Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN

LABIOPALATOSKIZIS

Oleh:
Atik Pramesti W
APA LABIOPALATOSKIZIS???
DEFINISI

• Labioskisis kongenital anomali berupa kelainan


bentuk pada struktur wajah.
Palatoskisis celah pada garis tengah palato yang
disebabkan oleh kegagalan penyatuan susunan palato
pada masa kehamilan 7-12 minggu.
Etiologi
1. Faktor keturunan 75% resesif dan 25% bersifat dominan.
2.Kelainan kromosom.

Sel normal = 46 kromosom :22 pasang kromosom non-sex


(kromosom 1 s/d 22 ) dan 1 pasang kromosom sex ( kromosom
X dan Y ) menentukan jenis kelamin  Pada penderita bibir
sumbing terjadi Trisomi 13 ( 3 untai kromosom 13 ) jumlah
total kromosom tiap sel= 47.
FAKTOR EKSTERNAL / LINGKUNGAN :

1.Faktor usia ibu


2.Obat-obatan. Asetosal, Aspirin, Rifampisin, Fenasetin,
Sulfonamid, Aminoglikosid, Indometasin, Asam
Flufetamat, Ibuprofen, Penisilamin, Antihistamin dapat
menyebabkan celah langit-langit. Antineoplastik,
Kortikosteroid
3.Nutrisi defisiensi Zn dan B6, vitamin C pada waktu
hamil, kekurangan asam folat.
 4.Penyakit infeksi Sifilis, virus rubella
5.Radiasi
6.Stres emosional
7.Trauma, (trimester pertama)
Klasifikasi
1. Berdasarkan organ yang terlibat
a. Celah di bibir (labioskizis)
b. Celah di gusi (gnatoskizis)
c. Celah di langit (palatoskizis)
d. Terjadi di bibir dan langit-langit(labiopalatoskizis)
2. Berdasarkan lengkap/tidaknya celah terbentuk
a.Unilateral Incomplete.
celah sumbing disalah satu sisi bibir dan tdk memanjang kehidung.
b.Unilateral Complete.
sumbing hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang ke hidung.
c.Bilateral Complete.
Jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang
hingga ke hidung.
GEJALA DAN TANDA
1.TERJADI PEMISAHAN LANGIT± LANGIT
2.TERJADI PEMISAHAN BIBIR
3.TERJADI PEMISAHAN BIBIR DAN LANGIT± LANGIT.
4. DISTORSI HIDUNG
5. ADANYA RONGGA PADA HIDUNG
6. SUKAR MENGHISAP / MAKAN
KOMPLIKASI

1.Gangguan bicara dan pendengaran


2.Terjadinya otitis media
3.Aspirasi
4.Distress pernafasan
5.Risiko infeksi saluran nafas
6.Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.Foto rontgen
2.Pemeriksaan fisik
3.MRI untuk evaluasi abnormal
PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK
1. Tergantung pada beratnya kecacatan
2. Prioritas pertama pada teknik pemberian nutrisi yang adekuat
3. Mencegah komplikasi
4. Fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
5. Pembedahan: pada labio sebelum kecacatan palato; perbaikan
dg pembedahan usia beberapa minggu untuk mencegah
kolaps maxilaris, merangsang pertumbuhan tulang, dan
membantu dalam perkembangan bicara dan makan, dapat
dilakukan sebelum pembedahan perbaikan.
6.Pembedahan pada palato dilakukan pada waktu 6 bln - 2 th,
tergantung pada derajat kecacatan. Awal fasilitas penutupan
adalah untuk perkembangan bicara.
PENATALAKSANAAN

a. Dilakukan bedah elektif melibatkan beberapa disiplin ilmu.


