satu organ misalnya terjadi di
bibir dan langit – langit (labiopalatoskizis).
Klasifikasi menurut lengkap/ tidaknya celah yang terbentuk :
Tingkat kelainan bibir sumbing bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat,
beberapa jenis bibir sumbing yang diketahui adalah :
a. Unilateral iincomplete : Jika celah sumbing terjadi hanya di salah satu bibir dan
tidak memanjang ke hidung
b. Unilateral complete : Jika celah sumbing yang terjadi hanya disalah satu sisi
bibir dan memanjang hingga ke hidung
c. Bilateral complete : Jika celah sumbing terjadi dikedua sisi bibir dan memanjang
hingga ke hidung.
Komplikasi yang terjadi pada pasien dengan palatoschizis adalah:
 Kesulitan berbicara – hipernasalitas, artikulasi, kompensatori.
 Maloklusi– pola erupsi gigi abnormal.
 Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh otitis media rekurerissekunder
akibat disfungsi tuba eustachius.sekunder akibat disfungsi tuba eustachius.
 Aspirasi. Dengan terganggunya tuba eustachii, menyebabkan reflek menghisap
dan menelan terganggu akibatnya dapat terjadi aspirasi.
 Distress pernafasan. Dengan terjadi aspirasi yang tidak dapat ditolong secara
dini, akan mengakibatkan distress pernafasan
 Resiko infeksi saluran nafas.
 Pertumbuhan dan perkembangan terlambat.
 Asimetri wajah.
 Perubahan harga diri dan citra tubuh. Adanya celah pada bibir dan palatum
serta terjadinya asimetri wajah menyebabkan perubahan harga diri da citra
tubuh.
Pemeriksaan Penunjang Labio Palatoskisisa.
1. Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan
prabedan rutin (misalnya hitung darah lengkap)Pemeriksaan prabedan
rutin (misalnya hitung darah lengkap)
2. Pemeriksaan DiagnosisPemeriksaan Diagnosis- Foto Rontgen- Foto
Rontgen- Pemeriksaan fisik- Pemeriksaan fisik- MRI untuk evaluasi
abnormal- MRI untuk evaluasi abnormal
Pencegahan
1. Menghindari merokok - Ibu yang merokok mungkin merupakan faktor risiko
lingkungan terbaik yang telah dipelajari untuk terjadinya celah orofacial. Ibu yang
menggunakan tembakau selama kehamilan secara konsisten terkait dengan
peningkatan resiko terjadinya celah-celah orofacial.
2. Menghindari alkohol - Peminum alkohol berat selama kehamilan diketahui dapat
mempengaruhi tumbuh kembang embrio, dan langit-langit mulut sumbing telah
dijelaskan memiliki hubungan dengan terjadinya defek sebanyak 10% kasus pada
sindrom alkohol fetal (fetal alcohol syndrome). Pada tinjauan yang dipresentasikan
di Utah Amerika Serikat pada acara pertemuan konsensus WHO (bulan Mei 2001),
3. Nutrisi - Nutrisi yang adekuat dari ibu hamil saat konsepsi dan trimester I kehamilan
sangat penting bagi tumbuh kembang bibir, palatum dan struktur kraniofasial yang
normal dari fetus
• Asam folat
• Vitamin A
• Vitamin B-6
Penatalaksanaan

Keperawatan
• Masalah yang dapat terjadi adalah resiko tersedakMasalah yang dapat terjadi
adalah resiko tersedak.
• Ibu harus dilatih untuk memberikan Asi, yang harus diberikan secara hatiIbu
harus dilatih untuk memberikan Asi, yang harus diberikan secara hatihati dan
sering beristirahat jika tetap mengalami kesukaran. Asi dapat dihati dan sering
beristirahat jika tetap mengalami kesukaran. Asi dapat di pompa pompa dan
dan diberikan diberikan dengan dengan sedotan sedotan sedikit sedikit –
sedikit. Perhatikan agar sedikit. Perhatikan agar pompa pompa payudara
payudara dan dan gelas gelas penampung penampung Asi Asi selalu selalu
diseduh diseduh agar agar tidak tidakterjadi terkontaminasi.terjadi
terkontaminasi.
Penatalaksanaan

Medis
1. Tindakan operasi pertama di kerjakan untuk menutup celah bibir. Tindakan
operasi pertama di kerjakan untuk menutup celah bibir berdasarkan kriteria
berdasarkan kriteria tube tube of ten of ten yaitu umur yaitu umur > 10 > 10
minggu (3 minggu (3 bulan) > bulan) > 1010 pon (5 kg), > 10 gr/dl, leukosit >
10.000/ui. pon (5 kg), > 10 gr/dl, leukosit > 10.000/ui.
2. Tindakan operasi selanjutnya adalah menutup langitan. diTindakan operasi
selanjutnya adalah menutup langitan. dikerjakan sedini mungkin (15-24bulan)
sebelum anak mampu bicarakerjakan sedini mungkin (15-24bulan) sebelum anak
mampu bicara lengkap sehingga pusat bicara di otak belum membentuk cara
bicara.
3. Setelah operasi, anak dapat belajar dari orang lain atau melakukan spechtherapist
untuk melatih atau mengajar anak bicara dengan normal. Therapist untuk melatih
atau mengajar anak bicara dengan normal.
4. Pada umur 8-9 tahun dilakukan operasi penambahan tulang pada celahalveolus /
maksila untuk memungkinkan ablioefodenti mengaturalveolus / maksila untuk
memungkinkan ablioefodenti mengatur pertumbuhan gigi di kanan-kiri celah
supaya normal. pertumbuhan gigi di kanan-kiri celah supaya normal.
Penatalaksanaan

Pencegahan infeksi.
1. Menaati praktek pencegahan infeksi terutama kebersihan tangan sertaMenaati
praktek pencegahan infeksi terutama kebersihan tangan sertamemakai sarung
tangan.memakai sarung tangan.
2. Memperhatikan dengan seksam proses yang telah terbukti
bermanfaatMemperhatikan dengan seksam proses yang telah terbukti
bermanfaatuntuk dekontaminasi dan pencucian peralatan dan benda
kotor,ikutiuntuk dekontaminasi dan pencucian peralatan dan benda
kotor,ikutidengan sterilisasi dan desinfeksi tingkat tinggi.dengan sterilisasi dan
desinfeksi tingkat tinggi.
3. Selalu memoerhatikan teknik aseptik sewaktu melakukan tindakan yangSelalu
memoerhatikan teknik aseptik sewaktu melakukan tindakan yang bersifat bersifat
infasif infasif seperti seperti : : suction suction endotracheal,melakukan
endotracheal,melakukan penyuntikanpenyuntikanobat-obat pada akses perifer
maupun vena central, pemasangan kateterobat-obat pada akses perifer maupun
vena central, pemasangan kateterurine,dll.urine,dll

Anda mungkin juga menyukai