 tetapi waktu yang tepat untuk operasi tersebut bervariasi.
b. Tindakan pertama dikerjakan untuk menutup celah bibir
berdasarkan kriteria rule of ten yaitu umur > 10 mgg, BB > 10
pon/ 5 Kg, Hb > 10 gr/dl, leukosit > 10.000/ui
c. Tindakan operasi selanjutnya adalah menutup
langitan/palatoplasti dikerjakan sedini mungkin (15-24
bulan) sebelum anak mampu bicara lengkap seingga pusat
bicara otak belum membentuk cara bicara. Pada umur 8-9
tahun dilaksanakan tindakan operasi penambahan tulang
pada celah alveolus/maxilla untuk memungkinkan ahli
ortodensi mengatur pertumbuhan gigi dikanan dan kiri celah
supaya normal.
PENATALAKSANAAN
d. Operasi terakhir pada usia 15-17 tahun dikerjakan
setelah pertumbuhan tulang-tulang muka.
e. Operasi mungkin tidak dapat dilakukan jika anak
memiliki kerusakan horseshoe´yang lbar. Dalam hal ini,
suatu kontur seperti balon bicara ditempl pada
bagianbelakang gigi geligi menutupi nasofaring dan
membantu anak bicara yang lebih baik.
f. Anak tersebut juga membutuhkan terapi bicara, karena
langit-langit sangat penting untuk pembentukan bicara,
perubahan struktur, juag pada sumbing yang
telahdiperbaik, dapat mempengaruhi pola bicar secara
permanen.
Prinsip perawatan secara umum
1. Lahir ; bantuan pernafasan dan pemasangan NGT (Naso Gastric
Tube) untuk membantu masuknya makanan ke lambung.
2. Umur 1 minggu; pembuatan feeding plate u/ membantu
menutup langit-langit dan mengarahkan pertumbuhan.
3. Umur 3 bulan; labioplasty atau tindakan operasi untuk bibir,
alanasi (untuk hidung) dan evaluasi telinga.
4. umur 18 bulan - 2 tahun; palathoplasty; tindakan operasi langit-
langit bila terdapat sumbing pada langit-langit.
5. Umur 4 tahun : dipertimbangkan repalatorapy /pharingoplasty.
6. umur 6 tahun; evaluasi gigi dan rahang, evaluasi pendengaran.
7.umur 11 tahun; (cangkok tulang pada pinggir alveolar
untuk memberikan jalan bagi gigi caninus).
8. umur 12-13 tahun; final touch; perbaikan2 bila diperlukan.
9. umur 17-18 tahun; orthognatik surgery bila perlu
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
• Data Umum
 Riwayat Kesehatan
Riwayat kehamilan
 Pemeriksaan Fisik
a. Kerusakan dalam menghisap
b. Menelan
c. Makan
d.Terjadi penurunan bernapas
e.Mudah tersedak
f. Distres pernapasanan dan dispnea
Diagnosa keperawatan
 Pra Pembedahan
a. Resiko aspirasi b.d ketidakmampuan
mengeluarkan sekresi secara spontan karena
sumbing palatum dan bibir sehingga terjadi
ketidakmampuan dalam menghisap
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d
kesukaran menelan oleh karena kecacatan pada
daerah palatum
Diagnosa keperawatan

 Pasca Pembedahan
a.Resiko infeksi b.d adanya insisi luka akibat proses
pembedahan
b. Perubahan membran mukosa oral b.d insisi akibat
pembedahan
c. Perubahan proses keluarga b.d kehilangan yang
dikaitkan dengan kelahiran anak dengan kecacatan
Resiko aspirasi b.d ketidakmampuan mengeluarkan
sekresi secara spontan karena sumbing palatum dan
bibir shg terjadi ketidakmampuan dalam menghisap
DEFINISI
Resiko aspirasi : Suatu kondisi dimana anak beresiko untuk
masuknya sekret, benda padat atau cairan ke dalam saluran
trakeobronkeal
TUJUAN
rencana yang dapat dilakukan adalah mencegah agar tidak
terjadi aspirasi dengan mempertahankan kepatenan jalan napas
dan saluran cerna.
Kriteria Pengkajian Fokus
 Data Subyektif
riwayat masalah dlm menelan/aspirasi
 Data Obyektif
Kemampuan menelan
Regurgitasi nasal
Batuk satu/dua detik setelah menelan
INTERVENSI
1. Atur posisi kepala dengan mengangkat kepala waktu minum.
Rasional : Semua Bayi baru lahir memiliki tonus otot sfingter
kardiak esofagus yg buruk shg mempermudah terjadinya
regurgitasi .
2. Gunakan DOT dg puting yg panjang dan lembut dg lubang yg
besar.
Rasional : Bayi tdk dapat menghisap dg baik bila
menggunakan puting susu yg normal
3. Jangan tempatkan puting melalui celah
Rasional : penghisapan penting u/ perkembangan otot guna
meningkatkan kemampuan bicara selanjutnya
4. Berikan tekanan yg lembut pd bagian dasar botol
Rasional :guna membantu bayi mengontrol aliran susu dg
menggunakan lidah dan palatumnya
5. Sendawakan bayi setiap selesai menyusu
Rasional : sering banyak udara yg ikut tertelan saat
makan.
6. jika pemberian makan melalui dot tidak berhasil
gunakan spuit berujung karet untuk meneteskan susu
formula ke bagian belakang lidah
6. Rasional : Pemberian tekanan lembut pd bagian
bawah botol dpt membantu bayi mengontrol lidah dan
palatumnya.
7. Monitor status pernapasan selama pemberian makan
seperti frekuensi napas, irama, serta tanda-tanda
adanya aspirasi.
Rasional :Untuk memantau kalau bayi tidak dapat
bernapas karna aspirasi.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d
kesukaran menelan oleh karena kecacatan pada
daerah palatum
 Definisi
 Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh : Kondisi ini
dialami oleh bayi yg tidak mengalami puasa atau beresiko
mengalami penurunan BB yg b.d tidak cukupnya masukan
Kriteria Mayor
Individu mempunyai ketidakcukupan masukan makanan
Kriteria Minor
BB 10%-20% dibawah normal
Lipatan kulit trisep , lingkar lengan tengah dan lingkar otot
pertengahan lengan < 60% dr ukuran standar
penurunan albumin serum
INTERVENSI
1. Monitor kemampuan menelan dan menghisap.
 Rasional : mengetahui kemampuan menelan menghisap bayi.
2. Timbang berat badan setiap hari.
 Rasional : mengetahui status nutrisi anak setiap harinya.
3. Jangan diangkat dot selama bayi menghisap.
 Rasional : Mencegah terjadinya cedera.
4. Sendawakan dengan sering selama pemberian makan.
 Rasional : Karena cenderung menelan banyak udara.
5. Kolaborasi tindakan pembedahan :
Rasional : Untuk memperbaiki bagian mulut yang rusak.
Resiko infeksi b.d meningkatnya kerentanan
bayi sekunder akibat luka terbuka post
pembedahan labioplasty
DEFINISI
Suatu kondisi dimana individu beresiko terkena agen oportunis
atau patogenis (virus, bakteri, jamur, protozoa atau parasit lain)
dari berbagai sumber dari dalam ataupun dari luar tubuh
Tujuan
Mempertahankan kesterilan dari luka akibat insisi dengan
mencegah terjadinya infeksi.
KRITERIA PENGKAJIAN FOKUS
Data Subyektif
-
Data Obyektif
Adanya luka pembedahan
Kriteria Hasil
Keluarga menyebutkan faktor risiko yg berkaitan dg infeksi dan
tindakan kewaspadaan yg dibutuhkan
Indikator:
1. Mendemonstrasikan teknik mencuci tangan yg tepat saat plg
2. Menjelaskan ttg metode penularan infeksi
3. Menjelaskan ttg peranan nutrisi dalam mencegah infeksi
INTERVENSI
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dg semua klien atau spesimen.
Rasional : mencuci tangan dapat mengurangi risiko kontaminasi silang.
2. Lakukan monitor adanya tanda infeksi seperti bau, keadaan luka, keutuhan
jahitan,kemerahan, inflamasi.
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi.
3. Lakukan monitor tanda-tanda vital
Rasional : keadaan infeksi mempengaruhi perubahan ttv.
4. Lakukan perawatan luka pasca operasi dengan teknik aseptik.
Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi.
5. Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian terapi antibiotik.
Rasional : pemberian antibiotik pada rentang waktu yang tepat membantu
mempertahankan kadar terapeutik obat.
6. Kaji status nutrisi klien guna memberikan asupan protein dan kalori yg
sesuai u/ penyembuhan
Rasional : asupan protein dan kalori meningkatkan daya tahan tubuh
Perubahan membran mukosa oral b.d insisi akibat
pembedahan
DEFINISI
Suatu kondisi dimana seorang anak mengalami atau berada pada
kerusakan jaringan pada mukosa oral
BATASAN KARAKTERISTIK
KRITERIA MAYOR (Harus terdapat)
Kerusakan membran mukosa oral
KRITERIA MINOR (Mungkin terdapat)
Drainase purulen
Lesi oral
edema
TUJUAN
mempertahankan keutuhan mukosa oral agar
gangguan integritas mukosa oral dapat teratasi.
KRITERIA HASIL
1. Anak akan menunjukkan integritas rongga
mulut.
2. Anak akan menunjukkan bebas dari plak yang
membahayakan untuk mencegah infeksi
3. Bebas dari rasa tidak nyaman oral selama
pemasukan makan dan minuman
INTERVENSI
1. Monitor adanya keutuhan kulit, perdarahan.
Rasional : Mencegah terjadinya kerusakan integritas kulit.
2. Bersihkan daerah insisi dengan menggunakan normal saline
dan bersihkan sisi makan didaerah mulut.
Rasional : Menurunkan resiko infeksi
3. Hindari menangis dengan keras.
Rasional : Karena dapat menyebabkan tegangan pada jahitan.
4. Lakukan pergerakan aktif atau pasif .
Rasional : Untuk memperbaiki sirkulasi.
5. Lakukan pembilasan mulut dengan air bersih sebelum dan
sesudah pemberian makan.
Rasional : Mencegah terjadinya aspirasi saat pemberian makan
dan agar daerah mulut tetap bersih..
6. Pertahankan alat pelindung bibir.
Rasional : Untuk melindungi garis jahitan.
7. Lakukan perawatan luka pasca pembedahan
secara aseptik.
Rasional : Menurunkan resiko infeksi
8. Bersihkan daerah garis sutura dan oleskan
salep antibiotika.
Rasional : Karena inflamasi atau infeksi akan
mempengaruhi penyembuhan dan efek
kosmetik dari perbaikan pembedahan.
Perubahan proses keluarga b.d kehilangan yang
dikaitkan dg kelahiran anak dengan kecacatan
DEFINISI
Suatu keadaan dimana dukungan keluarga yg biasa diterima,
mengalami risiko atau mendapat suatu stressor yang mengancam
fungsi yg sebelumnya efektif
BATASAN KARAKTERISTIK
KRITERIA MAYOR (Harus terdapat)
Tidak dapat menyesuaikan diri scr konstruktif terhadap krisis
Tdk dpt berkomunikasi scr terbuka & efektif diantara anggota klg
KRITERIA MINOR (Mungkin terdapat)
Tidak terpenuhinya kebutuhan emosional pd semua anggota klg
Tidak terpenuhinya kebutuhan spiritual pd semua anggota klg
Tidak dpt mengekspresikan perasaan dlm rentang yg lebar
INTERVENSI
1. Tingkatkan partisipasi keluarga dalam perawatan.
Rasional : Untuk memberikan rasa aman dan nyaman.
2. Jelaskan dan demontrasikan kepada keluarga cara perawatan,
pemberian makan dengan alat, cara mencegah infeksi, cara
mencegah aspirasi, cara pengaturan posisi, dan cara
membersihkan mulut setelah makan.
Rasional : Meningkatkan kemandirian keluarga dalam
perawatan
3. Ciptakan lingkungan RS yg mendukung dan pribadi u/ klg
Rasional : memberikan dukungan kepada keluarga dalam
memenuhi kebutuhannya
ada
pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai